(0.25) | (Mat 1:22) | (jerusalem: difirmankan Tuhan oleh Nabi) Rumus ini dan yang serupa kerap terdapat dalam Mat 2:15,17,23; Mat 8:17; Mat 12:17; Mat 13:35; Mat 21:4; Mat 26:54, Mat 27:9, bdk Mat 3:3; Mat 11:10; Mat 13:14, dll.Tetapi tidak hanya Matius yang yakin bahwa Kitab Suci digenapi dalam Yesus. Yesus sendiri mengatakan bahwa Kitab Suci berkata tentang diriNya, Mat 11:4-6; Luk 4:21; Luk 18:31+; Luk 24:44; Yoh 5:39+; Yoh 8:56; Yoh 17:12 dll. Dalam perjanjian Lama perealisasian kata-kata nabi sudah dianggap sebagai bukti bahwa nabi benar-benar diutus oleh Allah, Ula 18:20-22; Yer 28:9. Menurut pandangan Yesus serta murid-muridnya Allah menyatakan rencanaNya, baik dengan perkataan maupun dengan kejadian-kejadian. Maka kepercayaan Kristen yakin bahwa pelaksanaan harafiah nubuat-nubuat itu dalam diri Kristus dan Gereja menyatakan bahwa maksud Allah sungguh-sungguh terlaksana, Yoh 2:22; Yoh 20:9; Kis 2:23+, Kis 2:31,34-35; Kis 3:24+; Rom 15:4; 1Ko 10:11; 1Ko 15:3-4; 2Ko 1:20; 2Ko 3:14-16. |
(0.25) | (Yoh 13:2) | (jerusalem) Cerita tentang Yesus membasuh kaki murid-muridNya dan wejangan yang menyertainya, Yoh 13:2-20, merupakan pendahuluan bagi wejangan-wejangan besar yang diucapkan Yesus dalam bab 13-17. Sebagaimana disajikan oleh Yohanes wejangan-wejangan itu mempersatukan berbagai wejangan yang disampaikan Yesus pada waktu yang berbeda-beda.Bab 16 adalah majemuk sekali dan agaknya hanya dalam bentuk lain menyajikan sekali lagi apa yang dikatakan Yesus dalam bab 14. Wejangan-wejangan itu oleh Yohanes ditempatkan di sini, yakni pada saat Yesus beralih dari hidup di dunia ke hidup sorgawiNya, dengan maksud menyingkapkan makna hidup Yesus yang terdalam. |
(0.25) | (Kis 2:22) | (jerusalem: perkataan ini) Isi pemberitaan para rasul semula (kerygma) yang di sini untuk pertama kalinya disajikan, disampaikan kepada kita menurut garis-garis besarnya dalam lima wejangan Petrus, Kis 2:14-39; Kis 3:12-26; Kis 4:9-12; Kis 5:29-32; Kis 10:34-43 dan dalam sebuah wejangan Paulus, Kis 13:16-41. Di pusatnya terhadap sebuah kesaksian, Kis 1:8+, mengenai wafat, kebangkitan Kristus, Kis 2:24+, dan peninggianNya, Kis 2:33+; Kis 2:36+. Kemudian lebih kurang terperinci mengenai karyaNya yang didahului oleh Yohanes Pembaptis, Kis 10:37; Kis 13:24, dan disiapkan dengan pengajaran serta mujizat Kristus, Kis 10:37; Kis 13:24, dan disiapkan dengan pengajaran serta mujizat Kristus, Kis 2:22; Kis 10:38, dan diselesaikan dengan penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan, Kis 10:40,41; Kis 13:31, dan dengan pencurahan Roh Kudus, Kis 2:33; Kis 5:32. Akhirnya pandangan dilayangkan ke masa yang lampau melalui para nabi Perjanjian Lama, Kis 2:23+; Kis 2:25+ dan ke masa depan; tibanya zaman Mesias dan panggilan kepada orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi supaya bertobat, Kis 2:38+, sehingga kedatangan Kristus kelak dipercepat, Kis 3:20-21. Kerangka pemberitaan semula itu juga diikuti serta diperkembangkan oleh injil-injil dan pewartaan gereja purba. |
(0.25) | (Kis 7:2) | (jerusalem: Jawab Stefanus) Wejangan Stefanus mulai dengan meringkaskan kisah Abraham dan Yusuf, Kis 7:2-16; kemudian menyajikan dengan panjang lebar kisah Musa, Kis 7:17-43 (bdk tuduhan yang dilontarkan terhadap Stefanus, Kis 6:11). Stefanus memperlawankan tugas penyelamatan yang dipercayakan Allah kepada Musa dengan sikap umat Israel: menolak, enggan taat, tidak setia. Pokok-pokok ini adalah tradisionil (bdk Ulangan), tetapi di sini disodorkan sehubungan dengan peristiwa yang melahirkan agama Kristen: bicara tentang Musa, Stefanus berpikiran kepada Kristus, yang dilambangkan oleh Musa; sikap umat Israel terhadap Musa masih sikap orang-orang Yahudi terhadap Kristus. Dalam meringkaskan sejarah Israel Stefanus menekankan apa yang bertentangan dengan pendapat bahwa Israel, umat Allah, terikat pada negeri tertentu, Kis 7:2-6 dengan apa yang meremehkan persembahan korban, Kis 7:39-43, dan dengan pembangunan Bait Allah jasmani, Kis 7:44-50: bdk tuduhan yang dilontarkan dalam Kis 6:13. Nampaklah dalam wejangan Stefanus semangat dan pendirian orang-orang Yahudi di perantauan yang berkebudayaan Yunani. Wejangan Stefanus berakhir dengan serangan pedas, Kis 7:51-53, sebagaimana lazim dalam pewartaan Kristen purba, bdk Kis 2:23+ |
(0.25) | (1Kor 16:22) | (jerusalem: terkutuklah ia) Kata Yunani ini (anathema) dalam Perjanjian Lama (LXX) biasanya menterjemahkan kata Ibrani "herem", bdk Yos 6:17; Ima 27:28-29. Kata "herem" itu berarti: rampasan perang seluruhnya diserahkan kepada Allah: manusia dan ternak dibunuh dan barang berharga menjadi milik Tempat Suci. Dalam Perjanjian Baru kata "anathema" sekali berarti: barang persembahan yang ditempatkan di Bait Allah, Luk 21:5. Tetapi lazimnya kata itu berarti; kutuk yang akan menimpa orang yang mengucapkannya, seandainya tidak menepati suatu janji suci, Kis 23:12-21; Rom 9:3, ataupun kutuk yang menimpa orang lain yang dihukum karena suatu kesalahan besar. Demikian artinya dalam 1Ko 16:22 ini dan 1Ko 16:22; Gal 1:8-9; bdk 1Ko 12:3; Kis 22:3 |
(0.25) | (Why 1:13) | (jerusalem) Anak Manusia, Mesias, nampak di sini sebagai Hakim di akhir zaman, seperti dalam Dan 7:13-14 (bdk Dan 10:5-6). Sifat-sifatNya dilambangkan berbagai lambang: Jubah panjang (bdk Kel 28:4; 29:5; Zak 3:4) melambangkan imamatNya; ikat pinggang dari emas (bdk 1Ma 10:89; 11:58) melambangkan martabat kerajaanNya; rambut putih (bdk Dan 7:9) melambangkan kekekalanNya; mata bagaikan nyala api yang "menguji" batin dan hati, Wah 2:23 melambangkan pengetahuanNya; kaki dari tembaga (bdk Dan 2:31-45) melambangkan kekokohanNya; suaraNya bagaikan desau air bah, kakiNya yang berkilap dan wajahNya yang bersinar melambangkan kebesaranNya yang menakutkan. Di genggamanNya yang berkuasa (tangan kanan) Ia memegang ketujuh jemaat (tujuh bintang, Wah 1:20); Ia membuka mulutNya untuk mengeluarkan keputusanNya yang menjatuhkan hukuman mati (pedang tajam bermata dua) atas mereka yang tidak percaya (bdk Wah 19:15+; Wah 2:16; dan Yes 49:2; Efe 6:17; Ibr 4:12). Pada permulaan tiap-tiap surat yang menyusul disebutkan salah satu sifat yang menonjolkan Kristus sebagai Hakim, sesuai dengan keadaan jemaat yang bersangkutan. |
(0.25) | (Why 14:4) | (jerusalem: seperti perawan) Zinah, percabulan secara tradisionil melambangkan penyembahan berhala, bdk Wah 2:14+, dan dalam Wah 17:1, dll, percabulan melambangkan penyembahan binatang. Keseratus empat puluh empat ribu orang yang ditebus, Wah 5:9, adalah perawan murni dan tidak bercela, Wah 14:5. Mereka tidak menyembah berhala dan karenanya dapat bersuamikan Anak Domba, bdk Wah 19:9; 21:2; 1Ko 11:2 |
(0.22) | (Ams 4:5) |
(full: PEROLEHLAH HIKMAT, PEROLEHLAH PENGERTIAN.
) Nas : Ams 4:5 Hikmat Allah adalah penting untuk hidup yang berarti dan saleh (ayat Ams 4:20-22; 3:21-22). Oleh karena itu, kita harus terutama sekali mencari hikmat. Akan tetapi, mendapat hikmat semacam itu tidak gampang karena hanya diberikan kepada mereka yang dengan tekun bersedia membayar harganya. Hikmat disalurkan melalui dua jalur.
|
(0.22) | (Yoh 1:1) |
(full:
) Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah Tanggal Penulisan: 80-95 M Latar Belakang Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus). Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus. Tujuan Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama. Survai Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:
Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.
Ciri-ciri Khas Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
|
(0.22) | (Rm 16:25) | (jerusalem) Kebanyakan naskah dan terjemahan kuno menempatkan doksologi (pujian) ini pada akhir bab 16. Tetapi dalam naskah-naskah lain terdapat pada akhir bab 15 atau bab 14, sedangkan naskah-naskah lain lagi tidak memuatnya sama sekali. Mengenai rumus meriah ini, bdk Efe 3:20; Yud 24:25. Dalam doksologia ini pokok-pokok utama surat Roma ditampilkan sekali lagi. |
(0.22) | (Am 1:1) |
(sh: Kejahatan politik menghancurkan bangsa (Rabu, 16 Juli 2003)) Kejahatan politik menghancurkan bangsaDi zaman ini kita mengenal negara-negara super power. Sebutan itu mengindikasikan kejayaan, kekuasaan, dan kekuatan yang melebihi negara-negara lain. Berarti bangsa-bangsa yang tidak setangguh mereka tunduk di bawah kekuasaan mereka. Teks Amos hari ini mengungkapkan bahwa ada kuasa dan pemerintahan yang lebih tinggi, yang kekuatan dan kekuasaannya tidak dapat dilampaui oleh pemerintahan negara super power sekalipun. Bahkan bangsa-bangsa di seluruh dunia harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan mereka, dan tunduk pada kuasa dan pemerintahan Allah. Hal itu telah Allah tetapkan (ayat 1:3,6,9,11,13, 2:1). Bila kedapatan ada bangsa yang melakukan perbuatan jahat, Allah tidak kompromi. Siapa pun tidak akan mampu menghalangi kehendak- Nya. Ungkapan "tiga bahkan empat perbuatan jahat" menunjuk bahwa Allah tidak bertindak semena-mena tetapi adil karena alasan yang benar. Kejahatan yang dibongkar Amos ini kebanyakan adalah kejahatan politik seperti dehumanisasi (menghilangkan harkat manusia), membantai dan meniadakan keberadaan bangsa, suku, atau penganut kepercayaan lain dengan kekerasan, dlsb. (ayat 1:4,5,7,8,10,12,14,15; 2:2,3). Tuhan melawan penggunaan kekerasan seperti itu. Firman Tuhan menjunjung tinggi sikap kasih persaudaraan, rekonsiliasi (ayat 9,11). Kita perlu menyadari bahwa bangsa kita hancur, karena tindakan dehumanisasi berkepanjangan. Beberapa hal penting dapat kita wujudkan apabila kita ingin bangkit dari keterpurukkan bangsa kita: [1] kembalikan semangat kasih persaudaraan; [2] hapuslah segala bentuk dan sikap mengotak-kotakkan bangsa hanya karena doktrin atau SARA; [3] seluruh komponen bangsa harus secara bersama memperjuangkan dan menghargai kehidupan. Renungkan: Seperti Allah menuntut tanggung jawab kehidupan bangsa-bangsa, begitu jugalah Allah memperlakukan bangsa kita. |
(0.19) | (Yoh 5:29) |
(full: MEREKA YANG TELAH BERBUAT BAIK.
) Nas : Yoh 5:29 Menurut Alkitab, penghakiman senantiasa berdasarkan perbuatan karena perbuatan menunjukkan iman dan keadaan batin seseorang. Ini berarti bahwa kita akan dihakimi bukan berdasarkan pengakuan iman dalam Kristus tetapi berdasarkan kehidupan kita (Mat 12:36-37; 16:27; Rom 2:6-10; 14:12; 1Kor 3:13-15; 2Kor 5:10; Ef 6:8; Kol 3:25; Wahy 2:23; 20:12; 22:12). |
(0.19) | (Yoh 6:2) |
(full: MUJIZAT-MUJIZAT.
) Nas : Yoh 6:2 Teks :
|
(0.19) | (Yes 7:14) | (jerusalem: Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda) Meskipun raja Ahas menolak pertanda yang ditawarkan, namun Allah memberi pertanda juga. Pertanda itu ialah kelahiran seorang anak yang namanya, Imanuel, berarti: Allah beserta kita, Yer 8:8,10. Nama itu merupakan suatu nubuat, bdk Yes 1:26+. Ia menubuatkan bahwa Allah akan melindungi dan memberkati bangsa Yehuda. Dalam nas-nas lain, Yes 9:1-6; 11:1-9, nabi Yesaya lebih jauh menjelaskan ciri-ciri keselamatan yang akan dibawakan oleh anak itu. Nubuat-nubuat itu mengungkapkan pengharapan akan Mesias yang menjadi raja keturunan Daud. Pengharapan itu sudah diungkapkan nabi Natan, 2Sa 7, dan kembali nampak pada nabi Mikha, Mik 4:13, nabi Yehezkiel, Yeh 34:23, dan nabi Hagai, Hag 2:23; bdk Maz 2:1-12; 45:1-17;72:1-20; 110:7. Melalui seorang raja, pengganti Daud, Tuhan mewujudkan keselamatan bagi umatNya. Pengharapan orang yang percaya kepada Tuhan itu bertumpu pada keturunan Daud yang tetap akan ada. Mungkin sekali nabi Yesaya sendiri berpikir kepada anak Ahas, misalnya Hizkia (memang ada kesukaran sedikit sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa dalam waktu; rupanya Hizkia sudah lahir pada waktu itu) sebagaimana disarankan terjemahan Yunani ini; engkau akan menamakan dia. Namun demikian nada meriahnya nubuat itu serta makna nama yang diberikan kepada anak itu memberi kesan bahwa nabi Yesaya memfirasatkan bahwa makna kelahiran anak raja itu melampaui keadaan sekarang dan melambangkan pertolongan Tuhan yang terakhir yang menegakkan kerajaan Mesias. Begitu nubuat tentang Imanuel itu melampaui perwujudan pertamanya. Karenanya Mat 1:23(=Yes 7:14) dan Mat 4:15-16(Yes 8:22-9:1) dan seluruh tradisi Kristen selanjutnya tidak salah dalam mengartikan nubuat itu sebagai nubuat tentang kelahiran Kristus |
(0.19) | (Yer 21:11) |
(sh: Pergilah ke istana (Selasa, 3 Oktober 2000)) Pergilah ke istanaTuhan sangat serius terhadap masalah ketidakadilan. Ia benci pemerasan. Pemerasan dan ketidakadilan seperti minyak yang memancing api kehangatan murka Tuhan. Api murka Allah yang sudah berkobar tidak dapat dipadamkan oleh siapa pun (12). Allah sangat memperhatikan kehidupan para janda, anak-anak yatim, dan orang-orang yang dirampas haknya yang tidak berdaya membela diri. Orang-orang demikianlah yang seringkali menjadi sasaran empuk para penguasa yang lalim dan serakah untuk ditindas, diperas, dan bila perlu dilenyapkan dari muka bumi (22:3). Karena itu Allah mengutus Yeremia pergi ke istana raja dan mengecam keras keluarga raja Yehuda yang mempraktikkan ketidakadilan dan penindasan. Ia juga mengancam akan menghukum mereka dengan dahsyat jika mereka tidak mau memperbaiki sistem hukum dan peradilan di negara Yehuda (22:1-4). Sebagai penguasa tertinggi, rajalah yang paling bertanggung jawab jika terjadi praktik ketidakadilan, pelecehan hukum, dan ketimpangan sosial. Raja mempunyai wewenang dan kemampuan untuk memperbaiki sistem sosial, ekonomi, dan politik di negaranya. Pertanyaan bagi gereja di Indonesia adalah apakah masalah ketidakadilan sosial dan pelecehan hukum menjadi agenda utama dalam kegiatan-kegiatan pelayanannya? Atau jangan-jangan kita malah menutup mata, pura-pura tidak melihat, bahkan menarik diri dari masalah yang sangat menjadi perhatian utama Allah, kemudian mengambil keputusan untuk menyerahkan masalah-masalah itu kepada pemerintah, instansi terkait ataupun LSM-LSM yang ada. Seperti Yeremia diutus Allah ke istana, gereja pun diutus Allah untuk pergi ke istana. Gereja diutus untuk menyampaikan suara Allah kepada siapapun yang mempunyai wewenang dan kemampuan untuk menegakkan keadilan dan supremasi hukum di negeri kita. Gereja harus menyuarakan konsekuensi yang akan menimpa bangsa ini jika para pemimpin bangsa tidak segera bertobat dan memperbaiki sistem pemerataan ekonomi secara adil. Renungkan: Pelayanan ini tidak dapat ditunda lagi. Terlalu banyak rakyat kecil yang menderita karena ditindas dan diperdayai, suara mereka sudah parau karena berteriak meminta belas kasihan kepada para penguasa dan dermawan. Jangan tunda hingga Tuhan mendatangkan hukuman yang dahsyat bagi bangsa ini. |
(0.16) | (Yoh 20:28) |
(full: YA TUHANKU DAN ALLAHKU.
) Nas : Yoh 20:28 Alkitab menyatakan bahwa Yesus itu Allah. Inilah landasan dari iman Kristen dan sangat penting bagi keselamatan kita. Kalau Kristus bukan Allah, tidak mungkin Ia mengadakan pendamaian bagi dosa-dosa dunia ini. Ke-Allahan Yesus ditunjukkan oleh hal-hal berikut:
|
(0.13) | (2Raj 25:22) |
(sh: Penghukuman dan kasih berjalan beriringan (Sabtu, 22 Juli 2000)) Penghukuman dan kasih berjalan beriringanSeorang anak berusia hampir 4 tahun bersikeras tidak mau membereskan mainannya. Maka dengan terpaksa sang ayah memukul bagian pantatnya. Tiga kali pukulan membuat sang anak menangis namun akhirnya membereskan mainannya. Melihat sang anak menangis dan kesakitan, sang ayah menjadi iba. Anak itu dipeluk dan digendongnya. Untuk menghibur sang anak, sang ayah segera mengajaknya pergi ke warung dekat rumah untuk membeli permen kesukaan sang anak. Anak itu masih harus menanggung akibat hukuman karena pantatnya masih sakit, namun ia sekaligus mendapatkan kasih ayahnya yang begitu besar. Meskipun tidak persis sama, cerita di atas dapat dikatakan sebagai versi lain dari babak akhir kisah kerajaan Yehuda. Yehuda yang sudah hancur lebur masih mendapat perhatian dari raja Babel. Raja Babel mengangkat seseorang menjadi pemimpin bagi mereka yaitu Gedalya. Sebab ia adalah seorang yang tepat untuk jabatan itu. Nabi Yeremia mencatat bahwa Gedalya adalah seorang pribadi yang sangat mengagumkan meskipun naif (Yer. 40). Latar belakangnya juga mengesankan karena ia adalah cucu dari salah seorang penasihat Yosia sang pembaharu (22:3). Karena reputasinya itulah, para gerombolan pemberontak yang masih berkeliaran mau tunduk secara suka rela kepadanya dan meletakkan senjata mereka untuk kembali bekerja menggarap tanah. Tetapi kasih Allah yang dinyatakan melalui raja Babel itu dihalangi oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab (26). Namun kasih Allah tidak dapat dihalangi oleh siapapun. Jika kasih kepada Yehuda yang dinyatakan di wilayah Yehuda sendiri mendapatkan halangan yang cukup berarti. Maka lazimnya kasih itu tidak akan pernah dapat dinyatakan di wilayah Babel, musuh Yehuda, apalagi di istana raja Babel. Namun kenyataannya lain bukan (27-30)? Mengapa? Itu semua memperlihatkan bahwa kedaulatan Allah tidak hanya berlaku atas penghukuman yang dijatuhkan bagi Yehuda lewat tangan Babel, namun juga berlaku atas kasih-Nya yang dicurahkan kepada umat pilihan-Nya. Renungkan: Kasih dan penghukuman-Nya berjalan beriringan ditopang oleh kedaulatan-Nya. Ini adalah berita kesukaan karena ini semua bukan teori tapi dapat menjadi kenyataan, karena jika seorang ayah mampu melakukan itu, tentu saja Allah jauh lebih mampu. **Pengantar Amsal 10-20** Amsal berbentuk tulisan-tulisan yang ringkas, sangat praktis, dan dapat dibaca dengan 2 cara. Pertama, membaca beberapa ayat sekaligus untuk mendapatkan beberapa topik pengajaran. Kedua, memfokuskan beberapa topik yang sama dan serupa untuk mendapatkan pengajaran tentang satu topik yang mendalam dan luas cakupan. Uraian Amsal dalam edisi ini didasarkan pada cara membaca yang kedua. Tema-tema Amsal 10-20 Ada 2 tema dasar yang hampir selalu mewarnai kitab Amsal yaitu sebab-akibat (retribusi) dan 2 jalan (orang benar dan orang fasik). Selain itu Amsal 10-20 juga mempunyai 2 tema utama praktis yang sangat penting dan relevan bagi kehidupan di zaman modern ini yaitu: Disiplin. Orang bijak akan menerima disiplin baik dalam bentuk hardikan maupun pukulan (13:1; 20:30) sebagai sesuatu yang sangat berharga. Penerimaan atau penolakan disiplin menentukan keberhasilan hidup seseorang (15:10; 19:25; 10:17). Keluarga. Amsal seringkali berbicara tentang hubungan antar manusia di dalam sebuah keluarga. Isinya antara lain berupa peringatan tentang perangkap sebuah keluarga adalah istri yang suka bertengkar (19:13). Seorang perempuan bijak akan menjamin kesuksesan sebuah keluarga, namun perempuan yang bodoh menyebabkan kehancuran (14:1). Istri yang bijak merupakan tanda bahwa seseorang dikenan dan dianugerahi oleh Allah (18:22; 19:14). Hubungan orang-tua dan anak merupakan salah satu hal yang terbaik dalam hidup (17:6). Beberapa amsal menyatakan bahwa ketidaktaatan kepada orang-tua merupakan kesalahan yang serius dan akan berakibat fatal (20:20; 17:2). Konsekuensi juga akan jatuh atas orang tuanya jika anak-anaknya jahat (17:21,25; 19:26). Kegagalan mendidik anak menunjukkan kasih orang-tua yang kurang (13:24). Orang-tua yang hidup benar memberikan jaminan bagi anak-anaknya untuk menerima warisan yang baik (13:22). Orang-tua yang mendisiplin anaknya sejak muda, akan menjamin kebahagian orang-tua di masa mendatang (19:18). Penulis dan waktu penulisan. Ditulis oleh raja Salomo yang memerintah dari 970-930 sM. Beberapa amsal merupakan koleksi Salomo. Beberapa yang lain ditambahkan oleh orang lain (22:17). Hampir dapat dipastikan bahwa penyusunan koleksi amsal ini selesai pada zaman raja Hizkia (715-686 sM). |