Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 20 ayat untuk ia dianggap AND book:9 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Sam 27:5) (ende)

Karena membelot kepada orang Felesjet, musuh Israil, Dawud memang dianggap sebagai pengchianat oleh bangsanja sendiri. Ia meminta tempat jang djauh dari ibu kota, supaja djangan diawasi oleh radja Felesjet.

Dari sana ia dapat menjerang dan merugikan musuh2 Juda, dengan tidak diketahui radja Felesjet. Demikian ia memperoleh sahabat2 dan penganut2 di Juda, jang kemudian menolong dia dan mengangkatnja mendjadi radja Juda. Kelakuan jang tjerdik.

(0.96) (1Sam 2:27) (ende)

Rupa2nja bagian ini berasal dari tradisi lain dan kemudian dimasukkan kedalam kisah mengenai Sjemuel dan 'Eli. Pada asasnja ia sedjadjar dengan 1Saia+dianggap+AND+book%3A9&tab=notes" ver="ende">3:11-14. Semua hal jang dikemukakan hari terdjadi disini diramalkan setjara terperintji dan agak djelas djuga. Peristiwa2 jang menghapuskan keluarga 'Eli sebagai imam dianggap sebagai tjampur tangan Allah akan hukuman salah satu dosa keluarga itu. Untuk menjatakan hal ini peristiwa2 itu diberi bentuk ramalan. Tetapi teranglah ramalan jang aseli kemudian dilengkapi sesuai dengan kenjataan2

(0.96) (1Sam 4:4) (jerusalem: yang bersemayam di atas para kerub) Di sini untuk pertama kalinya ungkapan itu dipakai. Ia berkaitan dengan kuil di Silo, bdk 1Sa 1:3+. Kerub-kerub itu ialah patung makhluk-makhluk gaib yang bersayap. makhluk-makhluk semacam itu ditempatkan sebelah-menyebelah pada tahta dewa atau raja di negeri Siria dahulu. Sama seperti dalam bait Allah di Yerusalem, 1Ra 8:6, kerub-kerub dan tabut di Silo dianggap tahta Tuhan, "singgasana" Allah yang hadir tetapi tidak kelihatan; bdk Maz 18:11+.
(0.95) (1Sam 21:13) (ende)

Orang gila dianggap sebagai kerasukan roh dan karenanja mereka digeruni.

(0.93) (1Sam 20:1) (sh: Antara Sahabat dan orang tua. (Kamis, 29 Januari 1998))
Antara Sahabat dan orang tua.

Kadang-kadang kita harus memilih antara memihak orangtua atau sahabat. Bagi Yonatan, di satu pihak ia begitu mengasihi Daud, tetapi di pihak lain ia menghormati orang tuanya. Apakah dengan memilih memihak Daud, berarti Yonatan telah tidak berbakti kepada orang tua? Bagi orang Timur, sikap ini sering dianggap mengundang kutuk. Sebagai orang yang menaati Tuhan, pertanyaannya bukanlah soal memilih di antara orangtua dan sahabat, tetapi memilih antara kehendak Tuhan dan kesalahan.

Bersikap bijak dalam memilih. Berada di antara dua atau lebih pilihan, kadang membuat kita bingung, sehingga tidak lagi berpikir logis realistis dalam menerapkan prinsip. Pengambilan keputusan lebih banyak dikuasai oleh sikap marah dan kecewa. Dalam kondisi seperti ini, Yonatan tidaklah bertindak gegabah dalam mengambil keputusan menentukan pilihan. Ia mampu berpikir jernih. Bahkan bersama Daud, ia mengikat persahabatan yang murni berdasarkan kasih Tuhan. Inilah suatu gambaran hubungan antar manusia yang indah, yang dipenuhi oleh Roh Tuhan. Mereka dapat mewujud-nyatakan hukum kasih yang difirmankan oleh Tuhan (band. 1Kor. 13).

Doa: Tuhan, mampukanlah Aku untuk mewujudnyatakan kasih Kristus dalam hidup dengan sesama.

(0.91) (1Sam 18:17) (sh: Tentang bersaksi (Jumat, 8 Agustus 2003))
Tentang bersaksi

Kita masih terus mengikuti kisah Saul dan Daud. Saul membenci Daud karena menurut anggapannya, Daud begitu bernafsu merebut takhtanya. Saul sama sekali belum mengetahui bahwa Daud telah diurapi Samuel secara diam-diam (ayat ia+dianggap+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">16:13), dan dengan demikian ia juga tidak mengetahui bahwa Tuhan ingin agar Daud menggantikannya sebagai raja. Namun demikian, dari peristiwa demi peristiwa, terungkaplah situasi yang sebenarnya, sebab Saul akhirnya menyadari bahwa Tuhan beserta dengan Daud. Peristiwa- peristiwa apakah yang dimaksud?

Pertama, Saul akan memberikan Merab sebagai isteri Daud. Dikatakan bahwa Merab akan diberikan kepada Daud (ayat ia+dianggap+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">17) sebagai upaya Saul agar Daud nantinya mati terbunuh dalam perang melawan orang Filistin. Namun, akhirnya Saul tidak jadi memberikan Merab kepada Daud. Terlihatlah jelas bahwa rencana Saul belum matang.

Kedua, Saul akan memberikan Mikhal kepada Daud (ayat ia+dianggap+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">20). Kali ini Mikhal memang jatuh cinta kepada Daud. Saul menyodorkan tawarannya: Daud boleh menjadi menantunya dan menuntut mas kawin 100 kulit khatan orang Filistin. Idenya sederhana: Daud dianggap tidak mampu dan kemungkinan besar akan mati di pertempuran. Saul lupa bahwa Daud begitu berani dan cerdas. Sebelum tenggat waktu pengumpulan kulit khatan itu, Daud telah membawa dua kali lipatnya. Saul menyadari bahwa memang Tuhan menyertai Daud (ayat 28), dan ia mengakui bahwa kekuasaan dan popularitasnya mulai bocor.

Terakhir, Daud disebutkan sebagai panglima yang paling berhasil menaklukkan orang-orang Filistin dibandingkan para pegawainya yang lain. Saul makin takut dan Daud makin populer.

Renungkan: Lakukan pekerjaan Anda dengan taat dan setia, meskipun di tengah- tengah situasi yang sangat tidak ideal. Kesuksesan Anda bisa jadi merupakan alat kesaksian untuk menyatakan bahwa Allah yang hidup menyertai Anda.

(0.90) (1Sam 17:40) (sh: Keluguan iman. (Minggu, 14 Desember 1997))
Keluguan iman.

Daud bukan sekadar mengucapkan gertak sambal. Daud sungguh melakukan tindakan yang luar biasa berani. Ia maju menghadapi Goliat hanya dengan bersenjatakan tongkat, lima batu licin yang diambilnya dari dasar sungai, kantung gembala dan umban (ayat ia+dianggap+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">40). Tentu saja baik pihak kawan maupun lawan tercengang dan terkejut oleh keberanian yang lugu ini. Tindakannya itu tidak layaknya orang berperang yang mengenakan baju perang yaitu baju zirah dan ketopong tembaga serta perlengkapan serba hebat. Apalagi kalau kita pertimbangkan bahwa musuh yang ingin coba dilawan Daud ini bukan prajurit sembarangan. Goliat adalah raksasa maha perkasa. Tindakan Daud ini tidak sama dengan naif, bodoh, konyol, tetapi tindakan iman yang dalam pertimbangan tanpa iman cenderung dianggap lugu.

Maju dalam nama siapa? Sekilas membaca penuturan kisah ini sudah terbaca oleh kita bahwa konflik yang harus dihadapi Daud (baca Israel) melawan Goliat (baca Filistin) sangat tidak imbang. Dalam situasi demikian jelaslah bahwa konflik atau perkelahian itu bukan lagi terjadi di dalam lingkup fisik tetapi di dalam lingkup jiwani dan rohani. Goliat pun sebenarnya adalah bom perang syaraf yang dilemparkan orang Filistin terhadap Israel. Sosok tubuhnya dan sesumbarnya adalah senjata yang efektif mencabut nyali Israel. Daud tahu benar apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel (ayat ia+dianggap+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">45). Karena itu Daud maju dengan senjata rohani, dengan iman. Akibatnya luar biasa. Tuhan melakukan hal yang di luar perhitungan. Daud menang. Kemenangan iman, kemenangan Tuhan!

Renungkan: Untuk tujuan apa sebenarnya Kristus datang ke dunia ini dan mati disalib?

Doa: Bimbinglah aku menjalani proses pembentukan yang membuatku makin mengenal diriMu, makin teguh iman, agar realitaMu nyata dalam hidupku.

(0.89) (1Sam 16:16) (ende)

Musik selalu dianggap sebagai alat untuk meredakan djiwa jang bergelora, disini djiwa jang sedih sekali.

(0.89) (1Sam 14:24) (jerusalem: yang memakan sesuatu) Puasa khusus itu dianggap sebuah alat ampuh untuk memperoleh kemenangan yang dikurniakan Tuhan.
(0.83) (1Sam 13:4) (ende)

Apa jang dibuat Jonatan (1Sa 13:3) disini dianggap perbuatan radja sendiri.

Hal2 sebangsa ini berulang kali terdapat dalam sastera kuno.

(0.83) (1Sam 14:6) (ende: berkulup)

Orang2 Felesjet tidak mengenal sunat, seperti Israil dan banjak bangsa lain. Hal ini dianggap sebagai keaiban oleh orang2 jang bersunat.

(0.83) (1Sam 14:32) (ende)

Agama Israil, seperti kemudian agama Islam, melarang makan darah jang dianggap sebagai kehidupan, jang milik Allah se-mata2 adanja.

(0.83) (1Sam 18:4) (ende)

Pakaian seseorang dianggap sebagai hampir sama dan dengan dirinja sendiri. Karena itu memberikan pakaiannja kepada seseorang berarti menjerahkan dirinja sendiri. Upatjara ini adalah lambang persahabatan jang sangat karib.

(0.83) (1Sam 5:5) (jerusalem: tidak menginjak ambang pintu) Ini sebenarnya sebuah adat yang tersebar luas di zaman dahulu. Ambang pintu (rumah dsb) dianggap tempat kediaman roh-roh jahat.
(0.80) (1Sam 4:18) (ende: empatpuluh tahun)

adalah satu angkatan, bukan persis djumlah tahun ini. Disini djuga imam 'Eli dianggap sebagai "hakim" serupa dengan hakim2 dari Kitab Hakim dan serupa dengan Sjemuel (7,15).

(0.80) (1Sam 5:5) (ende)

Tjeritera mengenai patung Dagon jang mau menerangkan adat jang berlaku di Asjdod. Adat ini rupa2nja ditempat lain djuga terdapat.

Ambang-pintu dianggap sebagai tinggal roh2, jang tidak boleh diganggu.

(0.80) (1Sam 15:23) (ende)

Tidak patuh disini disamakan dengan sihir dan menjembah berhala (terafim), oleh sebab orang jang tidak mau mendengarkan Allah, mendengarkan sesuatu jang lain, machluk jang dianggap lebih penting daripada Allah, sebagaimana halnja dalam sihir dan penjembahan berhala.

(0.75) (1Sam 26:9) (full: ORANG YANG DIURAPI TUHAN. )

Nas : 1Sam 26:9

Daud menolak untuk membunuh Saul karena telah memperoleh keyakinan bahwa Allah sendiri akan menyingkirkan Saul dan bahwa Daud akan menjadi raja pada saat yang ditetapkan Allah (lih. ayat 1Sam 26:10; 13:13-14; 1Sam 15:23; 16:12-13). Situasi Daud dan Saul yang unik jangan dianggap sebagai alasan untuk membiarkan para pemimpin rohani dalam gereja terus berdosa dan berbuat jahat

(lihat cat. --> 1Sam 24:6).

[atau ref. 1Sam 24:6]

(0.72) (1Sam 19:1) (sh: Kesetiaan dan dendam. (Rabu, 28 Januari 1998))
Kesetiaan dan dendam.

Dalam pembacaan kali ini kita berhadapan dengan dua peristiwa yang saling bertentangan. Yonathan, putra Saul sedemikian mencintai dan membela Daud mati-matian di depan ayahnya; bahkan berusaha membuka mata ayahnya dengan menceritakan semua kebaikan Daud (ayat ia+dianggap+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">5). Untuk sementara hati Saul mencair dan berjanji tidak akan berusaha lagi membunuh Daud. Ternyata Saul tidak bisa berpegang pada janjinya. Ketika Daud sedang berusaha menghiburnya, Saul kembali menjalankan rencana jahatnya dengan menikam Daud. Kembali terbukti bahwa seseorang yang tidak lagi diisi oleh Roh Tuhan akan sukar menghilangkan dendam hatinya.

Berjalan bersama Tuhan. Dilihat dari pertimbangan sehat, sangat sulit bagi Daud untuk melepaskan diri dari kejaran tentara Saul. Tetapi ternyata Daud mampu membebaskan diri secara ajaib. Tuhan memiliki banyak cara, termasuk cara yang dianggap manusia tidak mungkin terjadi. Allah menyelamatkan Daud dari rencana keji Saul. Pengalaman Daud ini mengajarkan kita untuk tidak perlu ragu menempuh hidup sekalipun tampaknya penuh kesulitan dan tantangan. Pertanyaannya bukanlah apa yang saya alami, tetapi berjalan bersama Tuhankah saya?

Renungkan: Waspadalah! Jikalau dendam menguasai pikiran kita, tidak ada lagi tempat bagi kemuliaan Allah.



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA