(1.00) | (Est 2:1) |
(sh: Tuhan di balik kehinaan umat-Nya (Jumat, 22 Juni 2001)) Tuhan di balik kehinaan umat-NyaTuhan di balik kehinaan umat-Nya. Ester dan Mordekhai berasal dari kelompok masyarakat Yahudi buangan yang dikenal sebagai bangsa yang hidup tercerai-berai dan terasing di antara bangsa-bangsa (jauh+lebih+indah+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">3:8). Pada masa pemerintahan Ahasyweros, mereka adalah kelompok orang-orang yang tertindas dan terbuang. Mereka ditolak, dipandang hina serta harus menanggung rasa malu (5-6). Mereka dikenal sebagai orang-orang yang berbisik: "Jangan membuka rahasia tentang dirimu kepada teman-temanmu, jangan beritahukan kebangsaanmu", sebagaimana juga dipesankan Mordekhai kepada Ester (10, 20).
Namun demikian Tuhan Raja di atas segala raja memperhatikan
keadaan umat-Nya yang terhina. Ia menyediakan rencana
penyelamatan umat-Nya melalui Ester dan Mordekhai. Ia
mengangkat Ester gadis buangan yang malang (7) menjadi
seorang yang mendapatkan kasih dari setiap orang yang
melihatnya (9, 15), dan terlebih lagi ia dikasihi oleh
baginda lebih dari pada semua perempuan yang lain, ia
beroleh kasih dan sayang baginda lebih dari semua anak
dara lain (17). Tuhan memelihara dan memperhatikan
keadaan umat-Nya yang terhina. Ia memakai Mordekhai
untuk membongkar rencana pembunuhan raja oleh Bigtan
dan Teresy, sehingga namanya dicatat di dalam kitab
sejarah di hadapan raja (19-23). Suatu peristiwa yang
pada akhirnya membawa keuntungan besar. Rencana dan
pemeliharaan Allah ini tidaklah membebaskan umat-Nya
dari tanggung jawab yang harus diambilnya. Ayat Bagaimana dengan umat-Nya di Indonesia ini? Kiranya Tuhan pun membangkitkan serta memakai orang Kristen yang duduk di posisi strategis dalam masyarakat untuk melaksanakan rencana dan pemeliharaan-Nya. Renungkan: Apakah Anda menyadari bahwa Tuhan memperhatikan serta memiliki rencana yang indah dalam kehidupan Anda, termasuk pada masa-masa kelam yang Anda lalui? Apakah Anda sudah menjalankan kehidupan ini di dalam ketaatan dan tanggung jawab? |
(0.67) | (Est 9:26) |
(full: PURIM.
) Nas : Est 9:26 Mordekhai menetapkan Hari Raya Purim (bd. ayat Est 9:20-23), perayaan selama dua hari yang merayakan perbuatan Allah membebaskan umat-Nya dari komplotan jahat Haman.
|
(0.66) | (Est 6:1) |
(sh: Tangan Tuhan yang tidak kelihatan (Selasa, 26 Juni 2001)) Tangan Tuhan yang tidak kelihatanTangan Tuhan yang tidak kelihatan. Hidup kita mungkin dapat diibaratkan sebagai tenunan yang terjalin dari benang-benang suram dan cerah, saling merajut membentuk suatu gambaran kehidupan. Seringkali kita tidak dapat melihat keindahan rajutan ini secara utuh, dan seringkali kita juga tidak dapat menyadari bahwa di tangan Sang Perancang, benang-benang suram adalah sama pentingnya dengan benang-benang yang cerah untuk menghasilkan tenunan yang indah. Kisah Ester yang kita baca hari ini akan membantu kita memahami karya dan rencana Tuhan yang indah di balik peristiwa-peristiwa yang kita alami. Rentetan peristiwa kisah Ester ini tidaklah terjadi secara kebetulan, ada tangan Sang Perancang yang merajut dengan satu tujuan yang pasti di balik semuanya. Dalam pasal jauh+lebih+indah+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">6 ini Sang Perancang mulai merajutkan benang- benang cerah dan membuat suatu titik balik dari kekalahan (pasal jauh+lebih+indah+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">1-5) menuju kemenangan (pasal jauh+lebih+indah+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">7-10) yang ditandai dengan ketiga hal berikut: (1) Tuhan menggelisahkan hati raja (jauh+lebih+indah+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">6:1-3); [2] Tuhan merendahkan Haman orang Amalek dan meninggikan Mordekhai (jauh+lebih+indah+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">6:4-11); dan [3] Tuhan membuat hati Haman beserta keluarga dan sahabatnya diliputi kegentaran (jauh+lebih+indah+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">6:12-14). Titik balik kemenangan ini semata-mata bukanlah disebabkan oleh jasa dan upaya Mordekhai, tetapi karena alasan yang sama seperti saat Musa mengangkat tangannya dan mengalahkan bangsa Amalek (bdk. Kel. 17 : 8-16). Kemenangan ini disebabkan karena ada "Tangan di atas panji-panji Tuhan!", "Tuhan berperang melawan Amalek turun-temurun". Tuhan Raja di atas segala raja dengan cara yang tidak terlihat memelihara dan memberikan kemenangan bagi umat-Nya yang menderita, dalam kesetiaan-Nya. Mungkin kita tidak dapat mengerti ataupun melihat adanya jalan keluar bagi kemelut bangsa kita, namun kita perlu meyakini bahwa Tuhan tidak mengabaikan langkah iman yang kita ambil. Ia dengan tangan-Nya yang tak kelihatan dapat melakukan serangan terselubung dan menghancurkan sendi-sendi kekuatan mereka yang mengancam kita. Renungkan: Pernahkah Anda mengalami peristiwa demi peristiwa yang mengarahkan Anda pada suatu titik balik yang mengubah situasi dan kehidupan Anda? Kemanakah arah pergerakan itu, seperti Haman atau Mordekhai? Bagaimana Anda meresponinya? Bercerminlah di hadapan Allah dan mohonkanlah tuntunan-Nya! |