Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 40 ayat untuk dilakukan-Nya (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.44) (Mzm 96:1) (sh: Di balik kemuliaan Tuhan (Senin, 10 Oktober 2005))
Di balik kemuliaan Tuhan

Pemazmur mengajak umat Tuhan untuk menyanyikan nyanyian baru (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">1). Nyanyian baru itu dihubungkan dengan peperangan yang dimenangkan Allah. Kepahlawanan Tuhan itu meliputi keselamatan yang telah dilakukan-Nya bagi umat-Nya pada masa lalu (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">2,3), dan kekuasaan-Nya yang telah mengalahkan semua allah dari segala bangsa (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">4,5). Kemuliaan Tuhan akan hadir kembali dalam bait suci (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">6) serta peribadahan umat-Nya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">8,9).

Kini, pemazmur mengajak umat-Nya untuk mengabarkan kemuliaan Tuhan ke seluruh bangsa di bumi. Umat-Nya akan menjadi saksi kemuliaan Tuhan dinyatakan. Kemuliaan Tuhan akan merambah dalam pemerintahan semua bangsa di bumi dan mempengaruhi berbagai kebijakan dan keputusan politis bangsa-bangsa (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">10a). Bukan lagi hukum dunia yang akan menjadi standar hukuman melainkan kebenaran Tuhan Allah yang akan menjadi acuannya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">10b). Perubahan acuan itu menyebabkan pemulihan menyeluruh, yakni pemulihan hidup umat Tuhan dan bangsa-bangsa serta alam semesta (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">11,12).

Kemuliaan Tuhan bagaikan matahari yang bergerak secara perlahan membersihkan langit yang gelap. Sebagaimana matahari membawa pencerahan dan perubahan suasana demikianlah kemuliaan Tuhan menyatakan terang ilahi. Ketika terang ilahi itu datang maka kejahatan di bumi pun akan terlihat dan terbongkar (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">13). Penghakiman Tuhan turut menyertai kemuliaan-Nya. Penghakiman Tuhan itu adil, yaitu Ia akan menghakimi yang orang yang berbuat kesalahan dan menyelamatkan umat-Nya yang setia melakukan kebenaran.

Bagi orang yang tidak percaya, kemuliaan Tuhan adalah bencana sebab kejahatan mereka akan terungkap. Bagi orang percaya, kemuliaan Tuhan mendatangkan penghakiman yang memunculkan kebenaran ilahi.

Ingatlah: Di hadapan Tuhan, tidak ada kejahatan yang dapat tetap tersembunyi.

(0.44) (Yes 14:24) (sh: Allah melawan Asyur dan Filistea (Selasa, 31 Agustus 2004))
Allah melawan Asyur dan Filistea

Berada di tempat yang membuat kita tertekan dapat berakibat dua hal yaitu: kita melarikan diri atau kita berseru kepada Tuhan memohon pertolongan-Nya. Hal serupa dialami oleh umat Tuhan ketika berada dalam penindasan bangsa Asyur dan Filistea.

Nubuat Nabi Yesaya dalam perikop ini menceritakan bagaimana Allah melawan bangsa Asyur dan Filistea demi membela umat-Nya. Bangsa Asyur menindas umat Tuhan dengan cara meletakkan kuk dan menimpakan beban atas bahu (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">24-26). "Kuk" melambangkan cara kerja paksa tanpa mengenal lelah untuk kepentingan bangsa penjajah, yakni bangsa Asyur. Sedangkan "Beban atas bahu" menyatakan adanya kewajiban fisik yang harus diselesaikan umat Tuhan selama masa penjajahan. Meski demikian Allah telah merancangkan untuk membinasakan bangsa Asyur dan membebaskan umat-Nya dari penindasan (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">25-27).

Sementara bangsa Filistea bersukaria karena lawannya telah kalah, Tuhan memperingatkan mereka untuk meratap dan gemetar sebab telah ada lawan baru dari utara yang akan menyerang (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">31). Perbuatan Tuhan bagi umat-Nya di dalam penindasan sungguh ajaib. Hal ini dibuktikan dengan memberi makan dan ketenangan sebagai bentuk pemeliharaan Tuhan terhadap umat-Nya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">30-31). Puji Tuhan, Ia menyediakan perlindungan bagi umat-Nya di Sion (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">32).

Apakah Anda sedang dalam penindasan? Penindasan berat yang menekan dan seakan tidak ada jalan keluarnya? Datanglah kepada Tuhan, maka Ia akan memberikan hikmat untuk melihat penyelesaian bagi masalah Anda. Ia berjanji memelihara hidup Anda seperti yang telah dilakukan-Nya terhadap bangsa Israel. Ingatlah bahwa semua kejadian di dalam sejarah dunia ini dan di dalam hidup Anda, ada dalam kendali Tuhan.

Renungan: Penindasan boleh datang menimpa umat Tuhan, tetapi umat-Nya akan dipelihara. Ia tidak menjanjikan bahwa kita kebal terhadap "penindasan", tetapi Ia berjanji memberikan kekuatan bagi kita untuk menanggungnya. Pemeliharaan Tuhan bagi kita tersedia setiap waktu.

(0.44) (Yes 43:14) (sh: Allah menghapus air mata umat-Nya (Sabtu, 30 Juli 2005))
Allah menghapus air mata umat-Nya

Hukuman pembuangan bagi Israel telah berakhir oleh inisiatif Allah (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">14). Ia membebaskan Israel sebab Israel milik kepunyaan-Nya. Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah Yang Mahakudus, Raja Israel ketika Ia melepaskan umat-Nya itu (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">15). Penyataan identitas itu dilakukan-Nya sebagai sebuah proklamasi. Hal ini ditujukan-Nya kepada ilah-ilah lain dan semua bangsa di bumi karena mereka beranggapan Allah Israel tidak berkuasa menolong umat-Nya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">14, 16-17).

Allah memulihkan keadaan Israel sehingga hubungan antara Israel dan Allah menjadi baru kembali (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">19). Pembaruan hubungan itu digambarkan sebagai hal yang aiaib seperti jalan di padang belantara, sungai-sungai di belantara, dan air yang memancar di padang gurun. Hasilnya umat Allah akan memuliakan nama-Nya bahkan binatang hutan, serigala, dan unta melakukan hal yang sama (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">20). Mengapa Allah mau memulihkan Israel padahal mereka telah melupakan-Nya? Karena Dia tahu keterbatasan umat-Nya dalam menaati perintah-perintah-Nya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">22-24). Maka Ia tidak menimpakan murka-Nya setimpal dengan kesalahan umat-Nya melainkan Ia menghapusnya karena Diri-Nya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">25). Allah telah mengenal kebebalan umat-Nya semenjak kaum leluhurnya sampai kepada para pemimpin rohani yang telah terbukti mengecewakan-Nya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">26-27). Meskipun demikian, kebebalan umat-Nya harus diubahkan dengan belajar menderita untuk sesaat (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">28).

Sungguh ajaib Allah kita. Hajaran-Nya terhadap setiap anak-Nya yang melanggar firman-Nya adalah hajaran kasih. Bila hajaran itu terasa menyakitkan sehingga menimbulkan tetesan air mata pertobatan, ingatlah Dia pun menitikkan air mata kasih. Oleh karena itu, jangan sia-siakan belas kasih-Nya. Bertobatlah dan nikmati kembali anugerah dan kemurahan-Nya.

Renungkan: Jangan undur jika Anda ditegur-Nya karena Dia ingin Anda bertobat.

(0.44) (Yes 44:21) (sh: Tuhan, Dialah yang berdaulat! (Selasa, 2 Agustus 2005))
Tuhan, Dialah yang berdaulat!

Apa yang layak diterima oleh penyembah berhala yang menyakiti hati Allah dengan menyembah yang bukan Allah? Tidak ada yang lebih pantas daripada dihukum keras dan kemudian dibinasakan!

Namun dalam nas ini, yang terjadi adalah sebaliknya. Alih-alih membinasakan, setelah menghajar mereka, Allah kembali mengampuni dan memulihkan mereka (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">22). Semua itu dilakukan-Nya karena sejak semula Israel adalah umat yang dibentuk-Nya untuk dijadikan kesayangan-Nya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">21). Allah tidak pernah melupakan mereka. Oleh karena itu, langit dan bumi dan segala isinya dipanggil menjadi saksi akan penebusan Allah atas umat-Nya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">23). Pohon yang dulu kayunya disembah oleh penyembah berhala, kini ikut bergembira oleh belas kasih Allah atas Israel. Langit dan bumi dipanggil untuk menyaksikan kedaulatan Allah atas segala sesuatu. Semua yang lain adalah ciptaan yang tunduk kepada-Nya. Dia berdaulat untuk membungkam semua orang jahat yang telah menipu umat-Nya kepada penyembahan berhala (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">25). Sebaliknya, kedaulatan-Nya dinyatakan dengan menggenapi nubuat dari para nabi-Nya bahwa pemulihan Israel akan terjadi secara ajaib: Yerusalem dan Yehuda akan bangkit kembali (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">26). Oleh kedaulatan-Nya, Allah juga memilih Koresy untuk melaksanakan tugas menggembalakan umat-Nya pulang ke Yerusalem (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">28).

Tindakan Allah yang tidak membalas dengan setimpal kejahatan dan dosa-dosa kita adalah tindakan anugerah. Tuhan Yesus sudah menanggung hukuman itu bagi kita. Dalam kedaulatan-Nya Allah bukan hanya mengampuni melainkan juga memulihkan. Siapakah kita yang terus menerus menolak untuk bertobat? Apakah kita masih juga mengangap sepi kemurahan Allah?

Doaku: Tuhan, terimakasih karena kebodohanku menolak-Mu dan menyembah berhala tidak Kau perhitungkan. Sebaliknya, Engkau mengulurkan tangan kasih-Mu untuk mengangkatku dari dosa dan membimbing aku di jalan yang benar.

(0.44) (Yes 62:1) (sh: Kembali menjadi istri yang dikasihi (Selasa, 30 Agustus 2005))
Kembali menjadi istri yang dikasihi

Salah satu pengampunan terindah di antara manusia adalah ketika seorang suami mengampuni istri atau sebaliknya dan menerimanya kembali menjadi pasangannya. Peristiwa ini sering dipakai di dalam Alkitab untuk menggambarkan kasih Allah kepada umat-Nya.

Janji keselamatan melalui pemulihan bagi umat Allah dikumandangkan oleh hamba-Nya dengan penuh semangat (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">1). Sion akan dipulihkan menjadi bangsa yang benar dan mulia serta memiliki nama baru yang berasal dari Tuhan sendiri (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">2-3). Hubungan yang pulih antara Israel dengan Tuhan itu digambarkan seperti sepasang mempelai. Israel yang "diceraikan" Allah karena perbuatan dosa mereka kini diterima kembali sebagai istri yang dikasihi (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">4). Allah yang menerima Israel kembali digambarkan seperti seorang jejaka menikahi seorang gadis (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">5). Gambaran tersebut menyiratkan umat-Nya telah disucikan sehingga layak menerima kasih Allah. Allah menggandeng Israel layaknya pengantin yang memandang hidup baru mereka dengan bahagia.

Seperti suami melindungi istri, Allah mengutus para hamba-Nya untuk menjaga Israel dari para musuh (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">6). Para hamba-Nya akan terus-menerus menaikkan syafaat kepada Allah sampai umat-Nya diangkat kembali dalam kemuliaan mereka yang semula (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">7). Tanggung jawab Allah mencukupi kebutuhan hidup umat-Nya dilakukan-Nya dengan memberkati usaha umat-Nya. Ia tak akan lagi menghukum umat-Nya dengan menyerahkan mereka ke tangan musuh (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">8-9). Melalui para hamba-Nya, Ia memanggil kembali umat-Nya untuk menikmati hidup baru dalam kekudusan (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">10-12).

Allah akan mengampuni dan memulihkan umat-Nya yang mau bertobat. Kita harus mengumandangkan kabar baik ini. Oleh karena itu, kita harus pergi memberitakan kabar ini dan menyampaikannya kepada setiap orang percaya yang kita temui.

Renungkan: Pertobatan adalah pintu untuk menikmati hubungan yang mesra dengan-Nya.

(0.44) (Mat 15:21) (sh: Pelayanan lintas budaya (Rabu, 9 Februari 2005))
Pelayanan lintas budaya

Biasanya kita sulit untuk menganggap orang yang berbeda ras, bahasa, suku, dan status sosial sebagai sesama yang patut dihargai. Sayangnya, sikap salah ini telah merambah masuk juga dalam kehidupan gereja tertentu. Bagaimana sikap Tuhan dalam nas ini?

Tuhan Yesus menyembuhkan anak perempuan seorang perempuan Kanaan. Tindakan ini menunjukkan bahwa kepedulian-Nya tidak dibatasi hanya kepada suku-Nya sendiri. Percakapan Tuhan Yesus dengan perempuan Kanaan pada ay. dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">24 seakan-akan menyiratkan pelayanan Tuhan Yesus sempit. Padahal di balik perkataan-Nya itu, Ia mengoreksi pandangan "sempit" para murid. Mereka beranggapan bahwa Tuhan Yesus hanya diutus kepada orang Yahudi.

Kepedulian Tuhan Yesus terhadap bangsa nonyahudi juga ditunjukkan-Nya dengan mengunjungi wilayah utara Galilea ke desa-desa orang-orang kafir (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">29). Di sana Ia menyembuhkan berbagai penyakit (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">30-31). Dan pada puncak peduli-Nya Ia memberi makan empat ribu orang yang telah mengikuti rombongan Tuhan Yesus selama tiga hari (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">32-39). Perbuatan mukjizat yang pernah dibuat-Nya terhadap umat Yahudi kini dilakukan-Nya kepada orang-orang nonyahudi. Bagi Tuhan Yesus mereka pun domba-domba hilang yang perlu ditemukan, dihantar pulang, dan diselamatkan.

Setiap orang, tidak peduli suku, ras, bahasa, dan bangsa memerlukan Tuhan Yesus. Hari ini kita bisa menjadi bagian dari umat Tuhan karena ada orang yang mau mengabarkan Injil ke semua bangsa, termasuk ke Indonesia. Mereka rela menyeberang lautan, melintas daratan, dan meninggalkan segala sesuatu untuk menjangkau kita. Sekarang, kita pun dipercayakan Tuhan Yesus untuk menjangkau suku-suku di seluruh Indonesia yang belum mendengar Injil.

Renungkan: Tuhan ingin kita membagikan kasih penyelamatan-Nya kepada orang-orang yang kita temui. Mulailah dengan mendoakan tetangga, pembantu, dan orang-orang di sekitar kita.

(0.44) (Mat 16:1) (sh: Buta karena ketidakpercayaan (Kamis, 10 Februari 2005))
Buta karena ketidakpercayaan

Orang yang tidak percaya karena tidak mengerti bisa ditolong dengan membuat mereka mengerti. Akan tetapi, kalau ketidakpercayaan itu disebabkan oleh ketidakmauan untuk menerima kebenaran, tidak ada yang bisa menolong. Hal itu sama dengan sengaja membutakan diri.

Orang Farisi dan Saduki sangat berbeda dalam pandangan teologi dan politik mereka (lihat artikel di hal. 39,40). Hanya dalam satu hal mereka sama, yaitu tidak percaya Tuhan Yesus. Sebenarnya mereka sudah mengikuti Tuhan Yesus sejak lama dan melihat tanda-tanda ajaib yang dilakukan-Nya. Di depan mereka terpampang bukti-bukti ke-Mesiasan-Nya. Sayang, mereka membutakan mata supaya tidak perlu percaya dan menerima Dia. Jadi, permintaan mereka kepada Tuhan Yesus akan tanda bukanlah permintaan tulus. Kalaupun tanda diberikan, mereka tetap tidak akan percaya. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus menjawab dengan keras. Mereka tahu membaca tanda-tanda alam, tetapi buta terhadap tanda-tanda zaman. Tuhan menyebut mereka angkatan yang jahat dan tidak setia. Maksudnya adalah mereka sengaja menolak percaya walaupun tanda-tanda untuk itu sangat jelas. Tuhan Yesus berkata bahwa mereka hanya akan mendapatkan satu tanda, yaitu tanda Yunus!

Itu sebabnya juga, Tuhan Yesus mengingatkan para murid-Nya supaya waspada kepada pengajaran orang Farisi dan Saduki (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">12). Walaupun mereka pengajar-pengajar agama Yahudi, kebenaran tidak ada pada mereka karena mereka menolak percaya kepada Sumber Kebenaran.

Masa kini, orang lebih suka memilih hal-hal yang menyenangkan hati, bukan kebenaran yang menyelamatkan dan mengubah hidup. Berpegang pada kebenaran tidak saja membuat kita menolak kompromi, tetapi juga berani menegor kekerasan hati sesama kita.

Renungkan: Kita perlu memupuk kasih kita kepada Tuhan dan firman-Nya agar kehidupan kita jernih memancarkan kemuliaan Tuhan.

(0.44) (Mat 26:30) (sh: Seharusnya keberanian hati (Jumat, 18 Maret 2005))
Seharusnya keberanian hati


Masa-masa penderitaan Yesus sudah mendekati detik-detik penggenapan. Namun, ketika Yesus menginformasikan kepada para murid bahwa pada saat penderitaan-Nya tiba mereka akan tergoncang imannya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">31), Petrus mewakili para murid menyanggah hal tersebut (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">33). Nampaknya para murid tidak memahami kedahsyatan peristiwa yang bakal menggoncangkan iman mereka.

Menanggapi pernyataan mereka, Yesus memperingatkan bahwa Petrus yang merasa kuat justru yang akan menyangkal Yesus. Namun ungkapan Yesus ini pun balik ditanggapi keras oleh Petrus. Bahkan ia berani mempertaruhkan nyawanya sebagai perwujudan sikapnya yang benar kepada Yesus (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">35).

Kadangkala sulit bagi seseorang mengambil sikap ketika mengetahui bahwa dirinya harus menghadapi situasi sulit dan kondisi yang sangat berat. Namun, dalam situasi Petrus hal tersebut tidak dapat dihindari. Artinya, informasi bahwa Yesus Sang Pemimpin akan dibunuh adalah informasi yang harus ditanggapi serius.

Pemaparan Yesus jelas dan lugas mengenai apa yang bakal terjadi pada waktu dekat dan apa yang akan terjadi sesudah semuanya selesai. Sikap Yesus ini sebenarnya merupakan langkah-langkah yang dilakukan-Nya untuk mempersiapkan diri-Nya dan murid-murid-Nya menghadapi peristiwa keji yang tak lama lagi terjadi. Para murid dipersiapkan untuk tetap berpengharapan bahwa akan ada kebangkitan. Pengharapan inilah yang harus terus dipegang oleh orang-orang yang percaya kepada Kristus karena dengan pengharapan tersebut, kita dipersiapkan untuk menantikan kedatangan-Nya kedua kali yang akan membangkitkan orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Renungkan: Jika kita menghadapi situasi dan kondisi yang mengguncangkan iman kita dan menghancurkan tekad untuk mengikut Yesus, kita harus hidup dalam pengharapan yaitu bahwa Yesus yang mati adalah Yesus yang bangkit.

(0.44) (Mat 26:36) (sh: Ketaatan Yesus (Sabtu, 19 Maret 2005))
Ketaatan Yesus


Getsemani adalah kebun zaitun yang terletak di sebelah Timur Kidron. Di Taman Getsemani inilah Yesus mengungkapkan segala bentuk perasaan-Nya seperti kesedihan-Nya karena penolakan yang dilakukan bangsa-Nya; kengerian dari kematian yang dialami-Nya, meskipun tujuan dari kematian dan kebangkitan tersebut adalah untuk menebus manusia dari belenggu dosa. Karena itu logis jikalau Yesus membutuhkan penyertaan manusia dalam saat-saat penderitaan-Nya.

Peristiwa yang Yesus alami mengingatkan kita bahwa Yesus sendiri sebagai manusia akan menghadapi persoalan-persoalan yang berat. Semula Yesus berharap agar para murid bersikap sebagai pendamping diri-Nya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">38). Akan tetapi, ungkapan daging lemah (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">41) menyadarkan Yesus bahwa ternyata di saat Ia berjuang menggumuli berbagai konsekuensi dahsyat yang harus ditanggung-Nya, para murid justru tertidur lelap tanpa beban. Jika kita mengamati pergumulan Yesus di Taman Getsemani ini, ada saat di mana Ia ingin sekali melepaskan hal yang disebut-Nya sebagai cawan pahit (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">39,42,44). Sikap Yesus mengajarkan kepada kita tentang bagaimana Dia bersikap terhadap pergumulan yang sangat berat dalam hidup-Nya, yaitu berdoa, mempersiapkan hati sehingga dengan hati yang tulus tunduk pada kehendak Bapa.

Apa yang Yesus lakukan di Taman Getsemani bukan sedang bernegosiasi dengan Allah, melainkan untuk menegaskan bahwa Dia berserah penuh pada Allah. Yesus tahu bahwa apa yang akan dilakukan-Nya, yaitu menderita dan mati di salib bukanlah untuk kepentingan diri-Nya sendiri, tetapi untuk menggenapi rencana keselamatan Allah bagi umat manusia.

Renungkan: Hal yang memampukan Yesus tunduk pada kehendak Allah adalah hubungan yang erat dengan Bapa. Ini yang membuat Dia mampu menghadapi pergumulan berat yang menimpa-Nya.

(0.44) (Mrk 6:30) (sh: Sisi perut pelayanan Yesus (Senin, 10 Maret 2003))
Sisi perut pelayanan Yesus

Dari nas ini, tampak bahwa Yesus bukanlah tipe pelayan yang sanggup berkata dalam hatinya, "yang penting mereka sudah kenyang secara rohani dan diberkati." Yesus mengajar orang banyak yang datang kepada-Nya. Yesus pun mengutus para murid-Nya ke sekeliling Galilea. Tetapi Ia juga memperhatikan kebutuhan fisik mereka, para murid dan orang banyak, yang memang mendesak waktu itu: makan dan istirahat.

Karena itu perkataan para murid pada ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">35 menjadi sesuatu yang ironis bila kita mengingat keprihatinan Yesus yang mengusahakan agar mereka dapat beristirahat dan makan (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">31). Walaupun demikian, keberatan para murid memang logis (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">37). Yang kurang begitu logis justru adalah jawaban Yesus (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">37a) yang kembali ditanggapi dengan keberatan yang juga logis (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">37b). Perkataan Yesus ini menjadi pembuka bagi mukjizat yang akan dilakukan-Nya. Ini bukan sakramen, tetapi makan malam biasa ala Yahudi. Yesus menengadah ke langit untuk mengucapkan berkat kepada Bapa sambil memecah-mecah makanan/roti, seperti yang biasa dilakukan orang Yahudi pada saat mereka makan. Orang banyak duduk di padang berkelompok, dalam suasana keakraban khas Yahudi. Yang tidak biasa adalah dari mana makanan yang mereka santap itu datang. Dapat dikatakan, inilah pesta yang merayakan providensi Allah, ketika hari keenam kisah penciptaan diulang kembali: Allah berkehendak bagi manusia untuk beristirahat dan makan, kini dikonkretkan kembali oleh Yesus Kristus, Sang Mesias. Kerajaan Allah yang diberitakan-Nya juga punya keprihatinan dan perhatian terhadap kebutuhan fisik manusia, selain pemberitaan kabar keselamatan.

Renungkan: Renungkan apakah sikap Anda, keluarga Anda dan jemaat Anda terhadap makanan dan istirahat layak menjadi kesaksian tentang Kerajaan Allah bagi orang di sekitar Anda.

(0.44) (Luk 1:57) (sh: Mengapa bersukacita dan memuji? (Selasa, 24 Desember 2002))
Mengapa bersukacita dan memuji?

Bagi sanak keluarga Zakharia dan Elisabet, jelas karena kelahiran anak bagi pasangan tersebut yang menunjukkan rahmat Tuhan yang besar kepada mereka (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">57-58). Namun, alasan mereka tidak hanya itu. Zakharia dan Elisabet punya alasan yang lebih besar lagi. Alasan dari sukacita dan pujian itu lah yang telah menyebabkan mereka melakukan dan mengalami hal-hal yang membuat para sanak keluarganya heran (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">62), dan banyak orang geger (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">65). Alasan itu tampak jelas melalui himne yang dinyatakan oleh Zakharia. Himne Zakharia yang didasari oleh kuasa Roh Kudus, di samping berfungsi sebagai pujian kepada Tuhan (terutama 68-75, juga 78-79), juga merupakan nubuat tentang Yohanes Pembaptis (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">76-77). Himne ini menunjukkan karya penyelamatan Allah bagi Israel. Allah tidak pernah melupakan umat-Nya, dan telah menjanjikan kepada Abraham dan mereka yang bertahan kedamaian yang diisi dengan ibadah; kelepasan dari musuh tanpa rasa takut.

Saat untuk ini telah mendekat, ditandai dengan kelahiran anak Zakharia, Yohanes yang kemudian disebut Pembaptis. Karena itu, sumber sukacita Zakharia tidaklah hanya kelahiran anaknya, tetapi juga kedatangan Dia, yang jalan-Nya akan dipersiapkan oleh Yohanes. Kedatangan-Nya, dan karya penyelamatan yang dilakukan-Nya, sudah cukup untuk memicu pujian dan ucapan syukur dari Zakharia ini (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">64, 68). Bagian ini ditutup dengan catatan bagaimana Yohanes Pembaptis menjadi besar, dan tinggal di padang gurun sampai saatnya ia mulai melayani Israel. Dengan demikian, narasi Injil ini seakan-akan menahan nafas, menanti kemunculan sang Mesias, Juruselamat, yang tinggal beberapa saat lagi. Kedatangan Mesias adalah dasar lebih kuat lagi bagi sukacita sejati kita.

Renungkan:
Apa yang sedang Anda siapkan menjadi dasar kegembiraan pada hari Natal besok? Ada dua pilihan: semata karena Anda akan berlibur? Atau karena Anda akan merenungkan kembali kebenaran kabar baik Natal, lalu bergembira ria dan bersukacita bersama keluarga dan teman?

(0.44) (Luk 14:1) (sh: Sejalan dengan sikap dan tindakan Allah. (Rabu, 29 Maret 2000))
Sejalan dengan sikap dan tindakan Allah.

Masalah yang menyebabkan perbedaan pendapat Yesus dan orang Farisi tentang    penyembuhan pada hari Sabat (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">1-6) sangat serius, karena fokusnya    pada sikap Allah terhadap kebutuhan dan keselamatan manusia.    Orang-orang Farisi berpendapat bahwa hormat bagi Allah dan bagi    hukum-hukum-Nya adalah segala-galanya, sehingga umat-Nya tidak    boleh bekerja pada hari Sabat. Setiap orang percaya pasti setuju    dengan pendapat ini karena sesuai dengan firman-Nya. Namun,    mereka menambahkan bahwa menyembuhkan orang pada hari Sabat    adalah kerja. Karena itulah, maka penyembuhan yang dilakukan-Nya    harus ditunda.

Sikap itu nampaknya merupakan bukti kekudusan, penyangkalan    diri, dan dedikasi penuh kepada Allah. Tetapi Yesus mengkritik,    dengan mempertanyakan apakah mereka akan menarik lembunya yang    terperosok ke dalam sumur pada hari Sabat.  Mereka tidak dapat    menjawab, karena pasti tidak akan membiarkan lembunya mati    apabila harus menunggu hingga keesokan harinya. Jika demikian,    mengapa harus membuat orang yang sakit busung air itu menunggu,    sedangkan mereka tidak membiarkan lembunya menunggu?

Pertanyaan mereka tidak berhubungan dengan kemuliaan Allah,    tetapi dengan kepentingan pribadi. Mereka berkeyakinan, jika    mereka mentaati hukum Allah, mereka akan mendapatkan pahala dan    diterima Allah untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya.  Motivasi    mereka: semakin berat peraturannya maka pahala mereka semakin    banyak. Mereka pun  mengizinkan menarik lembunya, karena jika    lembunya mati mereka akan menderita kerugian. Namun jika    penderita busung air itu tidak disembuhkan dan mati, mereka    tidak menderita kerugian apa pun.

Sikap Farisi ini nampaknya menjadi sikap kebanyakan orang.    Yesus menggambarkannya dengan dua perumpamaan. Di dalamnya    tergambar  orang yang selalu ingin mendapatkan kehormatan dan    keuntungan bagi diri mereka sendiri  (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">7-14). Yesus mengecam    sikap yang demikian karena bertentangan dengan Hukum Kerajaan    Allah dan menghalangi mereka untuk mendapatkan anugerah Allah    (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">11, 14).

Renungkan:  Sikap Kristen haruslah seperti Yesus di mana    seluruh sikap dan tindakan terhadap manusia adalah sejalan    dengan sikap dan tindakan Allah terhadap manusia.

(0.44) (Yoh 15:18) (sh: Kebenaran: miliki dan nyatakan! (Minggu, 07 Maret 1999))
Kebenaran: miliki dan nyatakan!

"Jika seekor ayam betina dengan tanda-tanda yang berbeda, ditempatkan di antara ayam-ayam lainnya, maka ia akan dipatuk sampai mati". Ada kekuatiran, ancaman bagi dunia yang melihat sesuatu yang berbeda dengannya. Begitulah, kehadiran terang bagi dunia yang gelap, hanya akan memperjelas kegelapan dan kebobrokannya. Oleh sebab itu dunia sangat membenci terang. Padahal Terang yang berbeda dengan dirinya, adalah Terang yang memaparkan pada dunia tentang kebenaran. Kebenaran yang harus dimiliki dan dinyatakan dalam dunia.

Benar menurut dunia. Perbedaan pendapat di sekitar kita, merupakan hal wajar dan sering dijumpai. Kunci perbedaan pendapat ini umumnya bersumber pada kecenderungan dalam diri tiap orang yang merasa diri paling benar. Banyak hal negatif tercipta karena kecenderungan ini. Bahkan dalam keadaan lain, uang mampu menjatuhkan palu untuk membenarkan dan membebaskan koruptor kelas kakap, pemerkosa, pembunuh, dlsb. karena uang bukan karena fakta. "Yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan". Dunia telah memberlakukan: "Yang salah dibenarkan, dan yang benar disalahkan!" Sungguh suatu keadaan nyata yang sangat menyedihkan. Standar kebenaran apakah yang kita pakai? Sudahkah standar kebenaran itu teruji keandalannya?

Kebenaran yang sejati. Bapa mengutus Tuhan Yesus untuk menyatakan kebenaran-Nya (21). Semua firman yang diucapkan-Nya dan semua perbuatan yang dilakukan-Nya, adalah bukti kebenaran-Nya (22, 24). Kebenaran kekal yang telah teruji keandalannya dan diberlakukan kekal sepanjang zaman. Kristuslah satu-satunya kebenaran sejati. Memberlakukan kebenaran yang dunia nyatakan pada akhirnya hanya akan mendatangkan malapetaka bagi orang lain maupun bagi diri sendiri. Alkitab telah membuktikannya melalui peristiwa Adam dan Hawa ketika memakan buah kehidupan, Daud ketika memperisteri Batsyeba, Ahab ketika merebut kebun anggur Nabot, dlsb. Sebaliknya, memberlakukan kebenaran sejati dalam Tuhan pasti mendatangkan kelimpahan berkat dan damai sejahtera bagi banyak orang dan diri sendiri. Sebagai orang percaya, kita bertanggungjawab untuk menyatakan kebenaran Allah itu setiap hari dalam setiap perkara.

(0.44) (Ibr 2:1) (sh: Yesus lebih rendah demi manusia (Selasa, 19 Juli 2005))
Yesus lebih rendah demi manusia

Penulis serius mengingatkan para pembaca suratnya supaya jangan membiarkan diri disesatkan ajaran yang menyimpang dari kebenaran Injil karena akan mengakibatkan kebinasaan (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">1). Tuhan Yesus sendiri yang mula-mula mewartakan Injil keselamatan itu dan kemudian diteruskan para murid-Nya. Kesaksian mereka diteguhkan Allah dengan tanda dan mukjizat (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">4). Kalau pelanggaran terhadap Taurat Tuhan yang disampaikan-Nya melalui para malaikat-Nya mengakibatkan umat Israel binasa, celakalah orang yang menolak dan menyia-nyiakan keselamatan yang diwartakan Anak Allah (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">2-3).

Keselamatan ini ditujukan untuk manusia, bukan untuk para malaikat. Agar manusia bisa mengerti dan merespons dengan benar Injil keselamatan ini, Tuhan Yesus merendahkan diri-Nya menjadi manusia. Dalam keadaan sebagai manusia, Ia sesaat lebih rendah daripada para malaikat. Hal ini adalah suatu paradoks: Tuhan Yesus yang lebih tinggi dari semua makhluk ciptaan, demi manusia yang lebih rendah tingkatannya daripada malaikat (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">6), untuk sesaat rela merendahkan diri-Nya menjadi manusia (7a). Semua itu dilakukan-Nya agar manusia berdosa diangkat kembali ke dalam kemuliaan semula ketika ia diciptakan. Oleh karena itu, Allah menghormati Tuhan Yesus dan mengembalikan kemuliaan-Nya mengatasi semua makhluk ciptaan (7b-9).

Injil memang menyajikan paradoks, demi menyelamatkan manusia dari binasa kekal, Tuhan Yesus rela binasa tubuh. Namun, Dia dibangkitkan dan dimuliakan oleh Allah. Demikian juga dengan kita, hanya pada saat kita merendahkan diri dan menerima anugerah keselamatan-Nya, kita dikembalikan kepada kemuliaan semula oleh kasih karunia-Nya. Maka seharusnya kita yang sudah dimuliakan harus terus menerus meninggikan Dia yang Maha Mulia!

Renungkan: Kemuliaan Kristus nyata saat Ia merendahkan diri untuk menjamah manusia yang hina. Kemuliaan manusia nyata ketika ia sujud beribadah kepada-Nya.

(0.44) (Ibr 7:1) (sh: Imamat Melkisedek (Sabtu, 29 Oktober 2005))
Imamat Melkisedek

Pada umumnya, seseorang yang memberkati orang lain lebih tinggi posisinya daripada orang yang diberkati (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">7). Penulis Ibrani memakai kebenaran ini untuk menunjukkan posisi Tuhan Yesus sebagai Anak Allah lebih tinggi daripada Abraham, bapa leluhur Israel dan keimaman suku Lewi.

Dalam peraturan Hukum Taurat, keturunan suku Lewi berhak memungut persepuluhan dari saudaranya, yakni sepuluh suku Israel keturunan Yakub (Bil. 18:21). Hal ini bukan menunjukkan suku Lewi lebih tinggi posisinya dari suku-suku lainnya. Ini adalah pengaturan dari Allah bagi Israel untuk menjalankan tata ibadah bagi-Nya. Abraham (leluhur Israel) ternyata diberkati oleh Melkisedek dan Abraham membalasnya dengan memberikan persepuluhan kepada Melkisedek (Ibr. 7:1-2). Hal ini menunjukkan bahwa status Melkisedek lebih tinggi daripada Abraham dan Melkisedek adalah imam yang diperkenan Allah untuk mewakili seluruh Israel (Abraham dan keturunannya). Jadi, imamat Melkisedek melampaui imamat Lewi. Siapakah Melkisedek? Ia disebut imam Allah yang Mahatinggi. Latar belakangnya yang tidak memiliki orangtua dan tidak mempunyai silsilah menjadikannya representasi Yesus sebagai Anak Allah (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">3). Jadi, Melkisedek melambangkan imamat Sang Anak Allah yang melebihi imamat Harun dan suku Lewi (lih. dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">6:20).

Merujuk pada Ibr. ps dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">5:10 yang menyatakan bahwa Yesus datang untuk menjadi imam besar bagi umat Allah menurut imamat Melkisedek, maka imamat Yesus lebih penting dan lebih utama daripada imamat Lewi karena status Yesus sebagai Anak Allah dan karena kualitas keimamatan-Nya. Yesus adalah perantara kita dengan Allah, yang dilakukan-Nya satu kali di kayu salib dan untuk selamanya. Dengan demikian, kita tidak perlu lagi ragu untuk menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya jalan menuju Allah Bapa. Hidup dan karya-Nya telah membuktikan hal tersebut.

Doaku: Ya Tuhan, aku percaya bahwa Tuhan Yesuslah satu-satunya jalan kepada Allah Bapa.

(0.37) (Yoh 6:2) (full: MUJIZAT-MUJIZAT. )

Nas : Yoh 6:2

Teks :
  1. 1) Apa yang dimaksud dengan mukjizat?
    1. (a) Mukjizat adalah perbuatan yang mempunyai asal adikodrati dan dilakukan dengan kuasa adikodrati (Yun. _dunamis_; lih. Kis 8:13; Kis 19:11).
    2. (b) Mukjizat berfungsi sebagai tanda (Yun. _semeion_) kekuasaan ilahi (Luk 23:8; Kis 4:16,30,33). Mukjizat terbesar yang merupakan inti dari PB adalah kebangkitan Kristus (pasal 1Kor 15:1-58).
  2. 2) Mukjizat setidak-tidaknya bermanfaat untuk tiga maksud dalam Kerajaan Allah.
    1. (a) Mukjizat bersaksi tentang Yesus Kristus, membuktikan kebenaran dari pesan-Nya dan identitas-Nya sebagai Kristus dari Allah (Yoh 2:23; 5:1-21; 10:25; 11:42).
    2. (b) Mukjizat mengungkapkan kasih Kristus yang penuh belas kasihan (Mr 8:2; Luk 7:12-15; Kis 10:38).
    3. (c) Mukjizat menandai zaman keselamatan (Mat 11:2 dst.), kedatangan Kerajaan Allah

      (lihat art. KERAJAAN ALLAH)

      dan penyerbuan Allah ke dalam wilayah kekuasaan Iblis

      (lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).

  3. 3) Alkitab mempertahankan bahwa mukjizat harus bekerja sepanjang zaman gereja.
    1. (a) Yesus mengutus pengikut-Nya untuk menyampaikan Injil serta mengadakan mukjizat (Mat 10:7-8; Mr 3:14-15;

      lihat cat. --> Luk 9:2).

      [atau ref. Luk 9:2]

    2. (b) Yesus menyatakan bahwa mereka yang percaya kepada-Nya melalui pekabaran Injil juga akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya, dan bahkan pekerjaan yang lebih besar daripada itu (Yoh 14:12; Mr 16:15-20).
    3. (c) Kitab Kisah Para Rasul berbicara tentang pengadaan mukjizat dalam kehidupan orang percaya (Kis 3:1 dst.; Kis 5:12; 6:8; Kis 8:6 dst.; Kis 9:32 dst.; Kis 15:12; 20:7 dst.); di bagian yang lain PB, mukjizat disebutkan "tanda" yang mengokohkan pemberitaan Injil (Kis 4:29-30; 14:3; Rom 15:18-19; 2Kor 12:12; Ibr 2:3-4).
    4. (d) Roh Kudus ingin memberikan tanda ini kepada gereja sepanjang zaman sekarang ini (1Kor 12:8-12,28; Yak 5:14-15;

      lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).

  4. 4) PB juga mengajarkan bahwa tanda-tanda dan mukjizat akan dilakukan oleh kuasa Iblis melalui guru dan pengkhotbah palsu, khususnya oleh antikristus dan nabi palsu

    (lihat art. KESENGSARAAN BESAR; dan

    lihat art. GURU-GURU PALSU).

(0.37) (Luk 6:1) (sh: Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya? (Jumat, 7 Januari 2000))
Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya?

Dalam Perjanjian Lama, pengertian Sabat adalah: (1) suatu bentuk perayaan atas keyakinan Israel bahwa Allah telah menciptaan alam raya ini dan berhenti di hari ke tujuh. Saat ini Israel bukan saja berhenti bekerja, mengikuti teladan Allah, tetapi mengkhususkan diri untuk menghormati Allah. (2) Tujuan umat merayakan Sabat ialah mengingat karya besar Allah yang telah melepaskan mereka dari perbudakan Mesir (Ul. 5:12-15). Sabat adalah saat mensyukuri kebaikan dan kedahsyatan Allah, dan belajar menghayati secara nyata keumatan mereka.

Orang-orang Farisi tahu benar peraturan Sabat, maka mereka menilai bahwa Yesus tidak menghargai peraturan Sabat ketika melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Mereka menempatkan peraturan untuk mencari kesalahan Yesus dan para murid-Nya. Padahal tindakan Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat pasti dengan penghayatan Sabat yang benar. Manakah yang lebih penting: peraturannya atau kebenaran menolong sesama? Apakah dapat dibenarkan bila seseorang menaati peraturan sampai mengorbankan nyawa sesamanya?

Yesus memiliki otoritas di atas segala peraturan. Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas Sabat, mengandung makna bahwa Ia lebih berotoritas daripada peraturan Sabat, karena Dialah Allah yang menjadi pusat Sabat. Ia tahu lebih dalam pengertian Sabat daripada manusia, bagaimana mungkin Ia sendiri melanggar? Segala sesuatu yang dilakukan-Nya tidak mungkin bertentangan atau melanggar hukum-hukum yang ditetapkan-Nya bagi manusia. Ia tidak bermaksud mengubah hukum Sabat, tetapi Ia adalah pembaharu hukum. Melalui kasus nyata, Ia ingin mengajarkan pengertian dan makna Sabat yang benar, namun sayangnya orang Farisi dan ahli taurat tidak terbuka kepada kebenaran-Nya.

Renungkan: Seringkali peraturan gerejawi yang ditetapkan dapat menggeser makna yang sesungguhnya. Ketaatan kepada peraturan lebih mutlak daripada perwujudan makna kebenaran yang lebih penting dari peraturan. Misalnya ada seorang jemaat yang sedang kritis dan membutuhkan dana untuk berobat, manakah yang terlebih dahulu dilakukan: rapat birokrasi sesuai dengan prosedur/ peraturan atau pencarian/pemberian dana, agar nyawanya tertolong? Marilah kita bertindak bijak dan benar.

(0.37) (Luk 8:40) (sh: Pribadi yang berkuasa menyelamatkan (Kamis, 20 Januari 2000))
Pribadi yang berkuasa menyelamatkan

Berita tentang Yesus dan apa yang dilakukan-Nya mendorong banyak orang dengan berbagai kepentingan, datang kepada-Nya. Yairus, pemimpin rumah ibadat adalah salah seorang yang menghampiri dan memohon pertolongan Yesus untuk menyembuhkan anak perempuan tunggalnya yang sakit keras. Namun, perjalanan menuju rumah Yairus tertunda oleh peristiwa yang melibatkan seorang wanita penderita penyakit pendarahan selama 12 tahun. Wanita yang tersisih dan dianggap najis oleh masyarakat karena penyakit yang dideritanya itu, secara sembunyi-sembunyi menyentuh jumbai jubah Yesus dengan harapan memperoleh kesembuhan. Timbul kesan bahwa wanita itu percaya pada hal-hal magis. Tapi Yesus sama sekali tidak menangkap kesan itu, sebab kuasa yang menyembuhkan itu tidak bergantung pada atribut yang dipakai-Nya. Kuasa-Nya sepenuhnya berada di bawah kontrol-Nya. Selanjutnya Yesus menyuruh wanita itu menyatakan diri agar Dia dapat menuntaskan proses kesembuhan dengan memulihkan harga diri, harkat dan martabatnya.

Bagaimana dengan tujuan Yesus mengunjungi anak perempuan Yairus yang sedang kritis? Penundaan kedatangan Yesus, ternyata meluluhlantakkan harapan Yairus agar anaknya memperoleh kesembuhan. Tapi keterlambatan ini tidak menunda maksud kedatangan Yesus, bahkan sebaliknya, ia dapat menyatakan kuasa kebangkitan-Nya kepada anak Yairus.

Kedua kisah ini mengungkapkan kepada kita beberapa hal: (1) Kuasa Yesus tidak terdapat dalam atribut-atribut yang dipakai-Nya atau benda-benda yang berhubungan dengan-Nya. Kuasa yang mampu menyembuhkan itu adalah mutlak bersumber dari diri-Nya. (2) Waktu dan maut bertekuk lutut kepada-Nya. Manusia menganggap bahwa untuk menyembuhkan penyakit pendarahan menahun saja sulit, apalagi untuk menghidupkan kembali anak perempuan Yairus yang telah meninggal dunia. Akan tetapi bagi Yesus sesuatu yang dianggap terlambat atau mustahil dapat di pulihkan-Nya kembali.

Renungkan: Kuasa Yesus bukan terletak pada benda atau atribut yang pernah dipakai-Nya. Kuasa-Nya terletak pada diri-Nya. Bila kita ingin mengalami kuasa-Nya, kita harus datang kepada Dia, bukan melalui segala benda yang dianggap memiliki kuasa-Nya secara magis.

(0.37) (Yoh 13:1) (sh: Menerima kasih (Senin, 11 Maret 2002))
Menerima kasih

Peristiwa di pasal dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">13 ini terjadi pada Kamis sore sebelum Paskah. Yesus mengetahui bahwa waktu-Nya telah tiba untuk Dia keluar dari dunia. Ia mencintai murid-murid-Nya yang ada di dalam dunia sampai setuntas-tuntasnya. Kasih Yesus itu dilakukan-Nya meski di pihak lain Ia tahu tentang niat jahat Yudas Iskariot yang mengikuti dorongan iblis untuk mengkhianati Dia. Yesus juga tahu bahwa kuasa Allah ada penuh dalam diri-Nya dan bahwa Ia datang dari dan akan kembali kepada Bapa (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">3).

Secara sangat dramatis, Yesus menjadi seperti seorang hamba yang mencuci kaki tuan-tuannya. Inilah tanda cinta-Nya yang mendalam: pekerjaan para budak kafir diambil-Nya. Para murid bahkan tidak mau saling membasuh kaki, bahkan terhadap Guru mereka pun, mereka enggan melakukan pekerjaan tersebut. Tindakan Yesus sungguh mengejutkan. Dapat kita bayangkan bagaimana kesan dan akibat yang timbul dari sikap dan tindakan Yesus itu dalam hati mereka saat itu. Lalu, reaksi yang muncul adalah pertanyaan (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">6). Maksud Petrus adalah menyatakan bahwa dirinya tidak pantas menerima perlakuan Yesus. Tetapi, menolak pelayanan Yesus berarti menolak cinta Yesus. Banyak segi pelayanan Tuhan terhadap kita yang tatkala kita mengalaminya, kita belum dapat memahaminya (ayat dilakukan-Nya&tab=notes&page=2" ver="">7). Namun, paham atau tidak, mudah atau sulit menerimanya, menerima dengan patuh adalah sikap iman yang benar.

Ucapan Yesus selanjutnya agak sulit dipahami. Apa maksud-Nya dengan pembasuhan dan mandi? Ada yang beranggapan bahwa mandi adalah penyelamatan, pembasuhan adalah pengakuan dosa sehari-hari. Tetapi, bagaimana bicara tentang penyelamatan bila salib belum terjadi? Ada pula anggapan bahwa mandi adalah kematian Yesus, pembasuhan adalah salib-Nya. Mungkin jawaban yang paling tepat adalah bahwa keduanya menunjuk pada pelayanan Yesus yang harus orang percaya terima agar beroleh bagian di dalam Dia. Karya Yesus untuk menyelamatkan dan menyucikan kita itu meliputi firman dan kurban salib-Nya, dan kita menerima itu dengan beriman dan melalui baptisan.

Renungkan: Kristus menyaksikan ketuhanan-Nya dengan kasih dan kerendahhatian-Nya yang tak terhingga. Belajarlah menerima cinta- Nya, dan belajarlah mencintai sesama di dalam kerendahan hati!



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA