Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 17 dari 17 ayat untuk ia memberikan AND book:[1 TO 39] AND book:9 (0.004 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Sam 18:17) (sh: Tentang bersaksi (Jumat, 8 Agustus 2003))
Tentang bersaksi

Kita masih terus mengikuti kisah Saul dan Daud. Saul membenci Daud karena menurut anggapannya, Daud begitu bernafsu merebut takhtanya. Saul sama sekali belum mengetahui bahwa Daud telah diurapi Samuel secara diam-diam (ayat 16:13), dan dengan demikian ia juga tidak mengetahui bahwa Tuhan ingin agar Daud menggantikannya sebagai raja. Namun demikian, dari peristiwa demi peristiwa, terungkaplah situasi yang sebenarnya, sebab Saul akhirnya menyadari bahwa Tuhan beserta dengan Daud. Peristiwa- peristiwa apakah yang dimaksud?

Pertama, Saul akan memberikan Merab sebagai isteri Daud. Dikatakan bahwa Merab akan diberikan kepada Daud (ayat 17) sebagai upaya Saul agar Daud nantinya mati terbunuh dalam perang melawan orang Filistin. Namun, akhirnya Saul tidak jadi memberikan Merab kepada Daud. Terlihatlah jelas bahwa rencana Saul belum matang.

Kedua, Saul akan memberikan Mikhal kepada Daud (ayat 20). Kali ini Mikhal memang jatuh cinta kepada Daud. Saul menyodorkan tawarannya: Daud boleh menjadi menantunya dan menuntut mas kawin 100 kulit khatan orang Filistin. Idenya sederhana: Daud dianggap tidak mampu dan kemungkinan besar akan mati di pertempuran. Saul lupa bahwa Daud begitu berani dan cerdas. Sebelum tenggat waktu pengumpulan kulit khatan itu, Daud telah membawa dua kali lipatnya. Saul menyadari bahwa memang Tuhan menyertai Daud (ayat 28), dan ia mengakui bahwa kekuasaan dan popularitasnya mulai bocor.

Terakhir, Daud disebutkan sebagai panglima yang paling berhasil menaklukkan orang-orang Filistin dibandingkan para pegawainya yang lain. Saul makin takut dan Daud makin populer.

Renungkan: Lakukan pekerjaan Anda dengan taat dan setia, meskipun di tengah- tengah situasi yang sangat tidak ideal. Kesuksesan Anda bisa jadi merupakan alat kesaksian untuk menyatakan bahwa Allah yang hidup menyertai Anda.

(0.98) (1Sam 25:1) (full: DAN MATILAH SAMUEL. )

Nas : 1Sam 25:1

Kematian Samuel mengakhiri kehidupan salah seorang hamba Allah yang paling setia.

  1. 1) Ia bersemangat untuk Allah dan melakukan lebih banyak dari orang lain pada zamannya untuk menaati apa yang ada di hati Allah (1Sam 2:35; 12:7-25; 15:10-11,35). Hidup Samuel memberikan teladan yang unggul dari integritas, kejujuran, kesetiaan, dan kemurnian moral (1Sam 12:1-5).
  2. 2) Samuel mewariskan reputasi yang membuatnya sejajar dengan tokoh-tokoh PL yang terbesar. Allah sendiri menyebutkannya bersama dengan Musa (Yer 15:1). Samuel dan para nabi benar lainnya, bukan para raja, mewakili kepemimpinan rohani dan moral tertinggi di bawah perjanjian yang lama.
(0.98) (1Sam 9:17) (sh: Penampilan Pemimpin (Minggu, 30 November 1997))
Penampilan Pemimpin

Saul tidak mengenal Samuel karena ia hampir-hampir tidak memiliki perhatian baik pada masalah-masalah rohani maupun pada hal-hal rohani.Tidak heran ia sama sekali tidak mengenal Samuel yang menjadi pemimpin tertinggi umat Allah yaitu Israel. Tetapi hal ini juga memperlihatkan sesuatu tentang Samuel. Pertanyaan Saul kepada Samuel, "Dimanakah rumah pelihat?" (ayat 18), memberi kesan bahwa tidak ada yang istimewa dalam penampilan Samuel. Sebagai pemimpin tertinggi dan berpengaruh besar, tentu wajar bila ia mengenakan pakaian yang istimewa dengan berbagai atribut dan asesoris kepemimpinannya. Sebagai hamba Tuhan, Samuel hidup sederhana. Ia berpenampilan seperti orang kebanyakan. Bobot kepemimpinannya terletak pada kepribadiannya bukan pada penampilannya.

Penyambutan Samuel. Samuel tahu bahwa Saul adalah orang yang akan menggantikannya. Tetapi tidak ada sedikitpun rasa cemburu dan iri hati padanya. Ia menyambut Saul dengan hangat. Ia memberikan tempat terhormat kepada Saul dalam suatu perjamuan (ayat 22) dengan hidangan terbaik (ayat 24). Ia juga menyediakan waktu untuk berbincang-bincang (ayat 25). Mungkin malam itu Samuel menceritakan latar belakang permintaan rakyat Israel akan seorang raja. Sangat mungkin pula ia membimbing Saul secara spiritual. Dalam peralihan kepemimpinan sering terjadi kecemburuan, ketegangan. Warisan yang diberikan seringkali bukan hal positif yang mendukung dan menyiapkan sang pengganti. Sebaliknya seorang pemimpin sering mewariskan banyak masalah, tumpukan hutang yang harus diselesaikan penggantinya, bahkan tidak jarang ada pemimpin yang menjelek-jelekkan penggantinya. Inti semuanya itu ialah, dirinya saja yang paling baik.

Renungkan: Bila kepemimpinan tidak diemban dalam semangat pelayanan bagi Tuhan dan bagi sesama, kepemimpinan itu akan dijangkiti dosa kultus individu.

Doa: Tolong kami meninggikan Tuhan saja dalam segala keberhasilan kami

(0.98) (1Sam 1:1) (sh: Allah sumber pengharapan (Minggu, 27 Juli 2003))
Allah sumber pengharapan

Dalam masyarakat Yahudi, poligami bukan hal biasa. Namun, Alkitab kita menemukan juga beberapa peristiwa poligami terjadi, seperti pada Abraham, Yakub, Daud, Salomo, dll. Alasan mereka bermacam- macam, dan pada semua kisah itu kita melihat banyak masalah. Yang paling lazim adalah ketegangan hubungan. Pernikahan berkabut duka dan benci.

Kisah Elkana pun demikian. Karena Hana tidak mampu mengandung, Penina menyakiti hatinya. Meskipun Elkana sendiri mengasihi Hana, tetap kedukaan dan ketiadaan damai menggantung di dada Hana. Kiranya kisah-kisah PL ini cukup menjadi peringatan bahwa dalam rencana Allah hanya sepasang pria dan wanita boleh dan dapat menjadi satu.

Hana adalah wanita beriman. Ia tidak membalas kejahatan Penina. Ia mengadukan beban deritanya kepada Tuhan. Doa keluh kesah dan permohonannya sedemikian dalam sampai membuat Imam Eli salah tafsir. Namun ketika Hana menceritakan pergumulannya, Eli menyampaikan kabar baik dari Tuhan. "Allah Israel -- Allah yang hidup dan yang memihak keprihatinan umat-Nya akan memberikan apa yang dimintanya," demikian sabda Imam Eli. Memang jawab itu tidak langsung terwujud, namun Hana berubah karena ia telah berjumpa Allah Sang Sumber Pengharapan.

Renungkan: Mana yang lebih baik: tidak memiliki anak tetapi setia dalam monogami, atau memiliki anak namun melukai pasangan sendiri?


Bacaan untuk Minggu ke-8 sesudah Pentakosta

Yesaya 55:12-17; Roma 8:12-17; Matius 13:1-17; Mazmur 65

Lagu KJ 304

(0.97) (1Sam 2:29) (full: MENGHORMATI ANAK-ANAKMU LEBIH DARIPADA-KU. )

Nas : 1Sam 2:29

Eli gagal total dalam memberikan kepemimpinan rohani bagi keluarga dan juga bagi Israel.

  1. 1) Selaku ayah ia tidak sanggup mendidik anak-anaknya dalam jalan kebenaran. Ketika mereka memperkosa wanita-wanita yang melayani di gerbang Kemah Pertemuan (ayat 1Sam 2:22), Eli tidak menunjukkan baik kehendak maupun wibawa rohani yang diperlukan untuk memberhentikan mereka dari pelayanan (1Sam 3:13; bd. Ul 21:18-21).
  2. 2) Kegagalan Eli sebagai ayah dan hamba Tuhan mengakibatkan:
    1. (a) hukuman Allah atas Eli, para putranya, dan keluarganya (ayat 1Sam 2:30-36; 4:17-18);
    2. (b) merosotnya rasa hormat terhadap jabatan imam (ayat 1Sam 2:17);
    3. (c) kemerosotan rohani yang umum dari umat Allah (ayat 1Sam 2:22-24; 4:1-11); dan
    4. (d) lenyapnya kemuliaan Tuhan dari Israel (1Sam 4:21).
  3. 3) Seluruh Alkitab menekankan perlunya kesalehan dan takut akan Allah sebagai standar-Nya bagi mereka yang akan memimpin umat Allah (bd. 1Tim 3:1-10).
(0.97) (1Sam 8:22) (full: ANGKATLAH SEORANG RAJA BAGI MEREKA. )

Nas : 1Sam 8:22

Sekalipun bukan kehendak Allah untuk memberikan Israel seorang raja pada waktu ini, Ia tetap melakukannya. Peristiwa ini merupakan contoh sejarah yang berjalan menurut kehendak Allah yang mengizinkan dan bukan kehendak-Nya yang sempurna

(lihat cat. --> 1Tim 2:4;

[atau ref. 1Tim 2:4]

lihat art. KEHENDAK ALLAH).

Allah mengizinkan pengangkatan seorang raja dan pemerintahan kerajaan kendatipun di kemudian hari akan timbul kesukaran dan bencana (ayat 1Sam 8:10-18);

  1. (1) untuk menunjukkan perlunya kerajaan Allah yang sempurna dan demikian melambangkan Yesus Kristus sebagai Raja atas segala raja (Mat 2:2; 21:5; 1Tim 1:17; 6:15; Wahy 19:16);
  2. (2) untuk mengajar umat-Nya bahwa tidak satu pun bentuk pemerintahan di bumi ini akan menyelesaikan persoalan mereka atau menjamin kedamaian dan keamanan selama manusia berdosa masih ada. Hanya di langit dan bumi yang baru kebenaran akan berkuasa dan sejahtera dan kebahagiaan sempurna akan dinikmati semua orang (pasal Wahy 21:1-22:21).
(0.96) (1Sam 17:55) (sh: Antara cinta dan benci (Kamis, 7 Agustus 2003))
Antara cinta dan benci

Ada orang-orang yang begitu mencintai dan mengagumi kita, menyenangi dan memuji-muji kita. Ada pula orang-orang yang bertindak sebaliknya. Memang kita tidak dapat membuat semua orang berpihak kepada kita. Namun, standar apakah yang bisa kita pakai dalam bersikap di tengah-tengah begitu banyak tuntutan?

Kisah Daud dan Goliat ditutup dengan percakapan antara Saul dengan Daud (ayat 55-58). Pertemuan Daud dengan Saul di sini janggal: Saul masih belum mengetahui nama Daud, namun ini merupakan pertemuan awal yang akan memuncak menjadi pertikaian nantinya. Ketika Saul membawa Daud ke kediamannya dan menetap di sana, kita melihat reaksi dari banyak orang kepada Daud. Pertama-tama, reaksi Yonatan yang "mengasihi" Daud. Hal ini bisa berarti ada ikatan persahabatan yang cukup emosional antara Daud dan Yonatan, tetapi bisa juga menunjukkan bahwa Yonatan menunjukkan komitmen politisnya: ia mendukung Daud sepenuhnya. Tindakan Yonatan memberikan baju perang, dst. kepada Daud mungkin sekali menyatakan bahwa ia menyerahkan tempatnya sebagai pewaris takhta.

Berikutnya, Daud dicintai oleh seluruh rakyat. Sebenarnya nyanyian mengenai beribu-ribu dan berlaksa-laksa (ayat 7) kemungkinan tidak bermaksud membanding-bandingkan kehebatan antara Saul dan Daud. Nyanyian itu hanya sekadar nyanyian, dan perbedaan jumlah yang dinyanyikan hanyalah sebuah puisi belaka. Namun, Saul menyikapinya serius. Kini, Daud dilihatnya sebagai anak muda yang ambisius: sebuah ancaman serius bagi posisinya. Ketika rasa dengki merasuki akal sehat waspadalah karena itu berarti membuka peluang bagi berlakunya sebuah kejahatan. Saul berusaha membunuh Daud. Namun, Tuhan menyertai Daud dan membuatnya berhasil.

Renungkan: Tidak mungkin mengharapkan semua orang mencintai Anda. Namun, kalau Tuhan mencintai dan memelihara hidup Anda, cukuplah.

(0.96) (1Sam 17:1) (sh: Ketika Daud vs. Goliat masih Daud vs. Goliat (Selasa, 5 Agustus 2003))
Ketika Daud vs. Goliat masih Daud vs. Goliat

Maksudnya, ketika Daud vs. Goliat masih berarti remaja gembala ingusan Israel tanpa pengalaman tempur sama sekali, hanya sesekali mengantar ransum roti dan keju (ayat 17-19) kepada kakak-kakaknya yang serdadu, versus Goliat, tinggi: 288 cm, pekerjaan: serdadu dan pendekar profesional TNKF (Tentara Nasional Konfederasi Filistin). Lupakan dulu cerita sekolah minggu yang penuh kejayaan Daud itu. Hayati nas hingga Anda gentar, segentar jika Anda berhadapan langsung dengan tank raksasa Amerika bila Anda serdadu Irak. Narasi dari 1-25 berturut-turut memberikan gambaran seperti apakah Goliat (ayat 1- 11) dan Daud (ayat 12-25) agar para pembaca dapat berhitung: apa mungkin Daud mengalahkan Goliat? Kemungkinan ini terabaikan oleh Israel dan Saul, karena mereka sangat takut; takut kepada Goliat dan takut diperhamba (ayat 8-11).

Respons Israel sebenarnya adalah respons yang sebenarnya rasional dan manusiawi berdasarkan apa yang mereka ketahui di atas. Sayang ada satu hal yang tidak mereka ingat: Allah. Ketakutan dan kecemasan mereka yang amat sangat (ayat 11, 27) membuktikan bahwa Israel lebih "percaya" kepada mata tombak seberat 60-an kg dan badan raksasa ketimbang kuasa Allah. Sayang juga bahwa yang mengingatkan mereka justru adalah seorang remaja gembala bernama Daud. Daudlah yang pertama kali menyadari kebenaran ini; ketika Goliat mencemooh orang Israel, ia sebenarnya mencemooh Allah Israel (bdk. 25 dan 26). Tidak hanya sadar, Daud pun juga dipenuhi keyakinan bahwa Goliat tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Allah (ayat 26, "siapakah..."). Iman Daud (bdk. Ibr. 11:32) menjadikannya contoh nyata kedahsyatan kuasa Allah yang memakai orang yang percaya kepada-Nya.

Renungkan: Ingat selalu akan Allah, bahkan ketika keadaan menjadi sulit dan kelihatannya tidak mungkin bagi kita untuk bersikap sebagai umat- Nya! Kekuatan kita adalah Allah sendiri (Mzm. 46:2).

(0.92) (1Sam 18:4) (ende)

Pakaian seseorang dianggap sebagai hampir sama dan dengan dirinja sendiri. Karena itu memberikan pakaiannja kepada seseorang berarti menjerahkan dirinja sendiri. Upatjara ini adalah lambang persahabatan jang sangat karib.

(0.86) (1Sam 30:31) (jerusalem: di mana Daud dengan orang-orangnya mengembara) Dengan mengirim sebagian dari jarahan kepada orang Yahudi itu Daud membalas jasa mereka yang dahulu memberikan tumpangan kepadanya. Tetapi terutama Daud bermaksud mengambil hati mereka, sehingga mendukung Daud sebagai raja, 2Sa 2:4. Hampir semua kota yang terdaftar dalam 1Sa 30:27-31 terletak di sebelah selatan Hebron.
(0.85) (1Sam 12:21) (full: JANGANLAH MENYIMPANG UNTUK MENGEJAR DEWA KESIA-SIAAN. )

Nas : 1Sam 12:21

Samuel mengingatkan orang Israel untuk tidak menyembah dewa-dewa yang tidak berdaya; hanya Tuhan Allah yang sanggup memberikan bantuan yang mereka perlukan pada saat-saat krisis. Untuk keterangan lebih lanjut tentang penyembahan berhala,

lihat art. SIFAT PENYEMBAHAN BERHALA.

(0.83) (1Sam 1:11) (full: AKU AKAN MEMBERIKAN DIA KEPADA TUHAN. )

Nas : 1Sam 1:11

Hana menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan dengan kesediaannya menyerahkan putranya untuk pekerjaan Tuhan. Dengan sikap yang sama, orang-tua Kristen dewasa ini dapat menyatakan penyerahan mereka kepada Allah dan kerajaan-Nya dengan mempersembahkan putra-putri mereka untuk pekerjaan Tuhan atau pekabaran Injil di negeri asing. Orang-tua yang mendukung, mendorong, dan berdoa bagi anak-anaknya akan sangat berkenan kepada Allah.

(0.83) (1Sam 13:13) (full: TIDAK MENGIKUTI PERINTAH TUHAN ... YANG DIPERINTAHKAN-NYA KEPADAMU. )

Nas : 1Sam 13:13

Tuhan secara khusus telah memerintahkan Saul untuk tinggal di Gilgal menantikan kedatangan Samuel yang akan mempersembahkan korban dan memberikan pengarahan (1Sam 10:8). Allah menguji ketaatan Saul dengan secara sengaja menunda kedatangan Samuel sampai melewati tujuh hari yang telah disetujui. Dalam perasaan putus asa (ayat 1Sam 13:8) dan angkuh (ayat 1Sam 13:9), Saul sendiri langsung mempersembahkan korban bertentangan dengan firman Allah. Karena Saul gagal menaati perintah Allah, Samuel memberitahukannya bahwa Allah akan mengambil kerajaan itu darinya (ayat 1Sam 13:13-14). Walaupun Saul tetap bertakhta hingga akhir hidupnya, putranya Yonatan tidak akan menaiki takhta sebagai penggantinya.

(0.81) (1Sam 23:14) (sh: Persahabatan Sejati. (Selasa, 03 Februari 1998))
Persahabatan Sejati.

Ada pepatah mengatakan Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang. Pepatah ini merupakan salah satu contoh ejekan bagi bentuk persahabatan yang terjalin karena materi. Benar, bahwa menggalang persahabatan di kala senang, atau sukses tidaklah sulit. Tanpa dicari banyak orang yang datang menawarkan persahabatan. Tetapi, apa yang terjadi bila orang berada dalam keadaan susah? Yang semula mengaku sebagai sahabat, satu demi satu pergi menjauh bahkan lebih menyedihkan lagi, berlagak seolah tak pernah kenal. Masih ingatkah sikap Petrus terhadap Yesus di saat Dia menghadapi penderitaan? Sebaliknya, dalam keadaan takut, kehadiran Yonatan memberikan penghiburan dan dukungan bagi Daud. Tindakan Yonatan ini mengandung risiko, tetapi itulah ciri persahabatan sejati.

Kesetiaan Allah. Syukur kepada Allah yang selalu setia memperhatikan pergumulan hamba-hamba-Nya. Rencana-Nya sungguh luar biasa. Orang-orang yang tidak percaya, seperti Filistin dapat dijadikan-Nya alat penyelamat bagi hamba-Nya. Suatu kerjasama yang indah terjalin antara Allah dan hamba-Nya, Daud. Daud setia kepada Allah, karena Allah telah terlebih dahulu bertindak setia. Itulah sumber damai sejahtera dan pengharapan kekal umat Allah.

(0.81) (1Sam 26:1) (sh: Keteguhan hati. (Sabtu, 07 Februari 1998))
Keteguhan hati.

Daud berhadapan kembali dengan kesempatan untuk membunuh Saul. Namun Daud tetap teguh pada janjinya, untuk tidak mencelakakan orang yang telah diurapi Tuhan. Tuhan sendirilah yang akan berurusan dengannya (ayat 23). Daud bisa bersikap demikian sebab yakin bahwa Tuhan yang benar dan adil tahu bagaimana mengurus Saul dengan cara-Nya sendiri. Sekali lagi Daud menunjukkan sikap seorang pahlawan Tuhan. Berjuang demi kemuliaan nama Tuhan, berkorban demi kepentingan banyak orang, bertekad untuk terus mempertahankan kebersihan perjuangannya.

Kerapuhan janji. Dua kali Saul dibiarkan selamat oleh Daud dan dua kali pula Saul berjanji untuk tidak mencelakakan Daud bahkan mengakui segala kesalahan dan dosanya. Memang pada bagian Alkitab selanjutnya tidak diceritakan tentang adanya usaha Saul untuk mencelakakan Daud lagi, namun dengan tidak kembalinya Daud ke istana, bahkan akhirnya malah mencari suaka politik kepada raja Akhis, memberikan petunjuk tentang kemungkinan rapuhnya janji Saul (ayat 27:5). Jangan mengucapkan janji demi nama Tuhan jika tidak dapat menepatinya, karena itu berarti sudah mendustai dan mempermainkan Allah. Camkan! Umat yang melanggar janji kesetiaannya kepada Allah adalah umat yang mempermainkan kemuliaan Allah.

(0.81) (1Sam 8:5) (full: ANGKATLAH SEKARANG SEORANG RAJA. )

Nas : 1Sam 8:5

Jabatan raja menjadi bagian dari janji Allah dalam perjanjian-Nya dengan Abraham (Kej 17:6); ketika memberkati putra-putranya, Yakub menentukan bahwa raja itu adalah dari keturunan Yehuda (Kej 49:10). Musa menubuatkan bahwa akan tiba saatnya ketika Israel tidak merasa puas lagi dipimpin Allah secara langsung (Ul 17:14-15; 28:36); nubuat tersebut tergenapi ketika Israel menuntut seorang raja manusia. Allah menganggap permintaan mereka sebagai penolakan terhadap diri-Nya sebagai Raja Israel (ayat 1Sam 8:7) dan sebagai petunjuk dari keinginan mereka untuk mengurangi peranan mereka selaku umat khusus Allah.

  1. 1) Mereka memohon seorang raja manusia "sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang" (ayat 1Sam 8:20). Mereka keliru ketika berpendapat bahwa penyebab segala persoalan dan kekalahan mereka ialah pemerintahan yang kurang memadai, padahal sebenarnya dosa mereka yang menyebabkannya. Oleh karena itu, mereka menyesuaikan diri dengan cara-cara masyarakat kafir di sekitar mereka daripada percaya akan Allah.
  2. 2) Sekalipun ketika itu bukanlah saat yang dipilih Allah bagi mereka untuk memiliki seorang raja, dan walaupun motivasi mereka salah, Tuhan memberikan apa yang mereka minta. Kemudian, Dia bermaksud akan menuntun umat-Nya kendatipun pemerintahan yang cacat dari para raja Israel (1Sam 12:14-15,19-25); hal ini menunjukkan kasih dan kesabaran Allah terhadap kelemahan manusia.
(0.81) (1Sam 4:1) (sh: Karena A, maka pasti B? (Sabtu, 2 Agustus 2003))
Karena A, maka pasti B?

Karena Anda cantik/ganteng, maka anak Anda hidup bahagia. Benarkah pernyataan ini? Tentu saja tidak. Orang Romawi bilang: 'non sequitur'; "tidak mengikuti". Pernyataan kegantengan atau kecantikan fisik orang tua tidak dapat dijadikan sebab, lalu 'diikuti' oleh pernyataan bahwa anak orang tersebut bahagia sebagai akibatnya. Tidak ada hubungannya, dan tidak bisa dihubung-hubungkan.

Sayang, istilah Latin itu tidak dikenal orang Israel. Karena kira- kira justru demikianlah cara mereka waktu itu berpikir. Mereka berpikir jika tabut perjanjian Allah dibawa ke medan perang, pasti Allah akan memenangkan mereka (ayat 3). Siapa tahu, seperti yang ditakutkan Filistin (ayat 7-8), karenanya Allah bertindak seperti pada saat Israel keluar dari Mesir. Non sequitur. Dari perspektif teologi PL, hal pemberian kemenangan bagi Israel dalam peperangan bersangkut paut dengan kedaulatan dan kekudusan Allah sendiri, serta ketaatan umat. Kekalahan adalah hukuman Tuhan. Kekalahan Israel yang dahsyat menjadi bukti ketidakberkenanan Allah (ayat 10-11). Melalui peristiwa ini pula firman Tuhan mengenai penghukuman terhadap Eli dan keluarganya digenapi (ayat 11-22). Istri Pinehas memberikan kesimpulan yang tepat: dengan berbuat demikian, justru Israel kehilangan kemuliaan (ayat 21- 22).

Apa yang dilakukan Israel mirip dengan apa yang sering dilakukan Kristen masa kini. Kadang "klaim" akan janji Tuhan berubah menjadi pemerasan terhadap Allah: kita menjebak Allah dengan menaruh janji firman tertentu untuk menghadapi masalah kita. Kita anggap Allah pasti tidak mau dipermalukan karena janji-Nya "tidak digenapi." Padahal, upaya jebak-paksa rohani ini sering berakar dari pengertian salah tentang janji atau firman tersebut. Seharusnya Kristen selalu ingat bahwa Allah tidak bisa dipaksa.

Renungkan: Keyakinan tentang kedaulatan, kasih, keadilan Allah akan mengajarkan kita berserah bukan memaksa Allah.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA