Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.

Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar<x id="w" /> orang."

Hikmat adalah sama baiknya<x id="i" /> dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari.<x id="j" />

Hikmat<x id="r" /> memberi kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan<x id="s" /> dari pada sepuluh penguasa dalam kota.

karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati,<x id="u" /> dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan.<x id="v" />

Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem<x id="g" /> sebelum aku;<x id="h" /> dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.

Dan aku melihat bahwa hikmat<x id="m" /> melebihi kebodohan,<x id="n" /> seperti terang melebihi kegelapan.

Kesemuanya ini telah kuuji untuk mencapai hikmat. Kataku: "Aku hendak memperoleh hikmat,<x id="w" />" tetapi hikmat itu jauh dari padaku<n id="1" />.

Hal ini juga kupandang sebagai hikmat<x id="u" /> di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku;

Hikmat<x id="x" /> lebih baik dari pada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik.

Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk<n id="1" />; demikian juga sedikit kebodohan<x id="y" /> lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan.

Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

Aku berkata dalam hati: "Lihatlah, aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih dari pada semua orang yang memerintah atas Yerusalem sebelum aku,<x id="r" /> dan hatiku telah memperoleh banyak hikmat dan pengetahuan."

Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat<x id="s" /> dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan.<x id="t" /> Tetapi aku menyadari bahwa hal inipun adalah usaha menjaring angin,

Lalu aku berpaling untuk meninjau hikmat, kebodohan dan kebebalan<n id="1" />,<x id="k" /> sebab apa yang dapat dilakukan orang yang menggantikan raja? Hanya apa yang telah dilakukan<x id="l" /> orang.

Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar.

Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu<x id="h" /> lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.

Aku tujukan perhatianku untuk memahami, menyelidiki, dan mencari hikmat dan kesimpulan,<x id="y" /> serta untuk mengetahui bahwa kefasikan itu kebodohan dan kebebalan<x id="z" /> itu kegilaan.

Siapakah seperti orang berhikmat? Dan siapakah yang mengetahui keterangan setiap perkara? Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya.

Segala sesuatu<x id="k" /> yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga<n id="1" />,<x id="l" /> karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat<x id="m" /> dalam dunia orang mati,<x id="n" /> ke mana engkau akan pergi.