(1.00) |
(Ayb
27:11)
|
(sh: Pengajaran Ayub (Rabu, 7 Agustus 2002)) Pengajaran Ayub
Mulai ayat dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">11 ini, berbalik Ayub menempat-kan dirinya sebagai pengajar. Pasal dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">28 banyak dianggap sebagai ucapan Zofar atau Bildad kembali. Namun, mengingat nada pasal ini teduh dan tidak berapi-api, anggapan tersebut kurang tepat. Andaikan pasal dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">28 bukan ucapan Ayub, paling tidak idenya yang berbicara tentang hikmat masih merupakan kelanjutan dari bagian kedua pasal dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">27 ini.
Sekilas tidak ada perbedaan antara yang Ayub ucapkan tentang nasib orang fasik dari apa yang teman-temannya telah ucapkan sebelum ini. Beberapa bagian seolah bertolak belakang dengan apa yang Ayub nyatakan sebelumnya (ayat dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">14, bdk. dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">21:7-9). Bedanya terletak dalam dua hal. Pertama, Ayub kini tidak sedang berbicara tentang orang fasik pada umumnya, tetapi tentang ketiga sahabatnya itu sendiri yang karena telah menuduh Ayub sembarangan tanpa belas kasihan, telah berbuat jahat. Kemungkinan kedua, Ayub memfokuskan penghakiman Allah bukan pada fakta-fakta kemalangan materialistis seperti yang dipikirkan ketiga sahabatnya. Menurut Ayub penghakiman itu akan berbentuk "milik pusaka" orang-orang lalim (ayat dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">13b). Ayub berpikir secara eskatologis tentang penghakiman akhir dari Allah terhadap orang fasik.
Pasal dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">28 seolah adalah persiapan bagi kebenaran-kebenaran yang kelak akan Allah sendiri nyatakan kepada Ayub. Sesudah menjawab para sahabatnya tentang penghakiman Allah atas orang fasik, kini Ayub masuk lebih dalam ke pertanyaan soal hikmat. Intinya jelas, para sahabatnya tahu banyak konsep tetapi tidak berhikmat. Jadi, "di manakah hikmat boleh didapatkan?" (ayat dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">12,20).
Keahlian, ilmu, teknologi seperti yang dikenal pada zaman Ayub memungkinkan manusia menggali potensi-potensi bumi dan membangun dunia (ayat dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">28:1-11). Namun, hikmat tidak bisa didapat kan melalui kepandaian tersebut. Hikmat tidak pula dapat dibeli atau didapatkan di mana pun, sebab pada hakikatnya hikmat bukan berasal dari dunia ini (ayat dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">12-19).
Renungkan: "Tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi" (ayat dikenal+orang+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">28).
|