Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 63 ayat untuk bait kudus AND book:26 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yeh 40:48) (jerusalem: Bait Suci) Bagian berikut, Yeh 40:48-41:4 membicarakan Bait Allah yang sebenarnya. Ia terdiri atas tiga bagian: Balai (Ulam, atau: bagian depan); Ruang besar (Hekal, atau: Yang kudus); Ruang belakangan (Debir, atau: Yang Maha Kudus). Bait Allah ini ternyata sama bangunannya dengan bangunan bait Allah yang didirikan raja Salomo, bdk 1Ra 6. Karena itu Yehezkiel tidak berkata banyak tentang Bait Suci itu, walaupun berpanjang kalam tentang bangunan-bangunan lain yang merupakan hal baru
(0.97) (Yeh 43:12) (full: KETENTUAN MENGENAI BAIT SUCI. )

Nas : Yeh 43:12

Hukum dasar Bait Allah ialah kekudusan, yang menuntut pemisahan dari segala dosa dan kejahatan. Demikian pula, orang percaya, sebagai bait Roh Kudus (1Kor 6:19), harus hidup sesuai dengan Roh kekudusan (Rom 1:4) dan tetap suci dari segala dosa (1Kor 6:18-20;

lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

(0.94) (Yeh 8:3) (full: MEMBAWA AKU ... KE YERUSALEM. )

Nas : Yeh 8:3

Yehezkiel dibawa ke Bait Suci di Yerusalem untuk melihat hal-hal keji yang dilakukan umat itu. Penyataan ini mengungkapkan dengan jelas mengapa Allah akan menghukum kota kudus itu.

(0.94) (Yeh 11:14) (jerusalem: firman TUHAN) Penduduk Yerusalem yang tidak diangkut ke pembuangan menganggap dirinya orang pilihan Tuhan. Nabi Yeremia Yer 24, sudah menentang kesombongan itu dengan menandaskan bahwa justru mereka yang masuk pembuangan diutamakan oleh Tuhan. Yehezkiel menambah bahwa adanya bait Allah di Yerusalem tidak berarti banyak, sebab Tuhan sendiri dapat menjadi "tempat kudus" bagi kaum buangan di tanah yang asing, bdk Yeh 1:4+.
(0.94) (Yeh 42:1) (sh: Bilik-bilik bagi para imam (Sabtu, 24 November 2001))
Bilik-bilik bagi para imam

Sekali lagi Yehezkiel dibawa ke pelataran luar sebelah utara, kali ini ke dekat bangunan di ujung barat (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1-9a). Berhadapan dengan bangunan di lapangan tertutup di sebelah barat (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">41:12) dan dengan bilik-bilik tempat umat yang beribadah memakan persembahan kurban, terdapat bilik-bilik bagi para imam. Bilik-bilik yang simetris letaknya juga terdapat di bagian selatan dari pelataran luar (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">9b-12). Bilik-bilik ini kudus (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">13), dan di sinilah para imam memakan jatah mereka dari persembahan-persembahan mahakudus. Di bilik ini pula para imam harus menanggalkan pakaian upacara mereka saat akan meninggalkan pelataran untuk masuk ke pelataran luar (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">14). Seperti dalam laporan-laporan sebelumnya, di sini pun perbedaan antara imam dan awam, antara yang kudus dan tidak kudus ditegaskan, guna menjaga dan memelihara kesucian wilayah kudus.

Selesai mengukur bagian dalam, malaikat lalu membawa Yehezkiel keluar, ke pintu gerbang timur, dan mulai mengukur Bait Suci dari luar (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">15-20). Keempat sisi tembok luar Bait Suci berbentuk bujur sangkar berukuran 500 hasta x 500 hasta. Kini fungsi tembok Bait Suci dijelaskan, yakni "untuk memisahkan yang kudus dari yang tidak kudus" (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">20). Dengan demikian, selesailah pengukuran dan pengamatan seluruh kompleks Bait Suci yang dilihat Yehezkiel.

