Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 62 ayat untuk greek:272 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.14) (Ayb 7:11) (full: KESESAKAN JIWAKU. )

Nas : Ayub 7:11

Ayub sering kali berbicara tentang kesedihan dan kegetiran roh dan jiwanya (bd. Ayub 10:1; 27:2). Ia menjadi orang yang sangat menderita pada seluruh aspek hidupnya.

  1. 1) Secara jasmaniah ia kehilangan kekayaan, anak-anak, dan kesehatannya (Ayub 1:13-19; 2:7-8).
  2. 2) Secara sosial ia diasingkan dari semua sahabat dan keluarganya (Ayub 2:7-8; 19:13-19). Ia dicemooh oleh masyarakat umum (Ayub 16:10; 30:1-10) serta dikhianati oleh sahabat-sahabat karibnya (Ayub 6:14-23).
  3. 3) Secara rohani ia merasa ditinggalkan oleh Allah, karena percaya bahwa Tuhan telah berbalik melawan dia (ayat Ayub 7:17-19; 6:4).
  4. 4) Karena disiksa dalam bermacam-macam cara, Ayub mengalami berbagai macam perasaan: kekhawatiran (ayat Ayub 7:4,13-14), ketidaktentuan (Ayub 9:20), penolakan dan pengkhianatan (Ayub 10:3; 12:4), ketakutan (Ayub 6:4; 9:28), kesepian (Ayub 19:13-19), dan keputusasaan yang membuatnya ingin mati (pasal Ayub 3:1-26).
(0.11) (Ayb 26:1) (sh: Hati nurani yang bersih (Selasa, 6 Agustus 2002))
Hati nurani yang bersih

Bacaan hari ini terdiri dari tiga bagian, pertama respons keras Ayub terhadap Bildad (ayat 1-4), kedua perenungan menakjubkan dari Ayub tentang kuasa Allah atas semua ciptaan (ayat 5-15), dan ketiga pernyataan Ayub bahwa dengan hati nurani bersih ia tidak seperti yang dituduhkan (ayat 27:1-10).

Dalam perenungan Ayub, yang dalam dan mencengangkan ini, kita melihat pengakuan Ayub bahwa kekuasaan Allah mengatasi semua unsur dan zat dan makhluk. Bumi, air, awan, angkasa, seluruhnya tunduk ke bawah pengaturan Allah. Kedaulatan dan pemerintahan Allah tidak saja mencakup makhluk-makhluk surgawi yang bersifat terang, tetapi juga "roh-roh" di bawah (maksudnya dunia kegelapan) dan dunia orang mati tempat kebinasaan. Demikian pun penyebutan nama-nama seperti utara (Sapon - ayat 7), tiang-tiang langit (ayat 11), Rahab (ayat 12), dan ular (ayat 13) menunjuk pada dongeng-dongeng purba tentang anasir-anasir dalam alam yang dilihat menyebabkan kekacauan di bumi. Semua itu bukan saja ada di bawah kendali Allah, tetapi hanya merupakan sisi tampak dari misteri tak terselami kedalaman diri Allah, demikian tegas Ayub (ayat 14).

Dalam bagian ketiga, kembali Ayub membuat pernyataan mengejutkan. Di hadapan tuduhan para sahabatnya kini Ayub mengajukan banding kepada Allah sendiri. Namun, Allah disebutnya sebagai "Allah yang hidup, yang tidak memberi keadilan kepadaku," dan "yang memedihkan hatiku" (ayat 27:2). Kalimat ini bukan merupakan acungan tinju menantang Tuhan, melainkan teriakan iman yang bertanya dari dalam pergumulan untuk memahami mengapa penderitaan harus terjadi menimpa dirinya. Ucapan ini adalah suatu klaim menuntut keadilan dari kenyataan hidup yang dirasakan tidak adil. Klaim ini serasi terus dengan klaim satunya lagi bahwa ia benar di hadapan Allah dan dalam hati nurani yang murni akan terus hidup dalam kebenaran tersebut (ayat 27:4-6).

Renungkan: Beda orang yang sungguh benar dari yang merasa benar adalah yang satu berseru kepada Allah dalam segala keadaan, yang lain berceloteh tentang Allah tanpa hubungan doa yang hidup dengan Allah.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA