Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 57 ayat untuk harus menjauhkan diri AND book:[1 TO 39] AND book:12 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Raj 15:27) (sh: Yotam kurang sungguh mengikut Tuhan (Jumat, 1 Juli 2005))
Yotam kurang sungguh mengikut Tuhan

Hidup di lingkungan yang jahat tidak berarti harus ikut-ikutan jahat. Tuhan pasti melindungi anak-anak-Nya yang hidup kudus. Namun, tidak berarti mereka boleh hidup seenaknya. Mereka tetap bertanggung jawab memelihara hidup suci dan tidak kompromi dengan dosa.

Sejarah kerajaan Israel yang dipimpin Raja Pekah sedang mendekati kehancuran. Tidak satu pun raja yang baik. Secara agamawi, mereka semua menyembah berhala dan membawa umat Allah berdosa. Secara politik, kudeta berdarah terus-menerus terjadi. Secara moral, terjadi ketimpangan sosial dan penindasan rakyat kecil. Karena itu, hukuman Tuhan akan segera datang. Di bawah pimpinan Tiglat Pileser, Asyur merebut sebagian wilayah Israel dan menawan penduduknya ke tanah pembuangan (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">29).

Raja-raja yang memimpin Yehuda pada periode ini relatif lebih baik daripada raja-raja Israel. Azarya (2Raj. 15:1-7) dan Yotam, keduanya menjauhkan diri baik dari penyembahan berhala maupun dari beribadah kepada dewa-dewi bangsa kafir (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">34). Sayangnya, kesungguhan mereka mengikut Tuhan tidak cukup tuntas. Sama seperti Azarya (2Raj. 15:4), Yotam masih membiarkan rakyat memberikan persembahan kurban di bukit-bukit pengurbanan (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">35) mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa kafir dan perbuatan keliru Israel. Padahal ada Bait Allah yang telah ditetapkan Tuhan untuk digunakan beribadah kepada-Nya. Akibat ketidaktuntasan dalam mengikut Tuhan ialah mulai masa Yotam Tuhan mengizinkan Aram dan Israel mengganggu Yehuda (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">37).

Mengikut Tuhan harus sepenuh hati dan tuntas. Jangan biarkan kebiasaan nonkristen bercampur dengan ibadah kudus. Kompromi seperti itu berdampak jangka pendek menggerogoti kesetiaan dan iman kita, sedangkan dampak jangka panjang adalah hidup kita semakin mirip dunia.

Renungkan: Hidup kudus berarti tidak mengizinkan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan mengatur hidup kita.

(0.93) (2Raj 24:3) (full: MENJAUHKAN MEREKA DARI HADAPAN-NYA. )

Nas : 2Raj 24:3

Kejatuhan Yehuda menjadi hukuman Allah atas umat-Nya yang keras kepala dan tidak mau bertobat yang mengikuti dosa-dosa Manasye yang dahsyat,

  1. 1) Kemurtadan mereka sudah mencapai puncak. Para imam dan nabi mengucapkan dusta (Yer 5:31; 6:13). Keserakahan dan penipuan (Yer 6:13), kebejatan dan pelacuran (Yer 5:8-9), ketidakadilan dan kekerasan (Yer 6:7), penolakan firman Allah (Yer 8:9-10) dan ketidaksetiaan (Yer 9:2-3) menandai gaya hidup umat itu.
  2. 2) Hukuman Allah yang keras atas umat PL-Nya merupakan peringatan bagi orang percaya masa kini. Kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan yang dicangkokkan jikalau mereka menyesuaikan diri dengan dunia dan gaya hidup penuh dosa (lih. Rom 11:18-25).
(0.91) (2Raj 16:15) (sh: Ahas semakin jauh dari Tuhan (Minggu, 3 Juli 2005))
Ahas semakin jauh dari Tuhan

Orang yang sengaja memalingkan diri dari Tuhan makin lama makin menjauh dari-Nya. Suatu saat ia akan berada dalam keadaan tidak lagi menyadari bahwa ia membutuhkan Tuhan.

Ahas sedang melakukan tindakan yang berbahaya. Ia secara sengaja memalingkan diri dari Allah dan memandang raja Asyur sebagai sumber pertolongannya. Ia mulai melihat dewa dewi Asyur sebagai sandarannya. Allah mulai tersingkir dari pusat kehidupannya. Pada bagian ini kita melihat bagaimana secara praktis Bait Allah ditutup (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">15-18). Artinya, secara simbolis Yehuda memutuskan hubungan terhadap Allah Israel secara sepihak. Ahas memimpin umat Yehuda menyembah dewa dewi Asyur dan meninggalkan Tuhan.

Bagaimanakah sikap Allah terhadap Raja Ahas dan Yehuda? Di perikop ini tidak terlihat dengan jelas respons Tuhan terhadap kedurhakaan umat-Nya itu. Peristiwa yang terjadi di nas ini adalah dampak dari akibat membiarkan diri menjauh dari Tuhan. Tuhan membiarkan proses "pem-busukan" terjadi. Ini adalah bagian dari hukuman Tuhan atas umat-Nya yang berkhianat. Syukur pada Tuhan, nas ini ditutup dengan Hizkia yang naik takhta menggantikan Ahas. Kelak Hizkia akan mengembalikan kehidupan keagamaan dan kerohanian kepada Allah Israel yang sudah disingkirkan oleh Ahas dari Yehuda (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">20).

Anak-anak Tuhan yang terus bermain-main dengan ilah-ilah suatu kali akan mendapatkan diri sudah meninggalkan Tuhan dan terbelenggu oleh kuasa Si Jahat. Saat itu, sepertinya ia sudah terlambat untuk bertobat. Namun, syukur kepada Tuhan, anugerah-Nya tidak pernah ditarik dari umat-Nya. Dalam kedaulatan-Nya, Ia mengizinkan perbudakan ilah itu menjadi hukuman yang membawa pada pertobatan. Maksud Tuhan supaya kita jera berkhianat pada-Nya.

Camkan: Orang yang menjauhkan diri dari Tuhan sedang mempermainkan anugerah Tuhan. Tanpa disadarinya ia sedang dipermainkan Si Jahat.

(0.70) (2Raj 15:1) (sh: Nilai identitas dan panggilan hidup manusia (Rabu, 7 Juni 2000))
Nilai identitas dan panggilan hidup manusia

Pernahkah Anda membayangkan jika tiba-tiba hidup Anda menjadi tidak berguna bagi siapa pun, sebab Anda tidak mempunyai ruang gerak, akses, dan kontak dengan dunia luar. Anda hanya hidup untuk dan dengan diri Anda sendiri. Padahal Anda mempunyai kemampuan, kekayaan, dan kedudukan. Bila hanya untuk beberapa hari mungkin kita akan menikmatinya. Namun jika berlangsung untuk waktu yang lama hingga kematian menjemput, betapa tragisnya hidup Anda.

Kehidupan demikianlah yang dijalani Azarya. Ia memerintah di Yehuda selama 52 tahun. Namun nampaknya di tengah perjalanan pemerintahannya, ia harus masuk ke tempat pengasingan karena tulah kusta dari Allah. Sehingga anaknya Yoram ditunjuk sebagai kepala istana dan menjalankan pemerintah atas Yehuda. Suatu keadaan yang sangat tragis. Azarya yang masih mempunyai identitas diri dan panggilan hidup sebagai raja Yehuda, tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dan menunaikan panggilan hidupnya. Secara kejiwaan Azarya pasti mengalami tekanan dan kontradiksi sebab ketidakmampuannya untuk berkiprah di dalam pemerintahan bukan disebabkan karena ia tidak mempunyai kemampuan atau kepiawaian. Namun norma dan tatanan masyarakat yang membatasi, yang membelenggu, bahkan yang mengamputasi seluruh hak untuk mengaktualisasi diri, untuk berkarya, dan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat umat pilihan Allah.

Apa dosa Azarya sehingga ia harus kena tulah dan menanggung konsekuensi yang sedemikian berat? Dalam 2Taw. 26:16-23 dikisahkan bahwa ia kena tulah kusta karena ia berdosa dalam hal merampas hak para imam. Dengan bertindak demikian ia telah mengintervensi dan membatalkan ketetapan Allah. Ia membuat para imam menjadi tidak berguna dan kehilangan identitas serta panggilan hidupnya.

Renungkan: Dalam dunia moralitas yang ditetapkan Allah, siapa yang bersalah pasti dihukum. Tidak peduli apakah dia raja, nabi, rakyat biasa, maupun pejabat. Hukuman yang diberikan pun bukan berdasarkan amarah atau kebencian, tetapi bersifat mendidik. Selama dalam pengasingan, Azarya pasti menyadari dan menyesali dosa-dosanya. Sebab ia sendiri merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak berguna karena hak, identitas, dan panggilan hidupnya dirampas.

(0.70) (2Raj 16:1) (sh: Mempertuhankan diri (Sabtu, 10 Juni 2000))
Mempertuhankan diri

Mengamati kehidupan rohani raja Ahas, tidaklah heran bila ia merupakan salah satu raja terjahat di dalam sejarah kerajaan Yehuda. Sebab dirinya sendirilah yang menjadi Tuhan atas hidupnya. Allah, dewa, atau agama hanyalah merupakan masalah pribadi dan selera, sehingga tidak ikut memberi warna dalam kehidupannya. Akibatnya di dalam kehidupan rohaninya terjadi hal-hal seperti: pemisahan antara komitmen ibadah dengan iman, sinkretisme demi selera, keuntungan pribadi menjadi kunci penentu bagi keputusan di segala bidang termasuk bidang rohani.

Beberapa peristiwa membuktikan kebenaran penjabaran di atas. Tindakan Ahas mempersembahkan seorang anak kandung sendiri, merupakan komitmen paling tinggi dalam ibadah dewa Baal. Namun komitmen yang tinggi itu tidak dibarengi dengan kepercayaannya secara penuh terhadap kemampuan dan kekuatan dewa yang ia sembah, sehingga hidupnya bergantung kepadanya. Sebab ketika Yehuda diserang oleh raja Aram dan raja Israel, ia justru memohon pertolongan kepada Tiglat Pileser, raja Asyur. Ini berarti komitmen tanpa iman. Dapat dikatakan bahwa komitmennya adalah untuk memuaskan kepentingan pribadi karena ia ingin mendapat citra sebagai orang taat beragama. Lebih aneh lagi, persembahan untuk Tiglat Pileser tidak diambil dari kuil Baal, namun justru mengorbankan harta Bait Allah dan pribadinya sendiri.

Kemudian ketika ia ke Damsyik untuk melakukan kunjungan kenegaraan kepada Tiglat Pileser, ia melihat ada model mezbah dewa asing yang indah. Lalu ia memerintahkan imam Uria untuk membuat mezbah sesuai dengan apa yang ia lihat. Anehnya, mezbah itu bukan untuk penyembahan kepada Baal namun penyembahan kepada Allah di Bait-Nya. Ia nampaknya memberikan yang terindah untuk Allah, namun sesungguhnya tidak! Hukum Allah tidak hanya menetapkan bahwa umat-Nya harus memberikan persembahan namun juga dimana dan dengan mezbah yang bagaimana persembahan itu harus diberikan. Tidak hanya perubahan mezbah yang Ahas lakukan, ia bahkan merombak bagian tertentu rumah Allah demi Tiglat Pileser.

Renungkan: Komitmen kepada Allah adalah mempersembahkan seluruh totalitas kehidupan kepada Allah, dan itu berarti tak sedikit pun kita mengambil keputusan bagi kehendak dan keuntungan diri sendiri.

(0.70) (2Raj 5:1) (sh: Kecil bagi dunia, besar di hadapan Allah (Sabtu, 7 Mei 2005))
Kecil bagi dunia, besar di hadapan Allah


Kita sering menganggap remeh orang kecil, seperti pelayan, sopir, TKW, dll. Mereka kita masukkan sebagai bagian yang tidak penting dalam kehidupan. Kita menganggap pekerjaan atau profesi kita jauh lebih utama. Padahal, tanpa mereka banyak pekerjaan `penting' kita terbengkalai. Bayangkan kantor Anda tanpa pesuruh dan petugas kebersihan. Semua harus Anda kerjakan sendiri, repot bukan?

Nas hari ini menampilkan sejumlah tokoh dari berbagai kalangan. Ada pelayan perempuan Israel yang bekerja pada istri seorang pembesar Aram, Naaman. Walau ditawan di negeri orang serta menjadi pelayan bagi musuh Israel ia tetap memelihara imannya sehingga mampu menjadi alat anugerah bagi Naaman, majikannya (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">3). Ada nabi Israel yang Tuhan pakai untuk menyembuhkan Naaman. Elisa tidak membatasi anugerah Allah untuk bangsanya sendiri (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">14). Ada pembesar Aram yang menderita kusta. Naaman adalah kesayangan raja Aram sehingga merasa diri penting. Ia menganggap dengan kuasa dan uang segala masalah dapat diselesaikan (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">5). Ada raja Israel yang tidak beriman. Raja Yoram panik ketika raja Aram menyuruhnya menyembuhkan Naaman (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">7).

Dua tokoh pertama adalah agen-agen Allah untuk menyalurkan anugerah-Nya kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Allah memakai mereka bukan karena status mereka "besar" atau "kecil", tetapi karena mereka bersedia dipakai-Nya. Dua tokoh berikutnya adalah mereka yang menerima belas kasih Allah. Mereka ditolong bukan karena status "besar" atau "kecil" melainkan karena kedaulatan Allah.

Gereja acap kali terjebak memberlakukan ukuran dunia untuk menilai seseorang. Jangan rendah diri bila dunia mengukur Anda orang "kecil". Allah dapat dan mau memakai Anda menjadi saluran berkat untuk orang lain. Yang penting kesediaan diri dibentuk untuk dipakai-Nya.

Camkan: Hamba Tuhan yang setia melaksanakan tugas panggilan-Nya adalah orang besar di hadapan-Nya.

(0.69) (2Raj 11:1) (sh: Yang berperan dalam hidup Anda (Kamis, 1 Juni 2000))
Yang berperan dalam hidup Anda

Cobalah Anda memikirkan siapa-siapa yang diutus oleh Allah untuk memimpin dan membimbing Anda hingga Anda seperti saat ini. Selain kedua orang tua dan saudara-saudara kandung, Anda akan dikagetkan bahwa banyak orang yang tidak mempunyai hubungan darah namun mempunyai andil besar di dalam hidup Anda. Demikian pula dengan kehidupan Yoas. Bahwa ia dapat menjadi raja dalam usia yang masih sangat muda dan harus melewati berbagai peristiwa karena ada banyak orang yang mempunyai andil besar.

Sebelum Yoas berusia satu tahun (2, 21), dia sudah menghadapi ancaman pembunuhan dari Atalya, neneknya sendiri. Tidak ada yang dapat dilakukan oleh seorang bayi untuk melindungi dan mengadakan pembelaan karena ia sendiri belum menyadari adanya bahaya yang mengancam hidupnya. Namun munculah Yoseba yang berani mengambil konsekuensi kehilangan nyawanya sendiri, menculik Yoas dari tengah-tengah anak-anak raja yang akan dibunuh. Identitas Yoseba memang tidak begitu jelas. Namun sangat mungkin dia bukan anak Atalya, dia hanya saudara tiri Ahazia. Bahkan di dalam 2Taw. 22:11, dia disebut sebagai istri imam Yoyada. Ini berarti Yoyada rela menanggung risiko yang besar tanpa pamrih sedikit pun.

Selain Yoseba, peran inang penyusu Yoas juga tidak kecil. Bayangkan dia harus menyertai Yoas di dalam persembunyian. Ia harus hidup dalam kekuatiran dan ketakutan selama 6 tahun. Sebaliknya ia pun mengalami godaan untuk memperkaya diri ataupun mendapatkan pahala bagi diri sendiri jika ia melapor ke Atalya. Namun ia tetap bertahan untuk memelihara Yoas kecil. Selain kedua perempuan pemberani itu, ada peran Yoyada. Sebagai imam, ia telah memimpin kudeta terhadap Atalya dan menghancurkan rumah Baal bahkan membunuh imamnya dan kemudian menobatkan Yoas menjadi raja. Jadi ada 2 kelompok yang sangat berperan dalam hidup Yoas. Kelompok pertama, merebutnya dari kematian dan memelihara kehidupannya. Kelompok kedua, mempersiapkan dan memperlengkapi segala sesuatu hingga Yoas tanpa bersusah payah dapat menduduki takhta.

Renungkan: Siapa-siapa yang berperan hingga Anda dapat bertemu Kristus dan terus bertumbuh dan menjadi dewasa di dalam-Nya? Kristus telah memakai mereka menjadi bagian dalam kehidupan Anda.

(0.69) (2Raj 5:15) (sh: Iman, aman, atau serakah? (Minggu, 8 Mei 2005))
Iman, aman, atau serakah?


Respons yang tepat atas anugerah Allah seharusnya iman yang disertai pengucapan syukur. Hal itu terjadi karena menyadari diri telah menerima apa yang bukan haknya dan yang tidak layak diterimanya.

Sepertinya Naaman percaya pada Tuhan karena Dia telah menyembuhkan penyakitnya. Ia merasa perlu membayar sebagai ungkapan terima kasih (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">15). Oleh karena hamba-Nya tidak bersedia dibayar dengan harta maka Naaman akan membayar dengan cara menyembah Tuhan orang Israel di negerinya sendiri (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">17). Namun, ia akan tetap menyembah dewa bangsanya karena risiko jabatan (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">18). Sikap Naaman ini bukan sikap iman, tetapi sikap mencari aman. Di mata Naaman, Tuhan dan Elisa hanyalah sarana untuk memberikan kesembuhan dari penyakitnya. Naaman menetapkan nilai kesembuhannya itu sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas plus sepuluh potong pakaian atau sekitar Rp 10 Miliar (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">6). Sikap Gehazi tidak berbeda dari sikap Naaman. Gehazi melihat uang dan kekayaan sebagai segala-galanya (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">20-23). Gehazi bagaikan pengusaha Kristen yang melihat pelayanan tidak lebih dari bisnis jasa yang ujung-ujungnya keuntungan. Oleh sebab itu, Gehazi rela mencoreng ketulusan Elisa demi mendapatkan harta tersebut. Harta ia dapatkan, namun kusta Naaman hinggap padanya (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">26-27).

Sungguh menyedihkan melihat orang menjual imannya demi rasa aman karena diterima di lingkungannya, atau orang yang menjajakan imannya demi harta yang fana. Gereja yang cepat mengkompromikan nilai-nilai kebenaran agar diterima masyarakat, atau gereja yang memanipulasi pelayanan untuk memperkaya kantong-kantong segelintir orang adalah gereja palsu. Sikap seperti Elisalah yang harus diteladani. Ia melakukan mukjizat bukan untuk keuntungan pribadi melainkan karena dirinya adalah hamba Allah (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">16).

Camkan: Kalau kesalehan kita tidak lebih daripada kebutuhan rasa aman atau hanya untuk meraup keuntungan duniawi, kita tidak layak menyebut diri anak-anak Tuhan!

(0.69) (2Raj 13:1) (sh: Jangan menjadi petobat pengemis (Sabtu, 3 Juni 2000))
Jangan menjadi petobat pengemis

Banyak lembaga kristen maupun non kristen yang berusaha mengentaskan para anak jalanan dari keterpurukan sosial ekonominya. Rumah-rumah transit didirikan untuk menampung, mendidik, maupun melatih mereka, sehingga mereka bisa keluar dari kubangan kemiskinan. Namun banyak diantara mereka yang malah melarikan diri dan kembali hidup di jalanan sebagai pengemis. Penyebabnya adalah mereka memiliki mental pengemis yaitu tidak perlu bersusah-payah, yang penting kebutuhan tercukupi. Yoahas pun menampakkan mental pengemis dalam kehidupan rohaninya.

Reformasi yang dilakukan oleh Yehu ternyata hanya menyentuh permukaan kehidupan masyarakat Israel. Buktinya anaknya sendiri yang menggantikannya mempunyai kehidupan yang jauh dari jalan Tuhan. Akibatnya Yoahas membawa seluruh bangsa Israel kembali ke dalam dosa. Seluruh bangsa Israel yang berdosa bersama rajanya harus menerima konsekuensi penghukuman dari Allah (3). Bahkan keadaan kerajaan Israel waktu itu benar-benar tidak berpengharapan. Karena mereka tidak lagi mempunyai angkatan perang yang kuat untuk mempertahankan diri apalagi untuk menyerang balik (7).

Dalam keadaan yang begitu terperosok, Yoahas ingin tampil sebagai pahlawan. Ia mendatangi Allah, namun tidak dengan pertobatan sejati tetapi dengan mental pengemis. Ia ingin segera diberi uang untuk mengeyangkan kelaparan tanpa butuh pertolongan yang lebih mendasar, sehingga bisa mengubah kehidupannya secara total. Yoahas mengemis kepada Allah namun tidak mau berpaling kepada-Nya, yang sesungguhnya merupakan kunci bagi kehidupan Israel yang penuh damai dan sejahtera dari Allah. Yoahas hanya butuh berkat sementara sebab ia masih senang dengan kehidupannya yang penuh dengan dosa. Maka Allah mengirim seorang penolong yang tidak diketahui identitasnya, sebab ia tidak melakukan suatu pekerjaan yang besar seperti para hakim lainnya yang dipakai Allah. Walaupun sementara, tindakan penyelamatan Allah itu sudah merupakan bukti kasih dan anugerah Allah kepada sebuah bangsa yang sesungguhnya tidak layak menerimanya.

Renungkan: Petobat pengemis mungkin akan menyelamatkan kita dari hukuman sementara di dunia, namun pasti akan membawa kita kepada hukuman kekal.

(0.69) (2Raj 14:1) (sh: Dua hal terpenting dalam kehidupan (Senin, 5 Juni 2000))
Dua hal terpenting dalam kehidupan

Sebagai raja, Amazia mengalami kehidupan yang tragis. Selama 29 tahun pemerintahannya dapat dikatakan baik sebab ia berjalan di dalam kehendak Allah walaupun tidak seperti Daud namun seperti ayahnya Yoas (4). Tragisnya, hidupnya berakhir dengan kematian di tangan rakyat sendiri. Mengapa demikian?

Satu tindakan Amazia yang patut dipuji adalah ketika ia menghukum para pemberontak (5-6). Ia sangat taat dan menegakkan supremasi (kekuasaan tertinggi) hukum Allah. Tidak heran jika Allah memberkatinya dengan kemenangan besar atas Edom dan berhasil merebut kota Sela (7). Namun keberhasilannya itu berakibat buruk bagi kepribadiannya, karena ia tidak lagi mengenal dirinya sendiri dengan benar dan bagi pemahaman imannya. Ia merasa bahwa dirinya hebat dan berkembang menjadi sebuah keyakinan bahwa dirinya memang hebat. Hingga timbulah ambisi untuk menaklukkan wilayah-wilayah lain, dan yang menjadi targetnya adalah Israel. Amazia telah meninggikan supremasi dirinya sendiri dan menjadikan dirinya standar bagi orang lain, bukan lagi Allah dan hukum-Nya.

Peringatan Yoas bagai pengungkapan ketakutannya di telinga Amazia. Ia tetap menyerang dan kalah. Ia yang meninggikan diri sekarang direndahkan dengan menjadi tawanan perang (13). Bukan hanya dirinya, negara dan bangsanya pun direndahkan karena tembok kota sepanjang 400 hasta dihancurkan. Bahkan Allah pun 'direndahkan' oleh raja yang jahat dengan dirampoknya perkakas Bait Allah. Kesalahan yang dilakukan begitu fatal di hadapan rakyat. Sehingga, setelah dibebaskan oleh Yerobeam, ia dibunuh oleh rakyatnya sendiri dan kemudian mengangkat anaknya menjadi penggantinya. Itulah harga yang harus dibayar, tidak hanya oleh Amazia, tetapi juga seluruh rakyat Yehuda, karena pengenalan diri dan pemahaman iman yang salah.

Renungkan: Jangan sampai status kita yang sudah dibenarkan di hadapan Alah oleh darah Kristus dan pemeliharaan-Nya atas kita hingga kini, membuat kita angkuh dan membuat program-program pelayanan yang memprovokasi pihak lain, sehingga mengakibatkan komunitas Kristen dan nama Allah sendiri direndahkan oleh mereka. Jadilah bijak dan peka selalu!

(0.68) (2Raj 8:16) (sh: Pergaulan yang mengundang hukuman Allah (Sabtu, 27 Mei 2000))
Pergaulan yang mengundang hukuman Allah

Paulus pernah menasihatkan jemaat Korintus bahwa pergaulan yang buruk merusakan kebiasaan yang baik (1Kor. 15:33). Rupanya Paulus melihat bahwa pergaulan itu mempunyai kekuatan konstruktif (bersifat membangun) dan sekaligus destruktif (bersifat merusak). Kekuatan konstruktif ada di dalam persekutuan (koinonia) anak-anak Allah sedangkan kekuatan destruktif ada di dalam pergaulan dimana norma-norma Kristiani tidak menjadi norma utama. Maka Paulus menasihatkan agar Kristen menghindari pergaulan yang demikian.

Yoram menantu Ahab serta anaknya Ahazia adalah contoh dari umat Allah yang hidup dan kariernya sebagai raja Israel digilas oleh kekuatan destruktif dari pergaulan buruk. Hubungan Yoram dan Ahazia dengan anak-anak Ahab bukan sekadar bersosialisasi dengan sesama manusia namun hubungan yang sudah disahkan oleh hukum dan norma-norma sosial masyarakat masing-masing pihak. Berarti dua dinasti Israel yang memerintah di Utara dan Selatan sudah dihubungkan oleh darah dan ideologi. Dalam kualitas dan tingkat kedekatan hubungan yang demikianlah maka pengadopsian norma dan etika oleh satu pihak atas pihak yang lain pasti terjadi, demi menjaga kelanggengan hubungan itu. Pengadopsian ini biasanya terjadi secara bertahap, dimulai dengan rasa sungkan dan solidaritas yang menghalalkan kompromi. Kemudian berkembang menjadi kebiasaan dan akhirnya tidak sekadar mengambil, namun juga menyetujui norma-norma dan etika pihak lain.

Buah yang dihasilkan sangat ironis. Seharusnya penggabungan dua dinasti itu akan menghasilkan kekuatan yang dahsyat dan berlipat ganda. Namun justru Edom dan Libna berani memberontak terhadap Yehuda. Ahazia pun tidak mampu menaklukkan Aram meskipun sudah dibantu oleh Yoram. Sebab kekuatan mereka adalah kekuatan destruktif yang akan menghancurkan diri sendiri. Allah di belakang semua itu sebab Ia menentang penggabungan mereka.

Renungkan: Keberadaan dan identitas Kristen dapat terimbas kekuatan destruktif dari sebuah jalinan hubungan yang salah. Kristen memang harus bersosialisasi dengan siapa saja namun juga harus selektif. Ini meliputi tidak hanya perkawinan, namun juga rekanan bisnis, asosiasi-asosiasi, dan klub-klub.

(0.68) (2Raj 19:1) (sh: Sehati berdoa, sehati beriman (Jumat, 8 Juli 2005))
Sehati berdoa, sehati beriman

Saat tantangan datang mendera kehidupan anak-anak Tuhan, langkah paling tepat adalah berpaling kepada Tuhan memohon pertolongan-Nya. Dengan bersehati anak-anak Tuhan berfokus kepada Tuhan, bukan kepada tantangan, dan percaya penuh pada kedaulatan dan kasih-Nya.

Hizkia sebagai pemimpin umat Yehuda tidak mencoba lagi menyelesaikan masalah luar negerinya dengan kekuatan sendiri (lih. harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">18:14-16), tetapi ia menyerahkannya kepada Allah dalam doa. Ia mengajak serta para pemimpin lainnya (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">19:2) dan meminta Nabi Yesaya untuk mencari pertolongan dari Allah (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">3-4). Yesaya menyampaikan firman Allah kepada Hizkia yang isinya Allah berdaulat atas raja Asyur. Allah akan melepaskan Yehuda dari ancaman Asyur dengan cara-Nya yang ajaib (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">6-7). Hizkia merespons janji Allah itu dengan tepat. Doanya menyatakan keyakinan imannya. Ia percaya Allah Israel ialah Penguasa alam semesta. Sanherib dan Asyur memang kelihatan perkasa di antara bangsa-bangsa lain, di hadapan Allah mereka tidak ada apa-apanya (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">15-19).

Sebaliknya, raja Asyur tidak sadar bahwa kejadian-kejadian yang menyebabkan pengepungan terhadap Yerusalem terhenti adalah pernyataan kuasa Allah Israel (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">8-9). Ia masih sesumbar akan balik lagi untuk mengalahkan Yehuda (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">8-13). Sikap sombong dan takabur seperti itu menyebabkan ia tidak peka melihat Allah Israel sudah dan sedang bertindak menghakiminya.

Gereja tidak perlu takut menghadapi ancaman musuh. Orang-orang yang antikristen dan pembenci anak-anak Tuhan itu tidak menyadari bahwa Allah berdaulat menolong umat-Nya. Gereja harus bersatu memercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Dengan kesadaran bahwa Allah sepenuhnya berdaulat, gereja harus terus berkarya menyatakan kebesaran dan kasih-Nya kepada dunia ini.

Renungkan: Kunci kemenangan gereja dan orang Kristen menghadapi serangan musuh adalah sehati bertekun dalam doa dan firman.

(0.68) (2Raj 2:15) (sh: Peneguhan hamba Tuhan (Selasa, 3 Mei 2005))
Peneguhan hamba Tuhan


Dalam setiap alih kepemimpinan biasanya muncul pertanyaan siapakah orang yang paling tepat menggantikan pemimpin yang lama. Pertanyaan ini mencuat bisa dikarenakan oleh pamor pemimpin lama yang masih disegani sementara kemampuan calon pemimpin baru tersebut belum teruji.

Nabi Elia sudah terangkat ke surga. Elisa sudah ditetapkan menjadi nabi penggantinya. Semua itu adalah penetapan Allah yang berdaulat dan berhikmat. Namun, para pengikut Nabi Elia belum melihat hal itu. Itulah sebabnya, mereka pun berniat mencarinya. Mereka memuja Nabi Elia dan menganggapnya sebagai nabi besar yang tidak tergantikan. Maka, Elia harus ditemukan agar dapat dikuburkan di Israel. Dengan berbuat demikian berarti mereka meragukan pernyataan Tuhan yang telah mengangkat Nabi Elia ke surga (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">11,16-18).

Dua peristiwa yang dicatat di perikop hari ini menjadi peneguhan akan kenabian Elisa. Pertama, kuasa dan kasih Allah yang ada pada Elia kini ditunjukkan oleh Elisa. Sebagaimana Elia dulu peduli kepada janda di Sarfat akan bahaya kelaparan yang dialaminya, demikian pun sekarang Elisa peduli kepada rakyat biasa yang mengalami kesulitan hidup sehari-hari (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">19-22). Kedua, Tuhan sendiri menyatakan peneguhan-Nya terhadap Elisa dengan menghajar orang-orang yang meragukan bahkan menghina hamba-Nya (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">23-25). Orang-orang di sini bukan anak kecil melainkan pemuda-pemuda (bhs. Ibr. naar) yang sudah cukup umur untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Bukti seseorang adalah hamba Tuhan bukan penonjolan diri akan kehebatannya, melainkan kehadiran kuasa dan kasih Allah yang nyata di dalam dirinya. Sikap dan tutur kata yang lahir dari karakter ilahi merupakan tanda yang jelas dari orang pilihan-Nya.

Renungkan: Hamba Tuhan sejati nyata dari sikap, perkataan, dan pengajarannya yang meneladani hidup Tuhan Yesus.

(0.68) (2Raj 11:21) (sh: Ikut Dia sampai akhir hidup (Sabtu, 25 Juni 2005))
Ikut Dia sampai akhir hidup


Keadaan hidup yang menyenangkan dapat membuat seseorang melupakan Tuhan. Pada saat situasi genting, ia cenderung mempertahankan kedudukan, harta, dan kekuasaannya lebih daripada mencari Tuhan.

Alkitab mencatat Yoas sebagai raja yang takut akan Tuhan selama 40 tahun ia berkuasa (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">12:1-2). Ia banyak melakukan hal baik semasa pemerintahannya. Salah satunya adalah upayanya merenovasi rumah Tuhan yang sudah rusak (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">4-5). Mula-mula ia memercayakannya kepada para imam. Namun, kemungkinan praktik korupsi terjadi di antara mereka sehingga renovasi rumah Tuhan terabaikan! (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">6-8). Akhirnya Raja Yoas dan Imam Yoyada sendiri yang menangani pengaturan untuk mengumpulkan uang persembahan rakyat dan kemudian memperbaiki rumah Tuhan (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">9-15). Perbuatan berhikmat Yoas juga terlihat pada ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">16, yaitu bagaimana ia mengatur uang persembahan. Uang bagi renovasi diberikan kepada para pekerja, sedangkan bagian para imam tetap diserahkan kepada mereka.

Sayang, ketaatan Yoas tidak utuh. Ia masih membiarkan umat Tuhan beribadah di bukit-bukit pengurbanan (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">3). Ia juga tidak bersandar kepada Tuhan ketika Yerusalem menghadapi penyerbuan Hazael, raja Aram. Raja Yoas menyogok Hazael dengan harta dari bait Allah dan istananya agar Hazael tidak menyerang Yerusalem (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">17-18). Akhir hidup Raja Yoas tidak menyenangkan, ia dibunuh oleh para pegawainya sendiri (ayat harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">19-21). Yoas memulai pemerintahannya dengan benar, tetapi tidak menyelesaikannya dengan baik.

Permulaan yang benar tidak menjamin akhir yang baik. Oleh karena itu, kita harus terus menerus menjaga diri untuk tetap setia sampai akhir. Dengan penuh kerendahan hati, kita bersandar pada Tuhan dalam doa, disertai dengan ketaatan melakukan firman-Nya.

Renungkan: Kapal memerlukan nakhoda yang andal agar sampai ke pelabuhan. Kita membutuhkan Tuhan agar dapat mengakhiri hidup ini dengan baik.

(0.67) (2Raj 9:16) (sh: Kehendak Allah di dalam kehendak manusia (Senin, 29 Mei 2000))
Kehendak Allah di dalam kehendak manusia

Pilihan Allah atas Yehu untuk melaksanakan penghukuman-Nya atas keturunan Ahab memang tepat. Ia memiliki kuasa dan kedekatan dengan para pembesar lain. Ia pun mempunyai karakter dan kemampuan yang sangat mendukung. Yehu sangat berantusias dan sangat jeli melihat setiap kesempatan yang ada. Ketika Yoram sedang sakit di Yizreel, ia tidak membuang-buang kesempatan ini. Ia benar-benaar manusia tanpa toleransi dan kompromi. Maka dengan tekad baja ia memacu kudanya menuju Yizreel. Ia juga orang yang sangat fokus kepada tujuan dan sangat efisien dalam mencapainya. Fokusnya tidak bisa dibelokkan dengan kedatangan dua utusan Yoram. Untuk membunuh Izebel ia cukup mencari pendukungnya dan memerintahkan untuk menjatuhkan Izebel. Ia juga tidak mengenal lelah. Setelah menempuh perjalanan jauh, ia langsung berperang melawan Yoram bahkan membunuhnya dengan sekali panah menembus jantungnya. Kemudian segera menyerbu istana Izebel. Baru setelah itu ia istirahat untuk makan dan minum (34). Nubuat yang pernah diucapkan oleh nabi Elia sudah tergenapi.

Sepintas Yehu terlihat sangat bersemangat dalam melaksanakan kehendak-Nya. Namun sesungguhnya tidak demikian. Yehu bersemangat karena secara bersamaan ia juga melaksanakan kehendaknya sendiri. Dia menggunakan agama untuk menggapai ambisi pribadinya. Bahwa dia menunjuk kepada nubuat Elia tentang Ahab bukan merupakan bukti bahwa ia mempunyai iman, namun justru sebagai bukti bahwa ia menggunakan Allah untuk membenarkan pembunuhan yang ia lakukan (25-26). Dia berantusias melaksanakan kehendak-Nya hanya karena kehendak-Nya selaras dengan kehendaknya. Ia pun berani membunuh raja Ahazia walaupun tidak menggunakan tangannya sendiri (27). Dialah yang menjadi tuan atas seluruh tindakannya bukan kehendak-Nya. Motivasinya yang salah telah menjadikan kehendak Allah sebagai alat untuk mencapai ambisinya. Allah mengecamnya melalui nabi Hosea (Hos. 1:4).

Renungkan: Kehendak Allah memang harus dilaksanakan. Namun motivasi dari mereka yang melaksanakannya sangat penting. Salah satu ujian atas komitmen kita kepada kehendak Allah adalah penyerahan diri kepada kehendak-Nya, ketika ketaatan itu bertentangan dengan kepentingan dan kesenangan pribadi.

Minggu Paskah 6

(0.67) (2Raj 17:1) (sh: Kesalahan yang berakibat kehancuran total (Kamis, 6 Juli 2000))
Kesalahan yang berakibat kehancuran total

Siapakah manusia yang mau hidup dalam penderitaan karena tekanan berat dari kekuatan dan kuasa yang menindihnya? Sebab itu Hosea bin Ela, yang telah ditaklukkan oleh Tiglat-Pileser III dari Asyur, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman raja Asyur. Ia tidak mau lagi membayar upeti sebab ini adalah sistem yang mengeksploitasi bangsa Israel kepada kemiskinan. Karena itu ia menggalang aliansi dengan raja So dari Mesir.

Bila dievaluasi dari situasi politik internasional saat itu, pemberontakan Hosea bukannya tanpa pertimbangan. Ia sudah membuat perhitungan yang baik, telah menimbang-nimbang kekuatan yang ada padanya, dan perkiraan bantuan yang dapat diandalkan dari raja Mesir. Sebab saat itu negara Asyur sedang berkabung dengan meninggalnya raja Tiglat-Pileser III pada tahun 727 sM. Kematian seorang penguasa dapat disamakan sebagai sebuah kesempatan bagi negara-negara taklukan untuk memberontak. Namun ternyata perhitungan Hosea meleset dan ia sendiri ditangkap dan dibelenggu dalam penjara. Kini ia `tidak perlu' membayar upeti kepada Asyur. Sebab raja Salmaneser dari Asyur telah mengepung Samaria selama 3 tahun yang mengakibatkan sistem perekonomian kota itu hancur dan menjadi miskin. Ia menaklukkan seluruh Israel dan mengangkut rakyatnya sebagai `upeti' ke Asyur dan ditempatkan di Halah dan di kota-kota orang Madai. Bangsa Israel hancur total. Tidak saja rajanya ditawan dan tanah Israel diambil alih oleh Asyur, namun Israel sebagai sebuah bangsa sudah berakhir (Lo-ammi) dan tidak mengalami kasih sayang Allah (Lo-ruhamah).

Kesalahan utama Hosea adalah tidak menempatkan permasalahan yang dihadapinya dalam perspektif Allah dan konteks perjalanan sejarah kehidupan rohani dan moralitas bangsa Israel, yaitu bahwa penindasan yang dialaminya adalah hukuman Allah agar mereka bertobat dan dosa Israel telah mencapai titik kesabaran Allah. Karena itu memberontak dan membangun aliansi dengan Mesir adalah sama dengan menarik sebuah picu senapan yang meletus dengan pernyataan melupakan Allah secara total. Maka mereka layak menerima hukuman.

Renungkan: Kristen harus selalu menempatkan setiap masalah dalam perspektif Allah dan konteks perjalanan sejarah gereja di Indonesia. Jangan sampai Kristen mengalami Lo-ammi dan Lo-ruhamah.

(0.67) (2Raj 18:13) (sh: Kesombongan awal kehancuran (Senin, 10 Juli 2000))
Kesombongan awal kehancuran

Tidak selayaknya manusia sombong dan takabur atas kesuksesan yang ia raih, karena kesuksesan itu semata-mata bukan hasil kerja sendiri, melainkan ada banyak faktor pendukung lainnya. Namun manusia selalu cenderung untuk meninggikan dirinya bila ia sudah merasa sukses. Kesuksesan membuat ia merasa bahwa dirinya paling hebat dan berkuasa, tidak ada satu pun yang dapat menandinginya. Kesombongan adalah awal perasaan paling berkuasa di antara sesamanya dan akan berkembang menjadi perasaan tidak membutuhkan Allah. Kemudian berkembang lagi menjadi niat untuk melawan Allah, dan akhirnya meniadakan Allah dalam hidupnya.

Seperti halnya raja Asyur, kesuksesan demi kesuksesan sudah ia raih sehingga wilayah kekuasaannya semakin meluas (34). Siapa yang dapat menahan gempuran tentaranya yang kuat? Raja Yehuda, Hizkia, harus rela membayar harga yang sangat mahal untuk menjinakkan keganasannya (13-16). Kejayaan itu membuat raja Asyur sombong dan takabur. Ia merasa tidak ada yang dapat menandinginya sekalipun koalisi antar 2 negara (21). Dalam pandangannya, kekuatannya begitu luar biasa bahkan kelemahannya pun dapat menjadi ancaman bagi musuhnya (23-24). Ia terus terbuai dalam kesombongannya hingga pada taraf ia tidak membutuhkan Allah, melawan-Nya, dan akhirnya meniadakan diri-Nya (32-35). Ia lupa darimana ia mendapatkan kejayaan dan kekayaannya (25).

Kesombongannya telah membuat dia menjungkirbalikkan tatanan sosial Illahi. Manusia hanyalah ciptaan-Nya dan alat-Nya. Apakah manusia, walaupun ia seagung raja Asyur? Di dalam kesuksesannya yang gilang gemilang itu, namanya tidak disebutkan. Ini tidak berarti bahwa namanya terlalu agung seperti nama YAHWEH, sebaliknya ia hanyalah seorang manusia. Kejayaan dan kemegahannya tidak secara otomatis membuat dia menjadi berarti. Sebab itu semua didapat karena Allah adalah sumber dari segala sesuatu.

Renungkan: Kesuksesan, kedudukan, kekuasaan, kekayaan, dan kejayaan dalam bentuk apa pun yang Anda miliki saat ini adalah bersumber dari Dia. Bukan Anda yang hebat. Ingatlah jangan merusak tatanan sosial Illahi yang sudah Allah tetapkan. Karena apa pun yang Anda miliki tidak akan menjadikan Anda berarti atau lebih berarti jika Anda telah merusak tatanan sosial itu.

(0.67) (2Raj 24:18) (sh: Kebodohan pembawa kehancuran (Jumat, 21 Juli 2000))
Kebodohan pembawa kehancuran

Tahukah Anda arti pepatah 'keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama'? Binatang sebodoh keledai diyakini tidak akan melakukan kesalahan yang sama karena ia dapat dan mau belajar dari kesalahan yang lampau. Manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi, mempunyai kepandaian jauh di atas keledai. Dengan kata lain seharusnya manusia tidak akan begitu mudah melakukan kesalahan karena ia dapat berpikir, menganalisa, bahkan mengevaluasi setiap tindakan yang akan dilakukan. Apalagi jika ia sudah dibekali dengan petunjuk dan nasihat.

Zedekia ternyata lebih bodoh dari keledai. Tentunya ia sudah melihat sebuah contoh hidup mengapa Allah menghukum Yoyakim, saudara kandungnya. Namun anehnya, ia mengulangi apa yang Yoyakim lakukan (19). Ketika, ia bersekongkol dengan Mesir dan bangsa-bangsa lainnya untuk menentang Babel, bukankah Allah sudah memberikan petunjuk dan nasihat untuk tidak melakukannya (Yer. 27:3-8; Yeh. 17:11-21). Contoh hidup dan petunjuk dari Allah sebenarnya merupakan bekal yang cukup bagi Zedekia untuk tidak melakukan kesalahan. Namun inilah kebodohan Zedekia yang melebihi keledai.

Akibatnya sebagai pribadi ia harus membayar dengan harga yang sangat mahal (7). Sebuah pemandangan yang tidak akan pernah ia lupakan selama ia hidup dan sebuah penghukuman yang sangat kejam hingga perlu untuk disebutkan secara khusus dalam kitab tentang raja-raja Israel dan Yehuda. Sebagai bangsa, Yehuda semakin terpuruk dan tersungkur (9-17). Yehuda sudah hancur-lebur. Kehidupan sosial, politik, dan ekonomi tidak mungkin dibangun lagi karena yang dibiarkan hidup bukan lagi orang lemah namun orang-orang miskin, itu pun hanya beberapa saja (12 bandingkan dengan harus+menjauhkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A12&tab=notes" ver="">24:14). Kalau pun yang tersisa berhasrat bangkit dan mulai membangun dari kehidupan rohani mereka, itu juga tidak mungkin sebab para pemimpin rohani mereka juga dibunuh (18-21). Tidak ada yang tersisa. Tidak ada lagi yang berharga.

Renungkan: Bukankah kebodohan Zedekia adalah gambaran kebodohan manusia pada umumnya? Ia dapat dengan mudah ditemukan di sekitar kita atau mungkin dalam diri kita sendiri. Misalnya, tahu narkoba berbahaya tetapi mengapa peminatnya semakin meningkat? Mampukah kita memeranginya?

(0.63) (2Raj 23:34) (ende)

Menggantikan nama itu berarti: radja itu didjadikan oleh Neko dan sama sekali dikuasai olehnja, sebab nama seseorang adalah diri orang sendiri.

(0.63) (2Raj 10:24) (jerusalem: masuklah mereka) Dalam terjemahan Yunani terbaca: masuklah ia


TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA