Ada kalanya awan itu tinggal dari petang sampai pagi; ketika awan itu naik pada waktu pagi, merekapun berangkatlah; baik pada waktu siang baik pada waktu malam, apabila awan itu naik, merekapun berangkatlah.

Demikianlah selalu terjadi: awan itu menutupi Kemah, dan pada waktu malam kelihatan seperti api.<x id="d" />

Pada tahun yang kedua,<x id="b" /> pada bulan yang kedua, pada tanggal dua puluh bulan itu, naiklah<x id="c" /> awan itu dari atas Kemah Suci, tempat hukum<x id="d" /> Allah.

Lalu berangkatlah orang Israel dari padang gurun Sinai menurut aturan keberangkatan mereka, kemudian diamlah awan itu di padang gurun Paran.<x id="e" />

Dan setiap kali awan itu naik dari atas Kemah, maka orang Israelpun berangkatlah,<x id="e" /> dan di tempat awan itu diam, di sanalah orang Israel berkemah.<x id="f" />

<n id="1" />Pada hari didirikan<x id="z" /> Kemah Suci,<x id="a" /> maka awan<x id="b" /> itu menutupi Kemah Suci, kemah hukum Allah; dan pada waktu malam sampai pagi awan itu ada di atas Kemah Suci, kelihatan seperti api.<x id="c" />

Atas titah TUHAN orang Israel berangkat dan atas titah TUHAN juga mereka berkemah; selama awan itu diam di atas Kemah Suci, mereka tetap<x id="g" /> berkemah.

Apabila awan itu lama tinggal di atas Kemah Suci, maka orang Israel memelihara kewajibannya<x id="h" /> kepada TUHAN, dan tidaklah mereka berangkat.<x id="i" />

Ada kalanya awan itu hanya tinggal beberapa hari di atas Kemah Suci; maka atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah TUHAN juga mereka berangkat.

Ketika umat itu berkumpul melawan<x id="e" /> Musa dan Harun, dan mereka memalingkan mukanya ke arah Kemah Pertemuan, maka kelihatanlah awan itu menutupinya dan tampaklah kemuliaan TUHAN.<x id="f" />

Berapa lamapun juga awan itu diam di atas Kemah Suci, baik dua hari, baik sebulan atau lebih lama, maka orang Israel tetap berkemah dan tidak berangkat; tetapi apabila awan itu naik, barulah mereka berangkat.