Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 7 dari 7 ayat untuk ditundukkan [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yes 2:11) (full: ORANG YANG ANGKUH AKAN DITUNDUKKAN. )

Nas : Yes 2:11

Salah satu akibat serius dari kesombongan manusia ialah kepercayaan bahwa terlepas dari Allah, kita dapat memutuskan untuk diri sendiri, bagaimana kita harus hidup dan menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Pada hari penghakiman, Allah akan sangat merendahkan sikap congkak ini.

(0.50) (Kej 3:8) (sh: Berpakaian (Selasa, 4 Februari 2003))
Berpakaian

Ketika Tuhan berjalan-jalan di taman, langkah-langkah Allah terdengar bagaikan jejak-jejak penghakiman bagi manusia yang baru makan buah curian. Mereka bersembunyi. Allah bertanya kepada manusia, "Di manakah engkau?" Dua hal bisa kita amati di sini. Pertama, hubungan antara Allah dan manusia setelah kejatuhan dimulai dengan pertanyaan Allah kepada manusia. Pahamilah bahwa ketika kita jatuh ke dalam dosa, Allah menanyakan di mana diri kita. Kedua, arti dari "di mana" bukan hanya geografis, tetapi menanyakan posisi. Di mana posisi manusia setelah jatuh ke dalam dosa? Apakah ia memihak atau melawan Allah?

Adam menyalahkan Allah karena menciptakan wanita, dan Adam menyalahkan Hawa karena membuatnya jatuh ke dalam dosa. Yang satu (ayat 2:24) tidak lagi satu, terputus oleh pertikaian. Hawa menyalahkan ular. Ular tak bisa menyalahkan siapa-siapa. Ternyata memang ia memperdayakan Hawa. Lalu, mereka dihukum. Kalau Adam berasal dari debu, maka ia akan kembali kepada debu. Pekerjaannya akan menjadi lebih sulit. Kalau Hawa berasal dari Adam, ia akan ditundukkan oleh Adam, dan kesulitan melahirkan. Ular akan merayap di tanah, sebuah kehinaan. Manusia terpisah dari Allah, dari sesamanya, dari dirinya, dan dari alam.

Dalam proses kejatuhan manusia, ular (binatang) seakan-akan menjadi berada di atas manusia. Tuhan menjanjikan bahwa posisi ini akan dibalik: manusia akan menang terhadap binatang (ayat 15). Ayat ini bisa kita tafsirkan menuju penggenapan kemenangan Kristus melawan dosa dan Iblis. Lalu manusia diusir keluar dari taman Eden. Kemudian, Allah membuatkan mereka "pakaian" dari kulit binatang, suatu tanda bahwa hanya darah yang bisa menyelamatkan mereka dari ketelanjangan.

Renungkan: Pakaian Anda yang indah menunjukkan keberdosaan Anda. Hanya darah Kristus yang bisa menutupi ketelanjangan Anda dan membasuh kecemaran Anda!

(0.50) (1Raj 12:25) (sh: Penyalahgunaan wewenang (Kamis, 12 Agustus 2004))
Penyalahgunaan wewenang

Pada zaman ini banyak orang menyalahgunakan wewenang yang ada padanya untuk kepentingan pribadinya, kroninya, dan kelompoknya. Caranya bermacam-macam, namun yang mengerikan adalah ketika mereka menggunakan agama, tradisi, dan kebudayaan untuk mencapai tujuan mereka yang salah.

Yerobeam sudah berhasil selangkah mewujudkan yang Tuhan janjikan kepadanya. Ia menjadi raja atas sepuluh suku Israel, dan Tuhan melindunginya dari serangan Rehabeam dan pasukannya. Seharusnya Yerobeam menggunakan kesempatan ini untuk menyatukan suku-suku Israel agar mereka setia kepada Tuhan dan agar kerajaannya diberkati Tuhan.

Sayang sekali, Yerobeam hanya memikirkan diri sendiri, bukan kepentingan suku Israel, apalagi kemuliaan Tuhan. Ia tahu bahwa kesetiaan sepuluh suku Israel kepadanya belum teguh. Ia sadar bahwa mereka hanya tahu bahwa tempat untuk beribadah kepada TUHAN adalah Bait Allah di Yerusalem. Kalau mereka secara rutin pergi ke Yerusalem (menurut Taurat tiga kali dalam setahun), maka pada akhirnya mereka akan kembali mengabdi kepada Rehabeam (ayat 12:26-27). Karena Yerobeam tidak ingin kehilangan takhta kerajaan, maka ia membangun berhala-berhala berbentuk lembu emas yang diakuinya sebagai TUHAN Israel di kota-kota perbatasan kerajaan Israel agar rakyat yang dipimpinnya tidak usah ke Yerusalem (ayat 28-29). Ia menciptakan agama politik! Allah melalui hamba-Nya menegur dan menghukum Yerobeam (ayat 13:1-10), sebab Yerobeam menyalahgunakan wewenangnya dan menyebabkan sepuluh suku Israel menyembah berhala.

Kekuasaan dan kemampuan mengendalikan diri sendiri adalah penting dalam kepemimpinan apa pun. Keduanya harus ditundukkan kepada kebenaran Allah bila tidak ingin terjerumus menjadi manipulasi dan lepas kendali.

Tekadku: Aku mau setia melayani Engkau, ya Tuhan. Tolong agar aku menjadi pemimpin yang peduli kepentingan orang lain, bukan kepentinganku sendiri.

(0.50) (Yer 20:1) (sh: Penghiburan dan perintah (Sabtu, 30 September 2000))
Penghiburan dan perintah

Inilah peristiwa kekerasan fisik pertama yang diderita oleh Yeremia. Imam Pasyur memukul Yeremia di depan umum dan kemudian memasungnya di pintu gerbang Benyamin di atas rumah Tuhan. Pasung tidak hanya dimaksudkan untuk mengikat Yeremia namun juga untuk menghukumnya. Sebab pasung itu akan membuat leher, lengan, dan kaki Yeremia sakit luar biasa. Yeremia mengalami kesakitan fisik, penghinaan, pembrangusan, serta pembatasan gerak. Namun apakah dengan demikian kebenaran firman Tuhan dapat dibendung dan diberangus? Tidak! Kekuatan firman Tuhan tidak bergantung pada Yeremia yang memberitakannya. Yeremia dapat ditundukkan dan dikuasai oleh imam Pasyur yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan lebih tinggi. Namun firman-Nya mempunyai kekuatan luar biasa yang justru akan menguatkan dan memampukan Yeremia untuk tetap memberitakan firman-Nya. Otoritasnya tidak akan berkurang walaupun dibantah dan dibendung oleh manusia dengan kedudukan dan kekuasaannya, karena berasal dari Allah

Pelepasan dirinya diyakini Yeremia sebagai kesempatan untuk tetap memberitakan firman Allah. Karena itu ia langsung menegaskan kembali rencana penghukuman atas Yehuda (4-5). Bahkan kini ditambah dengan penghukuman atas Imam Pasyur yang dengan kedudukannya mencoba memasung dan menghentikan kebenaran firman-Nya. Yeremia berani dan mampu melakukan itu karena firman Tuhan yang menguasainya (bdk. 15:16).

Inilah berita penghiburan sekaligus perintah kepada Kristen di Indonesia. Kristen boleh diberangus, dibatasi geraknya, atau diberantas, namun kekuatan dan otoritas kebenaran firman-Nya tetap akan terus ada dan bekerja.

Renungkan: Kedudukan, kekuasaan, dan kekuatan lembaga manusia apa pun tidak akan mampu menghentikan dan menghadang kekuatan Injil Kristus yang menyatakan berita anugerah dan penghukuman bagi umat manusia. Sekalipun demikian, Kristen tidak boleh lengah atau menyia-nyiakan kesempatan yang tersedia untuk tetap memberitakan Injil-Nya. Kristen juga tidak boleh gentar sehingga mengendorkan aktivitas penginjilan demi rasa tolerani beragama, atau demi terciptanya keamanan dan ketertiban umum.

(0.50) (Mat 8:18) (sh: Mengikut, percaya, motifnya apa? (Selasa, 18 Januari 2005))
Mengikut, percaya, motifnya apa?

Beberapa peristiwa yang berurutan dicatat Matius dalam perikop ini. Dengan mudah dapat kita lihat bahwa pesannya masih menyambung perikop yang kita renungkan kemarin. Perikop ini mencatat peristiwa yang kembali menyangkut mukjizat (ayat 23-27), didahului oleh percakapan soal arti dan syarat mengikut Yesus (ayat 18-22). Jadi, peristiwa mukjizat itu adalah dalam rangka mengajar kita tentang arti mengikut Yesus.

Dua macam sikap orang dan dua macam respons Yesus tentang orang yang mengikut Dia, muncul dalam peristiwa pertama. Kepada yang ingin mengikut Dia, dengan tegas Yesus memintanya memperhitungkan konsekuensi menderita bersama Dia (ayat 20). Jangan mengira dengan mengikut Yesus ia akan mendapat keuntungan besar. Kemungkinan besar motivasi ahli Taurat ini justru mencari pengaruh sosial melalui Yesus. Kepada murid-Nya sendiri yang perhatiannya terbagi dua oleh urusan keluarga, Yesus menuntut sikap mendahulukan-Nya di atas semua urusan lain (ayat 22).

Melalui peristiwa ini kita disadarkan bahwa mengikut dan percaya Yesus secara mutlak tanpa motivasi salah adalah hal yang patut kita berikan kepada Yesus. Ia sungguh patut menerima ketaatan dan kesetiaan mutlak itu sebab Ia adalah Tuhan yang berdaulat atas anasir-anasir alam (ayat 23-27). Dalam perikop yang akan kita pelajari esok, anasir-anasir jahat yang membahayakan hidup manusia pun tunduk oleh kuasa-Nya (ayat 28-34). Dia adalah Tuhan atas segala-galanya.

Kepada orang-orang yang ingin mengikut Dia, Yesus dengan sabar dan kasih menegur mereka dan membentuk komitmen mereka. Ia ingin agar para pengikut-Nya bermotivasi benar, berkomitmen kuat, dan memercayai Dia dengan sungguh dalam mengikut Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Responsku: Tidak ada hal yang tidak dapat ditundukkan Yesus oleh wibawa-Nya. Aku ingin ikut dan dekat Dia selalu agar Ia sepenuhnya hidup dalam hidupku.

(0.50) (Mat 10:34) (sh: Dua kutub yang bertolak-belakang. (Minggu, 18 Januari 1998))
Dua kutub yang bertolak-belakang.

Para malaikat di padang Efrata mengumumkan:"Yesus datang untuk membawa damai sejahtera, di antara orang yang berkenan kepada-Nya." Tetapi Yesus juga berkata,"Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan membawa pedang pemisah". Apakah Yesus tidak berkenan pada ikatan kesatuan keluarga? Justru Dia menghendaki. Buktinya, Allah telah melaksanakan kesatuan itu di taman Eden, pada Adam dan Hawa.Yesus tidak berkenan pada ikatan kesatuan yang: 1) mengutamakan kesatuan di atas yang lain, 2) mengisolasi diri, tidak menjadi berkat bagi orang lain, 3) merasa aman tanpa Allah, 4) mencuri kemuliaan Allah. Ingatlah, Allah telah mendobrak kesatuan menara Babel dalam Perjanjian Lama.

Kesatuan karena salib. Yesus berkenan pada kesatuan keluarga anak-anak Allah yang menempatkan Dia secara benar, menjadi yang utama, menjadi Raja dan Tuhan di atas segalanya. Melalui jalan salib orang-orang percaya dipersatukan. Yesus menyamakan diri dengan murid-murid-Nya Penghargaan atas murid-murid-Nya patut mendorong kita orang-orang percaya untuk bangga dan setia melayani Dia dengan segenap hati dan pikiran kita. Bila semangat kita kendur dalam pelayanan, itu pertanda bahwa kita kurang mensyukuri kasih karunia Allah yang sedemikian besar. Hanya dengan bertelut di bawah kaki salib-Nyalah, kita boleh diperbarui kembali. Kembali kepada kasih yang mula-mula, kembali pada penyerahan diri sepenuh, kembali pada perenungan tentang harga yang begitu mahal yang telah Tuhan berikan bagi nyawa kita yaitu nyawa-Nya sendiri.

Renungkan: Tidak ada penyataan kemuliaan Allah lebih besar selain kedatangan dan pengorbanan-Nya di dalam diri Yesus Kristus.

Doa: Kiranya salib Kristus beroperasi mempersatukan umat Kristiani dalam era globalisasi ini. Kiranya segala ambisi dan kepentingan kelompok ditundukkan dan kemuliaan Allah yang ditinggikan dan dijunjung.

(0.43) (Mzm 107:1) (sh: Allah, sang penolong yang setia (Kamis, 25 April 2002))
Allah, sang penolong yang setia

Gema Mazmur 106 terdengar jelas dalam Mazmur 107 ini dengan disorotinya kembali beberapa pokok seperti “perbuatan besar Allah” (ayat 8,15,21,24,31), pemberontakan (ayat 11), ditebus (ayat 7), nasihat (ayat 7) ditundukkan (ayat 12), kesesakan (ayat 2,6,13,19,28), kejahatan (ayat 17). Lebih dari itu, tema yang memulai dan mengakhiri Mazmur 106 diulang kembali dalam ayat-ayat pembukaan Mazmur ini. Mazmur ini mengajak umat Allah memuji dan membesarkan Allah karena kasih setia-Nya yang telah menebus individu-individu dari berbagai kesulitan mereka (ayat 1-3).

Allah tidak saja mengasihi umat secara umum, tetapi orang per orang dengan setiap permasalahannya yang unik. Secara garis besar, berbagai pengalaman sulit manusia pada umumnya terwakili dalam bagian ini. Kisah tentang pengembara yang tersesat di gurun gersang, mengalami kelaparan dan kehausan, waktu itu merupakan hal yang lazim terjadi (ayat 4-9). Pengalaman tersebut sangat mungkin melambangkan pengalaman pengembaraan Israel selama mereka mengembara di padang gurun. Entah hanya pengalaman pribadi atau juga bagian dari pengembaraan umat, kebaikan Allah sajalah membuat pengembara tidak hanya terpelihara, tetapi juga terarah dalam pimpinan Allah. Jelas pemazmur mengaitkan peristiwa ini dengan tema keselamatan. Petunjuk untuk itu terlihat dalam penggunaan kata “berseru-seru” (ayat 6), yaitu ungkapan mencari pertolongan Allah dari kebutuhan hati yang amat dalam.

Pengalaman lain yang juga umum diderita banyak orang adalah berbagai penderitaan batin dan fisik seperti pengalaman tertekan, terhukum, terpenjara (ayat 10-16) sebagai akibat dosa. Demikian juga penderitaan seperti pengembaraan tanpa arah, terbuang dari negeri sendiri, hidup dalam gelap, adalah pengalaman riil yang melukiskan tekanan hidup dalam dosa. Segelap apa pun akibat dosa, keselamatan dari Allah melepaskan orang yang berseru-seru kepada- Nya (ayat 13). Dosa bisa juga berakibat dalam bentuk penyakit, mekipun tidak selalu penyakit adalah akibat dosa. Justru dengan mengakui adanya penyakit akibat dosalah, orang boleh sadar dan bertobat dan beroleh kesembuhan dari Allah.

Renungkan: Seruan yang dijawab Tuhan sepatutnya berubah menjadi pujian.



TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA