(0.76) | (Luk 23:33) |
(sh: Kematian Kristus dan kebutuhan manusia. (Jumat, 21 April 2000)) Kematian Kristus dan kebutuhan manusia.Kematian Yesus bukanlah kematian yang sia-sia, yang dicari-cari atau pun konyol. Sebaliknya kematian-Nya memberikan makna dan tujuan baru bagi kehidupan manusia. Kematian-Nya pun mengungkapkan betapa berharganya jiwa manusia di mata-Nya. Ketika tergantung di kayu salib, para pemimpin Yahudi dan prajurit mengolok-olok ketidakmampuan-Nya menyelamatkan diri-Nya sendiri (ayat 35-37). Tindakan mereka itu hanya terpusat kepada keselamatan fisik. Yesus memang telah membuktikan bahwa Ia mampu membebaskan rakyat Yahudi dari berbagai masalah sosial seperti penyakit dan pangan. Namun mengapa sekarang Ia tidak berdaya dan tergantung di kayu salib? Jika demikian Ia bukanlah Mesias yang dinanti-nantikan. Yesus menegaskan bahwa tujuan-Nya datang ke dunia dan mati di kayu salib bukan untuk keselamatan manusia secara fisik. Kematian-Nya merupakan penggenapan Paskah yang selalu diperingati dan dirayakan bangsa Israel. Paskah pertama memang merupakan pembebasan bangsa Israel dari kekuatan Firaun. Namun sebetulnya peristiwa Paskah itu terdiri dari 2 tahapan. Sebelum mereka keluar dari negeri perhambaan, mereka telah dibebaskan atau diselamatkan terlebih dahulu dari murka Allah dengan darah anak domba. Kematian Kristus telah membebaskan umat manusia yang berdosa dari murka Allah (ayat 43). Kematian Kristus juga mendamaikan manusia dengan Allah yang ditandai dengan terbelahnya tabir Bait Allah (ayat 45). Semua itu tidak akan tercapai jika Kristus tidak datang ke dalam dunia dan mati. Renungkan: Kematian Yesus adalah karya-Nya yang terbaik buat manusia yang terburuk, agar mereka menerima anugerah yang terbesar yaitu keselamatan kekal. Kristen harus melakukan karya terbaik dan termulia bagi Allah, sebagai ungkapan terima kasih yang terbesar. Bacaan untuk Jumat Agung: Yesaya 52:13-53 Ibrani 4:14-16; 5:7-9 Yohanes 19:17-30 Mazmur 22:1-18 Lagu: Kidung Jemaat 430 |
(0.75) | (Luk 5:1) |
(sh: Bukan sekadar pemberita tetapi sumbernya (Selasa, 4 Januari 2000)) Bukan sekadar pemberita tetapi sumbernyaMemberitakan Injil dan mempersiapkan Pemberita Injil Kerajaan Allah adalah tugas yang diberikan Bapa kepada Tuhan Yesus. Dari kota ke kota, Yesus berjalan untuk memberitakan Injil. Kali ini Yesus memberitakan firman kepada orang banyak di tepi danau Genezaret dari perahu Simon. Di atas perahu itu selain Simon ada juga beberapa teman nelayan lain. Pemberitaan firman Allah tidak hanya di dengar oleh orang banyak, secara khusus ditangkap jelas oleh kawanan nelayan di perahu itu. Pengajaran firman Tuhan yang mereka dengar membuat pengenalan mereka kepada Yesus makin dalam. Oleh sebab itu Simon dan kawan-kawan taat pada perintah Yesus manakala Yesus memerintahkan mereka menebarkan jala di pagi hari. Meski semalaman mereka gagal, pagi ini hasilnya luar biasa. Jala yang kosong sepanjang malam, kini penuh ikan sampai koyak. Perahu yang sarat ikan mencelikkan "mata" Simon dan kawan-kawan bahwa Yesus bukan hanya pemberita firman Allah, Penyembuh penyakit, Pengusir setan, tetapi Ia adalah Tuhan. Simon menyadari keberdosaannya dan ketidaklayakannya di hadapan Tuhan Yesus yang Maha Mulia. Menjadi pengemban misi Yesus, bukan karena memilih tetapi karena dipilih. Bukan karena mampu melakukan perkara besar tetapi karena dimampukan melakukannya. Bukan karena cakap tetapi karena anugerah. Bukan karena suci tetapi karena mau mengakui dosa dan menerima anugerah. Bukan karena suci tetapi karena mau mengakui dosa dan menerima pengampunan. Siapa Simon dan kawan-kawan? Manusia yang berdosa dan tidak layak menerima berkat Tuhan Yesus. Namun anugerah Allah diberikan kepada mereka. Status baru dianugerahkan, yakni menjadi penjala manusia. Tanpa ragu dan mengulur waktu tiga sekawan ini menyambut panggilan Yesus. Mereka meninggalkan perahu dan jala dan mengikut Yesus. Renungkan: Mendengar firman Allah, mengalami kuasa Tuhan Yesus dalam hidup kita seharusnya mengiring kita untuk menyambut dan terlibat dalam misi Yesus bagi dunia ini. Kita Syukuri kesempatan dan kepercayaan istimewa yang Allah anugerahkan pada kita untuk merampungkan rencana kekal-Nya bagi dunia ini. "Nyatakanlah visi-Mu kepada umat-Mu. Panggillah hamba-hamba-Mu bagi penuaian ladang-mu", adalah bagian doa yang pernah dipanjatkan kepada Tuhan oleh salah seorang hamba Tuhan, kiranya menjadikan doa kita juga. |
(0.75) | (Luk 22:39) |
(sh: Semuanya bermula di sini. (Senin, 17 April 2000)) Semuanya bermula di sini.Setelah perjamuan malam selesai, Yesus menuju Bukit Zaitun, tempat yang biasa Ia kunjungi ( Setelah itu Yesus menjauhkan diri dari murid-murid-Nya. Apa yang dilakukan Yesus menunjukkan dengan gamblang, pusat peperangan ketika masa depan seluruh ciptaan dipertaruhkan. Ini suasana yang sangat genting. Hasil dari peperangan itu tergantung penuh pada diri-Nya. Jika Ia gagal maka seluruh ciptaan akan terhilang selamanya; jika Ia berhasil, kemenangan mutlak akan dipetik. Kemudian Dia berlutut. Inilah pemandangan yang indah dan kemenangan besar. Ia berlutut di Bukit Zaitun. Beberapa hari yang lalu Dia datang ke bukit yang sama, dan Ia dielu-elukan sebagai Raja (lih. 19:35-38) Sesampainya di Yerusalaem Ia mendapati bahwa Yerusalem sudah berada di tangan para pemberontak Allah, Bait Allah sudah dipenuhi dengan perampok. Bagaimana mereka dapat diselamatkan dari murka Allah dan dipulihkan kembali kepada ketaatan dan penyembahan kepada Allah yang benar? Upacara keagamaan tidak mampu mengubah seorang pemberontak menjadi kudus. Jika Yerusalem dan seluruh dunia dibawa kembali kepada Allah, semuanya bermula di Bukit Zaitun. Sang Mesias harus menegakkan kehendak Allah di bumi dengan jalan mentaatinya terlebih dahulu. Kristus mentaati kehendak Allah meminum cawan itu meskipun pahit. Ketika ditangkap, Yesus menghadapinya tanpa pedang. Ia paham, yang dihadapi bukanlah kekuatan fisik. Renungkan: Masalah kejahatan di dunia tidak dapat diatasi dengan taktik politik dan konflik senjata, namun hanya dengan ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa. Semuanya bermula di Getsemani dan harus menyebar ke seluruh pelosok dunia. Di mana Kristen berada di situ kehendak Allah harus ditegakkan dan diwujudnyatakan. |