karena seorang wanita yang tidak disukai orang, kalau ia mendapat suami, dan karena seorang hamba perempuan, kalau ia mendesak kedudukan nyonyanya.

Abram menghampiri Hagar,<x id="t" /> lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya<x id="u" /> itu.

Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya."

Katanya: "Hagar,<x id="b" /> hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?<x id="c" />" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku."

Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi<x id="h" /> yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."

Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN,<x id="r" /> Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

Maka seperti nasib rakyat<x id="r" /> demikianlah nasib imam, seperti nasib hamba laki-laki demikianlah nasib tuannya, seperti nasib hamba perempuan demikianlah nasib nyonyanya, seperti nasib pembeli<x id="s" /> demikianlah nasib penjual, seperti nasib peminjam demikianlah nasib yang meminjamkan, seperti nasib orang yang berhutang demikianlah nasib orang yang berpiutang.<x id="t" />

Duduklah dengan berdiam<x id="o" /> diri dan masuklah ke dalam gelap,<x id="p" /> hai puteri Kasdim!<x id="q" /> Sebab engkau tidak akan disebutkan lagi ratu<x id="r" /> atas kerajaan-kerajaan.<x id="s" />

Katamu tadinya: "Untuk selama-lamanya<x id="x" /> aku tetap menjadi ratu!<x id="y" />" sedang engkau tidak menyadari dan tidak memikirkan<x id="z" /> kesudahan<x id="a" /> semuanya itu.