Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 80 dari 199 ayat untuk dialah (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.24) (Yes 54:1) (sh: Pemeliharaan yang pasti (Senin, 15 Maret 1999))
Pemeliharaan yang pasti

Tempat macam apakah yang Anda inginkan sebagai tempat berteduh dan berlindung? Jawabannya, pasti adalah tempat yang memberikan rasa aman dan nyaman. Di bawah naungan yang memberikan keamanan, kenyamanan, keteduhan, dan perlindungan inilah kita dapat merasakan ketenangan, di tengah badai gelombang kehidupan. Janda yang ditinggalkan suaminya tidak akan selamanya berkabung; wanita yang tidak memiliki anak, tidak akan seterusnya menderita. Pemeliharaan, perlindungan dan rasa aman yang Allah berikan adalah jaminan yang pasti, bahwa tidak ada kuasa apa pun yang sanggup menghancurkan umat-Nya. Dialah satu-satunya tempat perlindungan yang kokoh.

Janji yang pasti. Memang diakui bahwa sungguh tidak mudah berbicara tentang pemeliharaan, perlindungan dan rasa aman yang Allah berikan kepada mereka yang berada dalam kesempitan. Mereka tidak akan mudah percaya. Tugas kita sebagai orang percaya yang meyakini sepenuhnya kebenaran janji Allah itu, kita harus menyaksikan kepada mereka bahwa Allah yang maha kuasa itu, yang memberikan janji perlindungan yang pasti. Dialah Allah yang penuh kasih sayang, yang tetap memegang teguh perjanjian damai dengan umat tebusan-Nya. Pegang teguhlah janji-Nya!

(0.22) (Why 19:6) (sh: Dialah Sang Raja! (Sabtu, 16 November 2002))
Dialah Sang Raja!

Porsi nas ini sebenarnya mencakup bagian-bagian dari dua penglihatan yang berbeda. Namun ada satu benang yang dapat kita lihat terdapat di dalam keduanya: penegasan tentang siapa Allah di hadapan umat-Nya dan juga bangsa-bangsa. Ayat 6-10 merupakan penutup dari penglihatan akan jatuhnya Babel dan pembenaran orang-orang kudus yang telah bertahan dan setia, serta menegaskan hubungan antara Allah dengan umat-Nya. Suara himpunan orang besar menyatakan: Allah yang mahakuasa telah berkuasa sebagai Raja (ayat 6b). Pernyataan ini menjadi dasar bagi ajakan untuk bersukacita dan bersorak-sorai (ayat 7). Berkuasanya Allah sebagai Raja ditandai oleh tibanya hari perkawinan Sang Anak Domba. Perkawinan dimanapun menandakan persatuan antara dua pihak. Ini juga yang perlihatkan oleh penglihatan ini; semua umat bergembira karena persatuan antara Kristus dengan umat-Nya. Jubah putih yang dikenakan (band. 3:4,18, 16:15) menunjukkan bahwa mereka adalah umat yang telah bertahan, setia, dan terus bersaksi seperti nabi yang memberitakan kebenaran Allah (ayat 10b) selama hidup di dunia. Tetapi, terutama pada nas ini, pakaian putih ini juga menunjuk pada anugerah yang dikaruniakan Allah kepada mereka, yang memampukan mereka melakukan perbuatan baik.

Ayat 11-16 merupakan pengantar dari penglihatan tentang Penunggang Kuda (ayat 19) yang berperang melawan para raja di bumi, dan dan menunjukkan Kristus sebagai Sang Penunggang Kuda. Nama-Nya adalah "Firman Allah"(ayat 13) dan "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan" (ayat 16). Tidak hanya dalam nama, Ia juga memimpin pasukan surgawi (ayat 14). Disamping itu, Ia juga menggenapi nubuat-nubuat PL tentang sang Mesias (lih. mis. cat. kaki pada Alkitab Anda utk. ayat 11, dan 15) yang akan mengalahkan bangsa-bangsa, menghancurkan musuh-musuh Allah dan mendatangkan penghukuman atas mereka.

Renungkan:
Sekali lagi, pengakuan Kristen sejati bahwa Kristus adalah raja mereka tidaklah hanya di bibir saja. Perbuatan-perbuatan Kristen itulah yang juga menjadi ungkapan pengakuan penting, selain melalui mulut kita, bahwa "Dialah Rajaku, kini dan selamanya."

(0.21) (Kej 25:31) (full: HAK KESULUNGAN. )

Nas : Kej 25:31

Hak kesulungan (yaitu, hak yang dimiliki oleh anak sulung) terdiri atas:

  1. (1) kepemimpinan dalam ibadah dan keluarga;
  2. (2) bagian ganda dalam harta warisan (setidak-tidaknya di kemudian hari, bd. Ul 21:17); dan
  3. (3) hak memperoleh berkat perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Dengan menjual hak kesulungannya Esau menunjukkan bahwa dia memandang rendah berkat-berkat Allah dan janji-janji dari perjanjian. Ia bodoh ketika memilih kesenangan-kesenangan sesaat sebagai pengganti berkat-berkat jangka panjang. Jadi, ia "memandang ringan hak kesulungan" (ayat Kej 25:34; bd. Ibr 12:16). Yakub, pada pihak lain, menginginkan berkat-berkat rohani masa depan, dan dari dialah lahir kedua belas suku Israel.
(0.21) (Kel 26:1) (full: LENAN HALUS YANG DIPINTAL. )

Nas : Kel 26:1

Pengarahan yang jelas diberikan dalam membangun Kemah Suci. Kemah itu harus dibangun sesuai dengan pola Allah karena itulah rumah-Nya dan Dialah perancangnya (bd. Kel 25:9). Keselamatan dan persekutuan dengan Allah hanya mungkin terjadi menurut syarat yang ditetapkan oleh-Nya dan menurut pola dan penyataan-Nya

(lihat cat. --> Mat 5:17;

lihat cat. --> Kis 7:44).

[atau ref. Mat 5:17; Kis 7:44]

(0.21) (1Sam 2:1) (full: BERDOALAH HANA. )

Nas : 1Sam 2:1

Nyanyian nubuat Hana memuliakan pemeliharaan Allah atas orang yang tetap setia kepada-Nya (ayat 1Sam 2:9; bd. nyanyian Maria di Luk 1:46-55). Dia juga bersukacita di dalam keselamatan-Nya, karena Dia itu kudus adanya, dan hanya Dialah Allah (ayat 1Sam 2:2). Semua pengikut Tuhan Yesus harus percaya pada cara-cara kerja Allah dalam hidup mereka. Segala sesuatu yang diizinkan-Nya menimpa hidup kita harus dibawa kepada-Nya di dalam doa, dengan keyakinan penuh bahwa bukan saja tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya, tetapi juga bahwa Dia akhirnya mendatangkan kebaikan dari segala sesuatu yang terjadi atas hidup kita (Rom 8:31-39).

(0.21) (2Raj 24:20) (full: ZEDEKIA MEMBERONTAK TERHADAP RAJA BABEL. )

Nas : 2Raj 24:20

Sebagian dari pemberontakan Zedekia disebabkan karena para nabi palsu telah menyampaikan sebuah berita positif bahwa Allah akan membinasakan Babel dan bukan Yehuda. Berita Yeremia, sekalipun tidak disenangi, mengatakan yang sebaliknya -- bahwa Allah akan membawa umat-Nya yang memberontak ke Babel. Yang digenapi adalah berita Yeremia sehingga, menunjukkan bahwa dialah nabi Tuhan yang sejati (bd. Ul 18:21-22;

lihat art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA).

(0.21) (Ams 3:9) (full: MULIAKANLAH TUHAN DENGAN HARTAMU. )

Nas : Ams 3:9

Bangsa Israel mempersembahkan hasil panen pertama mereka kepada Tuhan sebagai pengakuan bahwa Dialah pemilik tanah itu (Im 23:10; Im 25:23; Bil 18:12-13). Kita juga jarus memberikan hasil pertama dari pendapatan kita kepada Allah supaya menghormati Dia sebagai Tuhan atas kehidupan dan harta milik kita. Maka Allah akan membuka jalan untuk mencurahkan berkat-Nya atas kita

(lihat cat. --> Mal 3:10;

lihat cat. --> 2Kor 9:6).

[atau ref. Mal 3:10; 2Kor 9:6]

"Siapa yang menghormati Aku akan Kuhormati" (1Sam 2:30) adalah janji Allah kepada semua orang yang dengan setia dan murah hati memberikan uang mereka.

(0.21) (Ams 4:13) (full: KARENA DIALAH HIDUPMU. )

Nas : Ams 4:13

Di dalam kitab Amsal hikmat membawa hidup dan adalah hidup. Untuk hidup sebagaimana direncanakan Allah menghasilkan

  1. (1) hidup yang baik dan penuh sukacita (Ams 15:23,27),
  2. (2) biasanya hidup jasmani menjadi lebih panjang (ayat Ams 4:10; Ams 3:2; 9:11),
  3. (3) memiliki hidup yang moral dan rohani (Ams 8:35; 9:6; 10:16; Ams 19:23), dan
  4. (4) harapan untuk hidup setelah kematian (bd. Ams 11:7 dengan Ams 14:32). Kristus, yang menjadi hikmat kita

    (lihat cat. --> Ams 4:13 sebelumnya)

    [atau ref. Ams 4:13]

    adalah penggenapan cita-cita hikmat PL ini; kini Dia adalah hidup kita (Yoh 5:40; 11:25; 14:6), dan orang yang memiliki Anak memiliki hidup (1Yoh 5:12).
(0.21) (Pkh 2:24) (full: DARI TANGAN ALLAH. )

Nas : Pengkh 2:24-26

Penulis mencapai dua kesimpulan:

  1. 1) Makan, minum, dan bekerja -- sebenarnya, semua kegiatan dalam hidup -- dapat memuaskan hanya apabila orang itu memiliki hubungan pribadi dengan Allah. Hanya Dialah yang memungkinkan kita menemui kenikmatan dalam hidup ini.
  2. 2) Allah memberikan hikmat, pengetahuan, dan sukacita sejati kepada mereka yang di dalam iman berkenan kepada-Nya (bd. Pengkh 3:12-13,22; Pengkh 5:18-20; 8:15; 9:7). Jadi, kita harus memandang hidup ini sebagai pemberian dari Allah dan mengharapkan bahwa Ia akan melaksanakan maksud-Nya bagi kita

    (lihat cat. --> Fili 2:13).

    [atau ref. Fili 2:13]

(0.21) (Pkh 7:23) (full: HENDAK MEMPEROLEH HIKMAT, TETAPI HIKMAT ITU JAUH DARIPADAKU. )

Nas : Pengkh 7:23-28

Orang yang berusaha mendapatkan hikmat dengan usaha dan pikiran sendiri tidak akan menemukannya. Halangan itu datang dari si "perempuan" (ayat Pengkh 7:26), yang merupakan perwujudan dari godaan kebejatan dan kefasikan. Dialah lawannya wanita yang diwujudkan sebagai hikmat dalam Ams 8:1-4. Orang berdosa tidak dapat menemukan hikmat karena mereka terjerat oleh kefasikan, tetapi orang yang berkenan kepada Allah karena iman dan ketaatan menerima hikmat Allah dan lolos dari hidup di dalam dosa.

(0.21) (Mat 14:19) (full: LIMA ROTI DAN DUA IKAN. )

Nas : Mat 14:19

Mukjizat lima roti dan dua ikan dicatat dalam keempat Injil (Mr 6:34-44; Luk 9:10-17; Yoh 6:1-14). Pentingnya mukjizat ini meliputi sebagai berikut:

  1. 1) Mukjizat ini menunjuk kepada Yesus sebagai roti hidup (bd. pasal Yoh 6:1-71), Dialah yang memelihara baik tubuh maupun jiwa.
  2. 2) Ini membuktikan kuasa Tuhan untuk mengadakan mukjizat.
  3. 3) Ini merupakan contoh dari belas kasihan Yesus terhadap kebutuhan orang yang memerlukan pertolongan (ayat Mat 14:14; bd. Kel 34:6; Mi 7:18).
  4. 4) Ini mengajarkan bahwa sedikit yang kita miliki, dapat dijadikan berkelimpahan apabila dipersembahkan kepada Tuhan dan diberkati oleh-Nya.
(0.21) (Luk 6:2) (full: YESUS DAN HARI SABAT. )

Nas : Luk 6:2-10

Sekalipun orang Farisi menuduh bahwa Yesus telah melanggar hari Sabat, pada kenyataannya Ia hanya melanggar penafsiran ekstrem mereka mengenai Sabat itu. Yesus menyatakan bahwa praktik Sabat tidak boleh merosot menjadi suatu bentuk upacara keagamaan yang harus dipelihara dengan mengorbankan kebutuhan penting manusia. Kristus adalah Tuhan atas hari Sabat (ayat Luk 6:5); Sabat harus digunakan agar kita dapat meninggalkan pekerjaan sehari-hari serta usaha mencari keuntungan materiel dan berbalik kepada Allah sebagai suatu ikrar bahwa Dialah Tuhan atas segenap kehidupan ini. Tambahan pula, kata-kata dan tindakan Yesus (ayat Luk 6:6-10) mengajar kita bahwa Hari Tuhan itu harus menjadi suatu kesempatan untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan, baik secara rohani maupun secara jasmani.

(0.21) (Flp 2:19) (full: TIMOTIUS. )

Nas : Fili 2:19

Timotius menjadi teladan yang baik tentang bagaimana seharusnya keadaan seorang hamba dan utusan Allah (2Tim 3:15), seorang hamba Kristus yang layak. Dialah pelajar Firman Allah yang berhasrat dan taat (1Tes 3:2), seorang dengan reputasi yang baik (Kis 16:2), yang kekasih dan yang setia (1Kor 4:17), sungguh-sungguh memperhatikan orang lain (ayat Fili 2:20), dapat dipercayai (2Tim 4:9,21), dan setia kepada Paulus serta Injil (ayat Fili 2:22; Rom 16:21).

(0.21) (Ul 14:22) (jerusalem) Persembahan sepersepuluhan adalah semacam pajak, uang sewa, yang dipungut tuan tanah. Persembahan itu perlu diberikan kepada Tuhan, oleh karena Dialah Tuan Tanah Suci. Menurut Ulangan persembahan itu ditarik dari hasil bumi dan diartikan ke bait Allah, Ula 14:22,27; 12:6-7; 17-19. Tiga tahun sekali, Ula 14:28-29, persembahan itu diberikan kepada orang miskin. Menurut Bil 18:21-32 persembahan sepersepuluhan dianggap semacam pajak yang ditarik orang Lewi. Orang Lewi menyerahkan bagian sepersepuluh dari persembahan itu kepada para imam sebagai pungutan bagi Tuhan. Ima 27:30-32 berkata tentang bagian sepersepuluh yang ditarik dari ternak pula. Menurut Ula 14:25 dan Ima 27:31 bagian sepersepuluh dapat ditebus dengan uang.
(0.21) (Mzm 146:1) (jerusalem: Hanya Allah satu-satunya penolong) Kidung puji-pujian ini, Maz 146:1-2, memperlawankan manusia yang tidak diandaikan, Maz 146:3-4 dengan Allah, satu-satunya andalan pemazmur, Maz 146:5-10. Sebab Dialah yang menciptakan segala sesuatunya, Maz 146:6, dan suka menolong orang yang lemah dan tertindas, Maz 146:7-9. Mazmur ini juga disusun berdasarkan berbagai nas Alkitab sendiri.
(0.21) (Ayb 9:1) (sh: Allah bebas bertindak, tetapi tidak pernah salah bertindak (Selasa, 23 Juli 2002))
Allah bebas bertindak, tetapi tidak pernah salah bertindak

