Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 31 ayat untuk dipecahkan dan jatuh AND book:[1 TO 39] AND book:19 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.90) (Mzm 94:18) (jerusalem: Kakiku goyang) Artinya di sini: jatuh binasa, mati.
(0.83) (Mzm 129:1) (jerusalem: Terluput dari kesesakan) Doa kepercayaan ini menyatakan bahwa umat Israel sejak awal mula dianiaya dan ditindas musuh-musuhnya, Maz 129:1-3, tetapi juga selalu ditolong Tuhan, Maz 129:4. Karena itu pemazmur yakin bahwa demikianpun akan terjadi di masa mendatang, padahal musuh akan jatuh binasa, Maz 129:5-8.
(0.80) (Mzm 73:2) (jerusalem: kakiku terpeleset) Artinya: hampir jatuh secara rohani, hampir murtad dengan memperhatikan kesejahteraan "pembual".
(0.79) (Mzm 51:1) (sh: Bukan korban tetapi pengakuan (Sabtu, 5 Juni 2004))
Bukan korban tetapi pengakuan

Tidak sedikit orang Kristen berpendapat bahwa kalau seseorang jatuh ke dalam dosa, di samping mengaku dosa maka ia harus semakin berusaha untuk hidup kudus. Caranya adalah dengan sering berpuasa, rajin ke gereja, baca Alkitab, dan sebagainya. Namun ironisnya, semakin ia berusaha untuk melakukan yang baik ternyata semakin ia frustrasi. Mengapa? Karena ternyata kebanyakan usahanya itu gagal. Akhirnya, ia berkesimpulan bahwa usaha yang dilakukannya sia-sia. Semakin banyak ia jatuh bangun semakin frustasi dirinya.

Latar belakang mazmur ini adalah kejatuhan Daud ke dalam dosa dengan Batsyeba (ayat 2 Samuel 11). Dosa Daud tidak berhenti sampai di situ. Ia bahkan membunuh Uria, suami Batsyeba untuk menutupi perzinahannya. Namun, Tuhan tidak membiarkan Daud berkanjang dalam dosanya. Melalui Nabi Natan, Tuhan menegurnya (ayat 2 Samuel 12:1-15). Hati Daud hancur. Ia datang ke hadapan Allah dengan pengakuan dan penyesalan yang dalam. Kehancuran hati Daud ini dipandang Allah sebagai korban sembelihan yang berkenan pada-Nya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">18-19) dan sekaligus merupakan tanda bahwa Daud telah mendapat pengampunan dari Allah.

Selanjutnya Daud berdoa agar Allah bermurah-hati dengan membangun kembali "tembok-tembok Yerusalem" (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">20). Hal ini menandakan bahwa mazmur ini dituliskan ulang oleh penerus Daud pada saat Bait Suci telah dihancurkan dan karenanya umat TUHAN tidak bisa lagi mempersembahkan korban. Bagi umat, tiadanya persembahan korban berarti TUHAN telah jauh dari umat-Nya. Namun pengalaman Daud ini pastilah menjadi suatu penghiburan bagi umat ketika dibacakan kepada mereka. Karena ternyata bukan korban persembahan yang utama bagi TUHAN tetapi pengakuan dan penyesalan atas dosa.

Renungkan: Jika kita jatuh ke dalam dosa, jangan mencoba menyelesaikannya sendiri. Akuilah dosamu di hadapan TUHAN dengan penyesalan yang dalam dan Ia akan mengampuni!

(0.78) (Mzm 141:1) (sh: Doa adalah pusat hidup orang percaya (Senin, 20 September 1999))
Doa adalah pusat hidup orang percaya

Doa bukan hanya sarana untuk memohon berkat bagi pribadi, tetapi juga memohon kekuatan dalam menghadapi pencobaan. Namun seringkali yang terjadi adalah doa semata-mata merupakan sarana untuk mengungkapkan keinginan kita akan berkat, kelancaran bisnis, kesuksesan program, penambahan keuntungan, dlsb.; semata berorientasi pada kebutuhan materi. Bagaimana dengan kebutuhan akan perlindungan dan kekuatan Tuhan dalam menghadapi pencobaan? Ini yang sering kita abaikan, dan barulah diingat bila kita telah jatuh dalam pencobaan. Bukan karena si penggoda lebih hebat, tetapi kita yang tidak mau minta kekuatan daripada-Nya.

Berpusat pada Allah. Sikap hati orang yang hidup berpusat pada Allah adalah: dalam keadaan apa pun, tetap mengarahkan diri kepada Allah. Tidak pernah terpikir untuk mencari pertolongan atau perlindungan dari yang lain selain Allah. Dari pada-Nyalah ia mendapat kekuatan dan pengharapan kemenangan atas pencoban.

Konsekuensi orang benar dan fasik. Orang fasik akan kena batunya, mereka akan jatuh serentak ke dalam jerat yang mereka pasang untuk orang lain. Sebaliknya, orang benar yang diperlakukan tidak adil oleh orang fasik akan terluput karena kuasa Tuhan di pihaknya.

(0.77) (Mzm 37:21) (sh: Kebahagiaan orang benar (ayat 2) (Senin, 2 Juni 2003))

Di dua bagian terdahulu kita telah melihat bagaimana pemazmur mengajar orang benar untuk tidak marah karena kesuksesan dan kemakmuran orang fasik. Bagian ketiga (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">23-29) masih meneruskan pokok-pokok pikiran dari dua bagian sebelumnya, tetapi dengan fokus yang agak berbeda. Kalau bagian pertama didominasi oleh panggilan kepada orang benar untuk bersandar dan berlindung kepada Tuhan, dan bagian kedua menitikberatkan pada kesia-siaan usaha orang fasik, bagian ketiga sekarang memusatkan perhatian pada Tuhan dan perlindungan-Nya atas orang benar.

Tuhan menjaga orang benar sehingga walaupun mereka dapat "jatuh" mereka tidak akan sampai tergeletak (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">23-24). Tuhan juga mencukupi kebutuhan mereka dan bahkan dari kecukupan itu mereka dapat memberi dengan murah hati (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">25-26). Bagian ini ditutup dengan panggilan ajakan untuk menjauhi kejahatan dan melakukan kebaikan karena Tuhan adalah Tuhan yang "mencintai hukum". Juga terdapat penegasan tentang orang benar yaitu bahwa mereka akan mewarisi negeri (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">27-29). Siapa saja orang benar yang akan mewarisi negeri? Orang-orang yang mulutnya mengucapkan hikmat, yang lidahnya mengatakan hukum, yang hatinya dituntun oleh Taurat Allah (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">31), dan yang hidupnya senantiasa menantikan Tuhan dan mengikuti jalan-Nya meskipun berada di tengah-tengah ancaman orang fasik (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">32-34).

Jika Anda tergoda oleh suatu pencobaan, bandingkanlah hasil akhir orang benar dan orang fasik. Orang yang jatuh ke dalam dosa, sering kali disebabkan oleh kemalasan untuk tidak berpikir panjang. Mata gelap, pikiran pendek, membuat orang begitu saja membiarkan dirinya melakukan dosa.

Renungkan: Pikiran dan pemahaman firman adalah hal utama dalam kehidupan. Bangunlah kebiasaan baik mempelajari firman bila Anda ingin memiliki ketahanan dan ketangguhan rohani.

(0.76) (Mzm 40:1) (sh: Penantian belum berakhir (Kamis, 5 Juni 2003))
Penantian belum berakhir

Bagi sebagian orang, menanti adalah pekerjaan yang sulit dan membosankan karena menuntut kesabaran dan disiplin diri yang besar. Bagi orang beriman menanti berhubungan erat dengan kedewasaan mental spiritual. Sehubungan dengan "menanti", umat Tuhan dikenal sebagai orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan. Orang beriman yang belajar menanti, tidak akan diperbudak oleh hal-hal yang mendesak sebab tahu apa yang hakiki dan penting. Iman, harap, dan kasihlah yang membuat kita mampu menempatkan semua hal dalam hidup ini dalam nilai dan perspektif ilahi.

Dalam Mazmur ini, pemazmur melukiskan pengalaman hidupnya ketika ia jatuh ke dalam jerat dosa, dan menanti-nantikan Tuhan. Bagi pemazmur dosa seumpama lumpur hidup yang menghisap orang yang jatuh ke dalamnya untuk mati terbenam hidup-hidup. Semakin keras orang itu meronta berusaha melepaskan diri, semakin ia akan tersedot oleh lumpur itu. Hanya jika ada pertolongan dari luar sajalah, orang itu dapat diselamatkan. Inilah penantian yang sekaligus menunjukkan bahwa usaha manusia jelas tak mampu menyelesaikan masalah dosa. Allah tidak hanya mendengar teriakan pemazmur minta tolong. Ia bahkan menjenguk dan mengangkat si pemazmur dari lubang kebinasaan.

Banyak sekali kebaikan dan perbuatan Allah untuk kita, orang beriman. Kebaikan Allah mencapai klimaksnya pada kedatangan pertama sang Juruselamat. Ini menunjukkan bahwa Allah menggenapi janji keselamatan yang dinantikan manusia. Penggenapan janji Allah ini tidak berhenti sampai di sini, karena penggenapan pertama ini justru memasukkan kita pada penantian yang terbesar yaitu kedatangan-Nya yang kedua kali.

Renungkan: Belajarlah hidup dalam penantian kedatangan Tuhan sebab itu akan membuat kita mengutamakan kasih, kesucian, keadilan dan kebenaran.

(0.76) (Mzm 85:1) (sh: Anjing yang kembali ke muntahannya (Minggu, 4 November 2001))
Anjing yang kembali ke muntahannya

Kehidupan orang percaya seringkali masih jatuh bangun di dalam dosa. Memang proses penyucian merupakan lorong yang sempit dan sulit dilewati.

Mazmur 85 adalah doa bangsa Israel untuk kembali meminta belas kasihan Allah. Mereka mengingat pemulihan yang Allah lakukan setelah mereka dihukum akibat dosa-dosa mereka (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-4). Mungkin hal ini mengacu pada peristiwa pascapembuangan Babilonia. Kini mereka memohon lagi pada Allah agar Ia menyingkirkan murka-Nya berdasarkan kasih setia-Nya (ayat 5- 8). Secara tersirat, dapat disimpulkan bahwa mereka menyeleweng lagi, sehingga Allah kembali menghukum mereka.

Bangsa Israel tidak memberikan contoh yang baik ketika menyia- nyiakan pengampunan Tuhan. Namun demikian, mereka tidak tenggelam dalam rasa bersalah dan penghukuman. Mereka menyadari dosa mereka dan berbalik pada Tuhan. Tentu mereka malu ketika sekali lagi harus meminta pertolongan Allah yang mereka sakiti hati-Nya. Mereka tahu bahwa Allah akan memberikan keselamatan-Nya pada orang-orang yang takut akan Dia (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10). Kini mereka harus mendengarkan firman Tuhan agar tidak bebal seperti anjing yang kembali ke muntahannya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9).

Pada akhirnya, doa dan harapan dalam ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5-8 akan dijawab dengan kondisi shalom, sebagaimana diimani bangsa Israel (ayat 11- 14). Kasih, kesetiaan, kebaikan, keadilan, dan damai sejahtera akan memerintah Israel. Inilah tanda bahwa Allah kembali menyertai mereka.

Renungkan: Ketika Anda kembali jatuh ke dalam dosa, beranilah berharap pada kasih setia dan keselamatan dari Allah. Berbaliklah pada-Nya, dan dengan anugerah Tuhan, jangan berbuat dosa lagi!

(0.75) (Mzm 118:1) (sh: Allah sumber kekuatan (Selasa, 7 Mei 2002))
Allah sumber kekuatan

Mazmur pujian ini merupakan nyanyian kemenangan yang sarat dengan keriangan rohani berkualitas tinggi. Saat itu raja keturunan Daud berada dalam keadaan bahaya, lalu dilepaskan oleh Allah untuk kemudian dipulihkan kedudukannya sebagai raja. Menurut sumber-sumber Yahudi, mazmur ini diucapkan bersahutan pada hari raya Pondok Daun.

Dalam nyanyian ini, pemazmur mengisahkan tentang penyelamatan yang dialaminya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-21). Ia mengakui bahwa Tuhanlah yang membawa dia pada kelegaan. Pengakuan ini tidak hanya makin mengentalkan keyakinannya bahwa Tuhan ada di pihaknya, tetapi juga makin memperteguh iman dan pengharapannya. Ia juga mengajak umat untuk hanya mengandalkan Tuhan dan bukan manusia, betapa pun kuatnya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8-9). Meski akibat dari keyakinan ini ia harus berhadapan dengan sejumlah lawan dari “segala bangsa” (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10) dan ditolak dengan hebat sampai jatuh (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13), namun ia tidak jatuh, apalagi sampai mengalami kematian. Allah memberinya kekuatan sehingga ia dapat mengalahkan musuh-musuhnya.

Dari peristiwa ini, pemazmur melihat beberapa unsur yang sangat penting: Pertama, Tuhanlah pelaku utama dalam setiap pertempuran umat. Kedua, pengalaman ditolong dan mengalami kasih Allah mendorong dia untuk menyaksikan keajaiban perbuatan Allah itu kepada orang lain. Ketiga, hidup yang masih dimilikinya semata-mata adalah anugerah Tuhan (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">18). Keyakinan pemazmur ini merupakan ungkapan terlengkap yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang menyangkut kehidupan umat, dan seluruh ciptaan-Nya, mulai dari awal hingga akhirnya, ada pada-Nya.

Kristen di zaman ini pun tidak terluput dari berbagai ancaman kekerasan. Tak jarang Kristen menjadi pihak yang dirugikan atau ingin dijatuhkan. Tetapi, itu tidak berarti bahwa Kristen tidak mampu menghadapinya. Pakailah pola penyelesaian pemazmur, yaitu mengikutsertakan Allah setiap saat dalam gerak langkah kehidupan kita.

Renungkan: Karena Allah beserta kita maka akhir dari segala kekerasan bukanlah bencana bagi kita, tetapi turut serta dalam pemuliaan-Nya.

(0.75) (Mzm 138:1) (sh: Nama dan firman-Nya (Jumat, 17 September 1999))
Nama dan firman-Nya

Daud mengundang kita untuk memfokuskan pikiran kita kepada Allah, khususnya mengenai nama dan firman-Nya. Nama-Nya dan firman-Nya melebihi segala sesuatu, sehingga semua yang ada di bumi akan menyanyi bagi Tuhan. Nama-Nya besar dan berkuasa, firman-Nya teguh dan kekal. Bila kita memfokuskan pikiran kepada-Nya, maka kita akan belajar percaya akan kasih dan kesetiaan-Nya.

Berharga di mata-Nya. Daud mengenal Allah yang Maha Tinggi, namun Allah mau merendahkan diri-Nya untuk melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh. Biarlah kita belajar seperti Daud yang percaya bahwa tiap-tiap kita berharga di mata Allah. Tak sehelai rambut pun yang jatuh tanpa sepengetahuan-Nya. Tak seorang pun dianggap hina oleh Dia sehingga lepas dari perhatian-Nya. Inilah makna hidup yang sesungguhnya karena Allah menerima dan menghargai kita.

Tujuan hidup. Jika Allah sudah sedemikian menghargai kita, apa respons kita? Hidup ini milik-Nya, jadi janganlah menyia-nyiakan hidup ini. Kasih-Nya akan menuntun kita untuk hidup bermakna sesuai dengan rencana-Nya. Milikilah tujuan hidup yang jelas dan persembahkan hidup yang kudus dan berkenan kepada-Nya.

(0.74) (Mzm 119:113) (sh: Bersukacita dalam ketetapan-Nya (Jumat, 27 Agustus 1999))
Bersukacita dalam ketetapan-Nya

Hampir seluruh bacaan kita menggambarkan sikap pemazmur yang penuh cinta, sukacita, dan pengabdian kepada firman. Sikap "terpuji" ini dialaminya justru ketika ia berada dalam keadaan yang tertindas. Sungguh ironis bukan? Dapatkah kita memiliki sikap seperti pemazmur ketika berbagai penderitaan, ancaman, bencana, pergumulan, dan masalah mewarnai kehidupan kita? Belajar dari sikap dan tindakan pemazmur, Kristen pun akan menemukan bahwa dalam penindasan dan pergumulan tersimpan makna dan hikmah-Nya.

Bersikap terhadap penindasan. Ungkapan pengalaman pemazmur ini memiliki kesamaan pesan yang dituliskan Yakobus dalam pasal dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1:2-4 "... anggaplah sebagai kebahagiaan, apabila kamu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan, ... menghasilkan ketekunan, ... tak kekurangan apa pun!" Semoga setiap penindasan yang terjadi dalam hidup kita membawa kita bertelut di depan Tuhan dalam doa, puji-pujian, dan ucapan syukur. Memandang kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Besar, yang mampu melakukan segala perkara, akan menguatkan kita secara khusus dalam menghadapi penindasan. Kiranya firman Tuhan yang bernilai itu meneguhkan kehidupan kita.

Doa: Tuhan ajarlah aku untuk melihat kebijaksanaan dan anugerah-Mu dalam tiap pencobaan dan penindasan.

(0.74) (Mzm 82:1) (sh: Allah menghakimi allah. (Senin, 17 Agustus 1998))
Allah menghakimi allah.

Para pemimpin bangsa-bangsa digambarkan mazmur ini seolah para allah. Istilah yang dipakai menunjukkan betapa besar kuasa dan pengaruh mereka atas kehidupan bangsa dan negara di dunia ini. Mereka seolah para wakil Allah. Di dunia dalam kedudukan dan wewenang mereka memimpin dan memerintah, mereka bersidang. Membuat hukum, menyusun polesi dan rencana, menjalankan peradilan, dlsb. tetapi di dalam penglihatan rohani pemazmur, kini mereka justru disidang oleh Allah. Penyalahgunaan kuasa, pembengkokan hukum, penindasan dan berbagai kejahatan para penguasa, dibongkar Tuhan!

HUT RI ke-53. Hari ini kita bangsa Indonesia merayakan HUT proklamasi kemerdekaan Indonesia ke-53. Suatu hari yang amat bersejarah dalam kehidupan bangsa kita setelah melewati masa keterbelakangan dan penjajahan oleh bangsa asing, beberapa abad lamanya. Kemerdekaan memberikan harapan baru bagi bangsa-bangsa yang pernah tertindas. Namun apa artinya kemerdekaan itu bila sesudah luput dari kebengisan penjajah rakyat kecil jatuh ke bawah kejahatan bangsa sendiri? "Luputkanlah orang yang lemah dan yang miskin, lepaskahlah mereka dari tangan orang fasik (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4)" pesan Tuhan kepada para pemimpin!

Doa: Bangunlah ya Allah, hakimilah negara kami, sebab Engkau-lah yang memiliki segala bangsa.

(0.74) (Mzm 118:13) (sh: Dua "andalan" Kristen untuk dunia yang keras (Kamis, 19 Agustus 1999))
Dua "andalan" Kristen untuk dunia yang keras

Setiap orang dapat dipastikan merasakan kerasnya hidup. Segala sesuatu harus diperjuangkan dan diusahakan. Kristen tidak terluput dari itu. Pemazmur merasakan pula hal demikian. Musuhnya mengkonsentrasikan seluruh kemampuannya untuk mendorongnya hingga jatuh. Namun dia tidak mengalami suatu hal yang fatal misalnya kematian (17). Mengapa? Karena dia memiliki dua "andalan" yaitu Tuhan dan cara pandang yang Ilahi. Tuhan bukan sekadar sumber kekuatan, pujian, dan keselamatan, namun Ia sendirilah kekuatan, pujian, dan keselamatan. Ini merupakan ungkapan terlengkap yang menyatakan bahwa mulai dari awal hingga akhir, ada pada-Nya.

"Andalan" yang harus diwujudkan. Untuk dapat bertahan hidup di dunia yang keras ini, tidak ada jalan lain selain menyertakan Allah selalu dalam setiap langkah dan bidang kehidupan kita. Keyakinan kita bahwa Tuhan bukan sekadar sumber kekuatan, pujian, dan keselamatan itu sendiri semakin memperteguh iman dan pengharapan kita. Terlebih lagi ketika kita berhadapan dengan kekerasan. Kristen harus memandang dan meyakini kekerasan ini sebagai didikan Tuhan. Dengan demikian kita akan tahu bahwa kesudahan dari segala bentuk kekerasan ini bukanlah bencana bagi kita.

(0.74) (Mzm 78:31) (sh: Kasih Allah dan hukuman-Nya (Selasa, 26 April 2005))
Kasih Allah dan hukuman-Nya


Perjalanan Israel sebagai umat Tuhan dan bersama Tuhan, tertenun dan teranyam dari benang-benang pengalaman yang kaya, sarat dan padat dengan nilai-nilai. Dinamika kehidupan terjalin dari cerita sukses dan gagal, tertawa dan menangis, pengkhianatan dan kesetiaan, jatuh dan bangun, saat menyenangkan dan saat menegangkan, jalan lebar menyenangkan dan jalan penuh kerikil-kerikil tajam. PeMazmur mengisahkan kembali secara puitis dan menarik makna dan sejarah perjalanan Israel dengan Tuhan.

Pengkhianatan Israel sangat dominan. Mereka begitu mudah melupakan karya Allah yang ajaib dan penyertaan Allah yang tidak pernah berhenti (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">42-55). Kesempatan-kesempatan indah, pengalaman-pengalaman manis sepanjang jalan yang panjang itu seringkali terkubur dalam ingatan. Firman Allah harus datang untuk menyegarkan, mengingatkan kembali kasih Allah. Namun, pertobatan mereka dangkal sekali. Israel baru mencari Allah ketika sadar mereka tidak bisa membebaskan diri dari-Nya. Di saat seperti itu Israel bersembunyi di balik topeng penyesalan atau pertobatan. Sebenarnya Israel sedang membohongi Allah (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">32-37,40-41). Segala macam cara ditempuh untuk membebaskan diri dari Allah dan hukum-hukum-Nya, dan untuk melanggengkan kenikmatan sesaat serta pementingan diri. Mereka terus mendurhaka kepada-Nya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">56-58) walaupun Ia berpanjang sabar (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">38-39). Akhirnya, pukulan keras harus diberikan karena kebebalan Israel seperti tak mengenal batas (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">59-64).

Syukur kepada Allah! Allah tidak pernah berhenti mengasihi. Saat melihat kehancuran umat, hati-Nya tergugah. Ia bangkit dan menyatakan belas kasih-Nya. Ia membangkitkan Daud untuk memimpin umat-Nya kembali setia kepada-Nya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">65-72). Puji Tuhan, di dalam Kristus Yesus, Putra Daud, Allah menyatakan kasih terbesar-Nya.

Renungkan: Cambuk Allah adalah untuk punggung yang bebal, tetapi Tangan-Nya yang lembut untuk hati yang terbuka kepada Dia.

(0.73) (Mzm 119:1) (jerusalem: Bahagianya orang yang hidup menurut Taurat TUHAN) Sajak yang paling panjang dalam seluruh kitab Mazmur ini boleh juga diberi judul: Pujian atas Taurat yang membahagiakan manusia. Mazmur ini berasal dari kalangan orang berhikmat (dan ahli-ahli Taurat) dan muncul di zaman belakangan. Ia tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Maz 9:1-10:18+, begitu rupa sehingga tiap-tiap kali delapan ayat berturut mulai dengan huruf yang sama lalu menyusul delapan ayat yang diawali huruf abjad yang berikut. Begitu terbentuk 22 bait. Susunan semacam itu agak dibuat-buat. Selebihnya tiap-tiap ayat (kecuali ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">122 dalam naskah Ibrani) memuat salah satu kata yang searti dengan "Taurat". Hanya istilah "taurat" perlu di mengerti secara luas, bdk Ula 4:5+ Yang dimaksud ialah seluruh wahyu Tuhan serta penyataannya yang menjadi pemimpin manusia kepada kebahagiaan dan keselamatan. Pemazmur sungguh pencinta Taurat sebagai karunia Tuhan yang unggul. Dengan sebulat hati ia menyerahkan diri kepada Taurat oleh karena dengan jalan itu ia menyerahkan dirinya kepada Tuhan sendiri Mazmur yang panjang ini sudah mendapat pendahuluannya dalam Maz 19:8-14 dan menyatakan semangat yang sama, Maz 119 menjadi semacam tugu peringatan kesalehan yang menjadi milik khas umat Israel sesudah masa pembuangan. Di dalamnya dipersatu-padukan aliran kenabian, aliran hikmat dan aliran "ahli-ahli Kitab" yang jatuh cinta kepada Tuhan dan sekuat tenaga berusaha mewujudkannya dalam hidupnya.
(0.73) (Mzm 52:1) (sh: Percaya akan kasih setia Allah (Minggu, 6 Juni 2004))
Percaya akan kasih setia Allah

Seorang pemuda berkata bahwa ia sudah enam tahun mengikut Tuhan tetapi belum pernah melihat pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Sebaliknya ada orang yang dilihatnya tidak mengikut Tuhan tetapi selalu berhasil dalam berbagai hal. Timbul pertanyaan dalam hatinya. Di manakah kesetiaan Allah? Bukankah Ia berjanji akan memberkati umat-Nya, melindunginya dan membuat hidupnya berhasil?

Mazmur ini menggambarkan kehidupan orang yang dikasihi Allah tetapi menderita bahkan hendak dibunuh oleh karena mengatakan kebenaran. Kitab 1 Samuel 22 menceritakan bagaimana atas perintah raja Saul dalam satu hari ada delapan puluh lima orang imam mati dibunuh. Saul menyuruh Doeg, seorang kafir untuk mengeksekusi orang-orang yang dikasihi Allah itu. Ternyata Saul lebih mencintai kejahatan dan dusta (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5), bahkan bermegah atas kejahatan yang dilakukannya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3).

Akan tetapi pemazmur yakin bahwa Allah sendiri akan menghukum orang berdosa. Mereka tidak akan tinggal di rumahnya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7). Sementara ia sendiri akan tetap berada di dalam rumah Allah, dan percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10). Demikian kita lihat bahwa di akhir hidupnya, Saul jatuh oleh pedang. Sebaliknya Daud naik takhta dan tetap kokoh sebagai bukti kasih setia Allah terhadap janji dan perjanjian-Nya.

Renungkan: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habis rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu (Rat. 3:22-23).

(0.73) (Mzm 78:1) (sh: Mendengar dan meneruskan yang didengar (Jumat, 26 Oktober 2001))
Mendengar dan meneruskan yang didengar

Setiap hari terdapat begitu banyak hal yang dapat kita dengar ataupun ucapkan, yang akan mewarnai hidup kita. Semuanya itu merupakan pilihan bagi kita untuk menentukan dengan apakah kita akan mewarnai hidup kita.

Mazmur ini merupakan catatan yang luar biasa dari generasi ke generasi, yang mengarahkan telinga dan mulut Israel kepada ajaran- ajaran Tuhan. Dalam mazmur ini Israel diingatkan untuk mempertahankan Taurat Tuhan, tidak melupakan perbuatan-Nya, dan tidak memberontak terhadap-Nya. Mereka diperingatkan untuk tidak mengulangi perbuatan nenek moyang mereka yang telah memberontak dan mengeraskan hati di padang gurun, sehingga Allah membinasakan mereka.

Asaf memanggil Israel untuk mendengar pengajarannya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1, 4) dan terus mengajarkannya kepada generasi yang akan datang (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5, 6). Hal ini direncanakan Tuhan agar Israel dapat mempercayai Dia dan mematuhi perintah-perintah yang diberikan-Nya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7), sehingga Israel tidak jatuh ke dalam ketidakpercayaan dan pemberontakan seperti nenek moyang mereka (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8). Pemberontakan seperti ini telah mewarnai sejarah perjalanan Israel bersama dengan Allah, sejak mereka berada di padang gurun. Contoh ketidaktaatan ini nyata dalam kehidupan kerajaan utara yang mengabaikan perjanjian mereka dengan Tuhan (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10) dan melupakan karya penyelamatan-Nya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11).

Melalui mazmur ini kita dapat melihat bahwa kegagalan sejarah Israel yang diwarnai dengan pemberontakan nenek moyang mereka disebabkan karena: [1] mereka gagal untuk setia mendengar ajaran yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya, dan [2] mereka mengabaikan sejarah karya Allah yang dahsyat dalam perjalanan hidup mereka. Ikatan perjanjian Allah dengan umat-Nya penting dihayati oleh semua umat turun-temurun, dari generasi ke generasi.

Renungkan: Kristen perlu menyadari dari hari ke hari bagaimana karya Allah dalam sejarah hidup kekristenan, sehingga tidak mengulangi kegagalan yang sama atau tetap bebal walau telah mengalami perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib. Dan jangan lupa, kita perlu meneruskannya kepada generasi-generasi berikut, agar mereka belajar mengenal Allah dan setia kepada-Nya.

(0.72) (Mzm 9:1) (sh: Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada (Minggu, 7 Januari 2001))
Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada

Daud seakan-akan ingin menyaingi apa yang telah Allah perbuat baginya dengan cara mengungkapkan ucapan syukur kepada-Nya dalam berbagai cara (ayat 2-3). Ia melakukannya karena menyaksikan betapa luar biasanya perbuatan Allah baginya, yaitu masalah, kesulitan, dan penderitaan yang bertumpuk, satu- persatu dibereskan oleh Allah. Musuh-musuhnya dibuat Allah mundur, jatuh, dan binasa di hadapan-Nya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4). Ia juga melihat bagaimana Allah membela haknya secara adil (ayat 5). Lalu Daud mengenang kemenangan demi kemenangan yang diberikan Allah, sehingga ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan dan pengaruhnya (ayat 6-7).

Namun ia kembali mengalami kesulitan, bahkan kali ini penderitaan yang ia alami lebih hebat sebab ia hampir masuk ke dalam maut dalam waktu yang panjang (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">14, 19). Bagaimana pemazmur menghadapi ini semua? Ia kembali berteriak minta tolong kepada Allah. Ia tetap yakin bahwa Allah akan menolongnya kembali. Mengapa ia tetap yakin? Sebab ia mempunyai pengenalan yang benar yaitu Allah yang adil dan penuh belas kasihan. Baginya Allah adalah tetap Allah yang akan menumpas bangsa- bangsa (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">16, 6); Allah yang menghakimi (ayat 17, 8-9) dan Allah yang tidak akan melupakan orang miskin dan sengsara (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">19, 5). Bahkan kini keyakinannya semakin bertumbuh, yakni agar manusia mengenal Allah yang benar dan takut kepada-Nya.

Renungkan: Apa yang Allah sudah lakukan bagi Anda? Mintalah kepada-Nya untuk membukakan mata rohani Anda agar Anda mengenal Dia dengan lebih dalam dan lebih benar. Pengenalan yang akan menumbuhkan keyakinan penting bagi Anda untuk melangkah dalam kehidupan ini dengan tetap tegar dan setia kepada- Nya, sebab seperti yang dialami oleh pemazmur persoalan, kesulitan, dan penderitaan akan terus membayangi kita.

Bacaan untuk Minggu Epifania 1

Yesaya 61:1-4

Kisah Para Rasul 11:4-18

Markus 1:4-11

Mazmur 29:1-4, 9-10

Lagu: Kidung Jemaat 409

PA 1 Matius 5:27-48

Masyarakat Indonesia saat ini sudah bosan dengan orasi- orasi berisi wejangan moral yang indah. Mereka membutuhkan contoh kehidupan yang menjunjung tinggi moralitas, yakni moralitas yang tidak relatif namun berdasarkan standar Allah. Melalui PA hari ini kita akan belajar bahwa Kristen harus memperlihatkan kualitas moral yang tinggi dalam bidang-bidang kehidupan, yang oleh sebagian masyarakat standarnya sudah jauh diturunkan.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Perhatikan kata 'Kamu telah mendengar' pada ayat 27, 33, 38, 43 dan 'telah difirmankan' di ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">31! Hubungkan dengan hukum yang dikatakan kemudian, makna apa yang ingin diungkapkan melalui pernyataan-pernyataan itu?

2. Apa perbedaan antara konsep berzinah yang sudah dikenal dengan konsep yang diajarkan oleh Yesus (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">27)? Apa yang mendasari konsep Yesus? Karena itu bagaimana Kristen harus menggunakan anggota tubuhnya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">29-30)? Prinsip apa yang ingin dikatakan oleh Yesus melalui perintah-Nya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">29-30) yang sangat keras?

3. Bagaimana pandangan Yesus tentang pernikahan (ayat 31- 32)? Bagaimana pandangan masyarakat Yahudi? Apa yang membedakan kedua pandangan ini? Bagaimanakah pandangan Anda sendiri?

4. Bagaimanakah seharusnya kejujuran Kristen dalam perkataan? Mengapa Yesus melarang Kristen untuk bersumpah? Mengapa masyarakat Yahudi menghendaki sumpah? Apa yang harus Kristen lakukan agar perkataannya dapat dipercayai?

5. Apakah cukup bagi Kristen untuk tetap diam dan tidak membenci orang yang menyakitinya (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">39-42; 44)? Jika tidak, apa yang seharusnya Kristen lakukan? Mengapa Kristen dituntut sedemikian tinggi (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">45-48)?

6. Bagaimanakah konsep perzinahan, pernikahan, kejujuran, dan kasih dalam masyarakat saat ini? Hal-hal apa yang akan menghalangi dan mempersulit Anda untuk menjalankan perintah Yesus khususnya hal perzinahan, pernikahan, kejujuran, dan kasih kepada sesama? Bagaimana Anda mengatasinya? Bagaimana Anda mengajarkan prinsip-prinsip ini kepada anak-anak Anda ataupun anak-anak Sekolah Minggu?

(0.72) (Mzm 38:1) (sh: Disiplin Tuhan (Selasa, 3 Juni 2003))
Disiplin Tuhan

Kita mengetahui bahwa ketika Allah mendisiplin anak-anak-Nya, ketika itu ada kesakitan, ada perasaan yang terluka, lemah dan pedih. Karena itu setiap orang yang pernah mengalaminya pasti dapat membayangkan perasaan luka, lemah dan pedih yang dialami Daud. Namun, satu hal dapat kita pelajari tentang sikap tepat yang ditempuh Daud, yaitu bahwa akibat tidak enak disiplin dari Tuhan itu tidak membuatnya menghindar, tetapi malah datang kepada Allah membawa segala kepedihannya. Itulah sikap benar ketika Tuhan mendisiplin kita.

Mazmur 38 adalah sebuah doa yang dinaikkan Daud ketika mempersembahkan korban peringatan (ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1; bdk. Mzm 70). Ia memohon agar Tuhan menolong dia dalam situasi kesakitan menanggung disiplin dari Tuhan dan tekanan musuh-musuhnya. Mazmur ini disusun sebagai sebuah kiasmus: ayat dipecahkan+dan+jatuh+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-5 dicerminkan dalam ayat 22-23: berisi permohonan pengampunan dan keselamatan dari Tuhan. Ayat 6-13 dicerminkan dalam ayat 18-21: keduanya merupakan ratapan pemazmur atas penderitaan dan ketidakadilan yang dialaminya, dan ayat 14-17 menjadi pusat dari mazmur ini, yaitu seruan pemazmur agar Tuhan membela dan memberikan keadilan kepadanya.

Penyakit dan penderitaan tidak selalu akibat dosa, tetapi bisa juga merupakan disiplin Allah atas kita karena dosa-dosa kita. Karena itu disiplin Allah juga harus dilihat dalam konteks yang lebih luas, yaitu bahwa tindakan disiplin tersebut selalu dibungkus oleh kasih Allah. Dari perikop ini kita belajar dua hal penting: pertama, di tengah-tengah kesakitan dan penderitaannya, Daud mengakui kemahatahuan Tuhan. Kedua, Daud menundukkan dirinya di bawah kemurahan Allah Maha pengampun.

Renungkan: Bila Anda jatuh dalam dosa, datanglah pada Tuhan, mintalah pada- Nya untuk diperlakukan sesuai kekudusan dan kemurahan-Nya.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA