Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 22 ayat untuk garis akhir AND book:43 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yoh 5:39) (jerusalem: Kamu menyelidiki) Terjemahan lain: Selidikilah
(0.99) (Yoh 13:31) (sh: Pesan di akhir pelayanan Yesus (Selasa, 02 Maret 1999))
Pesan di akhir pelayanan Yesus

Masa pelayanan Tuhan Yesus di dunia akan segera berakhir. Pesan terakhir yang diberikan-Nya kepada murid-murid-Nya, yaitu agar mereka saling mengasihi. Tuhan Yesus sudah menjadi teladan bagi mereka, karena Ia telah terlebih dahulu mengasihi mereka. Kasih inilah yang menjadi ciri khas orang percaya, yaitu murid-murid Kristus, supaya orang lain yang melihatnya percaya bahwa kita adalah murid-murid-Nya. Sudahkah kasih menjadi ciri khas dalam Gereja Anda?

Jaminan Kelak. Tuhan Yesus menyatakan bahwa ke tempat Dia akan pergi sekarang ini tidak dapat diikuti oleh siapa pun. Namun kelak ada jaminan bahwa kita akan mengikuti-Nya. Kepergian Tuhan Yesus ke sorga memiliki misi khusus; dan ini merupakan bagian dari penggenapan rencana keselamatan Allah yang sempurna. Harapan dan tekad Petrus yang kita pelajari dalam ayat ini, mungkin merupakan harapan dan tekad kita juga, di mana kelak kita pun akan dapat bersama-sama Yesus untuk selama-lamanya; bertemu muka dengan muka. Namun, sesungguhnya ada jaminan yang pasti bahwa selama kita, orang percaya masih hidup di dunia, kita pun mengalami persekutuan dengan Dia dalam roh dan kebenaran; dan kelak kita akan bertemu muka dengan muka dengan Dia selamanya di sorga.

(0.98) (Yoh 6:64) (full: YESUS TAHU DARI SEMULA. )

Nas : Yoh 6:64

Pernyataan ini mungkin berarti bahwa Yesus mengetahui ketika Yudas mulai menyimpang dari iman semula dan membuat rencana untuk mengkhianati Dia. Yudas mempunyai pilihan yang sama dengan rekan-rekannya. Dia seorang percaya dan teman karib Yesus (Mazm 41:10; Yoh 13:18) sebagaimana ditunjukkan oleh komitmen Yesus terhadapnya (Yoh 2:23-24; Mat 10:1-15). Yudas kemudian memutuskan sendiri untuk meninggalkan Yesus (Kis 1:25); sebenarnya ia tidak perlu mengkhianati Yesus. Dengan kata lain, pengkhianatan Yesus itu dinubuatkan sebagai peristiwa, tetapi siapa yang akan melakukannya tidak dinubuatkan. Orang khusus yang akan mengkhianati Yesus tidak ditetapkan dari kekal. Pembelotan Yudas serta akhir hidupnya yang demikian menyedihkan harus mengingatkan setiap pengikut Kristus tentang hal bersahabat dengan dunia dan berpaling dari Kristus (Ibr 10:29; 12:25; Yak 4:4).

(0.98) (Yoh 11:25) (full: AKULAH KEBANGKITAN. )

Nas : Yoh 11:25-26

Bagi mereka yang percaya kepada Yesus, kematian jasmaniah bukanlah merupakan akhir yang mengerikan. Sebaliknya, peristiwa tersebut merupakan pintu kepada hidup kekal yang berkelimpahan dan persekutuan dengan Allah. "Akan hidup" dari ayat Yoh 11:25 menunjuk kepada kebangkitan; sedangkan istilah "tidak akan mati selama-lamanya" dalam ayat Yoh 11:26 berarti bahwa orang percaya yang dibangkitkan tidak pernah akan mati. Mereka akan memiliki tubuh baru, yang kekal dan tidak dapat binasa (1Kor 15:42,54), yang tidak dapat mati atau merosot keadaannya (bd. Rom 8:10; 2Kor 4:16;

lihat art. KEBANGKITAN TUBUH).

(0.98) (Yoh 13:1) (jerusalem: untuk beralih) Sebuah tradisi Yahudi mengartikan kata Paskah (bdk Kel 12:11) sebagai "melewati" (Ibrani, pesan), maksudnya "melewati", menyeberangi Laut Kulzum, Kel 14. Kristus (dan kita bersama denganNya) "beralih/menyeberang" dari dunia yang menjadi tawanan dosa ini kepada Bapa, Tanah yang dijanjikan. Bdk Yoh 1:21+; Yoh 11:55+
(0.97) (Yoh 11:17) (sh: Akulah kebangkitan dan hidup (Minggu, 3 Maret 2002))
Akulah kebangkitan dan hidup

Lazarus telah mati selama 4 hari ketika Yesus tiba. Tentu mayatnya sudah membusuk. Ketika Ia tiba di sana, baik Marta maupun Maria menyayangkan keterlambatan Yesus (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21,32). Marta percaya akan kebangkitan orang mati di akhir zaman (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">24) dan bahwa permintaan Yesus akan dikabulkan Allah (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">22). Namun, iman Marta tetap tidak jelas sebab kata “minta” yang dipakainya sama dengan kata yang dipakai secara umum untuk doa orang banyak, bukan kata “doa” yang dipakai Yesus dalam doa-Nya. Meski demikian, ada iman sejati dalam mereka. Yesus memimpin mereka agar memahami bahwa Ia sendirilah kebangkitan dan hidup. Ia tidak saja berbicara bahwa Ia bisa membangkitkan orang mati atau tentang kebangkitan di akhir zaman. Ia menyatakan diri-Nya sebagai pembangkit rohani dan jasmani, kini dan kelak.

Di depan kubur Lazarus, Yesus menjadi masygul. Arti kata itu secara harfiah dalam Yunaninya adalah marah. Jadi, Yesus bukan sekadar sedih seperti manusia biasa. Memang ia menangis sebab ia bersimpati dengan kesedihan Marta dan Maria. Tetapi, mengingat pusat perhatian kisah ini adalah pada hidup, arti paling tepat adalah Yesus marah terhadap “maut”, musuh hidup yang terdahsyat. Itu sebabnya Yesus marah karena maut telah mencengkeram Lazarus. Ia pun bersedih bersama mereka yang menangis karena kasih-Nya. Yang Yesus buat kemudian adalah puncak dari mukjizat-mukjizat- Nya. Dengan firman-Nya, Yesus bukan saja menghidupkan Lazarus, namun juga memulihkan jasad yang busuk itu. Ini menyatakan bahwa Ia tidak sekadar berbuat mukjizat. Ia menciptakan yang baru dari hidup yang sudah tiada.

Renungkan: Bila firman sang kebangkitan telah berseru ke dalam hidup kita, tiada lagi tanda-tanda kematian mampu bertahan dalam kita.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 4

Yosua 5:9-12

II Korintus 5:16-21

Lukas 15:11-32

Mazmur 34:1-8

Lagu:

Kidung Jemaat 367

(0.97) (Yoh 12:44) (sh: Firman Tuhan yang menghakimi manusia (Minggu, 10 Maret 2002))
Firman Tuhan yang menghakimi manusia

Sabda Yesus yang sangat tajam disampaikan pada penampilan terakhir-Nya di muka umum. Mulai pasal garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13, Ia hanya bertemu dan berbicara eksklusif dengan para murid-Nya. Seluruh ucapan terakhir-Nya ini bukan lagi undangan agar percaya, tetapi peringatan akan penghukuman Ilahi bagi mereka yang menolak Dia. Dalam bagian ini, Yesus menelanjangi dua kelompok orang tidak beriman. Pertama, mereka yang mendengar sabda-Nya, namun tidak menaatinya (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">47). Contohnya adalah kelompok yang mengizinkan dorongan untuk beriman dikalahkan oleh dorongan untuk diterima manusia (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">42-43). Kedua, mereka yang terus-menerus menolak Yesus dan ajaran-Nya (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">48). Mereka akan dihakimi oleh firman Yesus sendiri di akhir zaman.

Janji dan firman yang sama yang mengandung hidup adalah juga peringatan dan hakim bagi mereka yang tidak hidup di dalam-Nya. Ucapan ini sebenarnya bukan saja peringatan keras, tetapi juga menegaskan wibawa Ilahi dan kuasa kekal firman yang Yesus ucapkan. Dengan kata lain, kini penegasan akan ke-Allah-an Yesus dinyatakan di dalam peringatan tentang hukuman ini. Di akhir zaman kelak setiap mulut akan mengaku, setiap lutut akan bertelut bahwa Yesus sungguh Tuhan (Flp. 2:10), entah pengakuan itu lahir dari kesukaan iman atau karena ketakutan orang tanpa iman.

Peringatan ini bukan saja berlaku bagi orang-orang bukan Kristen. Wajib kita memeriksa diri apakah kita sudah sungguh hidup sepenuhnya dalam ketaatan pada firman-Nya.

Renungkan: Kesatuan Kristus dengan Allah membuat-Nya memiliki hak dan wibawa mengucapkan firman yang menuntut pengambilan sikap yang jelas oleh para pendengar-Nya.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 5

Yesaya 43:16-21

Filipi 3:8-14

Lukas 22:14-30

Mazmur 28:1-3,6-9

Lagu:

Kidung Jemaat 362

PA 1

Yohanes 12:20-26

Perikop ini adalah kelanjutan dari peristiwa yang menggemparkan saat Yesus masuk kota Yerusalem. Di antara orang-orang yang akan ke Yerusalem untuk beribadah terdapat orang-orang Yunani. Mereka adalah orang-orang non-Yahudi yang sudah memeluk agama Yahudi, percaya kepada Yahweh, Allah yang hidup, dan menaati hukum Taurat. Mereka telah meninggalkan kepercayaannya yang lama, tidak lagi menyembah berhala nenek moyang mereka. Kelompok orang seperti ini dapat ditemui di PB: Kornelius perwira tentara Romawi, yang takut akan Allah (Kis. 10-11) dan Lidia penjual kain ungu yang bertemu rasul Paulus di Filipi (Kis. 16:14). Kelompok orang Yunani ini ingin sekali bertemu dengan Yesus. Mereka tidak berani langsung bertatap muka dengan-Nya. Tetapi, mereka minta pertolongan Filipus karena Filipus adalah nama Yunani. Ternyata harapan mereka tidak salah. Filipus meresponi dan menyampaikan maksud baik itu kepada Andreas. Mereka berdua lalu datang kepada Yesus.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

Siapakah orang-orang Yunani yang ingin bertemu dengan Yesus? Mengapa mereka tidak langsung bertemu dengan Yesus, tetapi harus melalui perantara, yaitu Filipus? Mengapa mereka memilih Filipus untuk menjadi penyambung lidah mereka (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21)?

Bagaimana sikap Yesus terhadap permohonan orang Yunani yang disampaikan oleh Filipus dan Andreas (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">23-24)? Apa maksud Yesus dengan ucapan-Nya tentang sebiji gandum yang jatuh ke tanah, mati, dan berbuah banyak (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">24)? Apa hubungan ucapan itu dengan keberhasilan dan perluasan misi-Nya? Dengan syarat menjadi murid-Nya?

Dengan memperhatikan peristiwa-peristiwa sebelum ini, mengapa orang banyak tetap tidak paham dan tidak mengakui Yesus? Mengapa Yesus tidak memenuhi keinginan mereka agar Dia bicara lebih jelas? Pelajaran apa yang kita lihat di sini tentang prinsip pertumbuhan rohani? Tentang prinsip menghadapi penyoalan orang terhadap Injil?

Kemuliaan macam apakah yang Yesus terima? Jelaskan konsep kemuliaan dari ucapan Yesus dalam bagian ini! Apa dampak memiliki konsep seperti itu ke dalam hidup kita?

(0.96) (Yoh 12:37) (sh: Lebih suka kehormatan manusia daripada kehormatan Allah (Sabtu, 9 Maret 2002))
Lebih suka kehormatan manusia daripada kehormatan Allah

Perikop yang kita baca kali ini seluruhnya mengutip dari PL, nubuatan nabi Yesaya tentang kedegilan hati baik pemimpin Yahudi maupun orang Yahudi secara umum. Mereka memilih mendapatkan kehormatan dari manusia alih-alih percaya pada perkataan Yesus sebagai sabda Allah. Rasul Yohanes mengungkapkan kembali kebenaran nubuatan itu tatkala situasi makin memanas, mendekati hari raya Paskah.

Walau Yesus sudah membuat banyak mukjizat di depan mata mereka, tetap mereka tidak bisa percaya kepada Yesus bahwa Dia adalah Mesias bagi mereka. Ini membuat penolakan dan kedegilan mereka tragis dan tidak dapat dimaafkan. Kita melihat pola yang sama tentang kekerasan hati manusia, dari zaman Musa, zaman itu, sampai sekarang (Ul. 29:3-4). Yesaya bicara tentang kesulitan beriman kepada Kristus sebab kekuatan Allah dinyatakan di dalam Mesias yang ditolak, disiksa, dibunuh. Peringatan keras diberikan di sini. Allah membutakan dan mengeraskan orang atau bangsa yang terus mengeraskan hati (ayat 40). Kristen di Indonesia akhir- akhir ini diperhadapkan dengan situasi yang sulit: disalahmengerti, dituduh dengan tuduhan yang tidak benar. Kebaikan apa pun selalu dicurigai. Bahkan, lebih jauh, sudah sangat banyak korban berjatuhan, entah materiil bahkan sampai ke nyawa. Mengapa banyak orang tidak bisa melihat kasih Tuhan Yesus melalui hidup dan perbuatan kita? Apakah mereka sudah ditulikan dan dibutakan oleh Tuhan supaya mereka tidak mendengar dan melihat kebaikan Tuhan kepada mereka? Pertanyaan-pertanyaan itu akan terus mengiang di benak kita semua. Sampai kapan Tuhan menjawab doa-doa kita? Dari perikop ini kita belajar juga bahwa ada kelompok yang percaya kepada Yesus, tetapi takut kepada para penguasa (orang-orang Farisi) supaya mereka tidak dikucilkan. Inilah golongan orang yang lebih memilih kehormatan dari manusia daripada kehormatan dari Allah. Jangan-jangan ada di antara kita, Kristen di Indonesia ini, yang berperilaku seperti itu. Mungkin kita lebih memilih kompromi dengan dosa daripada melakukan yang benar karena merasa bahwa dalam keadaan terjepit, lebih baik menyangkali iman daripada harus menderita.

Renungkan: Akar segala keguncangan iman adalah sikap ingin lebih menyukakan manusia daripada Allah.

(0.96) (Yoh 18:12) (sh: Masuk ke dalam rencana Allah (Selasa, 26 Maret 2002))
Masuk ke dalam rencana Allah

Yohanes tidak saja melukiskan bagaimana Yesus berangsur-angsur mengalami penderitaan dan penghinaan. Ia juga menegaskan bahwa semua yang Yesus alami terjadi sesuai dengan kehendak Allah di surga demi tergenapinya rencana-Nya di bumi ini. Dalam bagian ini, Yesus dibawa menghadap pengadilan dua imam besar: Kayafas yang merekayasa untuk membunuh Yesus dan Hanas mertuanya (ayat 12-13). Kemungkinan besar mereka berkumpul di tempat yang sama dan dalam kesempatan berturutan Yesus dibawa menghadap kedua orang itu. Dengan menegaskan nasihat Kayafas, Yohanes tidak saja mengemukakan kegelapan hati pemimpin agama waktu itu, tetapi juga bahwa secara tidak langsung Kayafas telah menubuatkan prinsip penggantian yang Yesus kerjakan melalui kematian-Nya (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14). Yang jahat dalam maksud manusia telah menjadi sumber keselamatan dari Allah bagi orang-orang yang dikasihi-Nya.

Tanpa maksud membanding-banding, Yohanes melukiskan kisah penyangkalan Petrus. Sang murid yang tak mau disebut namanya dan yang tampaknya lebih banyak diam dibandingkan Petrus justru adalah yang memiliki keberanian untuk mengikuti Yesus sampai ruang dalam proses persidangan (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15). Sementara Petrus, yang rupanya menghindari ruang persidangan itu supaya tidak berjumpa dengan para pengawal atau pembesar yang mungkin bisa menjeratnya pada penyangkalan, justru terjerat ke dalam rentetan penyangkalan hanya oleh pertanyaan seorang anak perempuan. Suatu pelajaran penting dapat kita petik dari kisah ini. Jika ingin berani dan setia mengikuti Yesus, kita tidak boleh mengikut Yesus sambil mengambil jarak. Ikutilah Dia dengan sepenuh hati dan sedekat mungkin. Kelak kita akan mengerti bahwa mengambil risiko menderita bersamanya adalah jalan terbaik agar iman dan kesetiaan kita teruji dan mendewasa.

Renungkan: Dalam sejarah gereja dikenal moto: darah martir membuka jalan bagi peluasan misi Injil. Akhir-akhir ini banyak Kristen dan Gereja di Indonesia yang menderita aniaya. Bagaimana sebaiknya pola pikir kita? Memikirkan bagaimana mencari perlindungan dan keamanan? Atau melihat keajaiban Allah yang memurnikan iman kita dan membuka jalan bagi penggenapan rencana-Nya lebih luas melalui semua peristiwa itu?

(0.95) (Yoh 6:40) (full: KEHENDAK BAPA-KU. )

Nas : Yoh 6:40

Penting sekali untuk mengerti hubungan di antara kehendak Bapa dengan tanggung jawab manusia.

  1. 1) Bukan kehendak Allah bahwa seorang beriman jatuh dari kasih karunia (bd. Gal 5:4) dan dengan demikian terpisah dari Allah; juga bukan kehendak-Nya jikalau ada orang binasa (2Pet 3:9) atau gagal datang kepada kebenaran dan diselamatkan (1Tim 2:4).
  2. 2) Akan tetapi, ada perbedaan besar di antara kehendak Allah yang sempurna dengan kehendak-Nya yang mengizinkan

    (lihat art. KEHENDAK ALLAH).

    Dia tidak meniadakan tanggung jawab manusia untuk bertobat dan percaya sekalipun itu berarti kehendak-Nya yang sempurna tidak tercapai

    (lihat cat. --> Luk 19:41

    [atau ref. Luk 19:41]

    mengenai Yesus menangisi Yerusalem).
  3. 3) Keinginan Allah bahwa orang beriman akan dibangkitkan pada akhir zaman tidak membebaskan mereka dari tanggung jawab untuk menaati dan mendengarkan suara-Nya serta mengikuti-Nya (Yoh 10:27; 14:21). Pada malam Dia dikhianati, Yesus mengakui bahwa Dia melindungi murid-murid-Nya dan "memelihara mereka dalam nama ... yang telah Engkau berikan kepada-Ku; ... tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain daripada dia yang telah ditentukan untuk binasa" (Yoh 17:12).
(0.95) (Yoh 15:20) (full: MEREKA JUGA AKAN MENGANIAYA KAMU. )

Nas : Yoh 15:20

Para pengikut Kristus akan dibenci, dianiaya, dan ditolak demi nama-Nya selama hidup di dunia ini. Dunia merupakan musuh Kristus dan para pengikut-Nya sepanjang sejarah.

  1. 1) Orang percaya yang sejati harus sadar bahwa dunia ini -- termasuk semua organisasi keagamaan dan gereja yang palsu -- akan selalu menentang Allah dan prinsip-prinsip kerajaan-Nya; dengan demikian dunia akan tetap merupakan musuh dan penganiaya orang percaya yang setia hingga akhir zaman (Yak 4:4;

    lihat cat. --> Mat 5:10).

    [atau ref. Mat 5:10]

  2. 2) Alasan orang percaya menderita dalam dunia ialah karena pada dasarnya mereka berbeda dengan dunia ini (ayat Yoh 15:19). Nilai-nilai, standar-standar dan tujuan orang percaya bertentangan dengan cara-cara yang tidak benar dari masyarakat yang bobrok. Orang percaya menolak untuk berkompromi dengan patokan orang fasik dan sebagai gantinya menetapkan pikiran pada "perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kol 3:2).
(0.95) (Yoh 17:3) (full: HIDUP YANG KEKAL. )

Nas : Yoh 17:3

Hidup yang kekal bukanlah sekedar hidup yang tanpa akhir. Hidup kekal merupakan suatu kualitas hidup yang kita terima selaku orang percaya apabila kita mengambil bagian dalam hakikat hidup Allah melalui Kristus. Kenyataan ini mengizinkan kita mengenal Allah dalam pengetahuan dan persekutuan yang makin bertambah dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dalam PB hidup kekal digambarkan sebagai:

  1. 1) Suatu realitas masa kini (Yoh 5:24; 10:27-28). Memiliki hidup kekal sekarang menuntut adanya iman yang hidup. Hidup yang kekal tidak diperoleh dan dipertahankan hanya dengan suatu tindakan pertobatan dan iman yang dilakukan pada masa lampau

    (lihat cat. --> Yoh 5:24).

    [atau ref. Yoh 5:24]

    Hidup yang kekal juga meliputi suatu persekutuan dan persatuan yang hidup sekarang ini dengan Kristus (1Yoh 5:12); tidak ada hidup yang kekal terlepas dari Dia (Yoh 10:27 dst; Yoh 11:25 dst; 1Yoh 5:11-13).
  2. 2) Harapan di masa depan. Hidup kekal dikaitkan dengan kedatangan Kristus untuk umat-Nya yang setia

    (lihat cat. --> Yoh 14:3;

    [atau ref. Yoh 14:3]

    bd. Mr 10:30; 2Tim 1:1,10; Tit 1:2; 3:7) dan tergantung pada tetap hidup di dalam Roh (Rom 8:12-17; Gal 6:8).
(0.95) (Yoh 3:14) (jerusalem: ditinggikan) Anak Manusia, bdk Dan 7:13; Mat 8:20+; Mat 12:32; Mat 24:30, harus "di tinggikan", artinya: baik ditegakkan di kayu salib, maupun masuk kembali ke dalam kemuliaan Bapa, Yoh 1:51; Yoh 8:28; Yoh 12:32-34+; Yoh 13:31-32. Untuk dapat selamat orang harus "memandang" Kristus yang "ditinggikan" di kayu salib, Bil 21:8; Zak 12:10; Yoh 19:37+, artinya ialah: percaya bahwa Dia itu anak Tunggal, Yoh 3:18; Zak 12:10; Maka orang dibersihkan oleh air yang keluar dari lambungnya yang tertusuk, Yoh 19:34; Zak 13:1. Gelar "Anak Manusia" dalam Yohanes menekankan kemanusiaan Yesus, walaupun asal-usul ilahiNya ditonjolkan Yoh 3:13; Yoh 6:62. Berkat asal-usul itu Yesus menjalankan lebih dahulu perbuatan-perbuatan Anak Manusia di akhir zaman, Yoh 5:26-29; Yoh 6:27,53; Yoh 9:35.
(0.95) (Yoh 1:10) (sh: Tak mengenal, tak menerima. (Jumat, 25 Desember 1998))
Tak mengenal, tak menerima.

Yohanes mempertegas kembali bahwa Yesus tidak dikenal oleh dunia dan ditolak oleh umat-Nya sendiri. Sangat ironis! Dari sejak dilahirkan sampai akhir hayat-Nya, Yesus terus menerus ditolak. Tetapi puji Tuhan! Yesus Kristus datang tidak bergantung pada respons penolakan atau penerimaan, karena Dia datang justru untuk menerima manusia dalam rencana penyelamatan Allah. Peristiwa pengutusan Kristus oleh Allah Bapa merupakan penetapan rencana kekal-Nya, yang tidak dapat dibatalkan oleh dunia ciptaan-Nya, yaitu rencana keselamatan di dalam diri anak-Nya yang sedang, akan dan pasti digenapi.

Menerima dan percaya. Keselamatan datang kepada orang berdosa lewat penerimaan dan percaya kepada Kristus. Bagi Kristen, Kristus adalah anugerah Allah dan satu-satunya kebenaran yang dapat dipercayai. Di dalam-Nya, kita mempunyai hak untuk terhisab dalam persekutuan akrab sebagai putera-puteri Allah sendiri.

Renungkan: Pengharapan untuk bebas dari perbudakan dosa, merdeka dari himpitan rasa bersalah, bersih dari berbagai kenajisan yang merasuki keinginan dan pikiran kita, tersedia bagi kita semua di dalam Yesus Kristus.

Doa: Tuhan, terima kasih pembebasan yang Kau sediakan bagi kami.

(0.95) (Yoh 16:16) (sh: Tinggal sesaat saja ..." (Selasa, 09 Maret 1999))
Tinggal sesaat saja ..."

Kepada murid-murid-Nya Yesus mengatakan tentang suatu keadaan "waktu" yang sama ("tinggal sesaat"), namun menunjukkan akhir yang bertolak belakang ("kamu tidak melihat Aku" dan "kamu akan melihat Aku"). Maksud dari perkataan Yesus ialah bahwa "sesaat" Dia akan mengalami penderitaan; dan ketika kematian menjemput, para murid tidak akan melihat-Nya lagi. Suatu keadaan waktu yang menunjuk pada kesementaraan. Di saat inilah dukacita melanda. Dan, "sesaat" setelah kematian-Nya, yaitu dalam kebangkitan-Nya para murid akan melihat-Nya kembali. Suatu waktu yang menunjuk pada kekekalan. Di saat inilah sukacita merebak dan melingkupi seluruh umat manusia.

Sesaat namun kekal. "Sesaat" Yesus harus menderita dan mati. Namun dalam "sesaat" pula maut dikalahkan-Nya, dan Ia pun bangkit. "Sesaat" yang menciptakan kepercayaan utuh dan lengkap yang menghantar kita pada kekekalan abadi. Berhati-hatilah dengan "sesaat" yang dunia tawarkan. Memang dalam "sesaat" kita bisa memiliki kenikmatan dalam dunia, tetapi akan berakhir pada penyesalan bahkan kebinasaan kekal.

Renungkan: Suatu kemenangan yang memberikan sukacita yang menetap dan kekal bagi manusia yang percaya, tidak bergantung pada keadaan dunia, tetapi bersumber pada karya penebusan Kristus.

(0.95) (Yoh 17:1) (sh: Doa Imam Besar (Kamis, 11 Maret 1999))
Doa Imam Besar

Inilah saat yang paling menentukan bagi Yesus. Dia menghadapi saat akhir penggenapan misi-Nya, yakni sengsara dan kematian. Sungguh suatu keadaan yang berat yang harus Yesus hadapi. Itulah sebabnya Ia datang kepada Bapa-Nya dalam doa; yang dikenal dengan sebutan "Doa Imam Besar". Yesus minta dimuliakan kembali seperti kemuliaan-Nya semula sebelum Ia datang sebagai manusia. Permintaan-Nya ini menegaskan tentang siapa Dia. Ia akan merampungkan karya penyelamatan-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib. Bukan hanya itu, bahkan dalam sengsara dan kematian-Nya itulah sebenarnya Ia tengah dimuliakan.

Doa Yesus untuk murid-murid-Nya. Yesus mendoakan murid-murid-Nya agar mereka dipelihara dan menjadi satu (11), dilindungi dari segala yang jahat (15), dan dikuduskan di dalam kebenaran (17), supaya mereka mampu dan layak melaksanakan misi sebagai utusan-utusan Kristus. Mereka yang adalah milik Kristus dan juga milik Bapa, justru akan menjadi musuh dunia. Karena itu, mereka perlu ditopang oleh doa agar setia dalam tugas dan tekun dalam penderitaan.

Renungkan: Di saat yang paling genting dalam hidup-Nya, Yesus masih mampu berdoa untuk orang lain. Bagaimana dengan kita, pernahkah tindakan Yesus ini kita hayati dan menjadikan bagian dalam hidup kita?

(0.95) (Yoh 20:11) (sh: Menangisi Tuhan yang sudah bangkit (Senin, 5 April 1999))
Menangisi Tuhan yang sudah bangkit

Maria Magdalena masih terperangkap dalam kubur, terperangkap dalam suasana kematian, sementara Kristus sudah bangkit. Ia berada di dunia kematian, sementara Kristus sudah mengalahkan kematian itu. Sukacita kebangkitan belum dirasakan, padahal kematian sudah diluluhkan. Bukankah itu yang sering terjadi dalam kehidupan kita? Kita menangis dan meratap di tepi kubur yang sudah kosong. Menjalani hidup yang penuh tangisan, penderitaan, keputusasaan, seakan-akan Tuhan kita masih mati. Padahal kubur Yesus Kristus sudah kosong. Dia adalah Tuhan yang hidup.

Tidak mengenal Yesus. Kesedihan yang mendalam membuat hati dan pikiran tertutup. Karena tangis dan air mata begitu menguasai Maria Magdalena, maka ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya, ia gagal mengenal Yesus. Dua orang murid yang ke Emaus menganggap Yesus adalah orang asing yang akan kemalaman di jalan. Murid-murid Yesus menganggap Yesus hantu, ketika Ia menampakkan diri. Secepat itukah Yesus dilupakan? Bukankah kita juga sering gagal mengenal Yesus karena kita terperangkap dalam dunia kematian?

Renungkan: Pergumulan, kesedihan, maut, bukanlah akhir. Dia yang hidup mengaruniakan hidup kekal dan mengubah suasana hidup kini.

Doa: Ya, Tuhan Yesus, kuasailah aku dengan kuasa kebangkitan-Mu.

(0.94) (Yoh 20:28) (full: YA TUHANKU DAN ALLAHKU. )

Nas : Yoh 20:28

Alkitab menyatakan bahwa Yesus itu Allah. Inilah landasan dari iman Kristen dan sangat penting bagi keselamatan kita. Kalau Kristus bukan Allah, tidak mungkin Ia mengadakan pendamaian bagi dosa-dosa dunia ini. Ke-Allahan Yesus ditunjukkan oleh hal-hal berikut:

  1. 1) Alkitab memberikan nama-nama ilahi kepada-Nya:
    1. (a) Allah (Yoh 20:28; Yes 9:5; Rom 9:5; Tit 2:13; Ibr 1:8);
    2. (b) Anak Allah (Yoh 5:25; Mat 16:16-17; 8:29; 27:40,43; Mr 14:61-62; Luk 22:70);
    3. (c) Yang Awal dan Yang Akhir (Wahy 1:17; 2:8; 22:13);
    4. (d) Alfa dan Omega (Wahy 1:8; 22:13);
    5. (e) Awal dan Akhir (Wahy 22:13);
    6. (f) Yang Kudus (Hos 11:9; Kis 3:14);
    7. (g) Tuhan (Luk 2:11; Kis 4:33; 9:17; 16:31);
    8. (h) Tuhan dari semua orang dan Raja kemuliaan (Mazm 24:8-10; Kis 10:36; 1Kor 2:8).
  2. 2) Penyembahan ilahi diberikan kepada Kristus (Yoh 5:23; 13:13; Yoh 20:28; Mat 14:33; Luk 5:8), dan doa-doa dipanjatkan kepada-Nya (Kis 7:59; 1Kor 1:2; 2Kor 12:8-9).
  3. 3) Jabatan-jabatan ilahi ditetapkan kepada-Nya:
    1. (a) pencipta semesta alam (Yoh 1:3; Kol 1:16; Ibr 1:8,10; Wahy 3:14);
    2. (b) penopang segala sesuatu (Kol 1:17; Ibr 1:3);
    3. (c) yang mengampuni dosa (Mr 2:5,10; Luk 7:48-50);
    4. (d) pemberi hidup kebangkitan (Yoh 5:28-29; 6:39-44);
    5. (e) hakim semua orang (Yoh 5:21-23; Mat 25:31-46; Kis 17:31; 2Tim 4:1);
    6. (f) pemberi keselamatan (Yoh 5:24-26; 6:47; 10:28; 17:2).
  4. 4) PB melihat Kristus dalam pernyataan-pernyataan PL tentang Tuhan: bd. Mazm 23:1 dengan Yoh 10:11; Mazm 102:25-28 dengan Ibr 1:10-12; Yes 8:13-14 dengan 1Pet 2:7-8; Yer 17:10 dengan Wahy 2:23; Yeh 34:11-12 dengan Luk 19:10.
  5. 5) Nama Yesus Kristus dikaitkan dengan nama Allah Bapa (Yoh 14:1,23; Mat 28:19; Rom 1:7; 2Kor 13:14; Kol 2:2; 1Tes 3:11; Yak 1:1; Wahy 5:13; 7:10).
  6. 6) Ketidakberdosaan dan kesucian Kristus bersaksi tentang keilahian-Nya (Luk 1:35; 2Kor 5:21; Ibr 4:15).
  7. 7) Kristus dinyatakan sebagai Anak Allah melalui kebangkitan-Nya (Rom 1:4). Bukti-bukti yang meyakinkan tentang keilahian Kristus berarti bahwa orang Kristen harus bersikap sama terhadap Kristus sebagaimana terhadap Allah Bapa. Mereka harus percaya kepada-Nya, menyembah Dia, berdoa kepada-Nya, melayani dan mengasihi Dia (juga

    lihat cat. --> Yoh 1:1;

    lihat cat. --> Mr 1:11,

    [atau ref. Yoh 1:1; Mr 1:11]

    mengenai Trinitas).
(0.94) (Yoh 1:1) (full: )

Penulis : Yohanes

Tema : Yesus, Putra Allah

Tanggal Penulisan: 80-95 M

Latar Belakang

Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).

Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.

Tujuan

Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.

Survai

Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:

  1. (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
  2. (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
  3. (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).

Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.

  1. (1) Pasal garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
  2. (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20-21; Yoh 20:1--21:25).

Ciri-ciri Khas

Delapan penekanan utama menandai Injil ini.

  1. (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
  2. (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
  3. (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
  4. (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
  5. (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
  6. (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
  7. (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
  8. (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
(0.94) (Yoh 3:22) (sh: Dia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurang (Senin, 31 Desember 2001))
Dia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurang

Dalam narasi sebelumnya, Yohanes dengan konsisten menggambarkan dirinya sebagai saksi. Kesaksian Yohanes dan Tuhan Yesus sendiri menyebabkan Yesus semakin dikenal banyak orang (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">26). Popularitas Yesus yang semakin tinggi membuat beberapa orang menjadi bertanya-tanya. Tetapi, Yohanes menyadari bahwa akhir kesaksiannya sudah semakin dekat. Ia menegaskan bahwa dirinya bukanlah seorang mesias, melainkan hanya seorang saksi (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">28). Popularitas Yesus, menurut Yohanes, adalah pekerjaan Allah (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">27). Sama sekali tidak ada nada cemburu atau iri hati dalam perkataannya. Bahkan, Yohanes memberikan pesan kepada murid- muridnya untuk mengikuti Yesus. Mengapa? Karena dalam hal popularitas dan jumlah pengikut, Tuhan Yesus harus semakin besar, sementara ia harus semakin surut dan hilang.

Guna menegaskan kesaksian dirinya kepada murid-murid, Yohanes dengan tajam membedakan orang yang percaya dan yang tidak percaya. Dengan kontras yang tajam ini, ia mengharapkan murid-muridnya segera memahami apa arti dan akibat percaya pada Yesus. Orang percaya adalah orang yang menerima kesaksian Yesus (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">33) dan percaya pada Anak (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">36). Orang yang percaya pada Yesus beroleh hidup kekal (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">36). Sebaliknya, orang yang tidak percaya adalah orang tidak taat pada Anak (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">36). Orang yang tidak percaya tidak akan memperoleh hidup dan akan mengalami murka Allah (ayat garis+akhir+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">36). Meski kesaksian Yohanes sudah begitu kuat, tidak jelas apakah ada muridnya yang kemudian pergi meninggalkannya untuk mengikut Yesus.

Renungkan: Kita bukan sedang membangun kerajaan yang berpusat pada diri sendiri. Jika kita ingin lebih populer dibandingkan Tuhan Yesus yang diberitakan, maka kita perlu segera bertobat. Kita harus mendorong orang untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus, bukan untuk menjadi pengikut kita yang fanatik. Pada penghujung tahun ini, coba kita jujur di hadapan Allah dan diri kita sendiri. Segala pekerjaan dan pelayanan kita mungkin sekali dilatarbelakangi motivasi untuk memegahkan diri. Mari kita meminta pada Tuhan agar Ia memurnikan kita dan memakai kita semata-mata untuk kemuliaan nama-Nya!



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA