| (0.9917699047619) | (Yes 13:9) |
(sh: Kehancuran Babel. (Minggu, 04 Oktober 1998)) Kehancuran Babel.Kehancuran Babel. Keadaan pada akhir zaman. Bagian ini memperingatkan kita tentang akhir zaman. Bila gambaran yang kita lihat ini adalah hukuman Allah yang bersifat sementara, pada akhir zaman kelak kelak Allah akan bertindak dengan akibat-akibat yang kekal tak terpulihkan. Bumi menjadi sunyi dan bergoncang, bintang-bintang dan gugusan-gugusannya tidak bercahaya, bulan tidak bersinar, langit gemetar dst., adalah gambaran yang diberikan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 24:29 dan Lukas 21:25, demi-kian juga Nabi Yehezkiel 32:7 atau oleh Yohanes dalam Wahyu 6:12-13. Gambaran tentang malapetaka yang akan meruntuhkan seluruh tatanan alam semesta itu hanyalah sebagian kecil dari penghukuman kekal yang Tuhan akan jatuhkan atas ciptaan yang berdosa ini. Hukuman kekal itu akan diiringi pula oleh keselamatan kekal. Langit dan bumi baru, ciptaan baru yang seanteronya murni dalam kekudusan semata. Renungkan: Semua yang dinubuatkan oleh Yesaya tentang Babel terjadi. Masih lebih dahsyat yang akan terjadi di akhir zaman. Mari kita persiapkan diri menyambut Hari kedatangan-Nya. Doa: O Tuhan, berikanku hati yang sedemikian terlibat akan dunia ini namun di dalam kasih dan kekudusanMu, agar aku dapat peka akan tanda-tanda kehadiranMu, penghakimanMu dan kedatangan kerajaanMu. |
| (0.85008857142857) | (Ayb 38:1) |
(sh: Hikmat dan misteri (Sabtu, 17 Agustus 2002)) Hikmat dan misteriHikmat dan misteri. Setelah Elihu menegaskan bahwa Allah tak dapat ditemui (ayat gugusannya" ver="">37:23), kita dikejutkan dengan kehadiran Yahweh. Kehadiran Allah seakan merupakan pembenaran diri-Nya. Namun, kita melihat bahwa Allah tidak menjawab tuduhan Ayub, melainkan bertanya, menyudutkannya lagi sama seperti yang dilakukan Elihu dalam gugusannya" ver="">37:15-18. Argumen Allah adalah bahwa Ayub ternyata tidak memahami desain yang diciptakan-Nya (ayat gugusannya" ver="">38:2). Kebesaran Allah ini menunjukkan bahwa Ia tidak terkungkung atau dikotak-kotakan dalam pikiran sempit Ayub dan teman-temannya. Pertemuan ini mengubah konsep Ayub. Yahweh datang dalam badai, suatu tanda kemurkaan. Ayub mungkin berpikir bahwa ia akan dihancurkan Allah. Tetapi, ternyata Allah hanya menusuk dengan kata-kata. Jika Ayub ada waktu penciptaan, ia pasti memiliki hikmat Allah. Perkataan Yahweh selebihnya terdiri dari 2 bagian. Pertama, tentang keteraturan dunia (ayat gugusannya" ver="">38:12-38) dan kedua, tentang dunia binatang (ayat gugusannya" vsf="TB" ver="">38:39-39:30). Di bagian pertama, Allah berbicara tentang embun dan pagi (ayat gugusannya" ver="">38:12-15), tentang dunia bawah tanah (ayat gugusannya" ver="">38:16-18), tentang terang dan kegelapan (ayat gugusannya" ver="">38:19-21), tentang salju, hujan batu, dan guruh (ayat gugusannya" ver="">38:22-24), tentang hujan (ayat gugusannya" ver="">38:25-28), tentang es dan embun beku (ayat gugusannya" ver="">38:29-30), tentang langit dan gugusannya (ayat gugusannya" ver="">38:31-33), dan tentang guntur dan awan (ayat gugusannya" ver="">38:34-38). Ayub terpojok. Ia tidak memiliki hikmat penciptaan. Ia tidak memiliki hikmat Allah. Di bagian kedua, serentetan binatang liar yang asing bagi Ayub didaftarkan: singa (ayat gugusannya" vsf="TB" ver="">39:1-2), burung gagak, kambing gunung, dan rusa (ayat gugusannya" vsf="TB" ver="">39:3-7), keledai liar (ayat gugusannya" vsf="TB" ver="">39:8-11), lembu hutan (ayat gugusannya" vsf="TB" ver="">39:12-15), burung unta (ayat gugusannya" vsf="TB" ver="">39:16-21), burung elang dan rajawali (ayat gugusannya" vsf="TB" ver="">39:29-33), kecuali kuda perang yang tidak liar (ayat gugusannya" vsf="TB" ver="">39:22-28). Binatang-binatang liar ini disebutkan untuk menunjukkan ada hal-hal yang berada di luar jangkauan berpikir dan hikmat Ayub. Hal ini ditegaskan kembali dengan penyebutan kuda perang yang ideal yang menunjukkan bahwa Ayub memang tak memiliki hikmat seperti Yahweh. Renungkan: Jawaban Allah di dalam penderitaan kadang bisa berbentuk pertanyaan yang menyadarkan batas-batas pengertian. |
