(1.00) | (Flp 4:22) | (jerusalem: segala orang kudus) Ialah semua orang Kristen dari jemaat di mana Paulus menulis surat ini |
(0.99) | (Flp 3:2) |
(ende: Andjing-andjing) "andjing" adalah suatu kata penghinaan paling besar dari orang Jahudi terhadap orang-orang "kafir". Andjing dipandang orang Jahudi binatang jang paling nadjis. Paulus tentu sadja hendak mengesankan bahwa pengandjur-pengandjur palsu bangsa Jahudi itu, sama nadjisnja dengan orang "kafir". Pekerdja-pekerdja djahat", jaitu jang berkedok mengadjarkan Indjil murni tetapi sebenarnja penipu belaka. Dalam Gal 2:4 mereka dinamakan "saudara-saudara palsu". |
(0.98) | (Flp 1:1) |
(ende) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI KATA PENGANTAR Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2 seb. Kr. didjadikan suatu kolonisasi Romawi bagi bekas pradjurit jang berdjasa, dan 10 tahun kemudian diangkat mendjadi kota otonom, artinja langsung dibawah kuasa Kaisar. Dizaman Paulus penduduk sebagian besar terdiri dari keluarga-keluarga bekas pradjurit Romawi, jang lain orang Masedonia asli dan Junani. Golongan Jahudi rupanja sangat ketjil, sebab tidak mempunjai sinagoge. Paulus tiba disitu pada perdjalanannja jang kedua dalam tahun 50 atau 51. Tentang kedatangan, pekerdjaan dan nasibnja disitu batjalah Kis. Ras. 16:1-40. Meskipun Paulus tidak lama tinggal disitu (Kis. Ras. 16:12), namun ia berhasil meletakkan dasar jang kukuh untuk umat disitu. Dari 16:40, dimana "kami" tiba-tiba diganti dengan "mereka" dan hal jang sama dalam 20:6, agak terang bahwa Lukas tinggal di Pilipi, dan tentu untuk melandjutkan pekerdjaan Paulus. Paulus mengundjungi umat itu lagi sekurang-kurangnja dua kali, jaitu pada achir perdjalanannja jang ketiga. Lih. II Kor. 2:13 dan 7:5-7 lagi Kis. Ras. 20:1-6. Sebagaimana njata dari isi dan suasana. surat hubungan Paulus dengan umat Pilipi sangat erat dan mesra. Buktinja pula, bahwa umat ini satu-satunja jang memberi (mengirim) sokongan kepada Paulus, dan Paulus menerimanja, walaupun itu berlawanan dengan pendiriannja jang umum, jang kita kenal dari I Kor. 9:1-23 dan II Kor. 11:7-12, dimana ia djuga menjatakan sebab-sebabnja. Tentu mengenai umat Pilipi ia tidak mengehawatirkan akibat-akibat jang mungkin merugikan kewibawaan dan pengaruh kerasulannja. Alasan untuk menulis surat ini adalah penerimaan sokongan pula. Umat telah mengutus seorang bernama Apofroditus untuk mengantarkan sedjumlah uang agak besar baginja dalam pendjara. Apofroditus tinggal beberapa lama, tentu untuk membantu Paulus, tetapi ia djatuh sakit sampai hampir meninggal. la sembuh kembali, tetapi kabar tentang sakitnja telah sampai di Pilipi dan sangat menggelisahkan umat. Mendengar itu ia ingin pulang selekas mungkin. Kesempatan perginja Apofroditus digunakan Paulus untuk menulis surat ini. Memang untuk menjatakan perasaan terima kasih kepada umat jang baik hati terhadapnja itu. Tetapi bertentangan sekali dengan djiwa Paulus, mendjadikan kepentingan-kepentingan dirinja sendiri dari pusat minatnja. Ia memandang sokongan umat itu semata-mata sebagai suatu persembahan kepada Allah guna pemakluman Indjil. Memang surat ini sangat bertjorak pribadi, sebagai suatu pertjakapan dari hati kehati, tetapi Paulus bukan lagi Rasul Paulus, kalau ia tidak mengisinja dengan djiwa Indjil sepenuh-penuhnja, dan memberi adjaran-adjaran jang penting. Dan itu dibuatnja sampai surat inipun bernilai tinggi sekali untuk seluruh Geredja pada segala abad, bagi kita pribadi djuga. la tidak memberi uraian-uraian tentang isi dan pengertian suatu adjaran pokok. Adjaran-adjaran jang diberikannja melulu mengenai praktek hidup. Pengadjaran jang agak luas, ialah peringatan dan dorongan, supaja umat tetap bersatu dalam tjinta-kasih berdasarkan roh dan sikap kerendahan hati. Itu chususnja dalam 1:27--2:11. Ditengah pengadjaran itu, sebagai pusatnja, terdapat madah-pudjian jang indah sekali, atas tjinta Kristus kepada kita, jang karena tjintanja itu merendahkan dirinja sampai mati disalib (2:6-11). Patutlah madah ini tetap berkumandang dalam telinga kita, mendjadi pendorong untuk membalas tjinta itu, chususnja dengan meneladan tjontoh Jesus itu dengan tjinta kasih jang rela berkurban terhadap sesama kita. Satu peringatan jang luas pula meliputi seluruh bab 5. Isi dan maksudnja supaja umat waspada terhadap andjuran-andjuran palsu jang mungkin sampai keumat Pilipi djuga. |
(0.98) | (Flp 3:3) |
(ende: Menurut Roh Allah) jaitu tidak menurut adat-istiadat Jahudi, jang dewasa itu terlalu bersifat pengamalan lahiriah. |
(0.97) | (Flp 1:1) |
(sh: Persekutuan dalam penginjilan (Kamis, 20 Mei 2004)) Persekutuan dalam penginjilanKualitas apa dalam gereja kita membuat kita bersyukur? Karena warganya banyak? Karena gedung dan fasilitasnya megah dan lengkap? Karena programnya OK dan partisipasi jemaatnya tinggi? Apakah ukuran Anda akan kesuksesan sebuah gereja? Perhatikan hal-hal dalam gereja di Filipi yang membuat Paulus bersyukur (ayat 3)! Paulus mengenal gereja itu sebab ia sendiri yang mendirikannya (Kis. 16). Di situ ada anak-anak Tuhan yang setia dan dedikatif seperti Lidia, kepala penjara, dll. Mereka pasti loyal kepada Paulus dan kepada Tuhan. Namun, Paulus mengucap syukur bukan karena keadaan eksternal gereja itu. Apalagi, keadaan eksternal gereja di Filipi juga gereja-gereja di Asia Kecil dan Eropa pada abad-abad permulaan Kristen pasti tidak dapat dibandingkan dengan gereja-gereja di kota-kota besar di Indonesia. Paulus mengucap syukur karena persekutuan warga gereja di Filipi dalam penginjilan dari sejak gereja ini baru berdiri sampai saat Paulus menulis surat ini (ayat 5). Paulus mengucap syukur bukan saja karena mereka berpegang teguh kepada iman mula-mula dan tetap setia bertumbuh dalam iman tersebut, tetapi juga karena semangat mereka untuk terlibat dalam pelayanan rasul Paulus. Pelajaran apa yang dapat kita tarik tentang kemajuan gereja dan kemajuan penginjilan? Pertama, pendiri (pemimpin) gereja selalu memperhatikan gereja ini bahkan saat ia jauh dan tidak dapat hadir bersama mereka. Ia terus bersekutu menaruh gereja itu dalam doa-doanya, bahkan ketika ia sendiri dalam kesusahan dipenjarakan. Kedua, sejak awal gereja itu sudah diarahkan untuk menjadi gereja yang berperan serta melayani dalam berbagai bentuk pelayanan, bukan hanya menerima berkat dan pelayanan. Gereja yang pemimpin dan warganya terfokus melayani Injil Kristus akan menjadi gereja yang sukses di mata Allah. Camkanlah: Jangan menilai gereja sukses bila ukurannya duniawi. Gereja sukses jika setia menginjili dan bertumbuh dalam iman. |
(0.97) | (Flp 2:12) |
(sh: Ketaatan yang berkelanjutan. (Rabu, 28 Oktober 1998)) Ketaatan yang berkelanjutan.Ada ketaatan yang dilakukan hanya karena sungkan pada manusia, ada ketaatan karena orang sungguh takut dan gentar akan Allah. Kristen seharusnya tidak taat seperti kelompok pertama. Jemaat di Filipi didorong Paulus untuk melanjutkan ketaatan mereka dalam segala keadaan (ayat 12). Keselamatan yang orang Kristen dapatkan dari Allah bersifat dinamis. Karena Tuhan sudah mengerjakan karya-karya penyelamatan-Nya di dalam kita, kita pun wajib mewujudkan keselamatan itu dalam hidup taat aktif kita (ayat 13, 12). Taat dengan sukacita. Ada orang yang taat karena terpaksa sambil bersungut-sungut, ada orang yang taat dengan sukacita dan gairah yang besar. Kristen tidak patut menaati Tuhan secara terpaksa sebab kasih karunia-Nya telah mengubah dan menerbitkan keinginan hidup yang baru dalam hati kita. Di tengah dunia yang gelap ini, Kristen harus memiliki hidup yang bercahaya (ayat 15). Buah ketaatan dalam orang yang dilayani adalah sumber sukacita hamba Tuhan dan jemaat yang dilayani (ayat 16-18). Doa: Perbarui hati kami, ya Tuhan, supaya kami menjaga hidup baru kami, dan berkenan kepada-Mu. |
(0.97) | (Flp 2:19) |
(sh: Memberi yang terbaik. (Kamis, 29 Oktober 1998)) Memberi yang terbaik.Dalam ps. Hasil pemuridan. Timotius dan Epafroditus adalah dua pelayan Tuhan yang memiliki kualitas sangat mirip dengan kualitas diri dan pelayanan Paulus. Mereka sedia menderita, memberi perhatian besar kepada kesejahteraan dan kemajuan iman jemaat, tidak mementingkan diri sendiri. Gereja masa kini sangat memerlukan kualitas aktivis semacam mereka. Bagaimana mungkin kita memiliki pekerja gereja macam itu, bila tidak ada hamba Tuhan yang sedia memberikan waktu untuk membina? Renungkan: Apakah Anda mempunyai beban doa, beban pelayanan kepada orang lain? |
(0.97) | (Flp 1:4) |
(full: SUKACITA.
) Nas : Fili 1:4 Sukacita merupakan bagian yang integral dari keselamatan kita di dalam Kristus. Itu adalah kedamaian dan kesukaan dalam batin terhadap Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dan terhadap berkat yang mengalir dari hubungan kita dengan Mereka (bd. 2Kor 13:13). Ajaran Firman Allah tentang sukacita meliputi hal-hal berikut:
|
(0.96) | (Flp 1:6) |
(sh: Di hatiku ada kamu (Jumat, 21 Mei 2004)) Di hatiku ada kamuKadar persekutuan di sebagian besar gereja masa kini sering terasa dangkal. Hanya sedikit warga gereja yang berbakti bersama, saling kenal atau bersahabat mendalam. Lebih sedikit lagi yang memiliki kasih menyala-nyala untuk saling melayani, mendoakan, mendukung pemimpinnya dengan doa dan tenaga. Ini beda sekali dari kondisi gereja di Filipi dan hubungan Paulus dengan para warga gereja ini. Apakah kondisi mereka terlalu ideal atau suatu realitas yang menantang kita untuk berubah? Hubungan mesra Paulus dan gereja di Filipi terjadi karena Yesus Kristus. Yesus Kristus bukan saja menjadikan mereka bagian dari keluarga Allah atas dasar karya penyelamatan-Nya (ayat 6), tetapi juga membuat mereka menjadi rekan sepelayanan (ayat 7). Persekutuan mesra itu terjadi bukan karena dasar-dasar persamaan yang manusiawi sifatnya tetapi semata adalah akibat dari keberadaan mereka yang telah menjadi satu dengan dan di dalam Kristus. Persatuan rohani ini tidak diterima begitu saja baik oleh Paulus maupun oleh warga gereja di Filipi. Mereka secara aktif memupuk sikap dan melakukan tindakan-tindakan yang membuat kenyataan rohani indah itu bukan sekadar impian kosong tetapi terwujud nyata. Pertama, dari pihak Paulus terpancar kuat kehangatan kasih kepada orang percaya yang ia layani itu (ayat 7). "Kamu ada di dalam hatiku," betapa mesra perasaan Paulus terhadap mereka sebab mereka semua adalah sesama penerima kasih karunia Allah (ayat 7b). Jarak dan penjara tidak dapat merenggangkan hubungan yang dibakar oleh rindu yang dalam (ayat 8). Kedua, di pihak warga gereja pun tumbuh kasih mesra dan keikutsertaan melayani yang setimpal. Mereka tidak saja menikmati pelayanan Paulus tetapi bersukacita terlibat mendukung Paulus dalam suka-duka pelayanannya demi Injil. Tekadku: Melawan arus pendangkalan hubungan yang melanda dunia ini dengan aktif mendoakan dan membuka diri bagi sesama saudaraku seiman. |
(0.96) | (Flp 1:27) |
(sh: Karunia untuk menderita (Selasa, 25 Mei 2004)) Karunia untuk menderitaBagi sebagian besar orang menderita berarti tidak bahagia, tidak disayang Tuhan dan nasib sial. Bagi orang lain penderitaan adalah cara untuk memurnikan diri untuk dapat menikmati surga mulia kelak. Bagi Paulus, kedua anggapan itu tidak tepat. Penderitaan demi Kristus adalah karunia (ayat 29). Paulus sadar panggilan untuk menderita demi Kristus adalah panggilan mulia. Ia mendorong jemaat Filipi untuk tetap hidup sepadan dengan Injil (ayat 27) dan tiada gentar akan musuh-musuh yang akan menyerang mereka (ayat 28) walaupun menghadapi resiko sama seperti yang sedang dihadapi Paulus saat itu. Mengapa demikian? Pertama, adalah kehormatan bila seseorang menderita bagi Kristus karena itu berarti ia dipercaya untuk memikul salib dan mengikut Dia. Penderitaan menjadi suatu karunia sebab penderitaan itu karena melayani Dia yang telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Kedua, penderitaan mempersatukan Kristen. Bukan hanya berpegang pada prinsip Alkitab mempersatukan umat melalui disiplin ilahi, kenyataan hidup kita juga mempersatukan saat-saat Kristen menghadapi penganiayaan untuk menyangkal imannya, saat-saat itulah persekutuan doa dimulai. Saat-saat itulah Kristen saling menolong dan saling menguatkan. Ketiga, penderitaan merupakan latihan iman. Dengan melatih diri setia walaupun menderita, tetap melayani walaupun sakit, iman menjadi kuat dan tangguh. Tuhan dapat memakai kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Keempat, penderitaan beroleh makna baru. Bagi orang tidak beriman, penderitaan demi Injil adalah kekalahan. Bagi orang beriman, penderitaan demi Injil justru merupakan tanda keselamatan Allah sedang berlaku. Allah menyertai hamba-hamba-Nya dan menyelamatkan orang lain melalui penderitaan para hamba-Nya itu (ayat 28). Renungkan: Penderitaan bukan semata bagian yang tak terelakkan dalam hidup ini. Penderitaan demi Kristus adalah panggilan bahkan karunia mulia yang patut kita sambut dari-Nya dalam hidup ini. |
(0.96) | (Flp 2:3) |
(full: DENGAN RENDAH HATI.
) Nas : Fili 2:3 Karena umat manusia yang telah jatuh dalam dosa berpembawaan egosentris, maka dunia kurang menghormati sifat rendah hati. Akan tetapi, Alkitab, yang berisi pandangan yang berpusat kepada Allah dalam hal umat manusia dan keselamatan, sangat mementingkan sifat rendah hati.
|
(0.78) | (Flp 1:10) | (jerusalem: memilih apa yang baik) Buah hasil, bdk Fili 4:22; Efe 5:9 dan Hos 14:9, dari kasih yang semakin besar ialah mengenal dan membedakan "mana yang baik dan mana yang tidak", Rom 2:18. Dan tepatnya serta hangatnya pengertian itu terus bertambah sampai penuh (matang), Fili 1:11, dengan melampaui batas-batas yang mungkin ditentukan oleh hukum, Gal 5:23+. |