Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 29 ayat untuk heranlah Ia AND book:[40 TO 66] AND book:48 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Gal 3:20) (bis: Ia sendiri bertindak)

Ia sendiri bertindak: atau Dialah Allah yang esa.

(0.94) (Gal 1:13) (ende)

Untuk lebih mejakinkan orang Galatia, Paulus menerangkan, ia dahulu sependapat dengan pengandjur-pengandjur Jahudi itu, malah lebih berkejakinan dan giat dari pada mereka, tetapi segera berbalik haluan (15) setelah kekeliruan kentara oleh penampakan Kristus kepadanja.

(0.94) (Gal 3:13) (ende: Mendjadi kutuk karena kita)

Atau: ganti kita. Itu searti dengan "didjadikan dosa bagi (ganti) kita", dalam 2Ko 5:21. Jesus kelihatan disalib sebagai "jang terkutuk". Ia menanggung seluruh kutuk dosa manusia dengan segala akibatnja jang membebani umat manusia.

(0.94) (Gal 3:19) (jerusalem: Ia ditambahkan ...) Mengenai maksud ucapan yang tidak diberi keterangan itu, bdk Rom 7:7+, dan catatan pada Gal 3:17. Ada var 19 yang berbunyi sebagai berikut: Kalau demikian,apakah maksudnya hukum Taurat yang membebankan pekerjaan. Ia ditambahkan sampai datang
(0.94) (Gal 1:11) (sh: Pemberita Injil sejati (Minggu, 5 Juni 2005))
Pemberita Injil sejati


Ada orang yang senang memakai perhiasan imitasi untuk bergaya. Ada juga orang lain yang senang mengimitasi tokoh terkenal. Orang seperti ini biasanya mengenal tokoh yang ditirunya sebatas lahiriah saja, artinya ia tidak tahu motivasi dan hakikat dari perilaku tokoh yang dilakoninya. Paulus bukanlah orang yang sedemikian. Ia menjadi pemberita Injil bukan dengan cara meniru para rasul pendahulunya.

Paulus sadar perkataan kerasnya di perikop sebelum ini harus didukung dengan kewibawaan rasulinya. Maka ia telah menegaskan sejak permulaan bahwa ia menjadi rasul dan pemberita Injil bukan karena kehendak manusia, melainkan karena kehendak Allah (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">1). Sekarang ia menegaskan bahwa sumber Injilnya bukan dari manusia, melainkan dari Allah sendiri melalui penyataan Yesus Kristus (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">11-12). Riwayat hidupnya membuktikan kedua hal tersebut. Pertama, ia dahulu seorang Yahudi saleh yang sekaligus penganiaya jemaat Tuhan. Namun, Tuhan yang memilih dia sejak semula, secara langsung menugaskannya untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa nonyahudi (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">13-16). Kedua, Paulus belajar Injil langsung dari Allah di tanah Arab, sebelum ia bertemu dengan rasul Petrus dan tokoh gereja di Yerusalem, Yakobus (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">17-19). Ketiga, pelayanan Paulus di seluruh daerah Siria dan Kilikia menggema sampai ke jemaat di Yudea, sehingga mereka memuliakan Allah (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">21-24).

Pertemuan pribadi dengan Tuhanlah yang mengubah Paulus dari penganiaya jemaat menjadi pemberita Injil sejati. Kita juga harus demikian. Jangan mengandalkan dan meniru para tokoh gereja atau pengabar Injil semata-mata. Kita boleh meneladani hal-hal yang baik dari mereka, namun hal-hal itu tidak boleh menggantikan hubungan pribadi kita dengan Tuhan dalam doa dan firman.

Renungkan: Efektivitas pemberitaan Injil tidak bergantung pada kehebatan kata-kata, tetapi pada otoritas Allah pada si pemberita Injil dan pada hidupnya yang sudah diubahkan.

(0.94) (Gal 2:12) (ende: Dari lingkungan Jakobus)

Aslinja "dari Jakobus", tetapi itu tidak berarti, bahwa mereka dikirim oleh Jakobus. Itu sudah bertentangan dengan sikap Jakobus dalam Kis 15:24. Mereka adalah anggota umat Jerusalem jang dipimpin oleh Jakobus, dan dalam umat itu masih banjak orang segan melepaskan diri dari hukum dan adat-istiadat Jahudi.

(0.93) (Gal 6:17) (ende: Menjusahkan aku)

jaitu dengan pertjaja akan andjuran-andjuran dan fitnah dari saudara-saudara palsu.

(0.93) (Gal 2:2) (jerusalem) Paulus tentu saja tidak menyangsikan kebenaran Injilnya. Tetapi dalam mendirikan jemaat-jemaatnya, ia tidak mau memutuskan hubungan dengan jemaat induk di Yerusalem. Itulah sebabnya maka pengumpulan uang guna orang-orang miskin di Yerusalem dianggap sangat penting, bdk 1Ko 16:1+; lihat juga Gal 2:10.
(0.93) (Gal 4:1) (jerusalem) Perbandingan lain yang diambil dari tata hukum. Meskipun bangsa terpilih, namun orang Yahudi yang nanti menjadi ahli waris hanya budak saja selama tata hukum Taurat berlaku, Gal 4:3. Kalau seorang Kristen mau menaklukkan diri kepada tata hukum itu maka ia kembali menempatkan diri dalam keadaan anak, bdk Gal 4:9.
(0.93) (Gal 6:1) (sh: Kepedulian terhadap yang lemah (Sabtu, 18 Juni 2005))
Kepedulian terhadap yang lemah


Teguran Paulus yang keras terhadap penyimpangan yang terjadi di jemaat Galatia pasti akan menghasilkan respons yang beragam. Ada yang disadarkan akan kesalahannya, berdukacita, dan hendak bertobat. Ada pula kelompok orang yang tidak jatuh ke dalam kesalahan tersebut, namun memakai surat Paulus ini untuk menghakimi kelompok mereka yang sudah tersesat.

Paulus tidak ingin ada orang yang bermegah atas kejatuhan orang lain. Justru orang yang tidak jatuh karena rohaninya kuat harus mampu menunjukkan sikap kristiani yang penuh kasih terhadap mereka yang jatuh. Sikap kristiani itu adalah ujud kualitas kekristenan sejati. Pertama, ia tidak akan menghakimi saudara yang sedang jatuh, sebaliknya ia akan mengampuni dan mengangkatnya (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">1). Ini adalah sikap yang meneladani Kristus. Kedua, ia menyadari diri juga lemah dan bisa jatuh sehingga akan selalu berjaga-jaga agar tidak jatuh (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">3). Dengan kesadaran seperti itu, terbangunlah sikap saling menolong di antara sesama anak Tuhan (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">2). Ketiga, ia tidak menilai diri dengan memakai standar manusia melainkan standar Firman (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">4-5). Keempat, ia akan rendah hati menerima teguran firman karena kesalahannya dan bersikap hormat kepada yang menegur dengan kasih (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">6). Paulus juga terus mendorong supaya orang yang jatuh cepat bertobat karena Allah tidak dapat dipermainkan (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">7-8). Akhirnya, Paulus juga menasihati jemaat Galatia agar terus menerus mewujudkan karakter ilahi mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjadi berkat (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">9-10).

Gereja seharusnya menjadi wadah kasih persaudaraan diwujudkan. Ada teguran atas kesalahan, ada pertobatan dari kesalahan yang dilakukan, ada pengampunan untuk orang yang bertobat, dan ada hormat kepada orang yang menegur. Semua itu harus dilandaskan atas kasih Tuhan. Jangan menunggu orang lain, mulailah dari diri Anda.

Renungkan: Orang yang suka menolong banyak sahabatnya, dan para pengampun berlimpah saudaranya.

(0.93) (Gal 1:17) (ende)

"Dengan daging dan darah", jaitu dengan manusia, jang terbatas pengetahuan dan pengertiannja, dibanding dengan wahju Kristus jang langsung.

(0.93) (Gal 3:15) (ende: Wasiat)

Djandji Allah kepada Abraham dinamakan wasiat dalam arti, bahwa ia ditentukan untuk diwarisi turun temurun dan tetap tinggal rahasia sampai pada waktu jang ditentukan Allah. Rahasia itu dibuka oleh Kristus sebagai wakil segala ahli waris, dan Ialah jang membagikannja kepada sekalian ahliwaris masing-masing, jaitu kepada segala orang jang pertjaja akan Kristus. Bdl. Gal 3:29; 4:7 dan Rom 8:17

(0.92) (Gal 2:1) (sh: Gereja sejati mendukung PI (Senin, 6 Juni 2005))
Gereja sejati mendukung PI


Misi pengabaran Injil adalah tugas gereja. Itu sebabnya, setiap badan misi harus bekerja sama dengan gereja. Sebaliknya, gereja harus mendukung upaya pribadi-pribadi Kristen dalam menyaksikan Kristus kepada orang lain.

Sejak pertobatannya, Paulus sudah giat mengabarkan Injil, terutama kepada bangsa-bangsa nonyahudi. Ia telah menghasilkan banyak petobat baru dan banyak gereja selama belasan tahun. Namun, Paulus sadar bahwa pengabaran Injil bukan tugas pribadi semata-mata melainkan tugas gereja. Itu sebabnya, ia berkunjung ke Yerusalem untuk mendapatkan dukungan dari gereja dan tokoh-tokoh Kristen di sana, "supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha" (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">2). Maksudnya agar gereja yang terdiri dari orang-orang nonyahudi (Antiokhia) disambut ke dalam persekutuan dengan gereja Yerusalem. Paulus konsisten dengan tugas pengabaran Injil dan dengan tegas menolak upaya memasukkan unsur-unsur budaya Yahudi yang pada hakikatnya membelenggu kebebasan yang dihasilkan Injil sejati (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">4-5). Injil harus kontekstual dengan masyarakat di mana Injil itu diberitakan. Itu sebabnya ia membawa Titus yang tidak bersunat sebagai bukti hasil pelayanannya itu (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">3). Reaksi gereja di Yerusalem menggembirakan. Para pemimpin gereja terbuka melihat panggilan pelayanan Paulus kepada bangsa-bangsa nonyahudi sama seperti panggilan pelayanan Petrus untuk bangsa Yahudi (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">6-8). Gereja mendukung penuh pengabaran Injil kontekstual Paulus (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">9).

Tugas gereja bukan menghalang-halangi, sebaliknya mendukung, memperlengkapi, dan mengutus umat Tuhan untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa di dunia ini. Injil sejati harus diberitakan tanpa embel-embel atau muatan budaya lain yang hanya akan menghambat iman sejati

Doakan: Agar Tuhan menggerakkan gereja-gereja yang belum menjadikan misi sebagai prioritas utama program kerja mereka menjadi agen-agen penyalur kuasa dan kasih Allah kepada dunia ini.

(0.92) (Gal 4:21) (sh: Hamba atau orangmerdeka? (Selasa, 14 Juni 2005))
Hamba atau orangmerdeka?


Tak seorang pun yang bangga menjadi hamba karena seorang hamba tidak memiliki hak apa pun untuk hidupnya sendiri. Semua orang ingin merdeka. Orang Yahudi membanggakan kemerdekaan mereka sebagai keturunan lahiriah Abraham. Namun, Paulus justru menunjukkan bahwa tidak semua anak-anak lahiriah Abraham adalah orang-orang merdeka sejati!

Paulus memakai ilustrasi Hagar dan Sara untuk menunjukkan dua macam kehidupan (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">22-26). Keduanya memang melahirkan anak-anak bagi Abraham, namun status mereka berbeda. Hagar melambangkan hidup perhambaan. Memang ia melahirkan anak pertama bagi Abraham menurut urutan waktu. Namun, Hagar tetap seorang hamba yang statusnya tidak pernah diubah menjadi istri. Jadi, keturunannya pun tidak akan mewarisi janji Allah bagi Abraham. Hagar melambangkan gunung Sinai, yaitu orang-orang yang hidup di luar anugerah keselamatan, yaitu mereka yang hidupnya menggantungkan diri pada usaha sendiri (=melakukan Taurat). Hagar melambangkan Yerusalem duniawi (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">25). Sara melambangkan hidup oleh kasih karunia. Ia mandul, namun oleh anugerah Allah ia menjadi ibu bagi anak-anak perjanjian. Sara melambangkan Yerusalem surgawi, yaitu tempat anugerah Allah dicurahkan (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">26-27). Jadi, anak-anak yang lahir dari Sara adalah ahli waris janji-janji Allah semata-mata oleh karena anugerah-Nya (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">28). Tidak mengherankan kalau anak-anak Tuhan akan selalu mendapat aniaya dan dengki dari anak-anak hamba yang tidak mendapat hak (ayat heranlah+Ia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">29-30).

Mengandalkan apa pun yang disejajar dengan karya penyelamatan Kristus berakibat pada perhambaan. Orang Kristen menjalankan perintah-perintah Allah bukan sebagai hamba, melainkan sebagai orang merdeka. Ketaatan hamba terpaksa, ketaatan orang merdeka adalah ucapan syukur.

Renungkan: Orang yang sudah dimerdekakan dalam Kristus, namun berpaling lagi kepada perhambaan dosa, menginjak-injak dan menghina Kristus yang telah menebusnya.

(0.92) (Gal 1:16) (jerusalem: menyatakan anakNya di dalam aku) Terjemahan lain: menyatakan anakNya kepadaku. Dengan berkata "di dalam aku" Paulus tidak menyangkal bahwa penampakan Yesus itu adalah obyektip, 1Ko 9:1; 15:8; bdk Kis 9:17; 22:14; 26:16. Ia hanya menekankan di sini segi batiniah penyataan itu dan dengannya mengaitkan panggilannya menjadi rasul bangsa-bangsa bukan Yahudi, Gal 2:8-9; Rom 1:1+; Efe 3:2-3; 1Ti 2:7.
(0.92) (Gal 2:11) (jerusalem: sebab ia salah) Pada dirinya kelakuan Petrus itu dapat dibenarkan. Paulus sendiri ada kalanya berlaku demikian juga, Kis 16:3; 21:26; 1Ko 8:13; Rom 14:21; bdk 1Ko 9:20. Hanya dalam situasi di Antiokhia itu ada kesan seolah-olah hanya orang-orang Yahudi yang menepati hukum Taurat sajalah orang Kristen sejati. Dan kelakuan Petrus dalam situasi itu dapat mengakibatkan munculnya dua jemaat terpisah, bahkan juga dalam perayaan perjamuan Ekaristi. Terlebih kelakuan Petrus itu "menyembunyikan" pendapatnya yang sebenarnya, Gal 2:13, pada hal semestinya dinyatakan dengan terus terang.
(0.92) (Gal 6:10) (jerusalem: selama masih ada kesempatan) Ini barangkali menyinggung zaman menjelang Parusia Kristus, bdk Rom 13:11+; 2Ko 6:2+
(0.92) (Gal 2:19) (ende)

Oleh karena hukum aku telah terhadap hukum". "Oleh karena hukum" dapat ditafsirkan: penjelidikan buku-buku Perdjandjian Lama telah mejakinkan Paulus, dan sebenarnja harus mejakinkan tiap-tiap orang Jahudi, bahwa nubuat-nubuat Perdjandjian Lama telah dipenuhi dalam Jesus, lagi bahwa tugas Perdjandjian Lama sudah selesai dan diganti dengan hukum Indjil. Lain tafsiran lagi, berhubung dengan kalimat "aku telah disalibkan bersama dengan Kristus", ialah: Kristus dihukum mati berdasarkan (pura-pura berdasarkan) tuntutan-tuntutan hukum taurat. Dengan itu Ia sebenarnja dikeluarkan (dikutjilkan) dari lingkungan hukum taurat, djadi lepas dari padanja. Demikian halnja Paulus dan sekalian orang Jahudi jang pertjaja akan Kristus dan dalam permandian turut mati (disalibkan) denganNja. Bdl. Rom 7:1-4.

(0.92) (Gal 1:15) (full: IA, YANG TELAH MEMILIH AKU )

Nas : Gal 1:15

(versi Inggris NIV -- "memisahkan"). Walaupun Paulus terutama menunjuk kepada pelayanannya sebagai rasul, dalam satu arti setiap orang percaya telah dipilih (dipisahkan) oleh kasih karunia supaya Allah dapat menyatakan Putra-Nya melalui mereka. Kita sudah dipisahkan dari dosa dan zaman yang jahat ini

(lihat cat. --> Gal 1:4),

[atau ref. Gal 1:4]

supaya kita dapat hidup dalam persekutuan dengan Allah dan bersaksi bagi Yesus Kristus di depan dunia ini. Dipisahkan berarti dipersatukan dengan Allah, untuk Allah dan dekat Allah -- hidup dalam iman dan ketaatan demi kemuliaan-Nya dan penyataan Putra-Nya

(lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

(0.92) (Gal 2:11) (full: AKU BERTERANG-TERANG MENENTANGNYA. )

Nas : Gal 2:11

Siapa pun gembala atau pimpinan rohani yang bersalah atau munafik (ayat Gal 2:13) harus dilawan dan ditegur (bd. 1Tim 5:20). Ini harus dilakukan tanpa pilih kasih; bahkan orang yang terkemuka seperti rasul Petrus, yang dipakai Tuhan dengan luar biasa, memerlukan teguran membangun (ayat Gal 2:11-17; bd. 1Tim 5:20-21). Alkitab menunjukkan bahwa Petrus menyadari kesalahannya dan menerima teguran Paulus dengan rendah hati dan sikap menyesal. Kemudian hari, ia menyebut Paulus "saudara kita yang kekasih" (2Pet 3:15).



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA