Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 58 ayat untuk kemunafikan (0.000 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 12:2) (ende)

Salah anggapan dan kemunafikan kaum parisi akan kentara dalam tjahaja kebenaran Indjil.

(0.75) (Luk 16:15) (ende: Apa jang megah)

jaitu kekajaan dan kehormatan serba duniawi, jang sangat dibanggakan orang parisi.

(0.63) (Mat 9:16) (ende)

Tjita-tjita Keradjaan Allah baru, dan nilai-nilai Indjil jang mahaluhur tidak patut dan tidak mungkin ditampung dalam bentuk kesalehan lahiriah dan kemunafikan orang parisi, maupun dalam bentuk ibadat hukum taurat umumnja.

(0.63) (1Tim 6:5) (ende: Sumber keuntungan)

Dalam 1Ti 4:2-3 kesalehan gandjil orang-orang itu disifatkan sebagai "kemunafikan". Dengan kesalehannja jang pura-pura itu mereka berusaha menarik banjak penganut, untuk memperoleh untung djasmani dari mereka.

(0.54) (Luk 12:1) (full: KEMUNAFIKAN. )

Nas : Luk 12:1

Yesus mencela kemunafikan orang Farisi, dan memperingatkan murid-Nya untuk berhati-hati agar dosa ini tidak memasuki kehidupan dan pelayanan mereka.

  1. 1) Kemunafikan berarti memperlihatkan sikap dan tindakan yang tidak sesuai dengan perbuatannya -- misalnya: bertindak di hadapan umum sebagai seorang percaya yang saleh dan setia, padahal sedang menaruh dosa yang tersembunyi, kedursilaan, ketamakan, nafsu, atau ketidakadilan lainnya. Orang munafik adalah seorang penipu dalam hal kebenaran yang dapat dilihat

    (lihat art. GURU-GURU PALSU).

  2. 2) Karena kemunafikan menyangkut hidup dalam dusta, maka itu membuat seseorang menjadi rekan kerja dan sekutu Iblis, bapa segala dusta (Yoh 8:44).
  3. 3) Yesus memperingatkan murid-murid-Nya bahwa segala kemunafikan dan dosa yang tersembunyi akan dibuka, jika tidak dalam hidup sekarang, pastilah pada hari penghakiman (lih. Rom 2:16; 1Kor 3:13; 4:5; Wahy 20:12). Apa yang dilakukan secara rahasia di balik pintu yang tertutup pada suatu saat akan disingkapkan secara terang-terangan (ayat Luk 12:2-3).
  4. 4) Kemunafikan adalah suatu tanda bahwa seseorang tidak takut akan Allah (ayat Luk 12:5) dan tidak memiliki Roh Kudus dengan kasih karunia pembaharuannya (lih. Rom 8:5-14; 1Kor 6:9-10; Gal 5:19-21; Ef 5:5). Sementara tinggal dalam kondisi demikian, seseorang tidak dapat "meluputkan diri dari hukuman neraka" (Mat 23:33).
(0.49) (Luk 14:1) (sh: Kemunafikan: racun kehidupan (Rabu, 3 Maret 2004))
Kemunafikan: racun kehidupan

Orang munafik selalu merasa lebih baik daripada orang lain. Perasaan demikian muncul karena status, prestise, atau juga prestasi yang dilebih-lebihkan. Perasaan pede yang berlebihan ini mengakibatkan mereka lalai untuk memeriksa diri apakah tindakan mereka sesuai dengan status; prestasi mereka sepadan dengan prestise. Mereka juga akan cenderung curiga dan menganggap orang lain yang berhasil sebagai musuh atau saingan.

Sekali lagi Yesus mengkonfrontir orang-orang Farisi dengan kemunafikan mereka (ayat 3), mereka bungkam tidak bisa membantahnya (ayat 6). Sabat adalah larangan bagi orang lain, tetapi mereka akan selalu mencari alasan untuk membenarkan diri ketika melanggarnya. Ketidakpekaan terhadap orang lain selain membuat mereka tidak peduli pada orang lain, juga membuat akal sehat mereka tumpul. Yesus menunjukkan bagaimana orang sedemikian akan dipermalukan melalui perumpamaan pesta perkawinan (ayat 7-11). Kerendahan hati adalah kata kuncinya! Rendah hati berarti mengenali diri sendiri dan posisinya secara tepat, baik di mata Allah, maupun di hadapan orang lain.

Akhirnya, Yesus juga mengingatkan agar kemunafikan diganti dengan sikap peduli kepada orang lain. Orang munafik cenderung memilih-milih orang untuk dijadikan teman bergaul; pergaulan mereka dilakukan bukan atas dasar kemanusiaan, tetapi atas dasar prestise. Maka, perumpamaan di 12-14 ini sangat tepat untuk menyindir orang-orang munafik. Pergaulan sedemikian tidak menjadi berkat, baik bagi orang yang diundang maupun bagi diri sendiri. Sebaliknya orang yang kemanusiaannya tinggi bergaul dengan tidak memandang golongan, prestise sebagai alat ukur untuk orang lain.

Renungkan: Kemunafikan adalah racun kehidupan yang lambat tetapi pasti akan menghancurkan hidup, prestise, dan prestasimu.

(0.44) (Yes 58:1) (full: SERUKANLAH KUAT-KUAT. )

Nas : Yes 58:1

Nabi Yesaya dengan nyaring mengecam dosa umat itu bagaikan bunyi sangkakala yang amat nyaring; pelanggaran dan kemunafikan umat Allah harus disingkapkan. Jikalau utusan Allah lalai menunjukkan dosa-dosa umat-Nya, mereka tidak setia kepada panggilan Allah.

(0.44) (Mat 23:28) (full: DI SEBELAH LUAR ... BENAR. )

Nas : Mat 23:28

Yesus melanjutkan kecaman-Nya terhadap para pemimpin agama dan pengkhotbah pada zaman itu yang perilakunya di depan umum tampak benar, tetapi hatinya penuh kemunafikan, kesombongan, hawa nafsu, dan kefasikan. Mereka itu seperti halnya kuburan yang dicat, luarnya indah dan menarik tetapi dalamnya penuh dengan segala kebusukan dan kejahatan. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai guru-guru palsu ini,

lihat art. GURU-GURU PALSU.

(0.44) (Mzm 12:1) (jerusalem: Doa minta tolong terhadap orang yang curang) Doa ratapan ini bergaya bahasa seperti nubuat para nabi. Ia meratapi kejahatan, khususnya kemunafikan, yang merajalela dalam masyarakat, Maz 11:2-3, dan memanjatkan doa permohonan supaya Tuhan sudi bertindak, Maz 11:4-5. Maka Tuhan menjawab dengan janji bahwa hendak turun tangan, Maz 11:6 Firman Tuhan itu meneguhkan kepercayaan pemazmur, Maz 12:7-8.
(0.44) (1Raj 14:1) (sh: Kemunafikan Yerobeam (Sabtu, 14 Agustus 2004))
Kemunafikan Yerobeam

Orang yang pernah mendapat belas kasih Allah, namun dalam hidupnya kemudian melawan Allah adalah orang durhaka. Ketika kesulitan menghadangnya, ia bertindak secara diam-diam meminta pertolongan Allah tanpa benar-benar bertobat, itu adalah kemunafikan!

Kemunafikan seperti itu terlihat dalam diri Yerobeam. Ia telah berbuat durhaka kepada Allah dengan perbuatannya mendirikan patung lembu emas dan mezbah untuk menyembah patung itu. Ia sudah membawa Israel ke dalam penyembahan berhala dan mengkhianati ikatan Perjanjian Sinai, sehingga Allah mengirimkan abdi-Nya untuk menubuatkan penghukuman yang memang pantas bagi Yerobeam (ayat 13:1-5). Tetapi, itu tidak membuat Yerobeam sadar. Ketika anaknya sakit, ia mencari Allah, melalui Nabi Ahia. Ia mengutus istrinya berpura-pura menyamar untuk mengelabui Ahia. Memang Ahia secara fisik buta, tetapi mata rohaninya tidak buta. Allah menyatakan muslihat Yerobeam dengan jelas kepada Ahia (ayat 1-5).

Mencari pertolongan pada Allah, apa salahnya? Tentu saja tidak salah kalau memang disertai dengan pertobatan, penyesalan akan dosa-dosa, dan bertekad untuk setia kembali melakukan kehendak-Nya. Masalahnya, Yerobeam hanya mencari pertolongan pada Allah, tetapi tidak disertai dengan mencari pengampunan. Yang didapatkan Yerobeam bukan pertolongan Allah melainkan penghukuman. Anaknya tidak akan sembuh (ayat 12-13). Kerajaannya akan jatuh ke tangan orang lain, dinastinya akan berakhir (ayat 14). Israel akan dihukum dengan diserakkan ke seberang sungai Efrat dan diacuhkan oleh Allah karena dosa-dosa mereka (ayat 15-16).

Jangan berlaku seperti Yerobeam. Jangan mempermainkan Allah. Kalau Anda tidak benar-benar bertobat, Anda adalah orang munafik. Orang munafik akan dihancurkan Allah, karena ia bukan hanya berdosa terhadap Allah saja tetapi berpotensi besar membawa orang lain berdosa juga.

Camkanlah: Orang munafik tidak akan mendapat belas kasih Allah. Orang munafik akan dihukum Allah dengan keras.

(0.43) (Yes 58:1) (sh: Kesalehan yang palsu berarti kemunafikan (Sabtu, 20 Maret 1999))
Kesalehan yang palsu berarti kemunafikan

Banyak orang beranggapan bahwa seseorang itu dikatakan "saleh", bila dia mampu menjalankan setiap ketentuan dan tuntutan ajaran agamanya. Namun anggapan ini sangat berbahaya, bila ketentuan dan tuntutan ajaran agama tersebut dijalankan dengan motivasi salah. Misalnya, agar dipuji orang dan disebut sebagai orang saleh. Secara khusus, Yesaya menyinggung pola berpuasa yang salah. Puasa dianggap cukup bila kita tidak makan dan minum. Namun penindasan, pemerasan, kelaliman terhadap para buruh, orang asing dan kaum lemah tetap dilakukan. Bukankah hanya orang-orang munafik yang melakukan hal ini? Tuhan Yesus, dalam Perjanjian Baru, mengecam: "Celakalah hai orang-orang munafik!"

Kesalehan yang sejati. Allah menghendaki agar dalam berpuasa, umat belajar untuk memiliki kesungguhan hati dan merendahkan diri. Tujuannya, agar kita terlepas dari keinginan untuk menindas orang lain, terlepas dari sikap egois dan serakah. Berpuasa berarti bertobat, yaitu meninggalkan cara hidup yang lama, dan memiliki hidup yang baru sesuai dengan kehendak Allah: membela hak yang lemah, memberi makan yang lapar, memberi pakaian yang telanjang, dll. Apakah keberadaan kita di tengah masyarakat adalah menjadi berkat yang nyata dirasakan oleh siapa pun di sekeliling kita?

Doa: Ya Tuhan, ampunilah kami yang seringkali jatuh dalam kemunafikan. Ajarlah kami untuk melakukan kehendak Tuhan dengan motivasi yang benar.

(0.43) (Yes 66:1) (sh: Kemunafikan (Jumat, 7 Mei 1999))
Kemunafikan

Dalam rangka penggenapan janji-Nya, Allah memastikan bahwa hanya orang yang saleh dan tulus mengasihi-Nya yang berbahagia. Sebaliknya, dalam kepastian itu Allah selalu memberi peringatan kepada orang fasik. Allah tahu pasti keadaan orang-orang jahat yang tidak tulus dan tidak patuh kepada-Nya. Khusus kepada para penganut paham sinkretisme (menyembah Allah, tetapi juga menyembah berhala), Allah akan memperlakukan mereka dengan tegas dan bahkan segala sesuatu yang ditakuti mereka menjadi bagian mereka. Allah tidak suka kemunafikan. Milikilah sikap yang tulus kepada Allah dalam segala aspek kehidupan.

Ketulusan hati. Firman Tuhan jelas mengatakan bagaimana seharusnya sikap ibadah umat kepada Tuhan; mulai dari cara bagaimana manusia memberikan persembahan (korban bakaran, korban sajian dan korban kemenyan) sampai kepada sikap hati manusia kepada Allah. Namun sering kalimat lebih suka memilih jalannya sendiri dan tidak mau mendengarkan firman-Nya. Akibatnya, semua persembahan tersebut hampa dan sia-sia, bahkan dibenci Allah. Allah pasti akan menghukum mereka yang tidak tulus.

Renungkan: Allah murka kepada orang yang rajin beribadah; tetapi sikap dan tindakan hidupnya menyelewengkan kebenaran firman-Nya.

(0.38) (Mat 15:1) (sh: Setia kepada firman (Selasa, 8 Februari 2005))
Setia kepada firman

Apakah tidak mencuci tangan sebelum makan merupakan tindakan yang melanggar Hukum Taurat? Ada dua pandangan mengenai hal tersebut. Bagi orang Farisi dan ahli Taurat perbuatan itu sudah melanggar Hukum Taurat (ayat 2), tetapi Tuhan Yesus mengatakan, "Tidak."

Ada dua alasan mengapa Tuhan Yesus menyatakan demikian. Pertama, Yesus menegur kemunafikan mereka karena menggantikan Hukum Taurat dengan ajaran tradisi mereka (ayat 3, 6). Mungkin pada mulanya tradisi-tradisi seperti itu dimaksudkan untuk mendorong dan memastikan orang Israel taat sepenuhnya terhadap Hukum Taurat. Misalnya tradisi menjanjikan persembahan uang atau harta yang diberikan ke Bait Allah, mungkin dimaksudkan supaya umat setia beribadah kepada Allah. Praktiknya tradisi ini bahkan mengizinkan seseorang untuk mengabaikan perintah Tuhan yang lebih prinsip yaitu menghormati orang tua. Kedua, sebenarnya makan dengan tangan yang belum dicuci tidak melanggar Hukum Taurat. Inti Hukum Taurat bukan terletak pada peraturan-peraturan jasmani melainkan terletak di hati (ayat 18). Hati yang kudus akan menghasilkan perbuatan kudus, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, Yesus mengecam tradisi yang hanya mementingkan tindakan lahiriah, tetapi mengabaikan yang Tuhan inginkan.

Betapa mudahnya seseorang jatuh ke dalam dosa kemunafikan. Sepertinya ia saleh dan setia kepada Tuhan dengan menjalankan tata peraturan agamawi, tetapi telah melanggar perintah Tuhan lainnya yang lebih penting untuk dilakukan. Bisa jadi, kita dapat bahkan sering melakukan hal yang serupa ini yaitu memutarbalikkan kebenaran firman Tuhan untuk kepentingan diri sendiri. Kita juga berperilaku seolah-olah saleh padahal hanya ingin dipuja-puji orang lain. Mungkin orang lain bisa terkecoh oleh sikap itu. Akan tetapi, Tuhan tidak dapat dikelabui sebab Ia melihat hati setiap orang.

Camkan: Menumbuhkan firman-Nya dalam hati adalah kunci untuk mencegah dosa kemunafikan.

(0.38) (Luk 13:10) (sh: Kerajaan Allah vs kemunafikan (Senin, 1 Maret 2004))
Kerajaan Allah vs kemunafikan

Tanda-tanda kehadiran Allah tidak selalu terwujud dalam hal yang besar dan menakjubkan. Seperti misalnya, dua orang yang sehati berdoa memohon urapan Tuhan atas pelayanan pemberitaan Injil mereka. Setelah bertahun-tahun berdoa dan ber-PI, kini mereka telah menghimpun lebih dari seribu orang petobat dan murid Kristus yang dengan doa dan semangat yang sama mengabarkan Injil.

Di sisi lainnya kita melihat orang yang berpengetahuan banyak akan firman Tuhan, sehingga merasa berkompeten untuk bisa menegur orang yang tidak mematuhinya, tetapi ia sendiri melanggarnya. Kemunafikan seperti itu jelas tidak bermanfaat, sebaliknya menghambat orang lain maupun dirinya untuk bertumbuh. Sikap munafik ditunjukkan oleh kepala rumah ibadat pada hari Sabat ketika ia memarahi orang-orang yang datang untuk disembuhkan Yesus (ayat 14). Ia melarang Yesus 'bekerja' pada hari Sabat, padahal ia sendiri 'bekerja' dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan rutin di rumahnya (ayat 15).

Namun, dalam hal ini, persoalan yang lebih utama adalah sikap ketidakpeduliannya terhadap kebutuhan orang lain (ayat 16) sementara ia sibuk untuk mengurus kepentingan diri sendiri. Tindakan Yesus melakukan mukjizat penyembuhan pada hari Sabat merupakan suatu demonstrasi kehadiran Kerajaan Allah di dunia.

Memang kehadiran Kerajaan Allah tidak selalu terlihat besar dan megah. Ia mulai dari kecil seperti biji sesawi, namun, kemudian bertumbuh menjadi pohon yang besar. Atau, seperti sedikit ragi yang mengkhamirkan adonan roti. Kerajaan Allah hadir secara diam-diam, tetapi pengaruh yang dihasilkannya memberkati banyak orang.

Renungkan: Orang Kristen sejati tidak perlu gembar gembor menyatakan kekristenannya, namun ia akan menjadi berkat bagi banyak orang, dan Injil Tuhan disebarluaskan.

(0.37) (Bil 30:2) (full: BERNAZAR ATAU BERSUMPAH. )

Nas : Bil 30:2

Pasal ini menjelaskan bahwa Allah menuntut agar umat-Nya memenuhi janji mereka kepada-Nya dan kepada orang lain. Melalui hukum-hukum ini Allah menekankan kepada mereka betapa seriusnya suatu sumpah atau nazar, dan Dia menekankan bahwa ketidaksungguhan, berbohong, dan kemunafikan tidak ada tempat di kalangan umat Allah. Akan tetapi, disediakan peraturan-peraturan khusus mengenai sumpah gegabah dari kaum muda (ayat Bil 30:3-5) dan sumpah yang mempengaruhi hubungan suami dengan istri atau ayah dengan putrinya.

(0.37) (Mat 10:27) (jerusalem: dari atas atap rumah) Yesus hanya dapat menyampaikan kabarNya secara terselubung, oleh karena para pendengarnya tidak mampu mengertiNya, Mar 1:34+, dan oleh karena Ia sendiri belum juga menyelesaikan karyaNya dengan mati dan bangkit. Kemudian murid-muridNya dapat dan wajib menyampaikan kabarNya tanpa takut-takut. Makna perkataan sama dalam injil Lukas berbeda sekali: murid-murid jangan meniru kemunafikan orang-orang Farisi: segala sesuatunya yang mereka sangka dapat disembunyikan akhirnya toh umum diketahui; jadi hendaknya mereka berkata dengan terus terang saja.
(0.35) (Kis 5:1) (sh: Musuh dalam selimut (Senin, 31 Mei 1999))
Musuh dalam selimut

Gereja yang dipenuhi Roh Kudus, tidak menjamin bahwa semuanya penuh keindahan dan kebenaran. Setelah musuh dari luar tidak mampu membendung kesaksian para rasul ada musuh yang dari dalam. Sepasang suami istri yang cemburu akan penghargaan yang diterima Barnabas, telah menjual tanah mereka dan menyumbangkan hasilnya untuk orang miskin. Tetapi mereka bersekongkol untuk berpura-pura telah memberikan semua hasil penjualan tanah itu -- padahal menyimpan sebagian dari hasil penjualan. Akibat tipuan itu mereka berdua ditimpa kematian mendadak. Kejadian ini menakutkan seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar kejadian itu (ay. 11).

Tiga pelajaran utama. Pertama, Ananias dan Safira tidak berdosa kepada para rasul, tetapi kepada Allah. Allah membenci kemunafikan. Dosa yang menghancurkan dan meracuni persekutuan Kristen ini diungkapkan agar gereja menjauhkan kemunafikan. Kedua, Ananias dan Safira telah gagal menjaga kesucian hati nuraninya. Kesucian hati nurani sangat penting bagi kelangsungan hidup umat tebusan-Nya. Ketiga, pentingnya menegakkan disiplin gereja. Gereja harus waspada terhadap pelanggaran yang dilakukan jemaat, sebab hal-hal itu bisa menjadi senjata Iblis untuk menghancurkan persekutuan Kristen.

(0.35) (Rm 2:17) (sh: Pengajar dan pelaku Firman Allah. (Rabu, 13 Mei 1998))
Pengajar dan pelaku Firman Allah.

Apa sebab orang Yahudi cenderung merasa diri lebih dari orang kafir? Karena merasa diri berpegang pada Taurat, tahu kehendak Allah, tahu mana benar mana salah (ayat 17-18). Tetapi Firman Allah adalah kehendak Allah yang tidak cukup dipelajari dan diketahui tetapi harus ditaati. Dengan sikap yang angkuh mereka mengajarkannya dengan sangat menekankan segi hukum (legalistis)nya, agar orang kain mematuhi dengan sungguh-sungguh (ayat 20) tetapi mereka yang mengajarkannya itu, mengkhianati dan melanggarnya sendiri (ayat 21-22). Akibatnya mencemarkan nama Allah di hadapan bangsa-bangsa lain (ayat 23-24).

Bukan lambangnya, tetapi maknanya. Kemunafikan orang Yahudi itu langsung menelanjangi ketidakberdayaan manusia. Manusia memang tidak mampu menaati kehendak Allah dan menyenangkan hati Allah bila hanya bergantung pada kekuatan sendiri. Bukan Taurat yang menyelamatkan tetapi anugerah Allah. Bukan sunat menyelamatkan sebab sunat hanyalah lambang yang menunjuk kepada kuasa Injil Yesus yang mampu menyunat hati manusia menjadi tahir.

Renungkan: Dosa sudah sedemikian merusak manusia. Bagaimanapun kita berupaya mengatasinya, akhirnya hanya Nama Tuhan saja dipermalukan. Hanya kuasa Injil dapat sungguh menciptakan hati yang tulus berniat memuliakan Tuhan.

Doa: Tuhan, sadarkan kami dari segala kemunafikan kami.

(0.31) (1Tim 4:2) (ende: Kemunafikan)

Kesalehan luarbiasa dan memang hebat orang-orang tersebut mengagumkan orang-orang jang dangkal pikirannja, sehingga mereka mendjadi penganut. Mereka melarang dan menghina perkawinan dan menjuruh berpantang dari djenis-djenis makanan, seperti tidak makan daging dan minum anggur. Itu memang suatu adjaran palsu jang diilham oleh setan, dan kesalehan jang menjolok mata itu sebenarnja kesalehan pura-pura sadja.

(0.31) (Ams 28:9) (full: DOANYA ADALAH KEKEJIAN. )

Nas : Ams 28:9

Allah tidak akan menjawab doa orang yang tidak sungguh-sungguh mengabdi untuk taat kepada-Nya dan firman-Nya. Berkompromi dalam komitmen kita kepada Allah dan firman-Nya dengan ikut serta dalam kesenangan berdosa, biarpun sedikit, akan menjadikan doa-doa kita tidak efektif (bd. Ams 15:29; Mazm 66:18; Yes 59:2;

lihat art. BERDOA DENGAN EFEKTIF).

Berdoa tanpa kasih untuk firman dan hukum Allah adalah kemunafikan dan menghina Dia

(lihat cat. --> 1Yoh 3:22).

[atau ref. 1Yoh 3:22]



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA