Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 12 dari 12 ayat untuk kelompok-kelompok tugas AND book:14 (0.009 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Taw 34:12) (jerusalem) Bagian ini hanya terdapat dalam 2Tawarikh Si Muwarikh memberi orang-orang Lewi tugas memimpin pekerjaan pada bait Allah.
(0.93) (2Taw 31:16) (ende)

Ajat2 ini (2Ta 31:15-16) agak sukar untuk diartikan.Terdjemahan dikirakan sadja. Hanja orang jang berumur tigapuluh tahun keatas menerima bagiannja, oleh sebab hanja mereka mendjalankan tugas dalam ibadah.

(0.93) (2Taw 35:2) (jerusalem: Ia menetapkan tugas para imam) Harafiah: Ia menetapkan para imam atas (dalam) tugas mereka. Maksudnya: Yosia sehingga kembali menunaikan tugasnya. Ini perlu supaya Paskah dapat dirayakan semestinya. Hal yang sama terjadi di masa pemerintahan raja Hizkia, bdk 2Ta 31:2 dst. Pemulihan oleh Yosia itu terjadi sesuai dengan apa yang dikatakan sudah ditetapkan oleh raja Daud. Sebagaimana lazim si Muwarikh memberi perhatian khusus kepada kaum Lewi.
(0.88) (2Taw 24:20) (full: ROH ALLAH MENGUASAI ZAKHARIA. )

Nas : 2Taw 24:20

Roh Kudus menguasai (harfiah -- "menyelimuti") Zakharia, maka ia membeberkan dan menegur dosa Yoas dan para pejabat Yehuda. Tugas menginsafkan akan dosa merupakan fungsi utama Roh Kudus (Yoh 16:8). Sering kali dengan memakai seorang pembicara saleh seperti Zakharia, Roh menyingkapkan kesalahan supaya menuntun orang kepada pertobatan.

(0.88) (2Taw 17:7) (jerusalem: ia mengutus beberapa pembesarnya) Rombongan yang diutus itu mencakup lima orang awam, delapan orang Lewi dan dua orang imam. Tugas mereka ialah mengajar hukum taurat, 2Ta 17:9. Hal semacam itu sukar dimengerti pada masa Yosafat, tetapi sesuai dengan keadaan pada masa Yosafat, tetapi sesuai dengan keadaan pada zaman si Muwarikh sendiri. Pada masa itu orang Lewi memang bertugas mengajar agama dan begitu sudah mulai disiapkan peranan rumah ibadat (sinagoga) dan para Ahli Taurat/Kitab.
(0.86) (2Taw 8:1) (sh: Standar dan kemampuan (Kamis, 16 Mei 2002))
Standar dan kemampuan

Standar dan kemampuan. Kedua hal ini, standar dan kemampuan, adalah hal-hal yang mutlak diperlukan dalam membangun apa pun. Baik dalam membangun hal-hal fisik maupun dalam membangun hal-hal spiritual, keduanya tidak dapat dipisahkan. Standar memberi kita ukuran jelas sehingga pembangunan yang kita lakukan terarah, dan dari waktu ke waktu dapat dievaluasi. Kemampuan memberi kita daya yang memungkinkan kita tidak saja memulai dengan baik, tetapi juga meneruskan pembangunan sampai selesai.

Perikop ini juga memaparkan kedua hal tersebut. Sebenarnya Bait Allah sudah rampung, bahkan sudah ditahbiskan (ps. 7). Tetapi, ayat kelompok-kelompok+tugas+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">16 menggolongkan pasal kelompok-kelompok+tugas+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">8 ini sebagai bagian penyelesaian pembangunan bait Allah. Pembangunan “bait Allah” dalam arti luas itu menyangkut pembangunan istana Salomo (ayat 1), pembangunan desa-desa yang ditolak Huram agar menjadi kota-kota yang laik huni (ayat 2), pembangunan kedaulatan dan teritorial Israel (ayat 3-6), pembangunan hubungan-hubungan kemasyarakatan (ayat 7-10), dan pembangunan tata ibadah (ayat 12-15). Sungguh suatu pembangunan yang luas, dan terpadu. Dengan demikian, tugas ini bukan tugas main-main, melainkan adalah suatu tugas raksasa dan teramat berat.

Bagian ini menyaksikan dengan jujur keberhasilan dan kegagalan Salomo dalam membangun. Berpegang pada perintah Musa dan teladan Daud ayahnya (ayat 12-15), Salomo berhasil merampungkan pembangunan fisik terpadu tersebut, bahkan tata ibadah bait Allah. Namun, di sela-sela keberhasilan mengarahkan kapasitas yang ada untuk mencapai pola standar fisik dengan benar, Salomo gagal memenuhi standar lainnya yang lebih penting, yaitu kehidupan moral dan ibadah sesungguhnya, yaitu ketaatan terhadap kehendak Allah. Tindakannya memindahkan istrinya, dari kota Daud tempat tabut Allah disimpan ke istana khusus (ayat 11), mengisyaratkan kesadaran Salomo bahwa pernikahan politisnya itu salah di mata Allah.

Renungkan: Pada dasarnya, tak seorang pun mampu membangun sempurna seluruh segi hidup rohani dan duniawi agar bernilai sesuai standar Allah. Standar seperti yang Alkitab paparkan hanya dapat kita penuhi melalui kekuatan Dia yang bangkit dan berhasil.

(0.84) (2Taw 19:4) (jerusalem) Kitab Raja-raja tidak berkata apa-apa tentang pembaharuan tata kehakiman yang diadakan raja Yosafat ini. Namun berita ini dapat dipercaya, kalaupun ceriteranya terpengaruh oleh tradisi Ulangan dan keadaan nyata pada masa si Muwarikh sendiri. Di samping pengadilan-pengadilan setempat diciptakan pengadilan pusat, Mahkamah Agung. Begitu bukannya raja lagi yang menjadi hakim tertinggi, meskipun dahulu justru itulah tugas utamanya. Pembaharuan yang diadakan Yosafat itu barangkali mempengaruhi ceritera mengenai Musa yang mengambil tindakan yang serupa, bdk Kel 18:13+. Pembaharuan itu juga menjadi landasan untuk hukum-hukum yang termaktub dalam Ula 16:18-20; 17:8-13. Tindakan di bidang kehakiman itu termasuk ke dalam pembaharuan di bidang agama, 2Ta 19:4; para hakim memang memutuskan hukum atas nama Tuhan, 2Ta 19:6,8 dan berwewenang dalam perkara agama, 2Ta 19:10-11
(0.84) (2Taw 26:21) (jerusalem: sakit kusta) 2Ra 15:5-7 memang berkata bahwa Uzia sakit kusta, tetapi tidak menjelaskan bahwa penyakit itu sebuah "tulah yang ditimpakan TUHAN kepadanya", 2Ra 15:20. Para raja dahulu melakukan beberapa tugas dalam ibadat dan itu dianggap halal dan wajar. Sesudah masa pembuangan barulah orang merasa kecil hati karenanya dan di masa itu hanya imam-imam keturunan Harun boleh mempersembahkan korban ukupan, bdk 2Ta 26:17-18; Bil 17:5. Kakak perempuan Musa, yaitu Miryam, karena mau mengambil hak istimewa Musa juga tertimpa sakit kusta, Bil 12:10. Penyakit itu menjadikan orang najis sehingga tidak boleh masuk bait Allah, Ima 13:45-46.
(0.83) (2Taw 35:1) (sh: Perayaan Paskah berdasarkan firman (Sabtu, 13 Juli 2002))
Perayaan Paskah berdasarkan firman

Perayaan Paskah berdasarkan firman. Sejak zaman Samuel tidak ada raja yang pernah merayakan Paskah sebagaimana yang dilakukan Yosia (ayat kelompok-kelompok+tugas+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">18b). Kata-kata ini bukannya ingin merendahkan apa yang dilakukan oleh raja-raja "reformator" lainnya (mis. Hizkia pada masa sebelumnya dll.), tetapi menunjukkan bahwa catatan tentang Paskah ini patut menjadi teladan bagi orang-orang Yehuda yang baru kembali dari pembuangan.

Teladan ini nyata dari penekanan berulang-ulang bahwa perayaan Paskah Yosia ini dilaksanakan sebagaimana tertulis dalam kitab Musa (ayat kelompok-kelompok+tugas+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">6,12, bdk. 4 dan 15). Sejak awal penulis menunjukkan bahwa bahkan tanggal perayaan Paskah pun (tanggal empat belas bulan pertama, ayat kelompok-kelompok+tugas+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">4) sesuai dengan Taurat Tuhan (lih. Kel. 12). Demikian pula pembagian barisan dan tugas para imam, orang Lewi, dan jemaat pada saat berkumpul di bait Allah (ayat 3-5). Juga proses penyembelihan hewan-hewan kurban dilakukan dengan mengikuti Taurat Musa (ayat 1-16).

Hal yang harus diperhatikan juga adalah keterlibatan Yosia sebagai pemimpin. Dua kali dinyatakan bahwa pengaturan hal-hal dalam perayaan Paskah tersebut dilakukan "atas perintah raja" (ayat 10-16), seperti halnya penetapan tugas para imam (ayat kelompok-kelompok+tugas+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">2a). Yosia juga bertindak sebagai pemberi semangat bagi para imam dan orang Lewi (ayat kelompok-kelompok+tugas+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">2b,3). Singkatnya, Yosia sebagai pemimpin Yehuda berperanan aktif dalam mengusahakan agar Taurat Tuhan sungguh-sungguh ditaati di dalam pelaksanaan perayaan Paskah.

Peranan Yosia dan para pemimpin lainnya juga tampak dari sumbangan hewan kurban yang mereka berikan (ayat 7-9). Tidak hanya jumlah yang menjadi penekanan penulis, tetapi juga sifat pemberian hewan kurban itu yang sukarela ("sumbangan," 7,8 dll.).

Semua hal ini menjadi teladan bagi perayaan Paskah, yang mengingat pembebasan Allah bagi Israel dari perbudakan di Mesir.

Renungkan: Perayaan-perayaan yang dilakukan di dalam lingkungan gereja adalah baik, sepanjang bukan didasari oleh motivasi hura-hura, penonjolan diri/kelompok, dll. Perayaan-perayaan rohani harus berdasarkan rasa syukur yang tulus dan rendah hati terhadap karunia Allah dan prinsip-prinsip kebenaran Firman-Nya.

(0.82) (2Taw 31:2) (sh: Melayani sambil mencari Allah (Minggu, 7 Juli 2002))
Melayani sambil mencari Allah

Melayani sambil mencari Allah. Sekarang, penulis Tawarikh mencatat tindakan Hizkia yang sama penting, walaupun bagi kita tidak terlihat seingar-bingar kedua peristiwa sebelumnya. Bagian ini menjelaskan bagaimana Hizkia mengusahakan suatu pengaturan agar kegiatan ibadah di Bait Allah dapat berlangsung permanen. Ada dua hal pokok yang menjadi perhatiannya. Pertama, tentang pengaturan tentang tugas dan sumbangan bagi para imam dan orang Lewi (ayat 2-8). Kedua, pengaturan yang permanen bagi penanganan berbagai jenis persembahan (ayat 9-21).

Hizkia tidak hanya mengatur, tetapi juga memberi teladan. Dari harta miliknya sendiri, raja memberikan sumbangan bagi kurban bakaran (ayat 3). Setelah itu, ia memerintahkan rakyat untuk membawa persembahan. Rakyat menyambut perintah ini dengan antusias, bahkan berlimpah-limpah (ayat 4-10). Kelimpahan ini adalah bukti dari berkat Allah kepada umat (ayat 10). Hizkia juga memperhatikan dengan saksama penyimpanan, pengaturan, dan pembagian persembahan-persembahan yang masuk ke Bait Allah. Ia mengaturnya dengan memperhatikan catatan silsilah (ayat 17). Penulis melakukan ini untuk memberikan contoh kepada orang-orang yang baru kembali dari pembuangan mengenai pengaturan Bait Allah yang baru mereka bangun. Hizkia telah membuktikan dirinya terus mencari Allah dengan segenap hati di dalam segala usahanya yang mulia itu. Tuhan pun memberkati segala tindakannya.

Renungkan: Kadang Kristen tergoda untuk melakukan panggilan pelayanan yang memang dari Tuhan dengan caranya sendiri. Teladan dari Hizkia adalah konsisten melayani Allah dengan terus mencari ketetapan dan kehendak Allah.

(0.81) (2Taw 32:31) (full: UNTUK MENCOBAINYA. )

Nas : 2Taw 32:31

Kisah mengenai urusan Hizkia dengan utusan-utusan Babel terdapat dalam 2Raj 29:12-19 dan pasal Yes 39:1-8. Allah kadang-kadang menarik tanda-tanda kedekatan dan perkenan-Nya supaya menguji hati dan keteguhan kepercayaan hamba-hamba pilihan-Nya. Allah dapat juga menguji kemurnian pengabdian orang percaya supaya melatih mereka dalam kerendahan hati dan mempersiapkan mereka untuk tugas atau tanggung jawab yang lebih besar.

  1. 1) Beberapa cara Allah menguji umat-Nya ialah dengan
    1. (a) keadaan buruk yang tak kunjung berakhir, seperti Yusuf di Mesir (Kej 39:1-40:23),
    2. (b) penderitaan jasmaniah atau emosional, seperti Ayub (Ayub 1:1-2:13),
    3. (c) penundaan penggenapan janji-janji Allah, seperti Abraham dan Sara (pasal Kej 15:1-21:34) dan mimpi-mimpi Yusuf (Kej 37:1-36; 42:6; bd. Mazm 105:17-19),
    4. (d) ujian ketaatan yang sulit, seperti Abraham dengan Ishak (Kej 22:1-24) atau Raja Saul (1Sam 15:1-35), dan
    5. (e) musim-musim kekeringan atau kegelapan rohani yang dialami sebagian besar umat Allah pada waktu tertentu dalam kehidupan ini.
  2. 2) Belajar untuk mempercayai Allah dan tetap setia di tengah-tengah pengalaman yang berat menghasilkan buah iman teguh yang matang, watak teruji, ketaatan dewasa, dan perkenan Allah (bd. 2Kor 12:7-10). Di tengah-tengah ujian yang berat, Ayub menyatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas" (Ayub 23:10; bd. Za 13:9). Diuji oleh Allah belum tentu menjadi tanda bahwa Ia tidak berkenan atau menghukum kita, tetapi mungkin menjadi tanda dari maksud-Nya yang lebih besar bagi orang yang hatinya sedang diuji oleh-Nya.
(0.81) (2Taw 27:1) (sh: Mengarahkan hidup kepada TUHAN (Senin, 1 Juli 2002))
Mengarahkan hidup kepada TUHAN

Mengarahkan hidup kepada TUHAN. Catatan Tawarikh tentang tiga raja sebelum Yotam ditandai oleh satu kesamaan, masa pemerintahan mereka terbagi dua: masa saat mereka setia kepada Allah dan masa saat mereka tidak setia. Tetapi, catatan tentang Yotam tidak memiliki pembagian ini. Malahan, penulis Tawarikh mencatat beberapa hal yang tidak ditampilkan oleh II Raja-raja: bahwa Yotam tidak lancang memasuki Bait Allah dan melakukan tugas imam (ayat kelompok-kelompok+tugas+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">2, bdk. 2Raja 15:34), dan bahwa Yotam menaklukkan raja Amon (ayat 5-6). Semua keberhasilannya ini disebabkan karena Yotam "mengarahkan hidupnya kepada TUHAN, Allahnya" (ayat 6).

Kejadian yang telah dialami oleh raja-raja sebelumnya menjadi pelajaran bagi Yotam. Betul bahwa rakyatnya masih melakukan hal-hal yang merusak dan korup (ayat 2). Yotam memang gagal dalam bidang ini. Namun, yang digarisbawahi oleh penulis Tawarikh adalah bahwa raja Yotam juga bertindak bagi kemuliaan TUHAN, Allah Israel. Ia melakukan perombakan dan penambahan bagi bait Allah, walaupun tidak banyak (ayat 3). Tampilnya Yotam menjadi seorang raja yang kuat secara politis juga menjadi pertanda kemuliaan Allah yang tampak melalui Israel.

Ayah Yotam, Uzia, juga menjadi sosok raja yang kuat. Namun, kekuatannya itulah yang kemudian membuat ia tinggi hati dan jatuh ke dalam dosa (ayat 16). Tidaklah demikian halnya dengan Yotam. Kekuatan Yotam sebagai seorang raja terus bertahan. Kekuatan itu bertahan justru karena Yotam "mengarahkan hidupnya kepada TUHAN, Allahnya" (ayat 6). Dalam bahasa aslinya, kata "mengarahkan" juga mempunyai makna mengatur (bdk. Ams 21:29b). Artinya, Yotam dengan penuh kesadaran mengarahkan dan mengatur setiap aspek kehidupannya sebagai raja hanya kepada apa yang benar bagi Tuhan. Kekuatan Yotam bertumpu pada hal ini.

Renungkan: Zaman ketika kita hidup sekarang menyamakan kekuatan dengan ketidakbergantungan pada siapa pun dan apa pun. Panggilan kita sebagai Kristen, justru adalah untuk menunjukkan melalui hidup kita, dalam kerendahan hati, bahwa Allahlah satu-satunya sumber kekuatan yang sejati.



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA