Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 20 ayat untuk halaman istana AND book:[40 TO 66] (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kis 23:35) (jerusalem: istana) Istana yang didirikan Herodes Agung dan dijadikan kediaman resmi prokurator Roma.
(0.80) (Flp 1:13) (jerusalem: istana) Yunaninya "praitorion", ialah istana Kaisar di Roma atau istana gubernur Romawi. Kalau surat ini ditulis di Roma, maka apa yang dimaksudkan ialah pasukan pengawal Kaisar yang berkediaman di dekat tembok kota Roma. Kalau Paulus menulis di Efesus, maka yang dimaksudkan ialah isi istana gubernur; dan kalau di Kaisarea isi istana gubernur di situ.
(0.72) (Mat 27:27) (ende)

"Pretorium". Itulah gedung pengadilan Romawi, barangkali disini merangkap istana wali negeri.

(0.55) (Mat 27:27) (jerusalem: gedung pengadilan) Yunani: pretorion. Ialah tempat kediaman "Pretor" (wali negeri). Gedung itu kiranya tidak lain kecuali bekas istana raja Herodes Agung. Mana kala dari kota Kaisarea naik ke Yerusalem wali-wali negeri Roma biasanya berdiam dalam istana itu. Istana ini terletak di ujung timur kota dan berbeda dengan tempat kediaman (bekas) wangsa Hasmonia. Istana ini terletak dekat bait Allah dan dipakai oleh Herodes Antipas. Jadi di sana Herodes menerima Yesus yang oleh Pilatus dikirim kepadanya. Luk 23:7-12. Ada juga ahli yang berpendapat "pretorion" itu ada dalam benteng Antonia, di pojok utara pelataran Bait Allah, tapi pendapat itu sukar dipertahankan.
(0.47) (Mrk 15:8) (jerusalem: datanglah orang banyak) Harafiah: naiklah orang banyak. Dengan demikian dikatakan bahwa tempat pengadilan itu (pretorium) terletak di atas sebuah ketinggian. Ketinggian itu agaknya tidak lain kecuali bukit di sudut barat kota, tempat istana raja Herodes Agung.
(0.39) (Luk 11:52) (ende)

Wahju Allah diumpamakan dengan suatu istana penuh pengetahuan. Kuntjinja, jaitu hak untuk menafsirkan isinja ada dalam tangan para ahli taurat. Tetapi mereka tidak masuk untuk menjelami sabda Allah. Mereka tinggal diluar sadja dan tafsiran mereka memang dangkal dan salah. Demikian orang lain tidak pula mendapat pengertian jang benar.

(0.39) (Flp 4:22) (ende: Dari keluarga Kaisar)

Jang dimaksudkan disini agaknja pengawal-pengawal Paulus dari Pretorium, jang disebut dalam Fili 1:13. Istilah "keluarga" itu harus dianggap dalam arti luas, termasuk para pegawai dan pelajan istana, pun sekalian budak-belian dan bekas budak jang sudah dibebaskan.

(0.39) (2Tim 3:8) (ende: Janes dan Mambres)

Kedua nama itu tidak disebut dalam buku-buku Perdjandjian Lama, tetapi menurut hikajat lisan orang Jahudi mereka adalah kepala para tukang sihir Mesir, didalam istana Parao, jang dengan hebat menentang Moses. (Moses II (Kel 7:11-13) dan Kel 7:22, lagi Kel 8:3-14).

(0.39) (Mat 18:10) (jerusalem: memandang wajah BapaKu) Ini sebuah ungkapan alkitabiah mengenai hadirnya pegawai dan pejabat istana di hadapan rajanya, bdk 2Sa 14:24; 2Ra 25:19; Tob 12:15. Dalam ayat ini tekanan tidak terletak pada "memandang Allah", bdk Maz 11:7, tetapi pada pergaulan tetap dan mesra para malaikat dengan Allah.
(0.39) (Mrk 3:6) (jerusalem: orang-orang Herodian) Ini bukan pejabat-pejabat raja Herodes, tetapi suatu partai politik Yahudi yang menghendaki keturunan Herodes Agung memerintah atas mereka dan bukan Gubernur Romawi; jadi di zaman Yesus ini mereka menjadi pendukung-pendukung Herodes Antipas, raja wilayah di Galilea, Luk 3:1+, mereka juga berpengaruh di istana Herodes Antipas, bdk Mat 22:16+.
(0.39) (Flp 4:22) (jerusalem: segala orang kudus) Ialah semua orang Kristen dari jemaat di mana Paulus menulis surat ini
(0.38) (Yoh 4:43) (sh: Dua macam sikap terhadap Yesus (Jumat, 4 Januari 2002))
Dua macam sikap terhadap Yesus

Setelah 2 hari di Samaria, pada hari ke-3 Tuhan Yesus tiba kembali di Galilea (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">43). Di sana Tuhan Yesus mengalami dua bentuk penerimaan. Orang-orang Galilea menyambut-Nya dengan hangat (ayat 45), namun tidak percaya pada-Nya.

Bertolak-belakang dengan penerimaan orang-orang Galilea, seorang pegawai istana menerima-Nya. Di Kana, tempat Ia telah mengubah air menjadi anggur (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">46), Tuhan Yesus bertemu dengan pegawai istana. Pegawai istana ini telah berjalan dari Kapernaum ke Kana mencari Tuhan Yesus untuk memohon agar Tuhan Yesus menyembuhkan anaknya yang sakit kritis (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">47). Ketika Tuhan Yesus mengatakan padanya bahwa anaknya hidup, ia percaya pada perkataan-Nya (ayat 50). Dalam perjalanan pulang, pegawai istana ini bertemu dengan pelayan-pelayannya yang melaporkan bahwa anaknya telah sembuh. Kata yang dipakai tentang keadaan anaknya adalah "hidup", kata yang juga dipakai oleh Tuhan Yesus (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">50). Kata yang sama juga terungkap dalam laporan pelayan-pelayannya (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">51). Kata ini juga yang diingat oleh pegawai istana ketika menyadari anaknya telah sembuh (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">53). Ternyata saat anaknya sembuh itu bertepatan dengan saat Tuhan Yesus menyatakan bahwa anaknya hidup. Mendengar itu, ia percaya kepada Tuhan Yesus (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">53).

Mengapa sampai dua kali dikatakan ia percaya? Pada istilah "percaya" yang pertama, yakni pada ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">50, pegawai istana percaya untuk pertama sekali pada Tuhan Yesus. Itulah saat imannya lahir. Meski dapat dikatakan bahwa upayanya mencari Tuhan Yesus merupakan perwujudan imannya, tetapi barulah pada ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">50 ia secara jelas menyatakan imannya kepada Tuhan Yesus. Sementara istilah 'percaya' yang kedua, yakni pada ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">53, merupakan momen ketika imannya semakin diperdalam. Peristiwa anaknya yang disembuhkan bukan merupakan kelahiran imannya, melainkan merupakan peristiwa ketika imannya semakin diperteguh. Iman yang semakin dalam ini mewujudkan diri dalam bentuk yang konkret. Iman ini bersaksi. Pegawai istana yang diperdalam imannya segera bersaksi tentang Yesus kepada seluruh keluarganya (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">53). Indah sekali, seluruh keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus.

Renungkan: Iman sejati tidak hanya hiasan bibir, tetapi kesaksian kata dari hati yang di dalamnya Yesus memancarkan hidup.

(0.34) (Kis 7:23) (sh: Menyikapi penolakan (Minggu, 6 Juni 1999))
Menyikapi penolakan

Ketika Anda berniat menunjukkan sikap peduli dan penuh perhatian kepada seseorang atau sekelompok orang, tetapi niat baik Anda tersebut ditolak, kecewakah Anda? Mungkin ya; dan setelah itu kita sulit mempertahankan sikap yang peduli dan penuh perhatian. Hati kita penuh amarah, mungkin juga dendam. Dalam situasi demikian, mampukah Anda tetap melihat panggilan Tuhan bagi diri Anda untuk menjadi alat-Nya? Kita akan melihat bagaimana Stefanus memaparkan keteguhan sikap Musa meskipun ditolak, dan bagaimana Allah tetap pada kepastian melibatkan Musa dalam rencana-Nya menyelamatkan umat-Nya.

Memperhatikan saudara sebangsa. Hidup bergelimang kemewahan dan kesenangan menjadi dambaan banyak orang. Perjalanan sejarah kehidupan manusia membuktikan bahwa hanya sedikit orang yang mau meninggalkan kemewahan atau kesenangannya demi menolong orang lain. Stefanus menyaksikan apa yang telah diperbuat Allah bagi nenek moyang Israel, Musa ketika berusia 40 tahun. Selama 40 tahun pertama hidup di istana Firaun, Musa tidak terbuai dalam kemewahan dan kesenangan yang tersedia di istana. Bahkan ia prihatin akan hidup sengsara saudara-saudaranya di luar istana (23). Sikap peduli ini sangat menonjol ketika ia harus keluar dari kehidupan mewah di istana demi membela saudara sebangsanya yang dianiaya oleh orang Mesir (24).

Penolakan manusia dan kepastian rencana Allah. Sikap peduli Musa ternyata bukan jaminan bahwa dia akan diterima dengan baik oleh saudara-saudara sebangsanya. Ini terlihat ketika niat Musa untuk yang kedua kalinya mencoba mendamaikan dua saudara sebangsanya yang sedang berkelahi ditolak. Dengan penuh kekecewaan, Musa meninggalkan Mesir, dan hidup sebagai pendatang di Midian. Mengapa Musa ditolak oleh bangsanya sendiri? Dia bukan pemimpin, dia bukan hakim bagi bangsanya. Namun, terlepas dari penolakan manusia, kepastian rencana pengutusan Allah atas Musa tidak berubah (30-34).

Doa: Tuhan, jika pelayananku ditolak orang sekelilingku, jangan biarkan aku berhenti menjadi alat-Mu.

(0.29) (Yoh 4:43) (sh: Ditolak di negeri sendiri (Selasa, 05 Januari 1999))
Ditolak di negeri sendiri

Peristiwa yang terjadi di Samaria sangat bertolak belakang dengan peristiwa di Yudea. Dapat kita bayangkan, di negeri-Nya sendiri Ia ditolak, sebaliknya di Samaria, yang penduduknya dianggap kafir oleh orang-orang Yahudi, Yesus disambut dengan spontan dan semarak. Menakjubkan sekali, karena justru di Samaria Yesus diterima, diperlakukan layak dan memenangkan jiwa.

Percaya karena mukjizat. Kedatangan Yesus di Galilea, tepatnya di Kana (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">46), pasti mengundang minat orang banyak oleh karena mukjizat pertama yang dibuat-Nya (Yoh. 2). Kali ini mukjizat kesembuhan terjadi pada keluarga salah seorang pegawai istana (ayat 47-52). Yang menarik kita gali dari pengalaman pegawai istana ini adalah: a). menaruh harapan pada Yesus (ayat 47); b). mengikuti perkembangan dan membuktikan tindakan Yesus (ayat 52-53a); dan c). seluruh keluarganya percaya pada Yesus (ayat 53b).

Renungkan: Sewaktu kita meminta sesuatu pada Yesus, apakah kita mengikuti perkembangan tindakan Yesus? Kadang-kadang kita telah menerima apa yang kita minta tapi tidak menyadarinya. Orang ini percaya kepada mukjizat, masihkah kita bisa percaya akan campur tangan Allah walaupun tidak melihat mukjizat apa-apa?

Doa: Tuhan Yesus ampunilah kami, karena kami sering mengabaikan Engkau dalam kehidupan kami.

(0.26) (Yoh 4:48) (full: TANDA DAN MUKJIZAT. )

Nas : Yoh 4:48

Tanda dan mukjizat merupakan pekerjaan asli kerajaan Allah. Sekalipun demikian, iman kita jangan terpusat padanya tetapi kepada Yesus Kristus yang dibuktikan oleh perbuatan itu

(lihat art. KERAJAAN ALLAH).

Kita harus percaya pada Yesus karena Dia itu Anak Allah, yaitu Tuhan dan Juruselamat kita. Yesus harus disembah dan dijunjung tinggi karena kasih, kemurahan, dan sifat-Nya yang benar dan bukan sekedar karena perbuatan-Nya secara fisik atau materiel dalam kehidupan kita. Tanda dan mukjizat harus bertujuan untuk lebih mendekatkan kita kepada Tuhan dan meningkatkan iman kita kepada-Nya seperti halnya pegawai istana itu (ayat Yoh 4:50-53).

(0.26) (Kis 5:34) (sh: Bagaimanakah Tuhan menolong kita? (Sabtu, 21 Juni 2003))
Bagaimanakah Tuhan menolong kita?

Ada banyak cara yang Tuhan gunakan untuk menolong anak-anak-Nya, salah satunya adalah dengan menempatkan orang yang tepat, pada waktu yang tepat (Yusuf di Mesir, Nehemia di istana Raja Artahsasta, Ester di istana Raja Ahasyweros). Cara inilah yang Tuhan lakukan. Tuhan memakai Gamaliel, seorang Farisi, untuk melindungi para rasul dari rencana jahat para imam.

Pada masa itu Gamaliel adalah seorang guru agama Yahudi yang berpengaruh dan salah satu anak didiknya yang kita kenal ialah Paulus. Tuhan menggunakan Gamaliel -- seseorang yang tidak percaya kepada Kristus -- untuk melindungi pengikut Kristus. Mungkin para rasul tidak pernah membayangkan bahwa jiwa mereka terselamatkan oleh seorang rabi Farisi, namun begitulah cara Tuhan bekerja!

Dalam perjalanan mengikut Tuhan, ada dua hal yang perlu kita ingat dan bedakan dengan jelas: Apa yang kita ketahui dan apa yang tidak kita ketahui. Yang kita ketahui adalah, Tuhan itu baik dan kasih setia-Nya untuk selamanya (Mzm. 100:5). Jadi, apa pun yang kita alami, tetaplah berpegang pada kebenaran firman ini. Yang tidak kita ketahui adalah cara Tuhan bekerja yakni bagaimanakah Ia mewujudkan kebaikan-Nya.

Penting bagi kita untuk tidak mencampuradukkan keduanya. Jangan membuat yang pasti menjadi tidak pasti, yakni meragukan kebaikan Tuhan. Jangan membuat yang tidak pasti menjadi pasti yaitu dengan mematokkan cara kerja Tuhan. Tuhan menyatakan kebaikan- Nya kepada kita melalui pelbagai cara, dan kalaupun Ia tidak memakai cara yang sama, itu tidak berarti Ia telah meninggalkan kita atau Ia tidak berdaya menolong. Ingatlah bahwa Tuhan bekerja dengan cara-cara yang tak terbayangkan.

Renungkan: Cara Tuhan menolong kita di masa sekarang belum tentu sama dengan cara Tuhan menolong kita di masa lampau.

(0.22) (Mat 2:1) (sh: Yang lebih penting dari ilmu. (Kamis, 25 Desember 1997))
Yang lebih penting dari ilmu.

Zaman iptek yang begitu maju ini, patut membuat kita bersyukur. Kita jangan berprasangka buruk terhadap iptek. Namun kita perlu waspada agar tidak menganggap bahwa iptek dapat menjawab semua masalah. Iptek bukan ilah, tetapi untuk dimanfaatkan secara baik dan benar. Jangan sebaliknya kita diperhamba olehnya. Dengan ilmunya, para majusi dapat mengambil kesimpulan benar. Tetapi tindak lanjutnya untuk menemukan kebenaran menjadi salah alamat. Memang masuk akal bahwa seorang raja dilahirkan di istana. Menemukan Sang Raja Juruselamat, memerlukan lebih dari sekadar ilmu!

Ilmu yang ditaklukkan ke bawah kedaulatan ilahi. Para majusi mendapatkan apa yang mereka dambakan dan cari. Ilmu dan kepakarannya tidak menghalangi mereka menyembah sujud ke hadapan sang bayi kecil lemah (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11). Karena para pakar tadi telah menaklukkan diri kepada Kristus, walaupun mereka masih memakai otak, mereka juga menurut apa yang dikatakan Tuhan lewat penglihatan (mimpi).

Renungkan: Penentu kita akan cerdas atau bebal adalah sikap kita kepada kebenaran Allah dalam Yesus Kristus.

Doa: Terima kasih atas kepandaian yang Tuhan berikan kepadaku. Perintahlah akal budiku agar diriku utuh jadi alat-Mu.

(0.22) (Luk 3:21) (sh: Menjadi manusia demi manusia (Minggu, 4 Januari 2004))
Menjadi manusia demi manusia

Seorang raja pada zaman dahulu kala pernah menyamar menjadi rakyat biasa untuk mengenali kehidupan rakyatnya. Betapa terperanjatnya ia ketika melihat kemiskinan, penindasan dan ketidakadilan melanda masyarakatnya. Sekembalinya raja tersebut ke istana ia segera mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menolong rakyatnya.

Tindakan Yesus datang ke dunia dan menjadi sama dengan manusia dalam segala hal adalah tindakan dari kasih Allah kepada umat-Nya. Namun, berbeda dengan cerita di atas, Allah yang Mahatahu datang bukan untuk mencari tahu keadaan umat-Nya, tetapi Allah datang untuk ikut merasakan dan mengalami penderitaan umat-Nya. Bahkan untuk semuanya itu Yesus harus tunduk kepada aturan-aturan manusia.

Kesediaan Yesus memberi diri-Nya dibaptis adalah tanda solidaritas-Nya terhadap manusia dan tanda telah dimulainya misi kemanusiaan Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia. Segera setelah Yesus dibaptis, turunlah Roh Kudus sebagai tanda bahwa Allah Bapa berkenan atas-Nya (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">22). Dengan demikian karya penebusan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus menjadi karya yang realistis dan menjawab permasalahan umat. Jadi misi Yesus adalah misi surgawi, misi Allah sendiri untuk umat manusia.

Renungkan: Untuk menyelamatkan manusia, Yesus rela meninggalkan kemuliaan ke-Allah-an-Nya menjadi manusia sejati. Siapkah kita menjadi Kristen yang rela mengorbankan hak-hak kita untuk menjangkau sesama kita yang masih di dalam dosa?

(0.22) (Flp 1:12) (sh: Yang penting Injil diberitakan (Minggu, 23 Mei 2004))
Yang penting Injil diberitakan

Karena jelas apa misi yang diembannya, Paulus siap menanggung apa saja agar misi itu tercapai. Misi itu ialah Injil diberitakan ke seluruh dunia. Kesulitan dan penderitaan tidak menyurutkan niat dan kegiatannya, bahkan ia melihat semua halangan tadi menjadi sarana untuk kemajuan Injil (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12).

Paulus bukan sekadar optimis, tetapi realistis. Keadaannya di penjara tidak membuat pekabaran Injil terhambat. Ia bisa memberitakan Injil kepada orang-orang di penjara, juga kepada pengawal dan pegawai istana di mana penjara itu berada. Lebih daripada itu, Paulus melihat akibat pemenjaraannya itu, orang lain semakin giat menginjili (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14). Ada orang yang dikuatkan iman untuk lebih setia dan mau melayani Tuhan karena kesaksian keteguhan iman Paulus. Ada orang yang sengaja PI untuk memperberat situasi Paulus. Hal itupun bagi Paulus telah menghasilkan kemajuan bagi pemberitaan Injil (ayat halaman+istana+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">17).

Arswendo Atmowiloto, seorang penulis terkenal di Indonesia pernah masuk penjara. Di penjara ia bertemu Tuhan, dan bahkan masih di dalam penjara ia menjadi orang yang membawa orang lain dekat kepada Tuhan. Setelah keluar ia menuliskan satu buku yang merangkumkan segala berkat yang ia dapat dan bagikan kepada sesama napi. Penjara tidak dapat menghalangi Injil diberitakan, dihayati, dan dinikmati.

Renungkan: Cara kita menilai Injil dan kesulitan dalam pelayanan yang menentukan apakah kita akan terhambat atau justru menjadi pendorong.

(0.18) (Luk 9:1) (sh: Pelayanan dan harga yang harus dibayar (Jumat, 21 Januari 2000))
Pelayanan dan harga yang harus dibayar

Melayani memiliki risiko. Risiko menghadapi orang banyak dengan berbagai latar belakang, tantangan, atau penolakan. Kemungkinan pelayanan membawa kita pada penderitaan karena ditolak. Tuhan Yesus tidak memberikan proteksi khusus agar kita dapat melakukan segala pekerjaan-Nya dengan mulus tanpa tantangan. Ketika Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid-Nya untuk diutus, Ia tahu bahwa murid-murid akan menghadapi banyak masalah. Orang-orang yang menderita berbagai penyakit, kerasukan setan, orang-orang yang menolak berita yang mereka kabarkan akan dihadapi mereka. Selain menghadapi tantangan, murid-murid pun perlu menggumuli kebutuhan hidup mereka. Pemenuhan kebutuhan mereka tergantung sepenuhnya dari orang-orang yang menyambut kehadiran dan mempercayai berita mereka. Mencukupkan diri dalam segala kondisi dan situasi adalah hal yang harus mereka atasi. Semua ini adalah harga yang harus mereka bayar sebagai utusan Yesus.

Diutus dan diperlengkapi dengan kuasa dan tenaga, itulah yang terjadi atas murid-murid. Medan pelayanan begitu berat, maka Yesus memberikan kepada mereka kuasa dan tenaga. Dengan kuasa dan tenaga dari Yesus, murid-murid mampu mengatasi berbagai masalah dan tantangan. Karena itu tatkala berita Kerajaan Allah disebarluaskan ke seluruh wilayah, orang-orang sakit disembuhkan dan orang-orang yang dirasuki setan dilepaskan. Kuasa dan tenaga yang dikaruniakan kepada murid-murid membuat berita Kerajaan Allah dan pewujudan kuasa Kerajaan Allah dialami oleh banyak orang. Berita ini tersebar ke segala wilayah bahkan sampai ke istana Herodes.

Banyak orang bertanya-tanya siapakah Yesus yang menjadi pusat berita murid-murid. Herodes pun sempat mencemaskan ketenaran Yesus dan membuat ia ingin bertemu. Inilah keberhasilan murid- murid. Bukan diri mereka yang diberitakan, bukan ketenaran diri yang mereka cari, tetapi Yesus pusat berita Kerajaan Allah, yang memberi mereka kuasa dan tenaga itulah yang dberitakan.

Renungkan: Kekerasan hati manusia, tantangan, rintangan, masalah, penyakit, dan kuasa setan hanya bisa diatasi dengan kuasa dan tenaga dari Kristus Yesus. Sebagai utusan Yesus Kristus, kita perlu diperlengkapi dengan kuasa dan tenaga dari Dia.



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA