Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 14 dari 14 ayat untuk ia memohon AND book:42 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 13:10) (sh: Kerajaan Allah vs kemunafikan (Senin, 1 Maret 2004))
Kerajaan Allah vs kemunafikan

Tanda-tanda kehadiran Allah tidak selalu terwujud dalam hal yang besar dan menakjubkan. Seperti misalnya, dua orang yang sehati berdoa memohon urapan Tuhan atas pelayanan pemberitaan Injil mereka. Setelah bertahun-tahun berdoa dan ber-PI, kini mereka telah menghimpun lebih dari seribu orang petobat dan murid Kristus yang dengan doa dan semangat yang sama mengabarkan Injil.

Di sisi lainnya kita melihat orang yang berpengetahuan banyak akan firman Tuhan, sehingga merasa berkompeten untuk bisa menegur orang yang tidak mematuhinya, tetapi ia sendiri melanggarnya. Kemunafikan seperti itu jelas tidak bermanfaat, sebaliknya menghambat orang lain maupun dirinya untuk bertumbuh. Sikap munafik ditunjukkan oleh kepala rumah ibadat pada hari Sabat ketika ia memarahi orang-orang yang datang untuk disembuhkan Yesus (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">14). Ia melarang Yesus 'bekerja' pada hari Sabat, padahal ia sendiri 'bekerja' dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan rutin di rumahnya (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">15).

Namun, dalam hal ini, persoalan yang lebih utama adalah sikap ketidakpeduliannya terhadap kebutuhan orang lain (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">16) sementara ia sibuk untuk mengurus kepentingan diri sendiri. Tindakan Yesus melakukan mukjizat penyembuhan pada hari Sabat merupakan suatu demonstrasi kehadiran Kerajaan Allah di dunia.

Memang kehadiran Kerajaan Allah tidak selalu terlihat besar dan megah. Ia mulai dari kecil seperti biji sesawi, namun, kemudian bertumbuh menjadi pohon yang besar. Atau, seperti sedikit ragi yang mengkhamirkan adonan roti. Kerajaan Allah hadir secara diam-diam, tetapi pengaruh yang dihasilkannya memberkati banyak orang.

Renungkan: Orang Kristen sejati tidak perlu gembar gembor menyatakan kekristenannya, namun ia akan menjadi berkat bagi banyak orang, dan Injil Tuhan disebarluaskan.

(0.99) (Luk 17:1) (sh: Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan (Senin, 3 April 2000))
Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan

Para Rasul agak takut dan bimbang ketika menghadapi tugas pelayanan yang akan diserahkan kepada mereka. Tugas mereka tidak ringan. Di dalam pelayanan mereka akan menghadapi penyesat- penyesat. Konflik yang akan mereka hadapi dalam kehidupan jemaat juga tak kalah rumitnya. Ada kemungkinan mereka akan mengalami sakit hati atau bahkan mengalami penderitaan fisik. Sikap yang harus ditunjukkan oleh para Rasul adalah mengampuni dengan tidak terbatas. Cara pengampunan yang diperintahkan oleh Yesus sangat berbeda dengan tradisi orang Yahudi (Mat. 5:38-44). Oleh karena itu, mereka memohon agar imannya ditambahkan. Dan jawaban yang diberikan oleh Yesus sangat melegakan yaitu bahwa iman yang hanya sekecil biji sesawi pun sebetulnya mempunyai kuasa yang sangat besar.

Kuasa iman yang besar bisa menimbulkan sombong rohani. Karena itulah Kristus pun kemudian memberikan pengajaran yang lebih lanjut tentang sikap mereka terhadap Allah, yaitu mengenai kerendahan hati (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">7-10). Sikap ini harus dimanifestasikan melalui tindakan yang tidak mengharapkan pujian atau terima kasih, karena mereka sebetulnya hanyalah hamba-hamba Allah. Apa yang harus mereka lakukan adalah kewajiban mereka. Sikap kerendahhatian ini juga harus dimanifestasikan melalui perbuatan dan tindakan yang memuliakan Allah seperti yang didemonstrasikan oleh satu dari 10 orang kusta (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">11-19). Setelah melihat bahwa dirinya sembuh, ia kembali kepada Kristus bukan sekadar mengucapkan terimakasih, namun untuk memuliakan Allah.

Bila uraian di atas kita rangkumkan maka akan tergambar bahwa pelayanan Kristen bukanlah pelayanan yang mudah karena akan menemui tantangan dan serangan terhadap ajaran maupun dirinya secara pribadi. Namun demikian ia tidak boleh begitu saja meninggalkan pelayanannya, karena kedudukannya hanyalah seorang hamba. Apa yang ia kerjakan merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa dibantah. Ia tidak bisa menentukan apa, kapan, dan bagaimana ia akan melakukan pelayanan. Semuanya harus berpusat kepada-Nya.

Renungkan: Seorang pelayan juga tidak boleh melakukan segala sesuatu bagi kepopuleran dan keuntungan dirinya. Semuanya semata-mata bagi kemuliaan-Nya.

(0.99) (Luk 18:9) (sh: Syarat menjadi orang yang dibenarkan (Senin, 15 Maret 2004))
Syarat menjadi orang yang dibenarkan

Orang bebal adalah orang yang selalu merasa diri paling benar. Amsal memberikan nasihat kepada kita agar menghindarkan diri dari orang seperti itu karena biarpun kesalahannya sudah di depan mata, mereka akan tetap ngotot bahwa mereka benar. Namun, betapa pun mereka menganggap diri paling benar, di hadapan Allah sumber Kebenaran mereka tetaplah orang berdosa.

Hanya ada dua cara untuk menjadi orang yang disebut benar menurut Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pertama, dibenarkan oleh Allah sendiri. Hal inilah yang terjadi pada si pemungut cukai dalam perumpamaan Yesus di 9-14. Pemungut cukai itu datang dengan penuh kerendahan diri dan penyesalan akan keberdosaannya. Ia menyadari diri tidak layak untuk diampuni, oleh karenanya ia hanya memohon belas kasihan. Tetapi, justru kesadaran diri berdosa dan tidak layaklah yang membuatnya dilayakkan menerima anugerah pembenaran.

Hal yang sebaliknya terjadi pada si orang Farisi. Ia datang dengan keyakinan yang tinggi akan hidupnya yang benar. Ia datang tidak untuk meminta belas kasih Tuhan. Ia malah dengan bangga memaparkan hal-hal yang baginya adalah bukti kebenarannya. Yesus berkata, orang Farisi tetap tinggal sebagai orang berdosa, sedangkan si pemungut cukai mendapatkan pembenaran dari Tuhan.

Kedua, untuk mendapatkan pembenaran dari Allah, kita harus menjadi seperti anak kecil (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">17). Anak kecil dicirikan dengan ketulusan dan kepolosan, tanpa pretensi. Sikap inilah yang diperlukan untuk dapat menyambut uluran tangan kasih Allah. Sikap jujur bahwa dirinya membutuhkan jamahan Allah adalah syarat untuk seseorang dijamah Allah.

Renungkan: Dengan mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa, kebenaran Allah akan diberlakukan atas kita.

(0.99) (Luk 23:33) (sh: Yesus disalib (Jumat, 9 April 2004))
Yesus disalib

Perjalanan ke penyaliban dilukiskan Lukas dengan jelas sekali (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">26-32). Perjalanan Yesus ke tempat penyaliban terhenti oleh dua peristiwa. Yesus sudah tidak mampu memikul kayu salib-Nya, sehingga tentara Romawi memaksa seorang bernama Simon yang berasal dari Kirene memikul salib itu (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">26). Peristiwa kedua adalah percakapan Yesus dengan perempuan-perempuan (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">28-31). Menyusul narasi perjalanan adalah narasi penyaliban (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">33-38), narasi dialog dua penjahat dan Yesus (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">39-43) dan narasi respons alam dan manusia terhadap kematian Yesus (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">44-49).

Di tempat penyaliban bernama 'Tengkorak' Yesus disalibkan. Bersama Yesus turut disalibkan dua orang penjahat (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">33). Meski disalibkan dengan tidak adil Yesus mengampuni orang-orang yang menyalibkan-Nya. Tindakan demikian merupakan demonstrasi nyata pada apa yang Yesus ajarkan sebelumnya (Luk. 6:29,35). Di bukit “Tengkorak” itu tentara-tentara memperebutkan jubah Yesus (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">34) dan orang banyak mengolok-olok-Nya (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">35-38). Tiga kali olokan yang mengejek ketidakmampuan Yesus menyelamatkan diri sendiri ditujukan kepada Yesus (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">35,37,39). Kebutaan rohani menyebabkan pengejek tidak melihat karya keselamatan yang dilakukan Yesus. Orang banyak tidak dapat menerima bahwa Sang Mesias harus mati di kayu salib. Ejekan ketiga datang dari salah seorang penjahat yang turut disalibkan bersama Yesus (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">39).

Penjahat ini setuju dengan ejekan orang banyak yang didengarnya. Penjahat yang lain menyadari bahwa Yesus disalib meski tanpa kesalahan apapun. Penjahat itu menyadari ketidakadilan yang dialami Yesus sehingga ia menegur penjahat yang mengejek Yesus. Terhadap ejekan orang banyak ia tidak memberi respons. Tetapi kepada ejekan penjahat yang satunya ia memberi respons yang tegas. Lalu, ia memohon kepada Yesus untuk mengingatnya (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">42).

Camkanlah: Yesus telah mendemonstrasikan kasih sempurna. Kasih yang memaksa Yesus untuk tetap tinggal di kayu salib.

(0.98) (Luk 18:31) (sh: Yang buta dan yang melek (Rabu, 17 Maret 2004))
Yang buta dan yang melek

Perjalanan Yesus sudah mendekati akhir. Keadaan ini nampak dari tindakan Yesus di sepanjang perjalanan sampai saat ini, yang sudah mempersiapkan para murid-Nya untuk masuk dan memahami rencana Bapa akan kayu salib Yesus (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9:22; 9:44; 13:31). Pertanyaannya adalah, apakah mereka sudah semakin mengerti atau masih buta terhadap rencana karya Allah tersebut?

Kondisi ketidakmengertian para murid akan penderitaan yang Yesus akan alami adalah suatu ironi. Hal ini akan nampak lebih mencolok oleh karena perikop selanjutnya yang mengisahkan tentang Yesus mencelikkan mata seorang buta dari Yerikho (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">18:35-43). Para murid sudah lama bersama-sama dengan Tuhan Yesus, bahkan mereka banyak memperoleh pelajaran berharga dari apa yang Yesus perbuat dan ajarkan. Namun, mereka tetap tinggal 'buta' terhadap misi Tuhan Yesus. Bahkan, Lukas 9:45 menyebutkan, mereka tidak mengerti namun tidak berani bertanya. Jadi, mereka menyadari mereka 'buta' tetapi tidak berani meminta supaya Yesus 'mencelikkan' mata rohani mereka!

Orang buta di Yerikho ini menyadari kebutaannya. Ia juga sudah mendengar akan Yesus yang berkuasa atas penyakit-penyakit. Ia percaya, Yesus adalah Mesias yang dari Allah (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">18:38-39). Maka, ia memohon Yesus mencelikkan matanya (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">41). Orang buta ini mohon supaya matanya dicelikkan! Yesus mencelikkan mata orang tersebut!

Berapa lama lagikah baru para murid yang sadar akan ke'buta'annya mohon pada Yesus supaya 'dicelikkan'? Ataukah mereka akan bertahan terus dalam ke'buta'an mereka oleh karena pengharapan-pengharapan keliru akan Mesias yang mereka warisi dari agama Yahudi? Sungguh ironis bukan?

Renungkan: Apakah kita dibutakan oleh pandangan-pandangan populer mengenai Mesias yang diajarkan oleh aliran-aliran yang tidak jelas dasar Alkitabnya? Maukah kita dicelikkan Tuhan?

(0.96) (Luk 4:31) (sh: Kuasa firman (Kamis, 8 Januari 2004))
Kuasa firman

Khotbah yang bisa menjadi berkat dan memberikan dampak pertobatan dalam hidup para pendengarnya adalah khotbah yang dipenuhi oleh kuasa Roh Tuhan. Hamba Tuhan yang diurapi Roh Tuhan pun akan menyampaikan khotbah yang penuh kuasa.

Setelah peristiwa penolakan-Nya di Nazaret, Yesus menuju kota Kapernaum dan berkhotbah di sana. Semua orang yang mendengar-Nya menjadi kagum karena perkataan Yesus yang berkuasa (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">32). Kuasa perkataan Yesus bukan hanya dalam pengajaran yang benar dan berotoritas, tetapi juga mewujud dalam otoritas terhadap kuasa-kuasa gelap.

Ada hal menarik di sini, yaitu bahwa roh jahat hadir dalam rumah ibadat itu untuk mendengarkan Yesus berkhotbah. Bahkan roh jahat itu mengenali Yesus sebagai “yang kudus dari Allah”. Oleh karenanya, ia sangat ketakutan dan tidak berdaya ketika dihardik oleh Yesus. Roh jahat itu segera keluar dari tubuh orang yang dirasuknya dengan tidak menyakitinya sedikitpun (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">34-35).

Setiap orang Kristen yang diurapi oleh Roh Kudus, yang mempelajari firman Tuhan dengan baik dan benar, akan diperlengkapi dengan kuasa Roh untuk memberitakan firman. Tidak hanya itu, kuasa dan otoritas yang menyertai pemberitaan firman itu selain mengubah setiap orang yang mendengar, juga akan menempelak kuasa-kuasa gelap yang mencoba melawan Allah dan hamba yang diurapi-Nya.

Oleh karena itu, setiap orang Kristen seharusnyalah memperlengkapi diri agar layak dipakai Tuhan. Lalu dengan rendah hati memohon urapan Tuhan agar pelayanan kita memberitakan firman Tuhan menjadi berkuasa dan berotoritas. Akibatnya akan banyak orang yang mendengarkan firman Tuhan dan diubahkan hidupnya.

Renungkan: Apakah pelayanan Anda disertai dengan kuasa dan otoritas Firman? Apa tanda-tanda yang menyertai pelayanan Anda?

(0.96) (Luk 8:26) (sh: Bebas dari belenggu setan (Rabu, 28 Januari 2004))
Bebas dari belenggu setan

Ada berbagai macam manifestasi orang dibelenggu setan, simak saja acara-acara misteri alam gaib televisi Anda. Ada yang berbicara dengan suara orang lain, ada yang sakit tanpa sebab medis, dan sederetan contoh lainnya. Tontonan semacam ini bukan hal baru yang terjadi di dunia modern ini. Setan sudah bekerja sejak manusia pertama jatuh dalam dosa. Dalam pelayanan Yesus bersama murid-murid-Nya di Gerasa pun, Yesus didatangi seorang laki-laki yang dirasuk setan (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">26-27). Apa yang dilakukan Yesus?

Pertama, Yesus menyelamatkan (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">27b-37). Yesus tidak akan membiarkan orang dalam kondisi dirasuk setan. Belas kasihan-Nya kepada orang yang dirasuk “Legion” nampak ketika Ia memerintahkan roh jahat itu keluar dari orang itu. Setan jelas tahu bahwa Yesus Anak Allah yang Mahatinggi itu lebih berkuasa dari mereka, karena itu wajar bila setan-setan memohon agar jangan menyiksanya dan jangan memerintahnya masuk ke dalam jurang maut. Yesus memperkenankan setan-setan itu masuk ke dalam babi-babi, yang kemudian mati lemas karena terjun ke danau. Tentu saja peristiwa ini menyebabkan Gerasa gempar. Meski telah melihat keajaiban keselamatan pada orang yang dirasuk menjadi waras, banyak orang ketakutan dan Yesus pun melanjutkan perjalanan pelayanan-Nya.

Kedua, Yesus menyuruh bersaksi (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">38-39). Respons orang yang telah dibebaskan dari belenggu setan ditunjukkan dengan kesediaannya mengikut Yesus. Namun, Yesus memberi tanggung jawab yang lebih besar daripada sekadar menyertai-Nya. Orang itu disuruh-Nya menyaksikan perbuatan Allah bukan di tempat lain tetapi di tempat asalnya sendiri. Dengan mengemban tugas mulia, orang itu pun menjadi saksi perbuatan Yesus atas dirinya di seluruh kota Gerasa.

Renungkan: Keindahan hidup bebas dari belenggu setan hanya dapat dinikmati bila berjumpa dengan Yesus Kristus, Sang Juruselamat.

(0.96) (Luk 8:26) (sh: Menang atas setan dan tanggung jawab Injil (Rabu, 19 Januari 2000))
Menang atas setan dan tanggung jawab Injil

Tatkala kita melihat orang yang terganggu jiwanya atau kerasukan setan, kerap kita berkata: "kasihan" tetapi kita tak melakukan apa-apa. Bahkan kita memilih menghindar daripada berurusan dengannya. Padahal orang tersebut telah hancur harkat dan kehormatannya, bahkan yang ada dalam dirinya hanyalah aib, dan keterasingan dari kesempatan hidup wajar. Dalam kasus ini dikisahkan seorang yang terganggu jiwanya karena pengaruh kuasa setan. Tak ada seorang pun yang dapat menikmati kebahagiaan bila berada di bawah pengaruh kuasa setan. Tak ada seorang pun yang menunjukkan itikad baik untuk berusaha menolongnya terlepas dari belenggu setan.

Keadaan menjadi berbalik ketika Yesus tiba di Gerasa. Yesus datang dan membebaskan orang tersebut dari kuasa setan. Sungguh suatu perubahan total terjadi dalam diri orang tersebut. Dari telanjang, berpakaian, dari kerasukan menjadi waras, dari tidak mengenal siapa Yesus, menjadi pengikut dan menyaksikan berita tentang Yesus. Keselamatan dari Krisus tidak hanya mengubahnya secara total, tetapi juga memotivasinya untuk mempertanggung-jawabkan perubahan tersebut: Berarti: (1) Ia berkuasa atas segala kuasa yang ada di bumi, termasuk kuasa setan, karena setan pun tunduk -- "taat" dan memohon belas kasihan Yesus. (2) Manusia begitu bernilai di hadapan Allah. Karenanya Yesus membebaskannya dari belenggu kuasa setan, memulihkan secara total. Dan menjadikan hidupnya berarti.

Peristiwa di Gerasa adalah salah satu bentuk perbuatan setan yang menghancurkan harkat, martabat, dan nilai manusia. Berbagai bentuk sepak terjang setan masih bergulir hingga hari ini dan sampai akhir. Ia selalu jeli melihat kelemahan manusia dan tidak sedetik pun melepaskan kesempatan menjerumuskan manusia ke dalam perangkapnya.

Renungkan: Seorang yang telah masuk perangkap Iblis, tidak akan dilepaskan begitu saja. Ia pasti minta balasan. Hanya Yesus yang dapat melepaskan dia dari perangkap Iblis. Bila kita menyerahkan kehidupan kita sepenuhnya kepada Dia, hidup yang telah diluluhlantakkan Iblis dapat dipulihkan oleh-Nya. Kuasa-Nya lebih besar daripada kuasa Iblis. Yesus akan memperbaharui secara total. Dan seorang yang sudah mengalami pembaharuan total, akan memiliki tanggung jawab Injil terhadap sesamanya.

(0.95) (Luk 7:1) (sh: Hanya anugerah yang melayakkan (Rabu, 12 Januari 2000))
Hanya anugerah yang melayakkan

Sejak zaman pelayanan Tuhan Yesus ternyata jabatan, status, dan kedudukan seseorang memiliki pengaruh yang besar di tengah kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat sekitar pun akan melakukan apa saja untuk dapat menyenangkan hati orang tersebut. Keadaan ini terlihat jelas ketika seorang perwira di Kapernaum memohon pertolongan Yesus untuk menyembuhkan hambanya. Orang-orang Yahudi, yang tahu persis siapa perwira itu langsung merekomendasikan kepada Yesus bahwa permohonan perwira itu layak mendapat perhatian-Nya. Orang-orang itu menganggap bahwa permintaan perwira itu layak dikabulkan karena kepeduliannya membantu pembangunan rumah ibadah orang Yahudi. Tapi, bila akhirnya Yesus datang memenuhi permintaan perwira itu, bukan karena keberadaan dan kebaikannya layak secara kasat mata. Hambanya disembuhkan-Nya bukan karena Yesus membenarkan pendapat orang-orang Yahudi, tentang kelayakan perwira itu, melainkan karena anugerah yang hendak dinyatakan-Nya kepada sang perwira yang menyadari ketidaklayakannya (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">6-8). Yesus pun memuji iman sang perwira itu.

Kebaikan dari peristiwa kesembuhan hamba seorang perwira di Kapernaum ada seorang pemuda di Nain yang secara kasat mata manusia dianggap tidak layak memeproleh perhatian. Selain berasal dari keluarga biasa dan anak seorang janda, ia pun berasal dari lingkungan non-Yahudi. Tetapi semuanya ini tidak menghalangi Yesus untuk menyatakan perhatian-Nya. Ia justru menunjukkan rasa kepedulian dan simpati-Nya dengan turut merasakan penderitaan dan kesusahan janda itu dalam kedukaannya. Dalam peristiwa ini, tindakan Yesus menyembuhkan bukan karena permintaan sang pemuda seperti perwira di atas, tetapi inisiatif Yesus sendiri. Berarti kedua peristiwa ini ingin menunjukkan bahwa kesembuhan diberikan semata karena anugerah dan bukan kelayakan seseorang.

Renungkan: Keselamatan pun adalah anugerah yang dinyatakan-Nya kepada kita yang percaya. Semata tidak berdasarkan status, kedudukan, dan kebaikan seseorang, baik menurut penilian diri maupun penilaian masyarakat. Puji syukur kepada-Nya yang telah melayakkan kita menerima anugerah-Nya, karena sesungguhnya kita tidak layak di hadapan-nya. Mailah kita yang telah menerima anugerah-nya menyatakan syukur melalui hidup yang memuliakan Dia.

(0.94) (Luk 8:40) (sh: Pribadi yang berkuasa menyelamatkan (Kamis, 20 Januari 2000))
Pribadi yang berkuasa menyelamatkan

Berita tentang Yesus dan apa yang dilakukan-Nya mendorong banyak orang dengan berbagai kepentingan, datang kepada-Nya. Yairus, pemimpin rumah ibadat adalah salah seorang yang menghampiri dan memohon pertolongan Yesus untuk menyembuhkan anak perempuan tunggalnya yang sakit keras. Namun, perjalanan menuju rumah Yairus tertunda oleh peristiwa yang melibatkan seorang wanita penderita penyakit pendarahan selama 12 tahun. Wanita yang tersisih dan dianggap najis oleh masyarakat karena penyakit yang dideritanya itu, secara sembunyi-sembunyi menyentuh jumbai jubah Yesus dengan harapan memperoleh kesembuhan. Timbul kesan bahwa wanita itu percaya pada hal-hal magis. Tapi Yesus sama sekali tidak menangkap kesan itu, sebab kuasa yang menyembuhkan itu tidak bergantung pada atribut yang dipakai-Nya. Kuasa-Nya sepenuhnya berada di bawah kontrol-Nya. Selanjutnya Yesus menyuruh wanita itu menyatakan diri agar Dia dapat menuntaskan proses kesembuhan dengan memulihkan harga diri, harkat dan martabatnya.

Bagaimana dengan tujuan Yesus mengunjungi anak perempuan Yairus yang sedang kritis? Penundaan kedatangan Yesus, ternyata meluluhlantakkan harapan Yairus agar anaknya memperoleh kesembuhan. Tapi keterlambatan ini tidak menunda maksud kedatangan Yesus, bahkan sebaliknya, ia dapat menyatakan kuasa kebangkitan-Nya kepada anak Yairus.

Kedua kisah ini mengungkapkan kepada kita beberapa hal: (1) Kuasa Yesus tidak terdapat dalam atribut-atribut yang dipakai-Nya atau benda-benda yang berhubungan dengan-Nya. Kuasa yang mampu menyembuhkan itu adalah mutlak bersumber dari diri-Nya. (2) Waktu dan maut bertekuk lutut kepada-Nya. Manusia menganggap bahwa untuk menyembuhkan penyakit pendarahan menahun saja sulit, apalagi untuk menghidupkan kembali anak perempuan Yairus yang telah meninggal dunia. Akan tetapi bagi Yesus sesuatu yang dianggap terlambat atau mustahil dapat di pulihkan-Nya kembali.

Renungkan: Kuasa Yesus bukan terletak pada benda atau atribut yang pernah dipakai-Nya. Kuasa-Nya terletak pada diri-Nya. Bila kita ingin mengalami kuasa-Nya, kita harus datang kepada Dia, bukan melalui segala benda yang dianggap memiliki kuasa-Nya secara magis.

(0.86) (Luk 10:3) (full: ANAK DOMBA KE TENGAH-TENGAH SERIGALA. )

Nas : Luk 10:3

Orang percaya yang mengikuti kehendak Allah dengan setia akan terancam banyak bahaya. Mereka akan menjadi seperti anak domba yang tak berdaya di tengah-tengah serigala. Karena menyadari hal ini, kita harus berdoa memohon kehadiran, perlindungan, dan bantuan Allah.

(0.86) (Luk 8:31) (jerusalem: ke dalam jurang-maut) Setan-setan itu tidak memohon seperti dalam Mar 5:10, supaya diusir keluar dari daerah itu, tetapi supaya Yesus jangan menyuruh mereka masuk ke dalam jurang maut, ialah tempat di bawah bumi tempat tinggal mereka yang biasa dan paling akhir, Wah 9:1,2,11; Wah 11:7; Wah 17:8; Wah 20:1,3.
(0.80) (Luk 11:3) (full: SETIAP HARI MAKANAN KAMI. )

Nas : Luk 11:3

Orang percaya harus belajar berdoa untuk tercukupinya kebutuhan hidup (bd. Mat 6:11) berdasarkan empat prinsip.

  1. 1) Kita harus menaikkan doa permohonan seperti itu menurut kehendak Allah dan kemuliaan-Nya (Mat 6:10,33; 1Kor 10:31; 1Yoh 5:14-15).
  2. 2) Kita harus menginginkan Allah mempertunjukkan kasih kebapaan-Nya kepada kita (Mat 6:9,25-34),
  3. 3) Persediaan kebutuhan yang kita doakan harus memenuhi kebutuhan dasar kita dan memampukan kita melakukan pelayanan Kristen (2Kor 9:8; 1Tim 6:8; Ibr 13:5).
  4. 4) Kita boleh memohon sesuatu hanya setelah kita dengan setia memberi kepada Allah dan kepada orang lain (2Kor 9:6;

    lihat cat. --> 2Kor 8:2).

    [atau ref. 2Kor 8:2]

(0.75) (Luk 8:40) (sh: Iman yang tangguh (Kamis, 29 Januari 2004))
Iman yang tangguh

Iman bukan gerakan yang tak terkontrol atau tak disadari, tetapi merupakan kebulatan hati yang terpaut kepada obyek tertentu. Kristen menujukan imannya kepada Yesus Kristus. Perikop kali ini, memperlihatkan kepada kita bagaimana Yesus memberi perhatian khusus kepada orang yang memiliki iman yang tangguh dalam dua kisah.

Pertama, kisah Yairus (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">40-42; 49-56). Sepulangnya Yesus dari Gerasa, Yairus kepala rumah ibadat menghampiri-Nya dan memohon agar Yesus datang ke rumahnya untuk menyembuhkan anak perempuannya yang sakit hampir mati. Dalam perjalanan ke rumah Yairus, Yesus harus menerobos orang banyak yang berdesakan di sekitar-Nya. Akan tetapi, perjalanan itu diinterupsi oleh seorang perempuan yang ingin disembuhkan Yesus. Lalu, berita datang dari rumah Yairus bahwa anak perempuannya sudah mati. Kelihatannya tidak ada harapan anaknya akan sembuh. Namun perkataan Yesus memberi kekuatan pada iman Yairus (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">50).

Kedua, kisah perempuan yang menderita sakit pendarahan selama dua belas tahun (ayat ia+memohon+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">43-48). Di tengah situasi berdesakan di sekitar Yesus, serta ketergesaan-Nya menuju rumah Yairus, perempuan ini menyelinap untuk menjamah jubah Yesus. Imannya tak percuma, sebab hanya dengan menjamah jubah-Nya saja perempuan itu sembuh. Perempuan itu sembuh bukan karena jubah Yesus, tetapi karena kuasa Yesus dinyatakan kepadanya. Perempuan itu beriman kepada Yesus, sehinga sakit pendarahannya pun sembuh.

Biarpun Yesus sibuk melayani orang banyak yang memerlukan-Nya, tetapi Yesus menyambut Yairus yang beriman kepada-Nya dan bersedia datang ke rumahnya. Ketika sedang berurusan dengan Yairus, Yesus memberi perhatian juga kepada seorang perempuan yang beriman kepada-Nya.

Renungkan: Yesus memberi perhatian besar kepada orang-orang yang memiliki iman yang tangguh.



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA