Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 62 ayat untuk dan tidak AND book:50 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Flp 4:7) (ende: Melampaui segala pengertian)

Itu dapat diartikan: tidak mungkin dipikirkan dan dibajangkan segala kekajaan dan kenikmatannja. Atau djuga: tidak mungkin diperoleh dengan segala pemikiran dan daja upaja manusiawi.

(0.97) (Flp 3:3) (ende: Menurut Roh Allah)

jaitu tidak menurut adat-istiadat Jahudi, jang dewasa itu terlalu bersifat pengamalan lahiriah.

(0.96) (Flp 1:23) (jerusalem: diam bersama-sama dengan Kristus) Baik mati maupun hidup, masing-masing dengan Kristus, 1Te 5:10; Rom 14:8; Kol 3:3; dll. Paulus tidak menjelaskan bagaimana memikirkan "keuntungan" yang disebut dalam Fili 1:21, dan yang "jauh lebih baik"
(0.96) (Flp 1:10) (jerusalem: memilih apa yang baik) Buah hasil, bdk Fili 4:22; Efe 5:9 dan Hos 14:9, dari kasih yang semakin besar ialah mengenal dan membedakan "mana yang baik dan mana yang tidak", Rom 2:18. Dan tepatnya serta hangatnya pengertian itu terus bertambah sampai penuh (matang), Fili 1:11, dengan melampaui batas-batas yang mungkin ditentukan oleh hukum, Gal 5:23+.
(0.96) (Flp 2:12) (sh: Mengerjakan Keselamatan (Jumat, 28 Mei 2004))
Mengerjakan Keselamatan

Mengerjakan Keselamatan. Setelah Paulus membicarakan Kristus sebagai teladan tertinggi, dia kembali lagi dengan nasihat-nasihat bagi jemaat Filipi. Kehidupan kristen memang laksana sebuah lingkaran spiral yang terus naik ke atas, ada kalanya kita seperti kembali pada sisi yang sama, namun sesungguhnya kita sudah menapaki jalan yang lebih tinggi. Ini disebut progresi, tidak ada pengulangan yang percuma dan sia-sia.

Ketaatan memang harus dinyatakan baik di hadapan manusia maupun tanpa kehadiran seorangpun. Ini disebut integritas. Jemaat Filipi harus belajar untuk menaati Tuhan ketika Paulus hadir maupun tidak hadir (ayat 12). Mereka yang hanya taat ketika atasan hadir menyatakan kehidupan dualisme, tidak utuh, bahkan sandiwara. Kehadiran Tuhanlah yang memampukan ketaatan yang sejati (ayat 13).

Paulus kemudian mengajak jemaat Filipi untuk mengerjakan keselamatan yang telah diterima. Bukan bekerja dan berbuat baik agar mendapat keselamatan, melainkan mengerjakan (bhs. Inggris: work out), menggarap apa yang sudah kita terima. Kita harus mengekspresikan keselamatan yang telah kita terima itu dalam perbuatan baik. Dengan takut dan gentar berarti suatu sikap sangat hormat dan perasaan tidak layak serta tidak mampu, dengan demikian membuat kita mengerjakannya dengan kesungguhan dan segenap kekuatan yang ada pada kita.

Paulus sendiri menjadi teladan hidup yang telah mengikuti Kristus. Hidupnya mencurahkan darah sebagai korban dan ibadah iman jemaat yang dilayaninya. Semua itu dilakukan Paulus dengan sukacita, maka jemaat Filipi pun dipanggil untuk dengan sukacita mengerjakan keselamatan mereka. Hasilnya adalah kehidupan yang tidak beraib dan bernoda, bahkan menjadi kesaksian bagaikan bintang yang bersinar menerangi dunia yang berdosa (ayat 15).

Renungkan: Bertumbuh, bertumbuh, terus bertumbuh! Itulah kenyataan hidup kita seharusnya tiap hari dalam Kristus!

(0.96) (Flp 3:12) (sh: Mengenal Kristus (Senin, 31 Mei 2004))
Mengenal Kristus

Mengenal Kristus. Apakah Anda sudah mengenal Kristus? Puaskah Anda dengan pengenalan itu? Bila Anda sudah puas, berarti Anda sudah berhenti dari belajar mengenal Dia. Anda sedang mengalami kemandekan, bahkan Anda sedang mundur. Mengapa? Karena Kristus adalah Anak Allah, jauh melampaui segala pengetahuan. Pengenalan dan pengalaman iman kita akan Dia tak akan pernah sempurna sampai kita jumpa Ia kelak.

Paulus menilai diri dengan benar, tidak berlebihan. Dia tidak menyatakan dirinya telah sempurna dan memperoleh pengenalan tuntas akan Kristus. Apakah Paulus mengenal Kristus? Ya. Apakah dia telah mengenal-Nya penuh? Paulus mengatakan belum, dan itulah yang terus dia kejar. Memang seorang yang telah mengenal Kristus, ingin mendapatkan pengenalan yang lebih dalam lagi. Ini bahkan lebih lagi daripada keinginan mengenal dan mengasihi lebih dalam orang-orang yang kita kasihi. Keinginan ini membuat ia melupakan apa yang telah di belakangnya. Paulus tidak mengijinkan apa yang sudah dicapainya menjadikannya puas diri, berbangga diri, tetapi pengenalan itu menjadi terhenti. Tidak, melainkan ia mengarahkan dirinya kepada apa yang masih dapat dia peroleh. Orang yang sedemikian akan maju terus, tidak mungkin mandek pertumbuhannya (ayat 12-14).

Paulus terus mencari meskipun ia telah mendapatkan. Dia bahkan memberi jaminan bahwa Tuhan akan menyatakan kepada kita jika tentang salah satu hal kita berbeda pandangan. Perbedaan pandangan tidak seharusnya mencegah dan menghambat kita untuk terus bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus. Setiap orang memiliki tingkat pengertiannya masing-masing dan Paulus mendorong jemaat untuk melanjutkan proses pengenalan yang bersifat progresif tersebut (ayat 15-16).

Renungkan: Tak ada gol hidup yang lebih berarti bagi orang yang kenal Kristus selain makin mengenal dan menyerupai Dia.

(0.96) (Flp 2:6) (jerusalem) Bagian ini berupa sebuah madah yang menurut sementara ahli sudah tersedia dan Paulus tinggal memungutnya. Masing-masing bait madah ini menonjolkan sebuah tahap tersendiri dalam misteri Kristus: kepraadaan ilahinya, perendahanNya dalam inkarnasi; perendahanNya lebih jauh lagi dalam kematian; pemuliaan sorgawiNya; pemujaanNya oleh dunia semesta; gelar Kristus historis, yang adalah Allah dan manusia dalam persatuan pribadi yang oleh Paulus tidak pernah dipisah-pisahkan, meskipun membedakan beberapa tahap dalam beradanya Kristus. Bdk Kol 1:13 dst.
(0.96) (Flp 2:15) (full: ANGKATAN YANG BENGKOK HATINYA DAN YANG SESAT. )

Nas : Fili 2:15

Yesus dan para rasul menekankan bahwa dunia tempat kita diam adalah "angkatan yang tidak percaya dan yang sesat" (Mat 17:17; bd. Mat 12:39; Kis 2:40). Orang dunia menganut berbagai pandangan yang salah, mempunyai nilai-nilai yang menyesatkan, mengikuti cara-cara hidup yang tidak susila dan menolak standar-standar Firman Allah. Anak-anak Tuhan harus memisahkan diri dari dunia dan hidup tak bercela, suci dan tanpa salah agar dapat memberitakan penebusan mulia dari Kristus kepada dunia yang terhilang (bd. 1Yoh 2:15).

(0.96) (Flp 4:1) (sh: [kosong] (Selasa, 1 Juni 2004))
[kosong]

Bagaimana mungkin sukacita terwujud bila di antara para pelayan Tuhan tidak terdapat kesehatian? Bagaimana mungkin sukacita dapat menjadi pengalaman nyata warga gereja bila di antara mereka masih ada yang terbiasa hidup dalam kekuatiran?

Seperti Tuhan Yesus menjelang kematian-Nya berdoa untuk kesehatian para pengikut-Nya, kini Paulus dalam keadaan terpenjara pun mempedulikan keadaan gereja di Filipi. Ketidakserasian hubungan, apalagi itu terjadi di antara para aktivis seperti Euodia dan Sintikhe, adalah hal yang tidak baik dibiarkan. Paulus meminta keduanya bersikap sepadan dengan status mereka sebagai pewaris hidup kekal (ayat 3). Di dalam Kristus semua orang percaya adalah sesama pewaris Kerajaan. Karena itu, ia meminta juga warga jemaat lainnya (Sunsugos berarti sesama pemikul kuk - 3) untuk turut berusaha mendamaikan kedua pelayan Tuhan itu. Hanya gereja yang warganya sehati terdapat kesukaan. Ini juga kondisi yang membuat hamba Tuhan dan Tuhan melihat gereja sebagai sukacita dan mahkota (ayat 1).

Berbagai kesulitan seperti yang dialami gereja di Filipi wajar membuat mereka kurang bersukacita. Kekuatiran baik tentang kehidupan pribadi maupun gereja memang bisa membuat kesukaan menjadi sesuatu yang tidak akrab dalam pengalaman Kristen. Tetapi Paulus mengingatkan bahwa sukacita Kristen berasal dari Tuhan (ayat 4). Sebaliknya dari membiarkan kondisi sukar mempengaruhi sikap Kristen, Paulus meminta agar Kristen di Filipi secara aktif menyatakan kebaikan hati mereka (ayat 5). Status 'dalam Tuhan' yang menjadi sumber Kristen memiliki sukacita dan damai sejahtera tidak boleh dihayati oleh orang Kristen secara pasif. Hanya bila secara aktif orang Kristen memupuk status tersebut dalam doa, maka relasi dengan Tuhan itu menjadi komunikasi yang hidup dan hangat. Dalam kondisi demikian kekuatiran tak beroleh tempat sebab damai dan sukacita Allah sendiri penuh dalam hati orang percaya (ayat dan+tidak+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">4-7).

Renungkan: Sukacita dan damai tidak tergantung pada kondisi luar tetapi pada keakraban hubungan sesama Kristen dan dengan Tuhan.

(0.96) (Flp 4:10) (sh: Menanggung segala perkara. (Selasa, 3 November 1998))
Menanggung segala perkara.

Menanggung segala perkara.
Dalam hidup dan pekerjaan memberitakan Injil, Paulus tidak bergantung kepada siapa pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pekerjaannya, ia tidak membebani siapa pun, sekalipun ia berhak untuk menerimanya (ayat dan+tidak+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">15; bdk. 1Kor. 9:17-18). Ia belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan, tahu apa itu kekurangan, apa itu kelimpahan, dan dapat menanggung segala perkara (ayat 11-13). Dengan rendah hati ia mengatakan bahwa semua itu dapat dilakukan karena Tuhan yang memberi kekuatan kepadanya (ayat 13). Paulus mendemonstrasikan bahwa sikap hidup tangguh rohani atau tangguh dalam Tuhan adalah awal dari kemungkinan untuk tangguh dalam segala perkara.

Ucapan terima kasih dan doa. Paulus memuji dan berterima kasih atas perbuatan jemaat di Filipi yang peduli, peka, dan rela memberi. Suatu sikap yang tidak mudah dilakukan di zaman ini. Hal yang perlu digarisbawahi dan diterapkan dalam hidup kekristenan sekarang ini adalah meneladani sikap jemaat Filipi, rela memberi dengan rasa syukur dan yakin penuh pada pemeliharaan Tuhan. Ini membuktikan bahwa di dalam jemaat itu tumbuh subur kasih dan persekutuan. Doa Paulus, "kiranya Tuhan memenuhi segala keperluan jemaat Filipi agar Ia selalu dimuliakan" (ayat 19).

(0.96) (Flp 1:12) (sh: Arti hidup (Kamis, 30 Agustus 2012))
Arti hidup

Judul: Arti hidup
Tidak banyak manusia normal di dunia ini yang mengharapkan kematian dirinya sendiri. Sebab pada umumnya kematian merupakan sesuatu yang sangat dihindari. Entah berapa banyak jumlah uang yang harus dikeluarkan setiap bulannya untuk mempertahankan nyawa seorang manusia. Paulus menyiratkan bahwa secara manusiawi, jika boleh memilih, ia lebih senang untuk mati dan diam bersama dengan Kristus (21-23). Cinta Paulus kepada Kristus begitu besar. Paulus sangat merindukan untuk bertemu Kristus secara pribadi. Namun di sisi lain, Paulus juga sadar bahwa hidupnya di dunia ini memiliki peran dan tanggung jawab yang besar. Ia harus bekerja menghasilkan buah rohani di dalam melayani jemaat. Komitmen inipun adalah ekspresi konkret dari cinta dan ketaatan Paulus kepada Kristus.

Cinta dan komitmen Paulus terlihat dari bagaimana ia memandang segala sesuatu dari sudut pandang Kristus. Ketika ia dipenjara, Paulus tidak menyia-nyiakan kesempatan itu demi kemajuan Injil. Paulus bahkan melihat bahwa melalui pemenjaraan dirinya, banyak orang beriman yang semakin dikuatkan imannya dan semakin berani dalam memberitakan Injil (12-14)

Ketika melihat orang-orang yang telah memberitakan Kristus dengan motivasi tidak baik, Paulus tidak menjadi putus asa, sebaliknya ia tetap bersuka cita demi pemberitaan Injil itu sendiri. Paulus memberi teladan kepada kita untuk tidak mengeluh ketika situasi hidup kita menjadi sulit. Paulus telah meneladani bagaimana ia tetap taat bekerja menghasilkan buah rohani dan membawa berkat bagi sebanyak mungkin orang selama ia masih bernafas.

Hidup seperti yang dimiliki Paulus ini adalah hidup yang sungguh-sungguh penuh arti. Kunci dari sikap mental dan cara pandang Paulus yang positif di tengah deraan kesulitan hidup adalah cintanya kepada Kristus. Kristuslah yang telah menopang dan memberi kekuatan kepada Paulus selama hidup dan pelayanannya.

Belajar dari kehidupan Paulus, marilah kita pun belajar untuk mengasihi Tuhan Yesus dan mulai melihat segala sesuatu dari sudut pandang Dia.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/08/30/

(0.96) (Flp 4:4) (sh: Bersukacitalah senantiasa. (Senin, 2 November 1998))
Bersukacitalah senantiasa.

Bersukacitalah senantiasa.
Meskipun banyak anggapan mengatakan bahwa anjuran ini tidak realistis dan mustahil untuk dilakukan, tetapi perintah ini dianjurkan oleh orang dalam posisi menderita, Paulus kepada jemaat yang juga terancam aniaya, Filipi! Yang mustahil menjadi mungkin, sebab sukacita yang dimaksud tidak bergantung kepada situasi atau peristiwa-peristiwa tertentu, melainkan sukacita yang keluar dari hati dan jiwa yang dipenuhi oleh damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, dan yang memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (ayat dan+tidak+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">7; bdk. Yoh. 14:27).

Rahasia sukacita. Tak ada penyangkalan bila ditanyakan apakah seseorang merindukan damai sejahtera dan sukacita dalam hidupnya. Bahkan berbagai usaha dilakukan untuk pemenuhan kedua hal tersebut. Memang Paulus menganjurkan untuk melakukan sesuatu, tetapi bukan dengan cara askese (mengasingkan diri), mengkonsumsi obat penenang, kemaruk harta, budak uang, dlsb. Damai sejahtera dan sukacita tidak dapat diperoleh dengan cara-cara kedagingan! Hanya dari Allah dan dekat dengan Kristus saja, hati dan pikiran kita boleh mengalaminya. Hanya oleh anugerah Allah dalam Tuhan Yesus sajalah mendatangkan sukacita terus-menerus dalam kehidupan kita.

Renungkan: Segala keadaan dapat diatasi dalam keyakinan pemeliharaan-Nya.

(0.95) (Flp 2:1) (ende)

Kalimat ini dalam aslinja tidak lengkap. Kami tambahkan kata "dihargai" berdasarkan suatu tafsiran jang masuk akal. Dapat djuga diganti dengan "kamu kehendaki". Atau bagian kedua dapat diterdjemahkan: "kalau kamu lagi menaruh kerukunan roh, tjinta mesra dan iba-hati terhadap aku".

(0.95) (Flp 2:17) (jerusalem: darahku dicurahkan) Menurut adat (Yunani dan Yahudi) orang mencurahkan korban tuangan (air anggur dsb) di atas korban yang dipersembahkan. Secara kiasan Paulus mengetrapkan adat itu pada ibadat rohani di zaman yang baru: darah yang dicurahkan dalam menjalani hukuman mati ditambahkan pada korban yang bagi orang Kristen tidak lain dari mengamalkan iman, bdk Fili 3:3; 4:18; Rom 1:9+.
(0.95) (Flp 3:2) (ende: Andjing-andjing)

"andjing" adalah suatu kata penghinaan paling besar dari orang Jahudi terhadap orang-orang "kafir". Andjing dipandang orang Jahudi binatang jang paling nadjis. Paulus tentu sadja hendak mengesankan bahwa pengandjur-pengandjur palsu bangsa Jahudi itu, sama nadjisnja dengan orang "kafir". Pekerdja-pekerdja djahat", jaitu jang berkedok mengadjarkan Indjil murni tetapi sebenarnja penipu belaka. Dalam Gal 2:4 mereka dinamakan "saudara-saudara palsu".

(0.95) (Flp 2:19) (sh: Delegasi (Kamis, 6 Agustus 2020))
Delegasi

Timotius dan Epafroditus diutus Paulus ke jemaat di Filipi sebagai perwakilannya karena ia sedang berada dalam penjara. Kondisi ini sesungguhnya bisa menimbulkan dukacita bagi jemaat di Filipi. Namun, Paulus tidak ingin mereka bersedih. Oleh karena itulah, ia mengutus Timotius dan Epafroditus untuk memberi penguatan sehingga mereka bisa bersukacita dan terus hidup setia kepada Tuhan.

Dalam mengutus delegasi, Paulus menetapkan kriteria bagi siapa yang dianggapnya mampu mewakili dirinya. Timotius adalah orang yang paling dekat dengannya. Ia setia, tulus, dan giat memberitakan Injil. Ia mengerjakan semuanya dengan hati yang bersih dan tidak mencari keuntungan pribadi. Visi dan misinya, seperti Paulus, adalah untuk memuliakan Kristus Yesus.

Epafroditus pun diutus untuk kembali agar jemaat di Filipi mendengar langsung darinya tentang keadaan Paulus dalam penjara. Epafroditus memang utusan jemaat di Filipi untuk melayani Paulus selama dalam penjara. Epafroditus melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Pendelegasian oleh Paulus dilakukan dengan pertimbangan yang baik.

Paulus melakukan semua itu dengan semangat tunduk kepada Kristus, bukan berdasarkan keinginan sendiri. Walaupun demikian, pendelegasian itu tidak membuat Paulus menjadi tidak peduli kepada jemaat Filipi. Ia tetap berharap bisa datang ke sana, apabila perkaranya sudah selesai.

Pemberitaan Injil ternyata harus melibatkan orang lain dalam kerja sama. Kita bisa saja mendelegasikan tugas kepada orang yang dianggap mampu. Dengan demikian, penyebaran Injil bisa dikerjakan dengan efektif dan efisien. Namun, jika hendak memilih delegasi, kita tidak boleh melakukannya dengan sembarangan. Dalam hal ini pun, kita harus bersikap taat dan tunduk kepada kehendak Tuhan.

Kita harus mendengarkan kehendak-Nya dengan saksama. Maka siapa pun yang diutus, mari kita hidup sebagai delegasi Kristus yang terus memberitakan Injil di dunia ini. Kita menjalani hidup mulia dengan menonjolkan sifat-sifat ilahi. [DSY]

(0.95) (Flp 1:9) (sh: Bertumbuh menuju kesempurnaan (Sabtu, 22 Mei 2004))
Bertumbuh menuju kesempurnaan

Bertumbuh menuju kesempurnaan. Banyak orang memulai sesuatu dengan baik, tetapi di tengah jalan mulai tersendat sampai pada akhirnya mandek. Demikian juga banyak orang Kristen memulai imannya dengan semangat berkobar-kobar, tetapi di tengah jalan ketika tantangan dan kesulitan menerpa, iman itu mulai terseok-seok bahkan pada akhirnya terhenti total. Lebih baik tidak memulai sesuatu bila kemudian tidak ada kesungguhan untuk menuntaskannya. Bagaimana kiat menghindari kemandekan iman itu?

Paulus mengenali bahaya berhenti bertumbuh. Oleh karena itu ia terus menerus mendoakan jemaat Filipi agar terus bertumbuh. Kiat untuk luput dari kemandekan bertumbuh adalah terus bertumbuh tanpa henti! Pertama, tenaga yang mendorong pertumbuhan iman adalah kasih kepada Tuhan dan sesama. Paulus mendoakan agar jemaat Filipi bertumbuh dalam hal itu (ayat dan+tidak+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">9a). Kedua, kasih bukan semata soal emosi tetapi soal kebenaran. Artinya, kasih sejati adalah kasih dalam kebenaran. Itu sebabnya Paulus berdoa agar mereka tumbuh dalam pengetahuan dan pengertian yang benar dan yang baik (ayat dan+tidak+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">9). Ketiga, pertumbuhan sejati tidak bisa lepas dari kekudusan. Hakikat pertumbuhan iman adalah bertumbuh di dalam Dia dan serupa Dia. Tumbuh dalam kasih dan dalam kebenaran berarti tumbuh dalam pengenalan akan Allah. Semakin akrab hubungan orang dengan Allah, semakin orang itu akan diubahkan oleh pancaran kemuliaan-Nya menjadi makin sekudus semulia Dia.

Dengan kata lain, tiga hal hakiki penangkal kemandekan rohani adalah: kobarkan kasih kepada Allah dan sesama, kenali firman secara mendalam oleh pertolongan Roh, hiduplah serasi dengan sifat kudus Allah dalam keseharian kita. Niscaya, kehidupan rohani kita akan mengalami dinamika yang menggairahkan.

Renungkan: Iman yang bertumbuh tidak hanya merenungkan dengan takjub kasih Allah. Iman yang tumbuh ialah yang aktif mengasihi, menggali firman penuh gairah, mencintai Allah dalam tindakan kudus.

(0.95) (Flp 4:2) (sh: Konflik antar pelayan. (Minggu, 1 November 1998))
Konflik antar pelayan.

Konflik antar pelayan.
Dalam bacaan kali ini, secara langsung Paulus menyoroti dua wanita pelayan jemaat gereja di Filipi yang bertengkar, Euodia dan Sintikhe. Tidak dipaparkan jelas faktor penyebab pertengkaran tersebut, tetapi yang pasti adalah bahwa ada faktor mendasar yaitu tidak sehati sepikir dalam Tuhan di dalam gerak-layan pelayanan mereka. Paulus sadar meski faktanya demikian, ia mengingatkan bahwa mereka telah mengambil bagian dalam perjuangan bersama Paulus "demi Injil". Dengan kata lain Paulus ingin menyampaikan sekaligus mengingatkan visi pelayanan mereka, bahwa bagaimana mungkin Gereja menyaksikan kebenaran Injil Kristus di tengah dunia, bila fakta menunjukkan bahwa di antara pemberita Injil sendiri terjadi konflik, karena cenderung tidak bisa diatur? Bagaimana mungkin warga jemaat mendengarkan kebenaran firman dan bersatu bila yang seharusnya menjadi panutan, justru menjadi pemicu konflik dan perpecahan?

Konflik dalam gereja. Memang tampaknya kesulitan menemukan keharmonisan atau keserasian hubungan sesama pelayan bukan masalah baru, (namun jangan dianggap sebagai hal yang "biasa-biasa" saja). Ketidakcocokan ajaran, konflik antar pemimpin, pertikaian antar ras, pertentangan konsep, dlsb. yang dikondisikan akrab dengan perkembangan gereja mengakibatkan tidak sedikit warga jemaat yang kocar-kacir, kebingungan mencari ajaran yang "paling pasti, yang paling benar dan yang paling teratur". Sebagai sesama anggota tubuh Kristus yang percaya akan pemerintahan Kristus atas Gereja-Nya, konflik ini tidak seharusnya terjadi. Terapkan sikap saling menasihati, saling peduli, saling peka, saling menolong. Hanya satu sesungguhnya yang sedang kita perjuangkan sekarang ini yaitu memperjuangkan kebenaran Injil di tengah-tengah dunia.

Pejuang Injil. Pasal dan+tidak+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">2:1-11 memaparkan jelas tuntas faktor dasar membangun keserasian atau keharmonisan pelayanan. Kekuatan dan daya kemanusiaan kita sendiri tidaklah cukup. Dibutuhkan keterbukaan pribadi pelayan untuk sehati sepikir dalam Tuhan Yesus Kristus. Singkirkan sikap mementingkan diri sendiri, acuh tak acuh, angkuh, karena itu hanya akan mendatangkan perpecahan, pertikaian, pertengkaran, perceraian, dlsb. Injil Kristus yang kita perjuangkan adalah Injil yang di dalamnya ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra, dan belas kasihan.

Renungkan: Pemimpin Kristen yang hidup dan beritanya tidak murni selaras dengan jiwa keteladanan Kristus bukanlah pemersatu melainkan pemecah jemaat.

(0.95) (Flp 1:1) (sh: Tim yang kompak. (Jumat, 23 Oktober 1998))
Tim yang kompak.

Tim yang kompak.
Seperti biasanya, Paulus mengirimkan salam yang sarat dengan kebenaran teologis. Seperti halnya sumber salam itu ialah Keesaan Allah, Bapa dan Putra, yang dari-Nya mengalir kasih karunia dan damai sejahtera (ayat 2), demikian pula pemberi salam dan alamat salam itu pun kompak dalam persekutuan mereka (ayat 1). Di satu pihak persekutuan Paulus dan Timotius sebagai para hamba Kristus Yesus. Di lain pihak jemaat Tuhan sebagai orang-orang kudus dengan para penilik jemaat dan diaken. Alangkah indahnya bila kekompakan sedemikian kita alami juga dalam tim pelayan dan jemaat kita kini.

Ingatan yang menyukakan. Manusia dikaruniakan Tuhan ingatan. Sayangnya ingatan kita tentang orang lain, atau ingatan tentang diri kita yang kita tinggalkan pada orang lain sering tidak positif. Ingatan Paulus tentang jemaat di Filipi membuatnya mengucap syukur dan bersukacita (ayat 3-4). Itu tidak dibuat-buat, sebab jemaat itu terlibat aktif dalam pelayanan misi Paulus. Kristen di Indonesia pun harus lebih terlibat satu dengan yang lain, supaya Tuhan dimuliakan dan gereja disukakan.

Renungkan: Kesehatian dan kekompakan antar orang beriman adalah hal yang indah dan memberikan kekuatan.

(0.95) (Flp 1:27) (sh: Karunia untuk menderita (Selasa, 25 Mei 2004))
Karunia untuk menderita

Karunia untuk menderita. Bagi sebagian besar orang menderita berarti tidak bahagia, tidak disayang Tuhan dan nasib sial. Bagi orang lain penderitaan adalah cara untuk memurnikan diri untuk dapat menikmati surga mulia kelak. Bagi Paulus, kedua anggapan itu tidak tepat. Penderitaan demi Kristus adalah karunia (ayat 29). Paulus sadar panggilan untuk menderita demi Kristus adalah panggilan mulia. Ia mendorong jemaat Filipi untuk tetap hidup sepadan dengan Injil (ayat 27) dan tiada gentar akan musuh-musuh yang akan menyerang mereka (ayat 28) walaupun menghadapi resiko sama seperti yang sedang dihadapi Paulus saat itu. Mengapa demikian?

Pertama, adalah kehormatan bila seseorang menderita bagi Kristus karena itu berarti ia dipercaya untuk memikul salib dan mengikut Dia. Penderitaan menjadi suatu karunia sebab penderitaan itu karena melayani Dia yang telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.

Kedua, penderitaan mempersatukan Kristen. Bukan hanya berpegang pada prinsip Alkitab mempersatukan umat melalui disiplin ilahi, kenyataan hidup kita juga mempersatukan saat-saat Kristen menghadapi penganiayaan untuk menyangkal imannya, saat-saat itulah persekutuan doa dimulai. Saat-saat itulah Kristen saling menolong dan saling menguatkan.

Ketiga, penderitaan merupakan latihan iman. Dengan melatih diri setia walaupun menderita, tetap melayani walaupun sakit, iman menjadi kuat dan tangguh. Tuhan dapat memakai kita untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Keempat, penderitaan beroleh makna baru. Bagi orang tidak beriman, penderitaan demi Injil adalah kekalahan. Bagi orang beriman, penderitaan demi Injil justru merupakan tanda keselamatan Allah sedang berlaku. Allah menyertai hamba-hamba-Nya dan menyelamatkan orang lain melalui penderitaan para hamba-Nya itu (ayat 28).

Renungkan: Penderitaan bukan semata bagian yang tak terelakkan dalam hidup ini. Penderitaan demi Kristus adalah panggilan bahkan karunia mulia yang patut kita sambut dari-Nya dalam hidup ini.



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA