Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 725 ayat untuk hadapan (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.18) (Luk 9:29) (full: PEMULIAAN. )

Nas : Luk 9:29

Pada saat dimuliakan, Yesus diubah di hadapan tiga murid-Nya, dan mereka melihat kemuliaan sorgawi-Nya sebagaimana Dia adanya -- Allah di dalam tubuh manusia. Pengalaman pemuliaan Yesus adalah:

  1. (1) dorongan bagi Yesus sementara Ia menghadapi kematian-Nya di kayu salib (bd. Mat 16:21);
  2. (2) pengumuman kepada para murid bahwa Yesus harus menderita di salib (ayat Luk 9:31);
  3. (3) pengesahan oleh Allah bahwa Yesus benar-benar Anak-Nya yang layak menebus umat manusia (ayat Luk 9:35).
(0.18) (Luk 14:11) (full: MENINGGIKAN DIRI ... DIRENDAHKAN. )

Nas : Luk 14:11

Yesus memperingatkan bahwa orang yang meninggikan dirinya dalam kehidupan ini akan dipermalukan di dalam Kerajaan Sorga yang akan datang. Tempat kehormatan kita di hadapan Allah jauh lebih penting daripada kehormatan kita di bumi. Kehormatan semacam itu tidak dapat diperoleh dengan menonjolkan diri, sebab hal itu hanya datang melalui kerendahan hati dan sikap menghambakan diri (ayat Luk 14:12-14), dan melalui tindakan "mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa" (Yoh 5:44).

(0.18) (1Kor 7:14) (full: SUAMI ... ISTERI ... ANAK-ANAK. )

Nas : 1Kor 7:14

Apabila seorang percaya terikat dalam suatu pernikahan dengan seorang yang tidak percaya, baik pernikahannya itu maupun anak yang dilahirkan dalam pernikahan itu adalah absah di hadapan Allah. Karena itu, orang percaya itu harus hidup bersama dengan yang tidak percaya itu dan jangan mencari jalan untuk memecah-belah pernikahan atau rumah tangga itu. Apa lagi, oleh karena suami atau istri itu adalah orang percaya, maka ia bisa mempunyai pengaruh yang khusus sehingga pasangannya itu dapat dibimbing untuk menerima Kristus (bd. 1Pet 3:1-2).

(0.18) (2Kor 2:14) (full: MEMBAWA KAMI DI JALAN KEMENANGAN-NYA. )

Nas : 2Kor 2:14

Paulus menggambarkan orang percaya seperti sedang dipamerkan oleh Allah kepada dunia sebagai suatu kemenangan dan trofi kasih karunia Kristus yang menyelamatkan. Melalui arak-arakan kemenangan ini, pengetahuan akan Kristus dan kehidupan orang percaya yang sudah ditebus itu dinyatakan sebagai suatu bau keharuman di hadapan Allah dan umat manusia. Kepada Allah, aroma ini menyenangkan; kepada manusia, aroma ini mengakibatkan kehidupan atau kematian (ayat 2Kor 2:15-16).

(0.18) (Ibr 9:5) (full: TUTUP PENDAMAIAN. )

Nas : Ibr 9:5

Pada Hari Pendamaian, baik darah lembu jantan yang mengadakan pendamaian bagi imam besar dan keluarganya maupun darah kambing yang berfungsi sebagai kurban karena dosa-dosa bangsa Israel dipercikkan di atas tutup pendamaian ini di hadapan Allah (Im 16:2,14;

lihat art. HARI PENDAMAIAN).

Tutup pendamaian yang di bumi ini melambangkan takhta kasih karunia sorgawi yang dapat dihampiri oleh orang-orang percaya karena darah Kristus untuk menerima kasih karunia dan pertolongan (Ibr 4:16).

(0.18) (Ibr 10:19) (full: KITA SEKARANG PENUH KEBERANIAN. )

Nas : Ibr 10:19

Bertentangan dengan orang Israel yang tak dapat menghampiri Allah dengan leluasa, maka Kristus dengan mempersembahkan nyawa-Nya sebagai kurban yang sempurna, telah membuka jalan ke hadapan Allah dan takhta kasih karunia. Oleh karena itu, sebagai orang-orang percaya kita dengan penuh syukur dapat senantiasa menghampiri Allah di dalam doa.

(0.18) (1Yoh 1:6) (full: PERSEKUTUAN DENGAN DIA. )

Nas : 1Yoh 1:6

"Hidup dalam kegelapan" artinya hidup di dalam dosa dan kesenangan yang amoral. Orang semacam itu tidak "beroleh persekutuan dengan Dia" yaitu mereka tidak dilahirkan oleh Allah (bd. 1Yoh 3:7-9; Yoh 3:19; 2Kor 6:14). Mereka yang mempunyai persekutuan dengan Allah mengalami kasih karunia dan hidup kudus di hadapan-Nya (ayat 1Yoh 1:7; 2:4; 1Yoh 3:10).

(0.18) (Est 3:2) (jerusalem: Mordekhai tidak berlutut dan tidak sujud) Sujud menyembah di hadapan raja dan orang terkemuka lainnya adalah adat biasa di istana-istana raja. Juga pada bangsa Israel adat itu terdapat, 1Ra 1:23; 2Ra 4:37, dll. Jadi pada dirinya seorang Yahudi dapat berlaku sesuai dengan adat itu. Maka rupanya Mordekhai enggan berlutut dan sujud bukannya karena kesetiaannya kepada Allah dan hukum Taurat (bdk Dan 1:8; 3:12; 6:14), tetapi terlebih terdorong oleh rasa kebangsaannya. Memang terjemahan Yunani dalam tambahan 2 mengartikan sikap Mordekhai itu sebagai sikap keagamaan.
(0.18) (Ayb 9:14) (jerusalem: membantah Dia) Artinya: membela dirinya dalam pengadilan Allah. Di hadapan Allah Mahakuasa yang baik Hakim maupun pihak yang berperkara, Ayub tidak dapat menempuh jalan penghakiman yang lazim di antara manusia (ada nas-nas lain dalam Ayub yang mengungkapkan kerinduan bahwa Ayub dibenarkan sesuai dengan hukum). Ayub mulai ragu-ragu mengenai ketidaksalahannya sendiri, Ayu 9:20-21. Ayub tidak memperhatikan kebijaksanaan keputusan-keputusan Allah yang melampaui jangkauan manusia (ini ditekankan Sofar, bab 11), tetapi ia hanya melihat keputusan-keputusan Allah yang rupanya dijatuhkan semau-maunya saja. Maka Ayub tampil untuk "membantah Dia" angkat bicara sebagai saksi yang membela terdakwa.
(0.18) (Ayb 10:13) (jerusalem: inilah yang Kausembunyikan) Perhatian Allah bagi manusia dalam pembentukannya sebenarnya menyembunyikan maksud lain, yaitu: tuntutan-tuntutan berat yang dapat dibebankan kepada manusia nanti. Manusia perlu mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Keluhan Ayub ini memang mengungkapkan suatu pengalaman umum yang menyedihkan. Dengan menggunakan kebebasannya yang wajar manusia seharusnya dapat hidup berdamai dengan Allah dan dengan segala sesuatunya. Namun manusia merasa dirinya bergantung pada sesuatu yang menyodorkan banyak tuntutan, sehingga manusia tidak merasa aman tenteram, baik berhubungan dengan dirinya sendiri maupun di hadapan Allah. Tuntutan-tuntutan itu terus mengganggu hati sanubari manusia dan tidak mengizinkan ia mendapat jaminan yang kiranya dapat diandalkannya. Pengalaman Ayub ini sebenarnya segi negatip pada pengalaman imam.
(0.18) (Mzm 23:5) (jerusalem: di hadapan lawanku) Perjamuan pesta (kebahagiaan) di zaman Mesias hanya teruntuk bagi orang benar, sedangkan orang fasik (lawan orang benar) tidak dapat ikut serta, tetapi menyaksikan kebahagiaan orang benar, bdk Yes 65:13 dst; Luk 13:28
(0.18) (Mzm 76:1) (jerusalem: Allah, hakim segala bangsa) Kidung ini, sama seperti Maz 46+, melayangkan pandangan ke akhir zaman. Mazmur ini memuliakan Tuhan yang telah menghakimi musuh umatNya, yaitu dengan mengalahkan mereka dalam perang, Maz 76:2-8. Mungkin sekali mazmur ini diciptakan setelah raja Sanherib dikalahkan di depan tembok Yerusalem, bdk 2Ra 19; Sir 48:21; 2Ma 8:19. Hanya penghakiman dalam sejarah itu menjadi lambang penghakiman terakhir. Dengan penghakiman ini Allah menyelamatkan umatNya dan memaksakan semua bangsa bersujud di hadapan Allah Israel, Maz 76:9-12 Allah Israel sungguh-sungguh dahsyat, Maz 76:8,12.
(0.18) (Mat 3:16) (jerusalem: langit terbuka) Sejumlah naskah menambah: bagiNya; artinya; di hadapan mataNya
(0.18) (Luk 2:49) (jerusalem: di dalam rumah bapaKu) Ungkapan Yunani kurang jelas artinya. Dapat diterjemahkan juga: di dalam apa yang menjadi milik (atau: urusan) BapaKu. Bagaimanapun juga duduknya perkara, di hadapan Yusuf, Luk 2:48, Yesus menyatakan bahwa BapaNya ialah Allah, bdk Luk 10:22; Luk 22:29; Yoh 20:17. Ia mengatakan mempunyai hubungan khusus dengan Allah dan hubungan itu perlu diutamakan dari hubungan keluarga, bdk Yoh 2:4. Untuk pertama kalinya Yesus menyatakan kesadaran diri sebagai "Anak", bdk Mat 4:3+.
(0.18) (Kis 24:14) (jerusalem: Aku percaya) Agama Kristen bukan agama lain dari agama Yahudi; sebaliknya agama Kristen adalah agama Yahudi yang sudah sampai kepada apa yang berabad-abad lamanya diharapkannya. Dengan menolak Kristus orang-orang Yahudi sesungguhnya menolak tradisi keagamaannya sendiri. Bdk wejangan di hadapan raja Agripa, 26, penggunaan nubuat-nubuat seperti lazim, Kis 2:23+; Kis 3:24+, dan keterangan-keterangan dalam surat-surat Paulus; Rom 1:2; 3:31; 10:4; 16:26; 1Ko 15:3-4; Gal 3, dll.
(0.18) (Gal 6:10) (jerusalem: selama masih ada kesempatan) Ini barangkali menyinggung zaman menjelang Parusia Kristus, bdk Rom 13:11+; 2Ko 6:2+
(0.18) (1Yoh 3:20) (jerusalem) Manusia yang mendengar tuduhan hatinya (hati nuraninya), bdk 1Ko 4:4+; Efe 1:18+, insaf bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, bdk Yoh 16:30, dan bahwa Allah adalah kasih, 1Yo 3:1; 4:8+. Jadi Allah tahu dengan lebih baik dari pada hati nurani kita dan juga lebih berbelas-kasihan. Hanya diandalkan bahwa orang mengamalkan kasih dan mentaati perintah. Terjemahan lain, 1Yo 3:19-20: Dan di hadapan Allah kita meyakinkan hati kita, jika kita dituduh olehnya, bahwa Allah adalah lebih besar dari pada kita dan bahwa Ia mengetahui segala sesuatu.
(0.18) (1Raj 16:8) (sh: Dosa beranak-pinak dosa (Senin, 28 Februari 2000))
Dosa beranak-pinak dosa

Sejarah kerajaan Israel dinodai dengan dosa, kekejian, pembunuhan, dan pemberontakan dari dinasti ke dinasti. Tidak ada damai dan kesejahteraan. Nama Yerobeam disebut sebagai cikal bakal pembuat dosa dan penyembahan berhala yang turun-temurun. Dalam kurun waktu 14 tahun 7 hari, sudah 4 raja memerintah, 4 dinasti, dan 2 diantaranya punah total. Lengsernya tirani (kekuasaan yang digunakan sewenang-wenang) karena pemberontakan dan pembunuhan. Penyebabnya antara lain: bangsa Israel tidak lagi beribadah kepada Allah yang diperlihatkan dengan menjauhi Rumah Allah di Yerusalem dan mendirikan tempat-tempat ibadah baru dengan patung-patung lembu emas sebagai 'allah', karena itu Israel makin hari makin merosot citra dan martabatnya sebagai umat Allah.

Dalam buku 'Knowing the truth' , Bruce Milne menulis ada 4 akibat dosa dalam hubungannya dengan Allah. 1) Kita tidak layak di hadapan Allah. 2) Kita tidak mampu melakukan kehendak Allah. 3) Kita tidak benar di hadapan hukum Allah. 4) Kita tidak peka terhadap firman Allah. Mencermati raja-raja itu akibat dosa membuat mereka tidak berkenan di hadapan Allah. Meski Allah mengutus nabi-nabi-Nya tetap saja hati mereka tidak peka dan tidak ada pertobatan. Dosa telah membutakan mata 'hati' mereka akan kasih setia Allah. Hanya Omri yang sempat menikmati kejayaan dan membangun ibu kota kerajaan di gunung Samaria. Akan tetapi Omri dicatat makin lebih jahat dari pendahulunya. Memang apa pun yang diperbuat manusia di dalam kondisi dosa, tetap saja dosa di hadapan Allah. 'Kehancuran moral manusia secara total karena dosa, berimplikasi ketidakmampuannya secara total', demikian ungkap Bruce Milne.

Renungkan: Meski belum separah kondisi Israel, bangsa kita pun terus-menerus berada dalam situasi yang menegangkan. Dari penjajahan bangsa asing, kita pun 'dijajah' bangsa sendiri. Rezim yang satu berlalu diganti rezim yang lain, tetap saja tidak ada damai sejahtera dari Sabang sampai Merauke. Kenikmatan kemerdekaan hanya dinikmati segelintir orang, itupun didapat dengan menghalalkan cara. Marilah kita terus berdoa untuk memasuki Indonesia baru, yang diawali dari pembaruan hati dan berlanjut dengan pembaharuan di segala bidang. Bukan dengan cara dan usaha diri sendiri tetapi dengan kerendahan hati dan pertobatan kepada Yesus Kristus, Pemberi hidup baru yang kekal.

(0.18) (1Yoh 1:5) (sh: Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan (Senin, 4 Desember 2000))
Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan

Seorang yang hidup dalam terang bukan tampak dari pengakuannya tetapi bagaimana ia hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Seandainya pun ia rajin beribadah setiap minggu, rajin melayani, dan rajin mengadakan ibadah keluarga, belum dapat dipastikan bahwa ia hidup dalam terang, mungkin ia hanya melakukan semuanya itu secara rutin. Namun seorang yang sungguh-sungguh hidup benar di hadapan Tuhan, sudah dapat dipastikan bahwa ia hidup dalam terang.

Seorang yang hidup dalam terang, hidupnya telah disucikan oleh darah Yesus Kristus. Ia bersekutu dengan Allah karena Allah adalah terang dan di dalam diri-Nya sama sekali tidak ada kegelapan. Ia hidup dalam terang bukan karena kebaikan dan kemampuan sendiri untuk hidup suci, sebaliknya ia menyadari sebagai manusia yang berdosa dan mengakuinya di hadapan Allah serta minta pengampunan. Dengan demikian hidupnya menjadi suci. Jadi adalah tidak benar bila ada seorang yang mengatakan telah hidup dalam terang dengan alasan ia tidak berbuat dosa, padahal semua manusia berdosa. Ia yang mengaku hidup dalam terang berarti mengakui bahwa ia hidup di dalam persekutuan dengan Allah, dan Kristus tinggal di dalam hatinya. Bila ia mengatakan tidak berdosa berarti ia telah menipu dirinya sendiri (8), membuat Yesus menjadi pendusta dan firman- Nya tidak ada dalam kita (10). Inilah kontradiksi di dalam dirinya, bila ia mengaku Kristus di dalam hidupnya, pasti Kristus dan firman-Nya membongkar dosa sehingga ia menyadari siapa dirinya di hadapan Allah. Mungkinkah seorang yang hidup dalam kebenaran tanpa menyadari terlebih dahulu keberdosaannya di hadapan Allah, kemudian terbuka untuk mengakui dosanya, dan minta pengampunan daripada-Nya?

Seorang yang sungguh-sungguh hidup dalam terang akan meninggalkan segala bentuk kejahatan dan kehidupan kegelapan, karena terang itu telah menelanjangi segala perbuatan kegelapan. Apa yang dulu dinikmatinya, sekarang dibencinya; apa yang dulu dibanggakan, sekarang menjadi kesia-siaan karena Kristus. Maka ia akan menjaga hidupnya benar sesuai firman-Nya dan senantiasa berjalan dalam terang Allah.

Renungkan: Hidup di dalam terang bukan sekadar percaya dan mengakui tetapi memancarkan terang Illahi melalui sikap dan perbuatan terang.

(0.17) (Mat 14:6) (full: MENARILAH ... DITENGAH-TENGAH MEREKA. )

Nas : Mat 14:6

Menari di hadapan umum yang dilakukan oleh gadis yang berdosa ini di depan Herodes dan para tamunya mengakibatkan kematian salah seorang yang amat suci.

  1. 1) Pesta-pesta duniawi, tari-tarian, dan film-film yang tidak senonoh mengakibatkan kita lupa kepada Allah, merangsang hawa nafsu dan mengeraskan hati sehingga tidak peka lagi terhadap dosa, kebenaran, dan penghakiman. Dalam hal ini, anak-anak Tuhan yang sejati tidak akan ikut mengambil bagian

    (lihat art. HUBUNGAN ORANG KRISTEN DENGAN DUNIA).

  2. 2) Menurut Alkitab, tari-tarian spontan yang dilakukan oleh para wanita dan gadis Ibrani dilaksanakan pada saat-saat yang sangat menggembirakan (bd. Yer 31:4), khususnya setelah mereka memperoleh kemenangan dalam pertempuran sewaktu mereka menyanyi bagi Tuhan (Kel 15:19-21). Sekalipun demikian tidak pernah tercatat dalam Alkitab bahwa laki-laki Yahudi menari bersama wanita-wanita, juga tidak pernah disebutkan bahwa para wanita Yahudi menari di hadapan umum. Tarian putri Herodias pada perayaan ulang tahun Herodes merupakan suatu kebiasaan orang kafir.


TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA