Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 4930 ayat untuk ia berani (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Dan 4:19) (ende)

Daniel terperandjat, oleh karena ia tidak berani memberitahukan takbir mimpi jang malang itu kepada radja.

(0.88) (Ayb 15:28) (ende)

Si djahat demikian nekadnja, bahwa ia malahan berani membangun kembali dan mendiami kota2 jang kena kutuk dan jang diharamkan.

(0.86) (Yes 46:12) (ende: gagah-berani)

jakni terhadap Allah.

(0.75) (Dan 11:17) (ende)

Karena takut akan orang2 Romawi Antiochos Agung tidak berani menjerbu Mesir. Ia mengawinkan puterinja dengan Ptolomaios V untuk dengan djalan ini menguasai Mesir. Tetapi rentjananja gagal.

(0.75) (2Kor 4:13) (ende)

Paulus tetap tabah hati dan berani mendjalankan tugasnja, sebab ia tahu bahwa segala susah-pajah itu mendjelmakan kemuliaan abadi baginja dan bagi umat.

(0.75) (Rat 3:39) (jerusalem: Biarlah...) Terjemahan ini tidak pasti. Ada ahli yang memperbaiki naskah Ibrani sehingga terjemahannya sbb: Mengapa manusia mengeluh? Hendaknya ia berani terhadap dosa-dosanya.
(0.72) (1Sam 10:26) (bis: beberapa orang yang gagah berani)

Sebuah terjemahan kuno: beberapa orang yang gagah berani; Ibrani: Tentara.

(0.72) (Ayb 13:10) (ende)

Bagaimana gerangan manusia berani membenarkan Allah, jang melebihi semua?

(0.62) (2Kor 12:16) (ende)

Fitnah-fitnah jang dilontarkan kepada Paulus agaknja seperti berikut. Para penentang berkata: Memang Paulus sendiri tidak berani menuntut bajaran, tetapi ia mengirim pembantu-pembantu guna mengumpulkan uang untuk dia. Alasan fitnah tentu pemungutan derma bagi umat di Jerusalem.

(0.57) (Pkh 11:4) (ende)

Orang tak boleh terlalu ber-hati2, melainkan harus berani menanggung risiko.

(0.57) (Yes 33:8) (ende)

Bagian pertama ajat ini menjatakan, bahwa orang tidak berani lagi bepergian karena musuh menduduki negeri.

(0.57) (Mat 10:32) (ende)

Penganut Jesus harus berani mengakui imannja didepan umum, biarpun mereka ditjemoohkan atau dianiaja karenanja.

(0.57) (Ibr 10:38) (ende: Kepertjajaan)

disini berarti kejakinan jang pasti sampai berani berkurban untuk hidup sesuai dengan kejakinan itu.

(0.54) (Kis 5:21) (sh: Tidak selalu berani tetapi tidak selalu takut (Jumat, 20 Juni 2003))
Tidak selalu berani tetapi tidak selalu takut

Corrie ten Boom memahami artinya penjara dan ketidakadilan. Beserta dengan keluarganya ia ditangkap dan dijebloskan ke tahanan Nazi karena menyembunyikan orang Yahudi. Ayah dan kakaknya meninggal di penjara, hanya ia yang lolos. Secara ajaib ia dibebaskan karena namanya tertukar dengan nama orang lain. Keluarga ten Boom berani mengambil risiko yang besar itu sebab mereka tahu bahwa mereka melakukan hal yang benar. Para murid Tuhan juga mengenal penjara dan ketidakadilan, dan mereka pun rela menerimanya karena mereka tahu untuk siapakah mereka menderita.

Saya tidak selalu berani, bahkan saya lebih sering takut. Saya takut mengungkapkan kebenaran, saya takut membela yang tertindas, saya takut menolong, saya takut dimusuhi orang, dan daripada mencari masalah, saya menghindar dari masalah. Saya lebih senang hidup tenteram tanpa ketakutan meski untuk itu saya harus membayarnya dengan mahal: saya menulikan telinga nurani saya. Pada akhirnya keberanian tersisa menjadi puing cita-cita belaka yang lebih sering tak terwujud. Keberanian tidak selalu hadir dalam satu warna; di dalam keberanian tersimpan ketakutan pula. Abraham pernah ketakutan dan dua kali ia terpaksa berbohong (Kej. 12:11- 13; 20:1-2). Elia tidak selalu berani dan pernah begitu ketakutan sampai-sampai ia harus lari dari Izebel (ayat 1Raj. 19:3). Petrus pernah ketakutan dan untuk menyelamatkan nyawanya, tiga kali ia menyangkal mengenal Tuhan (Mat. 26:69-75).

Ada tiga hal yang membantu kita untuk menjadi berani. Pertama, tanyakan pada diri kita, untuk siapakah hal ini saya lakukan? Kedua, tenangkan diri. Di dalam kepanikan, ketakutan dan kekalutan bertambah. Ketiga, berserah kepada Tuhan yang mempunyai kendali penuh atas hidup kita.

Renungkan: Ketakutan membuat kita lumpuh; keberanian membuat kita ampuh.

(0.53) (2Kor 11:7) (ende: Merendahkan diri)

Jaitu dalam mata orang sebab ia bekerdja sebagai tukang untuk memperoleh redjekinja. Mungkin pula para penentangnja mengedjek Paulus bahwa ia tidak berani menuntut bajaran seperti pengadjar-pengadjar lain, sebab rasa rendah-diri dan insjaf bahwa pidato-pidatonja tidak bernilai.

(0.53) (Ayb 13:1) (sh: Hidup benar (Jumat, 26 Juli 2002))
Hidup benar

Berapa banyak di antara kita yang berani berkata seperti Ayub, "Berapa besar (atau dalam terjemahan lain, berapa banyak) kesalahan dan dosaku?" (ayat ia+berani&tab=notes" ver="">13:23). Kita hanya berani mengatakan hal seperti ini kepada sesama kita manusia. Namun, kepada Tuhan? Tidak ada di antara kita yang berani menantang Tuhan untuk menunjukkan berapa banyak dosa yang telah kita perbuat. Kita tidak berani sebab kita menyadari bahwa kita memang telah melakukan banyak dosa.

Ayub berani mengatakan hal seperti itu kepada Tuhan karena memang Ayub telah hidup benar dan saleh di hadapan-Nya. Ia tidak sedang membanggakan diri atau membual sebab itulah yang Alkitab katakan tentang kehidupan Ayub (ayat ia+berani&tab=notes" ver="">1:1). Tidak heran Ayub akhirnya menjadi marah kepada ketiga temannya yang terus memojokkannya dan menuduhnya telah melakukan dosa yang tersembunyi. Ayub berani mempertanggungjawabkan hidupnya secara terbuka di hadapan Allah. Bagaimana dengan kita? Kehidupan yang bersih diawali dengan hati yang bersih. Kita mesti menjaga hati kita agar tetap bersih dari dosa. Kita bisa memperlihatkan perilaku yang bersih, namun itu sendiri bukan jaminan bahwa kita memiliki hati yang bersih (bdk. Ams. 16:2).

Kadang, demi kepentingan pribadi, kita membersih-bersihkan atau membenarkan tindakan kita. Sebaliknya, jika orang lain yang melakukannya, kita menuduhnya berdosa. Betapa mudahnya kita terjebak dalam standar ganda dan mengabaikan standar Tuhan. Ada dua pertanyaan yang dapat kita ajukan untuk menjaga agar hidup kita tetap bersih. Pertama, apakah saya berani mengakui perbuatan saya di hadapan orang lain? Dengan kata lain, apa pun yang kita lakukan, beranikah kita mengakuinya kepada orang lain? Kedua, beranikah kita mengundang kehadiran Tuhan pada saat kita melakukan perbuatan itu? Kita harus percaya bahwa kedua pertanyaan ini dapat mengingatkan dan menolong kita untuk hidup terbuka di hadapan Allah.

Renungkan: Terang membawa dua dampak pada ruangan kehidupan kita: memalukan dan membanggakan. Memalukan, jika ruangan itu kotor; membanggakan, bila ruangan itu bersih.

(0.50) (1Sam 22:17) (ende)

Orang Israil sendiri tidak berani membunuh imam2nja. Karena itu Sjaul berseru kepada orang kafir, Doeg.

(0.50) (Mat 27:25) (ende)

Utjapan ini sebagai peribahasa jang lazim pada orang Jahudi berarti kami berani mempertanggung-djawabkan tuntutan kami dengan segala akibatnja.

(0.50) (Mzm 18:29) (jerusalem: melompati tembok) Karena bantuan Allah raja berani dan mampu menghadapi pasukan tentara musuh dan menyerang kota-kota berbenteng.
(0.50) (2Kor 11:12) (jerusalem) Berkarya tanpa pamrih, sebagaimana dilakukan Paulus, merupakan ciri khas kerasulan. Lawan Paulus tidak pernah berani menghaki ciri khas itu.


TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA