Yusuf mencium<x id="r" /> semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka.<x id="s" /> Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.<x id="t" />

Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.<x id="m" />

Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya<x id="k" /> dan tidak mau menyapanya dengan ramah.

Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?<x id="q" />" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya,<x id="r" /> sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.<x id="s" />

Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya,<x id="y" /> tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.<x id="z" />

Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem.<x id="a" />

Memang Yusuf mengenal saudara-saudaranya<n id="1" /> itu, tetapi dia tidak dikenal<x id="d" /> mereka.

Dari antara saudara-saudaranya itu dibawanya lima orang menghadap<x id="g" /> Firaun.

Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi<x id="h" /> dan suling.<x id="i" />

Maka Ham<n id="1" />, bapa Kanaan itu, melihat aurat<x id="s" /> ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar.

Us,<x id="u" /> anak sulung, dan Bus,<x id="v" /> adiknya, dan Kemuel, ayah Aram,

Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau,<x id="m" /> kakaknya. Ishak hendak memberkati dia,

Sesudah itu Yakub menyuruh utusannya<x id="v" /> berjalan lebih dahulu mendapatkan Esau,<x id="w" /> kakaknya, ke tanah Seir,<x id="x" /> daerah Edom.<x id="y" />

Lalu bermalamlah ia di sana pada malam itu. Kemudian diambilnyalah dari apa yang ada padanya suatu persembahan<x id="u" /> untuk Esau, kakaknya,

Dan ia sendiri berjalan di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah<x id="a" /> tujuh kali,<x id="b" /> hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu.

Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi<x id="h" /> kita itu datang!

dan kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada lagi, ke manakah aku ini?<x id="i" />"

Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi<x id="z" /> itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.<x id="a" />

Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak<x id="i" /> tuanku menggantikan anak itu,<x id="j" /> dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya.

Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin<x id="p" /> pada bahu Yusuf.<x id="q" />