Di dalam bukunya, The Lion, the Witch, and the Wardrobe, C. S. Lewis menggunakan figur singa sebagai perlambangan Tuhan. Lewis menggambarkan kemahakuasaan Tuhan sebagai sesuatu yang mendebarkan, namun meneduhkan. Mendebarkan karena kita tidak dapat mengatur Tuhan; meneduhkan sebab Ia baik.

Sebenarnya Ayub sudah memiliki pemahaman yang benar tentang Tuhan. Ia sadar bahwa Tuhan bebas berkehendak dan tidak ada seorang pun yang dapat atau berhak menggugat keputusan-Nya. Bahkan Ayub tidak membantah pernyataan bahwa Allah itu adil dan berkuasa. Namun, di dalam kesengsaraannya, Ayub menggugat dan mempertanyakan ketetapan-Nya. Ia merasa tidak selayaknya menderita seperti ini. Bagi Ayub, Tuhan telah bertindak tidak adil. Ada kalanya kita pun menggugat Tuhan bahwa Ia tidak adil. Kita marah karena yang kita dapatkan tidak seperti yang kita harapkan, sebab bukankah kita telah hidup dengan benar di hadapan Tuhan?

Bila kita perhatikan, jawaban-jawaban yang diungkapkan Ayub selain menyatakan betapa berdaulatnya Allah, juga mengungkapkan betapa lemahnya manusia. Betapa berkuasanya Pencipta atas ciptaan-Nya. Ayub sungguh menyadari siapa dia yang sesungguhnya di hadapan Allah. Ia tidak mampu melawan kehendak-Nya meski dengan kekuatan penuh. Kesadaran Ayub ini membuatnya mampu menghadapi dan mengatasi penderitaan yang dialaminya.

Kadang mengikut Tuhan membuat kita berdebar penuh keragu-raguan karena kita tidak tahu apa yang akan Ia perbuat kemudian. Keragu-raguan ini yang kerap menimbulkan kesulitan dalam diri kita untuk menyadari bahwa kuasa Allah hadir dalam penderitaan tiap-tiap orang. Seandainya tiap-tiap orang memiliki kesadaran bahwa Dialah Tuhan, Dialah yang menetapkan segalanya, maka penderitaan yang berat sekalipun akan mampu dihadapi.

Renungkan: Jika Tuhan mengizinkan kita mengalami penderitaan, yakinlah bahwa Dia pasti akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita untuk kita menemukan kekuatan-Nya.

(0.21) (Mzm 42:1) (sh: Merindukan Allah (Minggu, 12 Agustus 2001))
Merindukan Allah

Pernahkah Anda merasakan kegalauan rasa rindu yang tak terbendung ketika terpisah dari orang-orang yang Anda cintai? Hasrat seperti inilah yang dirasakan pemazmur.

Pemazmur merindukan Tuhan dengan hasrat yang sedemikian besar, tak tertahankan lagi dan harus segera mendapat pemenuhannya (ayat 1- 3). Ia haus, gundah gulana, tertekan, dan gelisah ketika menyadari keberadaan dirinya yang telah jauh dari Allah (ayat 3, 5, 6, 7, 12). Ia memenuhi hari-harinya dengan air mata karena celaan lawannya yang menikam tulang-tulangnya: "Di manakah Allahmu?" (ayat 4, 11). Ia sedemikian takut terpisah dari Allah sehingga berseru: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?" (ayat 10). Kerinduannya yang sedemikian dalam ini tidak terobati oleh album kenangan yang dipenuhi dengan memori indah. Ingatannya tentang sorak-sorai, nyanyian syukur, dan perayaan yang pernah dinikmatinya di rumah Allah, maupun kenangan manis yang menjadi sejarah tidaklah memuaskan hasratnya, tetapi sebaliknya justru membawanya semakin tenggelam dalam ketakutan, keputusasaan, dan kegelisahan hati (ayat 5-6, 7-8). Harapan satu-satunya, yang memungkinkannya untuk kembali bersyukur hanyalah ditemukan di dalam Tuhan.

Getaran rasa rindu yang sedemikian besar terhadap Tuhan seringkali tidak kita miliki. Hal ini dapat terjadi karena kita tidak menyadari bahwa kebutuhan kita yang terdalam, tidak lain adalah Allah yang hidup, sumber kehidupan kita (ayat 3, 9). Dialah sumber pertolongan yang melindungi dan memerintahkan kasih setia-Nya (ayat 6, 9, 12).

Renungkan: Apakah kita menyadari bahwa diri kita tidaklah mungkin dapat terpisah dari Allah karena kita tidak dapat hidup tanpa Dia? Dialah kebutuhan kita yang paling mendasar, dan tanpa Dia keberadaan kita tidaklah berarti apa-apa.

Bacaan untuk Minggu ke-10 sesudah Pentakosta

II Raja-raja 4:42-44

Efesus 4:1-6, 11-16

Yohanes 6:1-15

Mazmur 145

Lagu: Kidung Jemaat 402

Pa 6 Mazmur 40

Mazmur ini merupakan cerminan hati Daud tentang hasratnya yang sedemikian kuat kepada Tuhan. Hasrat ini terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan keyakinan dan harapannya yang tidak pudar melintasi berbagai problematika kehidupan. Hasrat ini bukanlah dibangun di atas harapan yang semu ataupun keyakinan yang tidak beralasan, melainkan dibangun di atas dasar kasih setia Tuhan yang dapat dipercaya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Pada ayat 2-6 Daud memuji Tuhan atas apa yang sudah Tuhan kerjakan baginya. Bagaimanakah Daud menggambarkan pertolongan Tuhan kepadanya (ayat 2b-4a)? Apakah hubungan antara karya Tuhan ini dengan hasratnya kepada Tuhan (ayat 2a)? Dampak apakah yang dihasilkan oleh pertolongan Tuhan tersebut (ayat 4b)? Bagaimanakah hal ini mempengaruhi cara pandang Daud tentang Tuhan dan orang yang berbahagia (ayat 5, 6)?

2. Mengapakah Daud memohon agar Tuhan tidak menahan rakhmat-Nya melainkan segera menolongnya (ayat 12, 14)? Kesadaran tentang faktor-faktor eksternal (ayat 13a) dan internal (ayat 13b) apakah yang mendorongnya berdoa seperti ini? Apakah hasratnya kepada Tuhan menjadi luntur dalam situasi seperti ini (ayat 14b)?

3. Apakah yang menjadi harapan Daud bagi musuh-musuhnya (ayat 15) dan orang-orang yang mencari Tuhan dan mencintai keselamatan daripada-Nya (ayat 17)? Apakah dasar bagi harapan-harapannya?

4. Apakah dampak dari pertolongan Allah yang pernah dialaminya (ayat 2-11) terhadap pergumulan yang sedang dihadapinya (ayat 12- 14)? Bagaimana hal itu juga berpengaruh terhadap harapannya untuk masa yang akan datang (ayat 15-17)?

5. Bagaimana dengan kita? Bagaimanakah kita dapat menemukan keyakinan pada masa kesesakan dan harapan untuk masa yang akan datang? Apakah dasar bagi keyakinan kita akan pertolongan Tuhan?

6. Di tengah-tengah pergumulan kita sehari-hari, apakah kita memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan menunjukkan kasih setia-Nya untuk masa kini dan masa yang akan datang, sama seperti pada masa yang lampau? Hal-hal apakah yang menghambat proses ini?

(0.21) (Mzm 114:1) (sh: Sumber keyakinan mereka ialah Allah (Jumat, 3 Mei 2002))
Sumber keyakinan mereka ialah Allah

Inti kepercayaan Israel dan pokok utama puji-pujiannya dalam mazmur ini adalah keyakinan bahwa Allah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Dalam pengakuan ini, orang-orang Israel dari segala zaman dipersatukan menjadi umat Allah. Tujuan Allah membawa keluar umat-Nya dapat dilihat dari dua segi: Pertama, agar Israel menjadi bangsa yang kudus bagi-Nya serta menjadi wilayah yang di dalamnya Allah memerintah sebagai raja. Dengan pengertian lain, mereka ditebus dan dijadikan milik kepunyaan-Nya. Kedua, agar kerajaan Selatan (Yehuda) dan kerajaan Utara (Samaria) tetap mengakui Tuhan sebagai yang memerintah mereka (ayat 1,2). Dalam proses penebusan, perjalanan umat dari Mesir ke Kanaan, berbagai karya dan peristiwa ajaib mereka alami. Ini makin menunjukkan bahwa tidak ada rintangan apa pun dapat menghalangi Allah menggenapi rencana-Nya atas umat pilihan-Nya.

Sadar akan karya pembebasan yang begitu ajaib dan menakjubkan, pemazmur berseru kepada seluruh bumi agar gemetar di hadapan Allah, tunduk dan mengakui kemahakuasaan Allah Yakub-Israel. Baginya hanya Allah sajalah yang patut menerima pujian karena Dialah khalik yang di hadapan-Nya bumi gemetar, Dialah Allah yang memilih leluhur Israel serta membebaskan dan membina umat-Nya secara ajaib.

Kita pun menikmati karya penebusan Allah itu dalam pemeliharaan-Nya yang tidak begitu saja terjadi atas hidup kita. Begitu banyak peristiwa yang di dalamnya Allah campur tangan. Sudah sepantasnyalah hati dan jiwa kita bergetar terus-menerus untuk memuji kemasyhuran dan kedahsyatan Allah kita dengan kedalaman syukur yang luar biasa dan tanpa batas.

Pemazmur pun menyerukan kepada kita: “Pujilah Tuhan atas keajaiban dan pemeliharaan-Nya yang tanpa batas dalam hidup kita!” Bukan dengan untaian kata-kata mutiara, bukan dengan mengulang perkataan atau cerita Alkitab tanpa menyertainya dengan penghayatan, tetapi dengan sikap gemetar mensyukuri pemeliharaan-Nya atas hidup kita yang juga tanpa batas.

Renungkan: Syukurilah keajaiban Tuhan sepanjang hidup kita!

(0.21) (Yes 44:21) (sh: Tuhan, Dialah yang berdaulat! (Selasa, 2 Agustus 2005))
Tuhan, Dialah yang berdaulat!

Apa yang layak diterima oleh penyembah berhala yang menyakiti hati Allah dengan menyembah yang bukan Allah? Tidak ada yang lebih pantas daripada dihukum keras dan kemudian dibinasakan!

Namun dalam nas ini, yang terjadi adalah sebaliknya. Alih-alih membinasakan, setelah menghajar mereka, Allah kembali mengampuni dan memulihkan mereka (ayat 22). Semua itu dilakukan-Nya karena sejak semula Israel adalah umat yang dibentuk-Nya untuk dijadikan kesayangan-Nya (ayat 21). Allah tidak pernah melupakan mereka. Oleh karena itu, langit dan bumi dan segala isinya dipanggil menjadi saksi akan penebusan Allah atas umat-Nya (ayat 23). Pohon yang dulu kayunya disembah oleh penyembah berhala, kini ikut bergembira oleh belas kasih Allah atas Israel. Langit dan bumi dipanggil untuk menyaksikan kedaulatan Allah atas segala sesuatu. Semua yang lain adalah ciptaan yang tunduk kepada-Nya. Dia berdaulat untuk membungkam semua orang jahat yang telah menipu umat-Nya kepada penyembahan berhala (ayat 25). Sebaliknya, kedaulatan-Nya dinyatakan dengan menggenapi nubuat dari para nabi-Nya bahwa pemulihan Israel akan terjadi secara ajaib: Yerusalem dan Yehuda akan bangkit kembali (ayat 26). Oleh kedaulatan-Nya, Allah juga memilih Koresy untuk melaksanakan tugas menggembalakan umat-Nya pulang ke Yerusalem (ayat 28).

Tindakan Allah yang tidak membalas dengan setimpal kejahatan dan dosa-dosa kita adalah tindakan anugerah. Tuhan Yesus sudah menanggung hukuman itu bagi kita. Dalam kedaulatan-Nya Allah bukan hanya mengampuni melainkan juga memulihkan. Siapakah kita yang terus menerus menolak untuk bertobat? Apakah kita masih juga mengangap sepi kemurahan Allah?

Doaku: Tuhan, terimakasih karena kebodohanku menolak-Mu dan menyembah berhala tidak Kau perhitungkan. Sebaliknya, Engkau mengulurkan tangan kasih-Mu untuk mengangkatku dari dosa dan membimbing aku di jalan yang benar.

(0.21) (Yer 33:14) (sh: Siapakah ‘Satria Piningit’ bagi Indonesia? (Selasa, 1 Mei 2001))
Siapakah ‘Satria Piningit’ bagi Indonesia?

Itulah pertanyaan yang dipergunjingkan oleh masyarakat Indonesia sejak lengsernya pemimpin orde baru. Namun pertanyaan yang lebih tepat sebetulnya adalah apakah satria piningit jawaban bagi pergumulan bangsa kita?

Bangsa Yehuda sedang berada dalam kondisi kritis. Tentara Babel sudah mengepung Yerusalem. Di tengah ketegangan itu, pastilah dalam hati mereka terbersit pertanyaan besar: siapakah yang dapat memulihkan mereka? Babel terlalu kuat bagi mereka sebab kerajaan Asyur yang begitu besar dan kuat pun tidak mampu melawannya. Memang Allah sudah memberikan janji pemulihan kepada mereka (32-33:13), namun apalah artinya jika tidak ada tokoh yang akan memimpin mereka. Allah mengetahui segala pergumulan masa depan mereka. Allah juga tahu bahwa sebuah bangsa dapat hidup dengan tentram dan damai jika mereka senantiasa mempunyai raja yang melaksanakan keadilan dan kebenaran serta mempunyai kehidupan beragama yang tidak hanya sebagai aktivitas atau alat politik dari sang penguasa, namun kehidupan beragama yang membawa mereka bertemu dengan Allah. Karena itulah Allah memberikan janji-Nya lebih lanjut (15-17). Dua janji itu merupakan dua pilar utama bagi kelangsungan hidup mereka sebagai sebuah bangsa sekaligus umat Allah (17, 18, 22). Janji Tuhan sepasti datangnya siang dan malam pada waktunya (20-21, 25).

Apakah kedua pilar itu menunjuk kepada Ezra dan Nehemia, kedua tokoh yang membangun kembali Yehuda? Bukankah Ezra keturunan Lewi? Bukankah Nehemia seorang pemimpin pemerintahan? Tidak! Sebab Bait Allah kembali dihancurkan oleh Epiphanes IV. Lagi pula apakah mereka mampu membawa bangsa Yehuda menghadap hadirat Allah? Kedua pilar itu menunjuk kepada Yesus. Dialah tonggak bagi semua kerajaan dan pemerintahan. Dialah yang mempertemukan manusia dengan Allah. Kerajaan-Nya sampai sekarang masih kokoh.

Renungkan: Bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan seorang kepala pemerintahan yang cakap tapi juga keimaman Yesus dan pemerintahan-Nya dalam hati mereka. Misi kristen bukanlah mengkristenkan Indonesia namun memperkenalkan Yesus yang jauh melebihi satria piningit kepada seluruh rakyat Indonesia agar Yesus menjadi raja dan imam dalam hidup mereka.



TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA