Lalu kata Saul kepada Ahia: "Bawalah<x id="p" /> baju efod<x id="q" /> ke mari." Karena pada waktu itu dialah yang memakai baju efod di antara orang Israel.

Katanya: "Telah lenyap kemuliaan<x id="p" /> dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas.<x id="q" />"

Setelah tujuh bulan lamanya tabut TUHAN itu ada di daerah orang Filistin,

Lalu mereka mengantarkan tabut Allah itu ke Ekron.<x id="d" /> Tetapi sesampai tabut Allah itu di Ekron, berteriaklah orang Ekron itu, demikian: "Mereka memindahkan tabut Allah Israel itu kepada kita untuk mematikan kita dan bangsa kita."

Lampu<x id="v" /> rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci<x id="w" /> TUHAN, tempat tabut<x id="x" /> Allah.

Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer<x id="r" /> ke Asdod.<x id="s" />

Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo, lalu mereka mengangkat dari sana tabut perjanjian TUHAN semesta alam, yang bersemayam di atas para kerub;<x id="w" /> kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu.

Sebab itu mereka memanggil berkumpul kepadanya semua raja<x id="a" /> kota orang Filistin dan berkata: "Apakah yang akan kita lakukan dengan tabut Allah Israel itu?" Lalu kata mereka: "Tabut Allah Israel harus dipindahkan ke Gat.<x id="b" />" Jadi mereka memindahkan tabut Allah Israel itu ke sana.

Lalu orang-orang Kiryat-Yearim datang, mereka mengangkut tabut<x id="f" /> TUHAN itu dan membawanya ke dalam rumah Abinadab<x id="g" /> yang di atas bukit. Dan Eleazar, anaknya, mereka kuduskan untuk menjaga tabut TUHAN itu.

Segera sesudah tabut perjanjian TUHAN sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring,<x id="x" /> sehingga bumi bergetar.

Ia menamai anak itu Ikabod<n id="1" />,<x id="n" /> katanya: "Telah lenyap kemuliaan<x id="o" /> dari Israel" --karena tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya.

Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon dan diletakkannya di sisi Dagon.<x id="t" />

Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh<x id="u" /> dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya.

Mereka meletakkan tabut TUHAN ke atas kereta, juga peti berisi tikus-tikus emas dan gambar benjol-benjol mereka.

Lalu mereka mengirim utusan kepada penduduk Kiryat-Yearim<x id="e" /> dengan pesan: "Orang Filistin telah mengembalikan tabut TUHAN; datanglah dan angkutlah itu kepadamu."

Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel: "Mengapa<x id="s" /> TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo<x id="t" /> tabut perjanjian<x id="u" /> TUHAN<n id="1" />, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita<x id="v" /> dan melepaskan kita dari tangan musuh kita."

Dan orang Filistin yang mendengar bunyi sorak itu berkata: "Apakah bunyi sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani<x id="y" /> itu?" Ketika diketahui mereka, bahwa tabut TUHAN telah sampai ke perkemahan itu,

Ketika ia sampai, Eli<x id="h" /> sedang duduk di kursi di tepi jalan menunggu-nunggu, sebab hatinya berdebar-debar karena tabut Allah itu. Ketika orang itu masuk ke kota dan menceritakan kabar itu, berteriaklah seluruh kota itu.

Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun<x id="l" /> lamanya ia memerintah<x id="m" /> sebagai hakim atas orang Israel.

Adapun menantunya perempuan, isteri Pinehas, sudah hamil tua. Ketika didengarnya kabar itu, bahwa tabut Allah telah dirampas dan mertuanya laki-laki serta suaminya telah mati, duduklah ia berlutut, lalu bersalin, sebab ia kedatangan sakit beranak.