Baana bin Ahilud memegang Taanakh, Megido dan seluruh Bet-Sean<x id="o" /> yang di sebelah Sartan<x id="p" /> di sebelah hilir Yizreel, dari Bet-Sean sampai Abel-Mehola<x id="q" /> sampai ke seberang Yokmeam.<x id="r" />

Tetapi di daerah Isakhar<x id="e" /> dan Asyer ada juga kepunyaan suku Manasye, yakni Bet-Sean<x id="f" /> dengan segala anak kotanya, Yibleam<x id="g" /> dengan segala anak kotanya, penduduk Dor<x id="h" /> dengan segala anak kotanya, penduduk En-Dor<x id="i" /> dengan segala anak kotanya, penduduk Taanakh<x id="j" /> dengan segala anak kotanya, dan penduduk Megido<x id="k" /> dengan segala anak kotanya, yakni ketiga daerah bukit<x id="l" /> itu.

Kemudian berkatalah bani Yusuf: "Pegunungan itu tidak cukup bagi kami, dan semua orang Kanaan yang diam di dataran itu mempunyai kereta besi,<x id="s" /> baik yang diam di Bet-Sean<x id="t" /> dengan segala anak kotanya maupun yang diam di lembah Yizreel.<x id="u" />"

dan pada perbatasan bani Manasye: Bet-Sean<x id="g" /> dengan segala anak kotanya, juga Taanakh dengan segala anak kotanya, Megido dengan segala anak kotanya, Dor<x id="h" /> dengan segala anak kotanya. Di tempat-tempat itulah keturunan Yusuf bin Israel diam.

Suku Manasye tidak menghalau<x id="p" /> penduduk Bet-Sean dan penduduk segala anak kotanya, penduduk Taanakh dengan segala anak kotanya, penduduk Dor<x id="q" /> dengan segala anak kotanya, penduduk Yibleam<x id="r" /> dengan segala anak kotanya, dan penduduk Megido<x id="s" /> dengan segala anak kotanya, sebab orang Kanaan<x id="t" /> itu berkeras untuk tetap diam di negeri itu.