Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 5 dari 5 ayat untuk hidup segar AND book:[1 TO 39] AND book:19 (0.004 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 23:5) (ende)

Minjak (zaitun) dipakai untuk memelihara badan dan kepala, agar lembut dan segar rasanja.

(0.66) (Mzm 23:1) (sh: Gembala yang baik (Minggu, 23 Februari 2003))
Gembala yang baik

Gembala yang baik. Pemazmur menggambarkan hubungan dirinya dengan Tuhan bagaikan domba yang dipelihara oleh gembala yang baik. Gembala yang baik bertanggung jawab atas seluruh kebutuhan domba-dombanya (ayat hidup+segar+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Dia menyediakan kebutuhan untuk makanan yang hijau segar dan air yang menyejukkan (ayat 2). Dia menyertai mereka saat perjalanan sulit dan melindungi mereka atas musuh-musuh yang ganas (ayat 3,4). Pemazmur juga menggambarkan Tuhan sebagai tuan rumah yang menerimanya sebagai tamu kehormatan. Dia melindungi tamu itu dengan kehormatan dan mengurapinya dengan wewangian (ayat 5). Jaminan kebajikan dan kemurahan meneduhkan si pemazmur sehingga ia bertekad untuk hanya mengandalkan Tuhan seumur hidupnya (ayat 6).

Sungguh ini adalah suatu gambaran yang menyejukkan bagi setiap orang yang berada di tengah dunia yang kian panas dan membara. Manakala kita berpaling ke sekeliling kita, tidaklah kita temukan orang yang kepadanya kita dapat menaruh harap dan percaya kita, karena semua seperti penjaga-penjaga upahan, yang akan lari menyelamatkan diri bila ada bahaya. Namun, dengan berpaling kepada Tuhan dan mengalami perjalanan hidup bersama- Nya, kita tahu bahwa Dia adalah Gembala yang baik.

Renungkan: "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku..." (Yoh. 10:14). Tiada pemeliharaan dan kepastian hidup yang sejati di luar Gembala yang baik, Tuhan Yesus Kristus.

(0.65) (Mzm 31:1) (sh: Aman berlindung pada Tuhan (Minggu, 11 September 2011))
Aman berlindung pada Tuhan

Judul: Aman berlindung pada Tuhan
Aman menurut Alkitab bukan sekadar tidak ada musuh atau bencana atau masalah yang menghadang hidup orang percaya. Aman dalam Alkitab adalah kondisi batin orang yang percaya penuh kepada Tuhan. Ia yakin bahwa tidak ada apa pun yang akan terjadi pada dirinya di luar pengetahuan, kendali, dan kasih Tuhan.

Mazmur 31 adalah ungkapan pemazmur yang menggumuli masalah dalam hidupnya, yang menekan dia terus menerus. Sampai selesai mazmur ini digubah dan dilantunkan, masalah yang dihadapi pemazmur masih ada, bahkan ada saat di mana pemazmur merasakan seakan Tuhan telah melupakan dirinya (23).

Bagian pertama mazmur ini, ay. hidup+segar+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-9 lebih bernada positif. Pemazmur di tengah seruan minta tolongnya mengungkapkan keyakinannya bahwa Tuhan pasti menolong. Berulang kali pemazmur meminta agar Tuhan melindunginya, sekaligus ia menyatakan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungannya (2, 3, 5) Rupanya keyakinan itu kuat karena pengalaman pemazmur pernah ditolong Tuhan (8-9).

Keyakinan pemazmur dilandaskan pada pengenalannya akan karakter Tuhan. Tuhan membenci para penyembah berhala (7). Menyembah berhala berarti menolak mengakui Tuhan berdaulat atas hidupnya. Di ayat hidup+segar+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">18 mereka disebut orang fasik. Sebaliknya, Tuhan penuh kasih setia kepada umat-Nya, yaitu yang tunduk pada kedaulatan-Nya, dan yang berani memercayakan hidupnya kepada Dia (8, lihat juga 22).

Merasa aman dalam perlindungan Tuhan adalah karakter yang harus dikembangkan dalam kerohanian kita. Ini bukan masalah temperamen tetapi iman. Orang yang imannya bertumbuh akan semakin memercayai pemeliharaan Tuhan walaupun situasi dan kondisi di sekeliling tidak kondusif. Apakah Anda orang beriman?

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/09/11/

(0.62) (Mzm 19:1) (sh: Indahnya berintereaksi dengan firman-Nya (Senin, 12 Maret 2001))
Indahnya berintereaksi dengan firman-Nya

Indahnya berintereaksi dengan firman-Nya. Allah telah menyatakan kemuliaan dan pekerjaan tangan- Nya melalui ciptaan-Nya (2-7). Melalui alam semesta ini manusia sebetulnya dapat mengenal hikmat, kekuatan, serta kebaikan Allah. Walaupun alam semesta tidak dikaruniai kemampuan untuk berbicara (4), kebisuan mereka mampu menceritakan kemuliaan Allah sehingga didengar oleh siapa pun, dimana pun, serta kapan pun.

Penyataan Allah tidak berhenti sampai di sini sebab penyataan umum melalui alam semesta tidak mungkin memampukan manusia bertahan dalam kehidupan ini dan memiliki hidup yang berkenan kepada-Nya (15). Karena itu penyataan umum ini diperkaya dengan penyataan khusus Allah yaitu firman-Nya (8-11). Melaluinya Allah menjalin hubungan dengan manusia secara langsung dan menyentuh keberadaan manusia hingga ke pusat kehendaknya yaitu mulai dari akal budi, hati, hingga jiwa. Sentuhan yang dilakukan oleh firman-Nya adalah sentuhan secara pribadi dan bekerja di dalam diri manusia. Manusia yang tersentuh oleh firman-Nya menjadi manusia yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi di sekitarnya. Apa pun yang terjadi jiwanya tetap segar dan hatinya tetap bersuka. Kesegaran dan kesukaan itu akan memancar keluar dari matanya sehingga orang lain dapat menyaksikannya (9). Ia akan menyadari dosa- dosanya, dan mengerti bagaimana seharusnya ia hidup (12), serta ketidakmampuannya untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya (13). Daud menyadari semuanya ini dan dituntun untuk memohon kepada Allah agar dianugerahi kemampuan dan kesempatan untuk hidup berkenan kepada- Nya (14-15).

Jika alam semesta bekerja dalam kebisuannya, firman itu akan bekerja dalam intereaksinya dengan manusia. Karena itu manusia harus mempelajari dan memegang teguh firman-Nya seperti yang diteladankan oleh Daud (12-13).

Renungkan: Betapa indah, sempurna, teguh, tepat, murni, benar dan lebih bernilainya firman Allah dari segala kemuliaan harta dunia, (11). Karena itu jangan biarkan firman itu diam dalam kebisuan karena keengganan kita untuk berintereaksi dengannya. Keindahan dan kekuatannya akan bekerja dalam diri kita jika kita mau menyediakan waktu secara khusus untuk berintereaksi dengannya.

(0.54) (Mzm 103:1) (sh: Kasih Allah yang besar (Jumat, 26 Maret 1999))
Kasih Allah yang besar

Kasih Allah yang besar. Beban kehidupan yang kita alami kadang membuat kita mudah berkecil hati dan mengeluh. Dengan memperhatikan daftar panjang mazmur Daud, seharusnya segala kesusahan dan kegelisahan diganti dengan semangat memanjatkan puji syukur kepada Tuhan. Betapa tidak, Allah telah mengampuni dosa kita, menyembuhkan kita, menebus kita dari kebinasaan, melimpahi kita dengan kasih sayang, dengan kebenaran dan keadilan. Semua itu diberikan Allah kepada kita bukan karena kita berhak untuk memperolehnya, melainkan karena anugerah Allah.

Semakin mengenal kasih Allah. Kalau pun sekarang semua orang percaya mampu memanjatkan puji syukur kepada Allah, itu karena Allah telah menganugerahkan kasih dan pengampunan-Nya. Semua tindakan Allah ini, menjadi dasar pujian dalam sukacita kekristenan kita. Sebagai orang yang telah dianugerahi kasih dan pengampunan, kita harus mendisiplin diri belajar kebenaran firman Tuhan dengan penghayatan segar dalam ibadah kepada Tuhan. Itulah yang dapat kita lakukan sebagai respons umat tebusan.

Renungkan: Makin mengenal Allah, makin kita menyadari keterbatasan kita. Makin dekat Tuhan, makin kita alami kuasa dan kasih-Nya, yang memampukan kita menjadi pujian dan hormat bagi-Nya.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA