Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 1112 ayat untuk hasil baik AND book:[1 TO 39] [Pencarian Tepat] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.46) (Yer 51:59) (jerusalem) Nubuat berupa tindakan simbolis, bdk Yer 18:1+, ini dilakukan sekitar th 593. Nubuat itu tetap harus tersembunyi. Terungkap di dalamnya keyakinan nabi Yeremia bahwa firman Allah tidak dapat dibatalkan atau dicabut. Ternyata pula betapa tajam pengamatan Yeremia. Meskipun ia mendesak supaya Yerusalem menyerah dan menaklukkan diri, namun nabi baik-baik menyadari kejahatan Babel juga.
(0.46) (Am 1:9) (jerusalem: perjanjian persaudaraan) Ini agaknya menyinggung hubungan-hubungan baik antara Fenesia dan Israel di mana pemerintah Salomo, 1Ra 5:12 dan 1Ra 9:13: Raja Titus, Hiram menyebut Salomo: saudaraku. Hubungan baik itu diperkuat oleh perkawinan Ahab dengan Izabel, 1Ra 16:31, puteri Ittobaal yang menjadi raja Tirus dan Sidon.
(0.46) (Kej 3:22) (full: TAHU TENTANG YANG BAIK DAN YANG JAHAT. )

Nas : Kej 3:22

Adam dan Hawa telah berusaha untuk menyejajarkan diri mereka dengan Allah dan menentukan sendiri norma-norma mereka

(lihat cat. --> Kej 3:5).

[atau ref. Kej 3:5]

Karena kejatuhan, manusia dalam arti tertentu terlepas dari Allah dan mulai membedakan sendiri antara yang baik dan jahat.

  1. 1) Di dalam dunia ini, penilaian manusia yang tidak sempurna dan sesat sering kali menentukan apa yang baik dan yang buruk. Ini tidak pernah dikehendaki Allah, karena Ia bermaksud agar kita mengetahui yang baik dalam ketergantungan kepada Dia dan firman-Nya.
  2. 2) Semua yang mengakui Kristus sebagai Tuhan kembali kepada maksud Allah semula bagi umat manusia. Mereka bergantung pada firman Allah untuk menentukan apa yang baik.
(0.46) (Pkh 7:1) (full: NAMA YANG HARUM LEBIH BAIK DARI PADA MINYAK YANG MAHAL. )

Nas : Pengkh 7:1

Nama yang baik jauh lebih berarti daripada kedudukan sosial yang mapan; nama yang baik melambangkan kebaikan sifat yang sejati. Orang semacam itu mempunyai pengaruh yang lebih permanen atas orang lain daripada orang yang hanya memperhatikan kedudukan sosial.

(0.45) (Kel 20:15) (sh: Menghargai milik orang (Rabu, 21 September 2005))
Menghargai milik orang

Kini penjarahan, perampasan hak dan pengambilalihan benda milik orang lain lebih sering kita dengar daripada orang yang menghargai sesamanya dan milik mereka. Ini menunjukkan rendahnya rasa saling menghargai sesama.

Perintah kedelapan ini dimaksudkan Tuhan supaya Israel mampu menghargai harta yang menjadi hak milik sesamanya dan dapat mempertanggungjawabkan harta miliknya sendiri. Dasar perintah kedelapan ini adalah harta merupakan anugerah dari Tuhan. Harta adalah pemberian Tuhan sehingga umat-Nya berkewajiban menjadikan harta itu sebagai alat anugerah Tuhan. Orang yang menghargai Tuhan dan berkat-berkat-Nya tidak akan mengambil harta yang bukan miliknya, tidak juga hak orang lain, sebaliknya dengan rela membagi berkat dengan sesamanya. Memperhambakan diri terhadap harta berarti juga melanggar perintah kedua, yaitu larangan menyembah berhala.

Tindakan pelanggaran terhadap perintah kedelapan ini dapat beragam bentuknya mulai dari pencurian secara materi (Kel. 22:1-4), penyalahgunaan waktu, pemakaian fasilitas umum yang tidak bertanggung jawab, pemanfaatan koneksi, katabelece, dan yang bersifat nepotis, sampai kepada perbuatan korupsi dan manipulasi. Berbagai tindakan menahan hak orang lain pun merupakan tindakan pencurian yang dibenci oleh Tuhan (Im. 19:11, 13; Ul. 24:14). Ingatlah bahwa Tuhan sendiri yang akan menjadi pembela orang tertindas, janda dan kaum miskin.

Paulus mengajarkan anak-anak Tuhan untuk bekerja keras dan menikmati hasil jerih lelahnya sendiri dan bukan mencuri (2Tes. 3:7-8). Kewajiban kita adalah berkarya untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Tanggung jawab kita adalah menyejahterakan sesama kita dengan berkat yang kita terima dari Tuhan.

Responsku: Aku akan menjadi penatalayan yang baik atas semua harta yang Allah percayakan kepadaku dan tidak merugikan hak sesamaku.

(0.45) (1Raj 7:13) (sh: Mempersembahkan keahlian (Senin, 2 Agustus 2004))
Mempersembahkan keahlian

Seorang rekan hamba Tuhan pernah berkomentar demikian, "Dulu, jika kita mau melayani Tuhan selalu ditekankan motivasi dan hati, sedangkan kepandaian dan keterampilan nomor dua. Sekarang zaman sudah berubah. Walaupun kita memiliki hati tulus, kalau tidak memiliki keterampilan maka pelayanan kita kurang dihargai. Hamba Tuhan masa kini harus punya otak, hati, dan otot sehingga pelayanannya menjadi lebih baik."

Salomo memperhatikan dengan sungguh pembangunan rumah Tuhan dan pembuatan perabotannya. Ia tidak menyerahkan tugas itu kepada sembarangan orang, melainkan kepada orang-orang yang ahli. Untuk perabotan-perabotan yang terbuat dari tembaga, Salomo mempekerjakan seorang ahli seni tembaga, yaitu Hiram dari Tirus (ibunya dari suku Dan, ayahnya orang Tirus -- 2Taw. 2:13). Seperti halnya Daud, Salomo tidak segan menerima bantuan internasional. Segala keahlian dan kepandaian memang berasal dari Tuhan dan orang beriman harus giat mencari jalan agar hal-hal tersebut dapat dikuduskan untuk kepentingan pekerjaan Tuhan yang mulia.

Hiram bekerja, teliti dan tekun. Hasilnya luar biasa! Memang tidak tersurat pujian Salomo di dalam perikop ini, tetapi pernyataan bahwa "Hiram menyelesaikan segala pekerjaan yang harus dilakukannya bagi raja Salomo di rumah Tuhan" (ayat 40) dan bahwa semua perabotan itu diterima sebagai bagian dari rumah Tuhan sudah menunjukkan kualitas hasil pekerjaan itu. Setelah Salomo menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan, maka ia memasukkan perabotan yang dibuatnya dan perabotan yang sudah lebih dulu dipersiapkan oleh Daud, ayahnya. Dengan demikian lengkaplah sudah seluruh isi rumah Tuhan itu (ayat 51). Demikianlah seharusnya pelayanan Kristen kita. Hendaklah kita membangun gereja sebagai persekutuan dan pelayanan, bukan hanya dengan motivasi yang baik tetapi juga dengan pengetahuan dan keterampilan yang terbaik.

Renungkan: Berikan yang terbaik untuk Tuhan. Berikan hatimu, kepintaranmu, keterampilanmu, tenagamu, talentamu, ...

(0.44) (Kej 4:1) (sh: Harga diri: sebuah kemewahan (Rabu, 5 Februari 2003))
Harga diri: sebuah kemewahan

Kita melihat sebuah perjalanan kebudayaan. Manusia mulai dengan telanjang. Lalu ia berpakaian untuk menutupi ketelanjangannya. Kini, ia perlu menghiasi dirinya dengan ornamen-ornamen untuk makin menutupi ketelanjangannya, yaitu harga diri. Harga diri itu mahal, karena didapatkan dengan harga darah Habel.

Bukankah sesuatu yang indah ketika Hawa melahirkan anak-anaknya? Pertama lahirlah Kain, kemudian Habel menyusul. Mereka berdua mempersembahkan kurban. Habel membawa kurban terbaik, hasil pertama dari apa yang dikerjakannya. Tidak demikian dengan Kain. Tidak diindikasikan bahwa Kain membawa hasil sulung dari apa yang diusahakannya. Maka, Allah menganggap baik apa yang diberikan Habel dan menolak Kain. Penolakan itu sakit. Kain tak mampu menahan emosi dan kebenciannya. Harga dirinya terlalu tinggi untuk membiarkan seorang Habel hidup. Pembunuhan pertama terjadi dalam sejarah manusia. Ketika Tuhan bertanya pun, ia menjawab Tuhan seenaknya. Tidak ada kasih lagi. Kehidupan di luar Eden memang sudah berbeda.

Kain tak bisa lari dari kenyataan. Disertai jaminan pemeliharaan dari Tuhan, Kain pergi. Kini, pakaian Kain dilumuri dengan harga diri yang membuatnya miskin. Apakah kematian Habel menjadi sia- sia? Mungkin iya, jika kita melihat nama "Habel" dalam bahasa Ibrani yang berarti "sia-sia" atau "sementara". Tetapi, sebenarnya tidak, karena Allah mendengar teriakan darah dari tanah itu. Kebenaran dan keadilan akan ditegakkan. Kalau darah Habel berteriak dengan keras dari tanah, terlebih lagi darah Yesus Kristus. Ia adalah korban tak berdosa, namun harus menanggung manusia berdosa. Darah-Nya akan berteriak bagi mereka yang dikasihi-Nya.

Renungkan: Hati-hati dengan harga diri Anda. Ia bisa merampas kasih dan kebahagiaan hidup Anda yang sejati.

(0.44) (Ayb 20:1) (sh: Penghakiman Zofar (Kamis, 1 Agustus 2002))
Penghakiman Zofar

Di akhir pasal 19 Ayub membuat dua pernyataan penting. Pertama pengakuan iman (ayat 19:25-27), kedua peringatan agar para sahabatnya tidak terus menghakimi dirinya (ayat 19:28-29). Namun, pernyataan Ayub tersebut malah ditanggapi Zofar dengan kemarahan (ayat 2). Ia terus mencurahkan kalimat-kalimat penghakiman yang berapi-api, dan bahkan meneruskannya dengan semacam permohonan agar kutukan Allah berlaku (ayat 23).

"Pelajaran" dari Zofar merupakan pertimbangan spiritual atas dasar logika sederhana. Dosa tidak akan menghasilkan keberuntungan apalagi kebahagian abadi. Sebaliknya, kebahagiaan orang berdosa hanya singkat usia (ayat 4-7), ia sendiri akan mati dalam kehancuran (ayat 8), orang-orang dekatnya akan menderita (ayat 9-11). Pendapatnya ini bukan hanya sekali ia ungkapkan, tetapi diulanginya lagi dalam ayat 12-28.

Salahkah atau benarkah Zofar berpendapat demikian? Ada benarnya bahwa Tuhan tidak mendiamkan, tetapi akan membuat dosa orang balik mengejar dan menimbulkan akibat-akibat buruk pada orang yang melakukannya. Karena itu, ucapan Zofar ini memang patut kita simak. Namun, pendapat Zofar ini sempit dan tidak mempertimbangkan beberapa faktor dan kemungkinan lain. Ia tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa penghakiman Allah itu ditunda sementara waktu dan baru berlaku pada penghakiman kekal kelak. Jadi, bisa terjadi bahwa dalam dunia yang sementara ini, orang jahat berbahagia dalam hasil-hasil yang didapatnya dari tindakan berdosa, sementara orang benar justru harus menderita karena tidak ambil bagian dalam dosa. Juga Zofar tidak membuka kemungkinan bagi orang berdosa untuk bertobat, memperbaiki tindakan salah, dan mengubah kelakuannya. Kesalahan Zofar paling serius adalah melihat realitas spiritual semata secara materialistis.

Renungkan: Sikap yang benar ialah kita taat kepada Tuhan dan firman-Nya bukan karena takut hukuman atau karena ingin mendapatkan pahala. Ketaatan dan kesalehan yang benar lahir dari keyakinan bahwa Tuhan benar dan baik adanya, dan karena itu kita bersyukur dan mengasihi-Nya.

(0.44) (Mzm 23:1) (sh: Gembala yang baik (Minggu, 23 Februari 2003))
Gembala yang baik

Pemazmur menggambarkan hubungan dirinya dengan Tuhan bagaikan domba yang dipelihara oleh gembala yang baik. Gembala yang baik bertanggung jawab atas seluruh kebutuhan domba-dombanya (ayat 1). Dia menyediakan kebutuhan untuk makanan yang hijau segar dan air yang menyejukkan (ayat 2). Dia menyertai mereka saat perjalanan sulit dan melindungi mereka atas musuh-musuh yang ganas (ayat 3,4). Pemazmur juga menggambarkan Tuhan sebagai tuan rumah yang menerimanya sebagai tamu kehormatan. Dia melindungi tamu itu dengan kehormatan dan mengurapinya dengan wewangian (ayat 5). Jaminan kebajikan dan kemurahan meneduhkan si pemazmur sehingga ia bertekad untuk hanya mengandalkan Tuhan seumur hidupnya (ayat 6).

Sungguh ini adalah suatu gambaran yang menyejukkan bagi setiap orang yang berada di tengah dunia yang kian panas dan membara. Manakala kita berpaling ke sekeliling kita, tidaklah kita temukan orang yang kepadanya kita dapat menaruh harap dan percaya kita, karena semua seperti penjaga-penjaga upahan, yang akan lari menyelamatkan diri bila ada bahaya. Namun, dengan berpaling kepada Tuhan dan mengalami perjalanan hidup bersama- Nya, kita tahu bahwa Dia adalah Gembala yang baik.

Renungkan: "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku..." (Yoh. 10:14). Tiada pemeliharaan dan kepastian hidup yang sejati di luar Gembala yang baik, Tuhan Yesus Kristus.

(0.43) (Kej 3:5) (ende)

Godaan ditjeritakan setjara psikologis, bersandarkan pengalaman manusia. Larangan dari Tuhan, jang pada hakekatnja mendjauhkan manusia dari kemalangan, dilukiskan oleh sipenggoda seolah-olah mengurangkan kebebasannja dan merintangi tertjapainja kebahagiaan. Dalam a. (Kej 3:5) dan Kej 3:6

(0.43) (Yeh 34:1) (ende)

Nabi membandingkan Israil dengan kawanan. Gembala2 jang buruk ialah para radja dan pemimpin Israil dahulu jang tidak menunaikan tugasnja dengan baik, sehingga bangsa Israil merosot kesusilaannja dan achirnja binasa dengan masuk pembuangan (Yeh 34:1-6). Tuhan menghukum gembala2 jang buruk itu (Yeh 34:7-10) dan Ia sendiri memperhatikan kawananNja dan mengembalikan Israil (Yeh 34:11-16). Keadaan kawanan tentu buruk sekali (Yeh 34:17-22), tapi Allah akan mengangkat gembala jang baik atas mereka jang serupa dengan radja Dawud dahulu, jakni al-Masih. Ia mengikat perdjandjian baru dengan Israil dan demikian semua baik dan beres(Yeh 34:23-31).

(0.43) (Ams 2:20) (full: TEMPUHLAH JALAN ORANG BAIK. )

Nas : Ams 2:20

Berkat-berkat memperoleh hikmat meliputi:

  1. (1) belajar takut akan Tuhan sehingga terpelihara dari kejahatan sepanjang perjalanan hidup (ayat Ams 2:5-8);
  2. (2) memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dari yang jahat sehingga dapat mengelakkan tragedi-tragedi dosa (ayat Ams 2:11);
  3. (3) keinginan untuk menjauhi orang jahat dan bergaul dengan orang yang benar dan baik (ayat Ams 2:12-15,20);
  4. (4) menjauhi kebejatan seksual (ayat Ams 2:16-19); dan
  5. (5) memperoleh berkat-berkat yang dijanjikan Allah (ayat Ams 2:21).
(0.43) (Yer 6:14) (jerusalem: Mereka mengobati....) Dikutiplah janji-janji yang disampaikan nabi-nabi gadungan bdk Yer 4:10. Nabi Yeremia berbentrokan dengan nabi-nabi palsu itu oleh karena ia menubuatkan kemalangan. Nabi-nabi palsu itu menubuatkan "damai sejahtera". Kata Ibrani "syalom" tidak hanya berarti: tidak ada bahaya dan perang lahiriah (di masa Yeremia arti ini memang paling terasa), tetapi kata itu mengungkapkan keadaan baik, bahagia dan sejahtera sebagaimana diidam-idamkan, baik bagi umat secara menyeluruh maupun bagi masing-masing orang. Kebahagiaan itu bertumpu pada hubungan-hubungan baik dengan Allah dan dengan sesama manusia. Cita-cita itu akan terwujud di zaman Mesias, bdk Yes 11:6+.
(0.43) (1Sam 15:1) (sh: Tuhan atau perut sendiri? (Selasa, 9 Desember 1997))
Tuhan atau perut sendiri?

Perintah Tuhan pada dasarnya menuntut orang untuk mengutamakan Tuhan melampaui apa pun termasuk pertimbangan manusiawi. Perintah untuk menumpas Amalek kedengarannya tidak manusiawi dan menimbulkan banyak pertanyaan. Namun alasan Saul tidak menaati perintah itu bukanlah pertimbangan perikemanusiaan, melainkan manipulasi perintah Tuhan untuk memenuhi ketamakan dan kecongkakannya sendiri (ayat 9). Wajarlah bila Tuhan menyesal. Orang yang sedemikian dipercaya untuk mengemban tugas ilahi ternyata hanya memikirkan perut sendiri.

Ketaatan lebih penting dari persembahan. Tuhan begitu tegas terhadap hamba yang diurapi-Nya, untuk menegaskan keadilan dan kebenaran-Nya. Ia tidak dapat didustai dan ditipu. Hal yang lebih menyedihkan hati Allah, ketika Saul dengan "dusta kudus" mempersembahkan hasil jarahan yang dikorupsinya untuk Allah. Samuel dengan tegas menyuarakan firman Allah: Taat kepada Tuhan lebih baik dari pada mempersembahkan persembahan yang tidak kudus.

Renungkan: Yang utama dan yang pertama Tuhan inginkan dari kita ialah persembahan kasih dari hati yang tulus bagi-Nya.

Doa: Selidikilah hati kami, o Tuhan. Tunjukkan bila ada ibadah yang tidak benar di dalam kami. Bantu kami untuk bertobat.

(0.42) (2Taw 12:12) (bis)

Ayat ini bisa juga diterjemahkan sebagai berikut: Karena raja merendahkan diri kepada TUHAN, maka redalah kemarahan TUHAN kepadanya, dan TUHAN tidak membinasakan dia sama sekali. Keadaan di Yehuda pun menjadi baik.

(0.42) (Ayb 42:14) (bis)

Dalam bahasa Ibrani nama putri-putri Ayub memberi kesan kecantikan, baik dari bunyinya maupun artinya. Yemima berarti "merpati"; Kezia berarti "kasia", sejenis kayu manis yang dipakai sebagai wangi-wangian. Kerenhapukh berarti "kotak kecil tempat alat-alat kecantikan".

(0.42) (Kej 19:38) (ende)

Moab disini berarti "dari bapa"; Ben-Ammi artinja "anak bapaku".

Bangsa Moabit dan Ammonit bermusuhan dengan Israel. Dalam tjerita ini asal-usul mereka memberi kesan jang tidak baik.

(0.42) (Kej 21:31) (ende)

Nama kota Beersjeba disini dihubungkan baik dengan ajat 30(Kej 21:30): "perigi tudjuh (ekor anak domba) (sjeba' = tudjuh), maupun dengan sumpah (nisjba').

(0.42) (Kej 31:20) (ende: Memperdajakan)

Terdjemahan setepat-tepatnja: "Jakub mentjuri hati Laban", artinja ia membelokkan perhatian Laban kearah hal lain.

Pengarang disini menggunakan kata jang sama: baik Rachel (ajat 19)(Kej 31:19) maupun Jakub mentjuri sesuatu (hibr. "ganaf") dari Laban.

(0.42) (Kej 31:24) (ende)

Terdjemahan setepat-tepatnja: "djagalah djangan sampai engkau mengatakan apa-apa jang baik atau djahat kepada Jakub", artinja: djanganlah engkau mengatakan apa-apa kepadanja atau mengantjamnja. Disini ditekankan bahwa Tuhan melindungi Jakub.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA