Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 5 dari 5 ayat untuk ditujukannya (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.98014377272727) (Yes 45:1) (sh: Allah memakai Koresy (Rabu, 10 Februari 1999))
Allah memakai Koresy

Allah memakai Koresy. "Akulah Tuhan, tidak ada yang lain." Ini adalah kalimat yang berulang kali ditegaskan dalam bagian ini (5a, 6b, 18c, 21c, 22b). Umat Tuhan diingatkan bahwa hanya Tuhan yang dapat menciptakan keadilan. Untuk mewujudkan keadilan itu, Allah berkenan mengurapi Koresy yang walaupun bukan seorang Yahudi (raja Persia yang menaklukkan kerajaan Babilonia), dan tidak mengenal-Nya, namun Allah memakainya untuk melaksanakan kehendak-Nya, dan dijadikan-Nya alat dalam tangan-Nya. Melalui Koresy, Allah melakukan tindakan pembebasan terhadap umat-Nya dari tekanan bangsa-bangsa lain

Kedaulatan Allah. Allah melakukan semua ini untuk mendemonstrasikan kedaulatan-Nya. "Dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, tidak ada yang lain di luar Aku" (6). Melalui tindakan penyelamatan yang Allah kerjakan ini, bangsa-bangsa lain di luar Israel menyadari dan mengakui Allah Israel adalah satu-satunya Tuhan. Dari dulu sampai sekarang, tindakan penyelamatan Allah itu ingin ditujukan-Nya kepada sekalian bangsa. Gerejalah kini pengemban kehendak Allah itu.

Renungkan: Lihatlah keadaan sekarang, apakah Allah sedang campur tangan dan terlibat dalam semua perkara?

(0.85762581818182) (2Taw 13:1) (sh: Kemenangan karena perjanjian Allah (Selasa, 21 Mei 2002))
Kemenangan karena perjanjian Allah

Kemenangan karena perjanjian Allah. Yehuda yang dipimpin raja Abia jelas tidak sebanding dengan Israel yang dipimpin raja Yerobeam. Selain jumlah tentara Abia hanya separuh tentara Yerobeam, tentara Yehuda itu adalah orang “pilihan” karena keberanian, bukan pasukan elit gagah perkasa seperti yang dimiliki Israel (ayat 4). Karena itu ketika memutuskan untuk berperang, Abia tidak mengandalkan kekuatan militernya melainkan kekuatan iman.Strategi penentu kemenangan Abia atas Israel tepat bila disebut sebagai strategi iman, atau lebih tepat strategi iman kepada firman perjanjian Allah. Kata-kata yang ditujukannya kepada Yerobeam bukan saja menantang Israel untuk serius tunduk kepada firman Allah tetapi juga merupakan ungkapan keyakinan iman Abia atas kebenaran Firman Allah tersebut. Beberapa hal perlu kita cermati dari isi ucapan Abia ini.

Pertama, ia mengingatkan bahwa rencana Allah yang kekal untuk Israel berlaku atas garis keturunan Daud di Yehuda dan bukan atas kerajaan utara yang berasal dari pemberontak yang melawan keturunan Daud (ayat 6-7). Perjanjian Allah atas Daud kekal sifatnya seperti yang dimeteraikan dengan perjanjian garam. Dalam Taurat Musa, perjanjian yang serius dan mengikat dilambangkan dengan upacara yang menggunakan garam (bdk. Im. 2:13; Bil. 18:19). Jadi, Abia mengklaim janji kekal Allah yaitu bahwa Israel bukan di pihak pemenang karena bukan di pihak penerima perjanjian Allah (ayat 7-9).

Kedua, Abia membandingkan ketidaktaatan dan kemurtadan Israel dengan ketaatan dan kesetiaan Yehuda (ayat 9-12). Penerima perjanjian sejati bukan sekadar status tetapi penghayatan. Faktanya, Israel telah membuang tata ibadah yang diatur dalam Taurat. Hanya Yehuda yang memeliharanya dengan setia (ayat 11). Berdasarkan kenyataan itu, Abia yakin bahwa Allah beserta Yehuda dan akan menggenapi janji kekal-Nya (ayat 12). Ketika perang tak bisa dihindari lagi, Abia berseru kepada Tuhan dan Allah menjawab (ayat 18).

Renungkan: Keterhisaban kita dalam perjanjian kekal Allah pasti akan berbuah dalam sikap iman yang setia dan taat serta kesungguhan berjuang seiring dengan keyakinan terhadap perjanjian tersebut.

(0.85762581818182) (Ayb 9:1) (sh: Tidak ada yang kebetulan (Sabtu, 10 November 2012))
Tidak ada yang kebetulan

Judul: Tidak ada yang kebetulan
Ayub memulai respons terhadap sahabat-sahabatnya dengan kesadaran bahwa beberapa perkataan mereka benar adanya (9:2). Ayub menekankan kembali apa yang telah dipertanyakan oleh Elifas sebelumnya (Ayb. 4:17), yaitu tentang ketidakmungkinan manusia untuk benar di hadapan Allah.

Ada empat alasan yang Ayub kemukakan. Jika manusia berperkara dengan Allah, ia tidak dapat membantah Allah karena Allah itu Maha Besar (9:3-14). Jika Ayub berseru dan kemudian direspons oleh Allah, ia tidak akan mengira hal itu dapat terjadi karena Allah telah mendakwa dia (9:15-19). Dan meskipun ia benar, Allah akan menyatakan bahwa ia bersalah, karena Allah membinasakan orang yang bersalah dan orang yang tidak bersalah (9:20-24). Begitu juga jika ia mengakui dosanya, Allah akan tetap memandang dirinya bersalah (9:25-32). Maka dalam pandangan Ayub, tidak ada gunanya membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah karena Allah sendiri kelihatannya ingin membinasakan dia.

Akan tetapi, Ayub heran karena Allah telah membentuk dia sejak dalam kandungan dan memeliharanya hingga saat itu hanya untuk membinasakan dirinya (10:8-17). Maka lagi-lagi Ayub menyatakan keinginannya untuk mati (10:18-22). Bagi Ayub, kematian adalah negeri yang gelap gulita, kelam pekat, dan kacau balau (10:21-22). Namun itu tetap lebih baik daripada kehidupan yang dialaminya saat itu.

Sampai saat itu, Ayub masih bergumul dengan kegalauan karena ketidakmengertian akan apa yang dia alami. Dan memang dalam keterbatasan kita sebagai manusia, tidak semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita dapat kita mengerti alasan atau penyebabnya. Kita mencoba menganalisa, bahkan pikiran Tuhan pun kita coba terka.Namun kita harus memahami bahwa pikiran kita berbeda jauh dengan pemikiran Tuhan (bdk. Yes. 55:8). Lagi pula, tidak ada yang kebetulan di dalam Tuhan. Oleh karena itu, bagaimanapun kegalauan Anda akan hidup Anda, betapa pun Anda tidak memahami Allah dalam situasi itu, tetaplah pasrahkan diri ke dalam tangan Tuhan yang kuat.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/11/10/

(0.85762581818182) (Mzm 97:1) (sh: Arti kehadiran-Mu (Selasa, 11 Oktober 2005))
Arti kehadiran-Mu

Arti kehadiran-Mu Ada satu persamaan ketika kita membaca kisah pertobatan para hamba Tuhan, yaitu kehadiran Tuhan yang mengubah kehidupan mereka. Namun, kehadiran Tuhan dapat membawa dampak berbeda bagi orang-orang yang menolak-Nya.

Sudah tiba waktunya Tuhan hadir di atas bumi. Sudah tiba saatnya, Ia memberitahukan diri-Nya di hadapan bumi dan semua isinya. Saat Ia hadir, keadilan dan hukum Tuhan diwartakan (ayat 2,6). Saat Ia datang, tidak ada satu pun ciptaan-Nya yang tahan menghadapi-Nya. Semua benda-benda alam bukanlah tandingan-Nya apalagi para musuh Allah (ayat 3-5). Mereka akan hangus dalam murka-Nya. Murka itu ditujukan-Nya kepada orang-orang yang terus-menerus menolak melakukan hukum-hukum-Nya (ayat 7), yang lebih menyukai sesembahan palsu. Orang-orang seperti itu akan melihat siapakah Allah yang sejati. Penyataan kemuliaan Allah yang sejati itu akan membuat mereka malu.

Dampak kehadiran Tuhan juga dirasakan oleh umat-Nya. Kehadiran Tuhan justru membuat mereka bersorak-sorai. Ketaatan umat Tuhan melakukan perintah Tuhan dalam suasana penyembahan palsu kini diganjar-Nya dengan kehormatan. Kesusahan yang dipikul umat-Nya digantikan-Nya dengan sukacita (ayat 8). Saat para musuh Allah dihukum, umat-Nya justru dibela-Nya (ayat 10-11). Bagi umat-Nya, masa kesusahan telah pergi, masa sukacita kini datang (ayat 12).

Taat melakukan perintah Tuhan dalam masyarakat yang tidak mengenal hukum-Nya memang sulit. Namun, kesulitan itu segera sirna saat kita mengizinkan Tuhan hadir. Kehadiran Tuhan membawa pengharapan bagi kita sehingga kita tetap bisa bersukacita dan bersyukur dalam keadaan sulit. Tidak untuk selamanya, Tuhan membiarkan kita menderita dalam kecaman musuh. Meski saat ini, kita belum melihat Tuhan menghukum mereka, namun waktu itu akan tiba.

Renungkan: Sudahkah Anda meminta Ia hadir dalam hidup Anda?

(0.85762581818182) (Yes 43:14) (sh: Allah menghapus air mata umat-Nya (Sabtu, 30 Juli 2005))
Allah menghapus air mata umat-Nya

Allah menghapus air mata umat-Nya Hukuman pembuangan bagi Israel telah berakhir oleh inisiatif Allah (ayat 14). Ia membebaskan Israel sebab Israel milik kepunyaan-Nya. Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah Yang Mahakudus, Raja Israel ketika Ia melepaskan umat-Nya itu (ayat 15). Penyataan identitas itu dilakukan-Nya sebagai sebuah proklamasi. Hal ini ditujukan-Nya kepada ilah-ilah lain dan semua bangsa di bumi karena mereka beranggapan Allah Israel tidak berkuasa menolong umat-Nya (ayat 14, 16-17).

Allah memulihkan keadaan Israel sehingga hubungan antara Israel dan Allah menjadi baru kembali (ayat 19). Pembaruan hubungan itu digambarkan sebagai hal yang aiaib seperti jalan di padang belantara, sungai-sungai di belantara, dan air yang memancar di padang gurun. Hasilnya umat Allah akan memuliakan nama-Nya bahkan binatang hutan, serigala, dan unta melakukan hal yang sama (ayat 20). Mengapa Allah mau memulihkan Israel padahal mereka telah melupakan-Nya? Karena Dia tahu keterbatasan umat-Nya dalam menaati perintah-perintah-Nya (ayat 22-24). Maka Ia tidak menimpakan murka-Nya setimpal dengan kesalahan umat-Nya melainkan Ia menghapusnya karena Diri-Nya (ayat 25). Allah telah mengenal kebebalan umat-Nya semenjak kaum leluhurnya sampai kepada para pemimpin rohani yang telah terbukti mengecewakan-Nya (ayat 26-27). Meskipun demikian, kebebalan umat-Nya harus diubahkan dengan belajar menderita untuk sesaat (ayat 28).

Sungguh ajaib Allah kita. Hajaran-Nya terhadap setiap anak-Nya yang melanggar firman-Nya adalah hajaran kasih. Bila hajaran itu terasa menyakitkan sehingga menimbulkan tetesan air mata pertobatan, ingatlah Dia pun menitikkan air mata kasih. Oleh karena itu, jangan sia-siakan belas kasih-Nya. Bertobatlah dan nikmati kembali anugerah dan kemurahan-Nya.

Renungkan: Jangan undur jika Anda ditegur-Nya karena Dia ingin Anda bertobat.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA