Jiwa kita menanti-nantikan<x id="r" /> TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!

maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu.

Janganlah mereka berkata dalam hatinya: "Syukur,<x id="j" /> itulah keinginan kami!" Dan janganlah mereka berkata: "Kami telah menelannya!<x id="k" />"

(44-26) Sebab jiwa kami tertanam dalam debu,<x id="r" /> tubuh kami terhampar di tanah.

Ia mempertahankan jiwa<x id="s" /> kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.<x id="t" />

jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.

maka air<x id="t" /> telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir<x id="u" /> melingkupi diri kita,

Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna<n id="1" /><x id="i" /> ini saja yang kita lihat."

Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap<x id="v" /> burung; jerat itu telah putus,<x id="w" /> dan kitapun terluput!

"Mengapa kami berpuasa<x id="h" /> dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan<x id="i" /> diri dan Engkau tidak mengindahkannya<x id="j" /> juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu<n id="1" /> engkau masih tetap mengurus urusanmu,<x id="k" /> dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.

Lalu jawab kedua orang itu kepadanya: "Nyawa kamilah jaminan bagi kamu,<x id="a" /> asal jangan kaukabarkan perkara kami ini; apabila TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami, maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia<x id="b" /> kami kepadamu."