Beberapa hal dari penglihatan ini memang sulit diuraikan, dan penjelasannya sulit diikuti. Tetapi, ada beberapa hal yang bisa kita renungkan: (a) Kompleks Bait Suci menggambarkan wilayah kesucian milik Tuhan yang dipisahkan dari yang tidak kudus; (b) Dari luar ke dalam ada gradasi kekudusan: bagian luar untuk orang awam yang beribadah, pelataran dalam untuk imam-imam yang melayani, dan paling dalam adalah Bait Suci dengan ruang mahakudus.

Renungkan: Penglihatan mengenai bangunan Bait Suci serta ukuran- ukurannya mengajar kita 2 hal: (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1) Dalam ibadah, siapa pun tidak boleh sembarangan menghampiri Allah, melainkan selalu harus mengikuti ketentuan dan peraturan yang sudah ditetapkan-Nya; (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">2) Kita harus senantiasa menjaga diri dari pencemaran oleh dosa. Tentu ini berlaku bukan hanya dalam ibadah, tapi juga dalam seluruh aspek kehidupan.

(0.93) (Yeh 43:5) (full: BAIT SUCI ITU PENUH KEMULIAAN TUHAN. )

Nas : Yeh 43:5

Kitab Yehezkiel dimulai dengan suatu penglihatan yang membangkitkan rasa kagum terhadap kemuliaan Allah. Pasal Yeh 8:1-11:25 menggambarkan bagaimana kemuliaan Allah secara bertahap meninggalkan Bait Suci dan kota Yerusalem karena dosa-dosa bangsa itu. Yehezkiel menutup dengan penglihatan lain yang membangkitkan rasa kagum: kemuliaan, kuasa dan kasih Allah kembali memenuhi Bait Suci. Kita harus terutama rindu untuk melihat manifestasi kemuliaan Allah di dalam gereja melalui pekerjaan Roh Kudus

(lihat art. KEMULIAAN ALLAH).

Tidak adanya keinginan kudus yang menyala-nyala adalah bukti kemunduran rohani di antara umat Allah.

(0.93) (Yeh 45:1) (sh: Pelaksanaan ibadah: Persembahan khusus (Kamis, 29 November 2001))
Pelaksanaan ibadah: Persembahan khusus

Guna kelangsungan ibadah di Bait Suci yang baru, umat Israel harus memberikan dua persembahan khusus (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1, 13). Yang pertama adalah sebidang tanah, yang dikhususkan untuk Bait Suci dan kediaman para pelayannya, yakni imam-imam dan orang Lewi (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1-5). Bait Suci terletak di pusat, dikelilingi oleh kediaman imam-imam (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">2-4). Di luarnya tempat kediaman orang Lewi (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">5). Seluruh wilayah Bait Suci ini merupakan wilayah yang kudus; kudus dalam arti "dikhususkan bagi Tuhan". Berbatasan dengan wilayah kudus adalah wilayah kota dan tanah milik raja (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">6, 7). Penempatan kedua wilayah ini menekankan motif kekudusan: harus ada jarak antara kedua wilayah tersebut dengan Bait Suci (bdk. Yeh. 43:8). Manusia berdosa tidak boleh sembarangan mendekati tempat atau menjamah benda-benda yang kudus (bdk. Yeh. 44:9, 10; Kel. 3:5; 19:10-13). Akan tetapi, Kristus melalui kematian-Nya di salib memperdamaikan manusia berdosa dengan Allah, sehingga "oleh darah Yesus kita sekarang dapat masuk ke tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri" (Ibr. 10:19-20).

Allah yang kudus memanggil umat-Nya untuk menjadi umat yang kudus. Dalam amanat para nabi, respons terhadap panggilan tersebut diwujudkan dalam menerapkan keadilan sosial-ekonomi (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">9-12). Ibadah umat Allah tidaklah terpisah dari perilaku sosial-ekonomi yang adil, benar, dan jujur. Segala praktik perampasan, kekerasan, aniaya, dan kecurangan takaran serta timbangan, yang merajalela di masa pra pembuangan, harus dihentikan.

Persembahan khusus kedua berupa bahan-bahan untuk persembahan korban di Bait Suci (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">13-15; bdk. Im. 1-5). Korban-korban tersebut berfungsi untuk pendamaian bagi umat. Semua bahan tersebut disalurkan melalui raja (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">16, 17). Dengan demikian, baik para imam maupun pemimpin negara atau masyarakat bersama-sama bertanggung jawab agar kehidupan umat Allah merefleksikan kekudusan-Nya.

Renungkan: Bagaimanakah Kristen dapat berperan untuk merefleksikan kekudusan Allah di lingkungan rumah tangga, kerja, maupun masyarakatnya?

(0.93) (Yeh 40:1) (sh: Penglihatan tentang Bait Suci yang baru (Selasa, 20 November 2001))
Penglihatan tentang Bait Suci yang baru

Empat belas tahun sesudah Yerusalem jatuh (ayat 573 sM) bertepatan dengan tahun ke-25 pembuangan ke Babel. Ketika Yehezkiel mengenang kembali hari terjadinya tragedi tersebut (bdk. 2Taw. 36:10), ia mendapatkan penglihatan baru. Ia dibawa kembali ke tanah Israel, ke sebuah gunung yang tinggi. Dari situ ia melihat sesuatu yang menyerupai "kota" (ayat 2- 3a). Yehezkiel kemudian ditemani oleh seorang malaikat untuk melihat dan memahami penglihatan itu, dan ditugaskan untuk menyampaikannya kepada umat Israel. Pasal 40:1-4 merupakan pendahuluan bagi serangkaian penglihatan yang diuraikan dalam pasal 40-48.

"Kota" yang dilihat Yehezkiel ternyata bukan Yerusalem, melainkan bangunan Bait Suci (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">5). Bentuk Bait Suci ini tidak sama dengan Bait Suci Salomo, yang telah dihancurkan oleh pasukan Nebukadnezar. Bait Suci yang baru ini dikelilingi oleh tembok, yang tingginya 6 hasta dan tebalnya 6 hasta (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1 hasta kurang lebih setara dengan 0,5 meter). Selanjutnya, malaikat melakukan pengukuran seluruh bangunan Bait Suci, mulai dari pintu gerbang timur (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">6-16). Setiap pintu gerbang berbentuk bangunan berukuran 50 x 25 hasta (ayat 13, 15). Di dalamnya terdapat serambi, yang memisahkan kamar- kamar jaga di kiri kanannya (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">10, 16). Di ujung serambi terdapat balai gerbang, yang dibatasi di sebelah luarnya oleh tiang tembok (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">8). Tiang-tiang tembok itu diperindah dengan ukiran gambar pohon kurma (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">16).

Penglihatan Yehezkiel dimulai dari bagian luar kompleks Bait Suci, yakni tembok-tembok yang mengelilingi dan memisahkan bagian dalam dari bagian luar. Hal ini menjadi penting kalau kita menyadari bahwa Bait Suci adalah kudus, sedangkan dunia penuh dengan dosa. Tembok-tembok itu berfungsi "untuk memisahkan yang kudus dari yang tidak kudus" (ayat 42:20).

Renungkan: Orang Kristen harus belajar memisahkan yang kudus dari yang berdosa. Ia tidak boleh mencampuradukkan kehidupan yang telah disucikan Allah dengan hal-hal dosa. Kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk menjaga kesucian hidup dan berani menolak segala godaan untuk berbuat dosa.

(0.93) (Yeh 45:1) (full: NEGERI ITU MENJADI MILIK PUSAKAMU. )

Nas : Yeh 45:1-8

Ayat-ayat ini berbicara tentang negeri yang dipisahkan untuk menjadi milik pusaka para imam yang melayani Tuhan di dalam Bait Suci-Nya yang kudus. Para imam ini tidak akan memeras keuangan rakyat itu lagi, tetapi akan puas dengan "bagian yang kudus" mereka (ayat Yeh 45:4).

(0.92) (Yeh 8:6) (full: MENJAUHKAN DIRI DARI TEMPAT KUDUS-KU. )

Nas : Yeh 8:6

Allah menyatakan kepada Yehezkiel bahwa Dia tidak akan diam di dalam Bait Suci jikalau penyembahan berhala dan dosa tetap dibiarkan. Yesus sendiri menyatakan bahwa gereja-gereja yang berkompromi dengan dunia, meninggalkan ajaran rasuli, atau membiarkan kebejatan akan kehilangan kehadiran-Nya dan tempat mereka di dalam kerajaan Allah (lih. pasal Wahy 2:1-3).

(0.91) (Yeh 40:38) (sh: Bilik-bilik di pelataran dalam (Kamis, 22 November 2001))
Bilik-bilik di pelataran dalam

Tur keliling Bait Suci untuk sementara terhenti di pintu gerbang dalam sebelah utara. Di sini Yehezkiel melihat bilik- bilik dan perabotan yang ada di dalamnya. Ayat 38-43 membicarakan tentang ruangan untuk menyembelih dan membersihkan kurban bakaran. Ayat 44-46 membicarakan ruangan- ruangan untuk para imam yang bertugas di Bait Suci dan di mezbah. Ditegaskan bahwa hanya imam-imam keturunan Lewi dari bani Zadok (keturunan Harun) yang boleh masuk ke tempat kudus untuk menyelenggarakan upacara kurban. Hal ini menegaskan ulang Taurat Musa, bahwa hanya mereka yang ditetapkan oleh Allah, yakni Harun dan keturunannya, yang boleh menjadi imam sebagai pengantara antara umat dengan Allah. Pelataran dalam berbentuk bujur sangkar berukuran 100 x 100 hasta. Di sini terdapat mezbah (ayat 47). Ketiga pasang pintu gerbang di timur, utara, dan selatan terbuka ke dalam menuju ke satu titik, yaitu mezbah. Berhadapan dengan mezbah, di sebelah barat, adalah Bait Suci. Bait Suci terdiri 3 bagian: bagian depan, disebut "balai" (ayat 48-49); bagian tengah, "ruang besar" (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">41:1-2); bagian belakang, "ruang dalam," yang oleh malaikat pengantar Yehezkiel disebut sebagai "tempat mahakudus" (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">3-4). Konstruksi ini serupa dengan konstruksi Bait Suci Salomo.

Memang tidak dijelaskan makna ukuran maupun pembagian ruangan Bait Suci. Namun, mengacu pada pemahaman Kemah Suci yang dibangun oleh Musa (Kel. 24), kita dapat melihat bahwa Bait Suci akan menjadi pusat ibadah, karena di sana ada ruang mahakudus, tempat Allah bersemayam sebagai raja atas Israel. Letak ruang mahakudus yang terlindung oleh ruang besar dan balai menunjukkan bahwa ruang itu tidak dapat sembarangan dimasuki. Mezbah di depan Bait Suci menunjukkan perlunya persembahan kurban, suatu pengantara untuk dapat masuk atau mendekati Bait Suci. Allah begitu kudus dan menuntut semua yang hendak menghampiri-Nya untuk memelihara kekudusan diri.

Renungkan: Bersyukurlah karena di dalam Kristus kita boleh menghampiri Allah yang kudus. Ia telah membuka jalan dengan mempersembahkan kurban yang sempurna, yaitu diri-Nya sendiri, dan menjadi Imam Besar sebagai pengantara kita (Ibr. 8:1,2; 10:19-21).

(0.90) (Yeh 5:11) (full: ENGKAU MENAJISKAN TEMPAT KUDUS-KU. )

Nas : Yeh 5:11

Salah satu alasan utama murka Allah ditujukan kepada Yerusalem adalah karena mereka menajiskan Bait Suci dengan penyembahan berhala (lih. pasal Yeh 8:1-11:25). PB memperingatkan orang percaya terhadap dosa dahsyat yang sama. Rasul Paulus menyatakan bahwa "jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia" (1Kor 3:17); di dalam nas ini, bait Allah mengacu kepada sebuah gereja lokal atau sekelompok gereja. Orang menajiskan gereja Allah dengan mengambil bagian dalam ibadahnya sambil hidup di dalam dosa dan kebejatan, atau dengan memajukan ajaran yang tidak alkitabiah.

(0.90) (Yeh 48:1) (sh: Pembagian wilayah dalam negeri (Selasa, 4 Desember 2001))
Pembagian wilayah dalam negeri

Pasal bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">48:1-29 menguraikan pembagian negeri perjanjian di antara dua belas suku Israel. Suku Lewi tidak mendapatkan bagian tanah, sesuai perintah Tuhan (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">44:28; Bil. 18:20). Untuk mempertahankan jumlah dua belas, suku Yusuf diwakili oleh dua putranya, Efraim dan Manasye, yang masing-masing mendapatkan wilayah tersendiri (ayat 47:13; 48:4,5). Tiap suku memperoleh suatu wilayah horizontal, dengan perbatasan timur dan barat yang sama (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1-7; 23-29). Urutannya, dari utara ke selatan, mengikuti tradisi berdasarkan status ibu mereka (bdk. Kej. 35:23; Bil. 2-3). Suku-suku di ujung utara dan selatan (Dan, Asyer, Naftali, Gad), yang paling jauh dari wilayah kudus, adalah anak-anak Bilha dan Zilpa, pelayan- pelayan Rahel dan Lea. Delapan suku keturunan Lea dan Rahel ditempatkan lebih dekat ke wilayah kudus, empat di utara dan empat di selatan. Suku Yehuda berbatasan dengan wilayah kudus di sebelah utara dan Benyamin di selatan (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">8, 22). Pembagian ini merupakan langkah kongkret untuk menyatukan kembali seluruh suku Israel.

Wilayah dua belas suku Israel dibagi dua oleh wilayah "persembahan khusus" (bahasa Ibrani teruma; 8-22; bdk. 45:1- 8). Teruma mencakup wilayah kudus (Bait Suci, wilayah imam, wilayah orang Lewi, 10-14) dan wilayah tidak kudus (wilayah kota, wilayah raja, 15-22). "Tidak kudus" (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">15) berarti wilayah itu terbuka bagi semua orang, untuk seluruh kaum Israel (ayat 45:6). Wilayah kota dikelilingi oleh tanah lapang (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">17), yang akan digunakan sebagai tempat tinggal dan tanah pertanian bagi para pendatang, yang menetap sementara di sana untuk berbakti di Bait Suci. Sisa tanah di timur dan barat kota (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">18, 19) menjadi sumber nafkah para pekerja kota, yang berasal dari seluruh suku Israel. Ini berarti bahwa tidak ada suku yang lebih diistimewakan. Setiap orang mempunyai akses yang sama ke Bait Suci.

Renungkan: Pembagian wilayah yang sangat rinci ini memperlihatkan bagaimana Allah mengatur kehidupan umat-Nya sedemikian rupa agar mereka menikmati kesejahteraan sejati dalam persekutuan dengan Dia. Harapan ini terwujud dalam Kerajaan Allah yang dibawa Kristus ke dalam dunia.

(0.90) (Yeh 48:1) (jerusalem: Inilah nama suku) Bab Yeh 48:1-28 merupakan bagian rencana nabi Yehezkiel yang paling tidak sesuai dengan kenyataan. Ia membagi-bagikan negeri menjadi sejumlah lajur yang sejalan, masing-masing mulai pada batas timur lalu langsung ke Laut Tengah. Nabi tidak memperhatikan keadaan tanah atau penduduk. Sesuai dengan batas-batas negeri seperti yang ditetapkan bab 47, suku-suku yang tinggal di daerah seberang sungai Yordan dipindahkan ke daerah di sebelah barat sungai itu. Ada tuju suku di bagian negeri di sebelah utara daerah kudus dan lima suku di bagian negeri di sebelah selatan. Daerah kudus itu menjadi milik Tuhan dan bait Allah terletak di situ. Bagian milik Tuhan itu terbagi menjadi dua: sebagian (yang mencakup bait Allah) didiami para imam dan sebagian didiami orang-orang Lewi). Sisanya teruntuk bagi kota Yerusalem serta padang rumputnya. Bagian milik "raja" terletak sebelah-menyebelah daerah kudus itu, Yeh 48:9-22 yang terdapat pula dalam Yeh 45:1-8
(0.90) (Yeh 40:5) (full: KELILING BANGUNAN ITU. )

Nas : Yeh 40:5

Ada tiga penafsiran utama tentang penglihatan Bait Suci Yehezkiel ini:

  1. (1) Sebuah Bait Suci simbolik yang menggambarkan keadaan kekal yang dilukiskan dalam pasal Wahy 21:1-22:21;
  2. (2) sebuah Bait Suci simbolik yang melukiskan berkat-berkat kerajaan seribu tahun; atau
  3. (3) sebuah Bait Suci sungguhan yang akan didirikan pada masa kerajaan seribu tahun. Penafsiran manapun yang diterima, pokok-pokok ajaran yang terutama adalah
  4. (1) bahwa pada suatu hari kehadiran dan kemuliaan Allah akan dikembalikan kepada umat-Nya untuk selama-lamanya (Yeh 43:7), dan
  5. (2) bahwa berkat-berkat Kristus akan mengalir sebagai aliran yang semakin dalam (Yeh 47:1-12).
(0.89) (Yeh 45:18) (sh: Pelaksanaan ibadah: Hari-hari raya (Jumat, 30 November 2001))
Pelaksanaan ibadah: Hari-hari raya

Setelah menetapkan peraturan untuk persembahan kurban harian (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">13-17), Yehezkiel kini menyampaikan peraturan tentang hari-hari raya tahunan. Dari enam hari raya tahunan yang ditetapkan Taurat Musa (bdk. Im. 23; Bil. 28; Ul. 16), Yehezkiel hanya menyebutkan dua, yakni Paskah dan Pondok Daun (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">21, 25). Menarik untuk dicatat, bahwa sejarah umat Israel yang pulang dari pembuangan dalam kitab Ezra-Nehemia, khusus mencatat perayaan Paskah dan Pondok Daun saja (Ezr. 3:1-6; 6:19-22; Neh. 8:13-18).

Peraturan Yehezkiel mengenai upacara-upacara kurban jauh lebih singkat dibandingkan peraturan Taurat, namun jelas terlihat penekanannya pada "kurban penghapus dosa" (ayat 17, 19, 22, 23, 25). Mengapa Yehezkiel menekankan kurban ini? Dalam seluruh penglihatan Yehezkiel mengenai Bait Suci yang baru, tema kekudusan sangat menonjol. Seluruh rancangan Bait Suci, pelayan-pelayannya, lokasinya, upacara-upacaranya, menekankan kekudusan Allah yang bertakhta di dalamnya. Allah yang kudus kembali berdiam di tengah-tengah umat-Nya (Yeh 43:6, 7). Dosa membuat seseorang tidak layak berdiri di hadirat Allah yang suci. Dosa juga mencemarkan tempat kudus, sehingga Allah tidak dapat berdiam di sana. Kurban penghapus dosa ditujukan untuk membersihkan dan menyucikan, baik orang yang berbuat dosa maupun tempat kudus, dari pencemaran dosa (bdk. Im. 4).

Sebelum perayaan dilaksanakan, Tuhan memerintahkan Yehezkiel menyucikan tempat kudus (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">18). Darah lembu jantan dibubuhkan pada tiang-tiang Bait Suci, pada keempat sudut jalur keliling mezbah, dan pada tiang-tiang pintu gerbang pelataran dalam (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">19). Darah ini melambangkan tujuan upacara ini, yaitu penghapusan dosa serta pemulihan kembali hubungan rohani dengan Allah (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">20).

Surat Ibrani mengingatkan bahwa "tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan" (Ibr. 9:22). Kristus menyempurnakan kurban- kurban Perjanjian Lama dengan masuk satu kali untuk selama- lamanya ke dalam tempat yang kudus.

Renungkan: Oleh darah Kristus kita telah disucikan dari dosa. Apakah yang dapat kita persembahkan kepada-Nya? (Rm. 12:1, 2)

(0.89) (Yeh 43:1) (sh: Kemuliaan Allah kembali ke Bait Suci (Minggu, 25 November 2001))
Kemuliaan Allah kembali ke Bait Suci

Inilah klimaks dari seluruh penglihatan yang diterima Yehezkiel yaitu bahwa kemuliaan Allah yang meninggalkan Bait Suci akibat dosa umat-Nya (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">10:18-20) kini kembali ke Bait Suci yang baru. Melalui pintu gerbang timur kemuliaan Allah meninggalkan Bait Suci yang lama (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">10:19). Melalui pintu gerbang timur pula kemuliaan Allah kembali (ayat 43:2, 4). Karenanya,penglihatan ini menyatakan pengampunan Allah yang akan memulihkan kembali umat-Nya.

Allah sendiri menyatakan bahwa Bait Suci adalah tempat takhta dan tapak kaki-Nya (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">7). Dalam gambaran Kemah Suci, ruang mahakudus adalah tempat Allah bersemayam dengan tutup pendamaian dan tabut perjanjian sebagai takhta serta tempat meletakkan tapak kaki-Nya. Jelas di sini Allah menyatakan perkenanan-Nya untuk kembali menjadi raja atas Israel.

Segala kenajisan Israel akan disingkirkan karena raja mereka adalah Allah yang kudus. Dinding yang melingkupi kompleks Bait Suci memisahkan segala kenajisan tersebut dari kesucian Allah yang hadir dalam hidup mereka (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">7b-9). Yehezkiel disuruh menggambarkan rancangan Bait Allah yang baru agar umat Israel yang sudah sadar akan keberdosaan mereka, melalui gambar itu, diingatkan akan dan diajar tentang kekudusan Allah yang mereka sembah. Mereka diingatkan untuk melakukan dengan setia segala hukum Allah. Sungguh suatu hal yang indah karena Allah tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka, dan dengan penuh kasih membimbing mereka ke kehidupan yang baru.

Renungkan: Allah tetap mengasihi umat-Nya yang sering gagal dan berdosa. Sebuah rencana agung untuk menyelamatkan manusia dari dosa telah digenapi-Nya di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

PA 3: Yehezkiel 39:11-29

Nubuat tentang penyerangan Gog atas Israel yang sedang melakukan pembaharuan merupakan suatu pukulan yang sangat mengejutkan bagi mereka. Nubuat ini merupakan bunyi peringatan yang sungguh menakutkan. Namun demikian, nubuat ini juga memberikan jaminan kepada Israel bahwa mereka akan bertahan dan mampu melewati berbagai tantangan berat yang menyertai proses pemulihan mereka. Melalui peristiwa ini, Tuhan memperkenalkan Diri-Nya sebagai pribadi yang kudus dan mengendalikan sejarah bangsa-bangsa. Suatu saat Tuhan akan menyatakan kemenangan-Nya yang final terhadap yang jahat.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Apa yang akan terjadi pada Gog dan khalayak ramai (ayat 11- 16)? Bagaimana kekalahan mereka digambarkan (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">17-20)?

2. Apakah yang dilakukan Israel terhadap mereka (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">11-16)? Apakah tujuan dari tindakan masyarakat Yahudi ini (ayat 12, 14, 16)? Berkaitan dengan sifat Tuhan yang seperti apakah hal ini perlu dilakukan (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">38:16, 23; 39:7, 25, 27)?

3. Apakah yang dinyatakan Tuhan kepada Israel melalui kekalahan Gog (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">22, 28)? Apakah yang dinyatakan Tuhan kepada bangsa-bangsa dalam peristiwa ini (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">21, 23, 24)? Apakah alasan Tuhan membawa Israel ke pembuangan dan memulihkannya kembali?

4. Apakah yang dilakukan Tuhan kepada Israel ketika mereka berubah setia terhadap Tuhan (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">23)? Selaras dengan apakah hal ini dilakukan (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">24)? Apakah yang dikerjakan Tuhan dalam proses pemulihan umat-Nya (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">29)?

5. Sifat-sifat Tuhan apakah yang dinyatakan melalui pembuangan dan pemulihan Israel, serta kekalahan Gog (ayat 38:16, 23; 39:7, 12, 21, 25, 27)?

6. Melalui pelajaran hari ini kita dapat melihat bahwa kekudusan Tuhan harus dipelihara dalam kehidupan umat-Nya (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">11-16); Allah mendatangkan penghukuman bagi mereka yang meremehkan- Nya (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">17-20) dan memukul serta menyembuhkan umat yang dikasihi-Nya (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">21-24, 25-29). Bagaimanakah seharusnya Anda menghormati kekudusan Tuhan dalam rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, pergaulan, dan hobby Anda?

(0.89) (Yeh 44:6) (jerusalem) Bagian ini mengenai para petugas bait Allah dan merupakan sebuah sisipan. Tetapi sisipan itu mungkin sekali berasal dari masa pembuangan juga. Bagian ini meresmikan perbedaan yang pada kenyataannya sudah ada sejak pembaharuan agama yang dilancarkan raja Yosia berdasarkan kitab hukum Ulangan, yaitu perbedaan antara orang-orang Lewi yang dahulu bertugas pada tempat-tempat kudus di daerah, dengan para imam keturunan Zadok yang menjabat di Yerusalem. Orang-orang Lewi tsb dijadikan petugas rendahan. Kedudukan rendah orang Lewi itu kiranya menjelaskan mengapa mereka kurang berhasrat kembali dari pembuangan, Ezr 2:40; 8:18-19.
(0.89) (Yeh 46:1) (sh: Pelaksanaan ibadah: Peranan raja (Sabtu, 1 Desember 2001))
Pelaksanaan ibadah: Peranan raja

Perayaan hari Sabat dan bulan baru ditandai dengan dibukanya pintu gerbang timur (bdk. bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">44:1-2). Pada hari-hari tersebut, raja dan rakyat akan sujud menyembah Tuhan di tempat itu. Pada hari-hari lain, pintu ini harus selalu ditutup. Peraturan yang ketat ini dimaksudkan untuk menjaga agar kekudusan Bait Suci jangan dilanggar (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">44:5). Motif kekudusan juga tampil dalam ketentuan mengenai tempat memasak kurban-kurban, yang harus dilakukan di dalam wilayah kudus (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">19-24). Karena kurban persembahan bersifat kudus, imam tidak boleh membawanya keluar dari wilayah tersebut karena sentuhan dengan benda-benda kudus akan menguduskan orang yang tersentuh (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">20).

Di dalam ibadah Bait Suci yang baru, raja mendapatkan peranan tertentu di samping para imam dan orang Lewi. Ia mendapatkan posisi kehormatan (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">44:3; 46:3). Ia bertugas mengumpulkan persembahan umat, kemudian mengatur penggunaannya dalam upacara-upacara, di samping mempersembahkan dari miliknya sendiri (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">45:16, 17, 22-25; 46:4-7, 13-14). Sekalipun demikian, di hadapan Allah ia tetap diidentifikasikan dengan umat dan bukan dengan para imam. Ia mewakili baik dirinya sendiri maupun seluruh umat dalam mempersembahkan kurban penghapus dosa (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">45:22). Pada hari Sabat, ia sujud menyembah Allah di ambang pintu gerbang timur, diikuti oleh umat (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">2, 3). Ia keluar-masuk Bait Suci bersama umat (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">8-10).

Peraturan ini menegaskan solidaritas raja dengan seluruh umat sebagai manusia berdosa. Baik raja maupun umat tidak boleh masuk ke tempat kudus. Hanya mereka yang ditetapkan Allah boleh menghampiri Dia, yang bertakhta dalam kemuliaan di dalam bait-Nya. Ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">13-14 merupakan kunci dari pasal ini: setiap hari harus dipersembahkan kurban-kurban bagi pengampunan dan pembasuhan manusia dari dosa agar dapat diterima di hadirat Allah. Namun, oleh pengurbanan Kristus, semuanya ini telah berlalu (Ibr. 10:1-10).

Renungkan: Melalui penglihatan Yehezkiel, para pemimpin Kristen diingatkan akan tanggung jawab rohani dan sosial mereka menjunjung kekudusan Allah.

(0.89) (Yeh 41:5) (sh: Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci (Jumat, 23 November 2001))
Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci

Di sekeliling Bait Suci ada kamar-kamar tambahan, yang bertingkat tiga (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">5-11). Di ujung barat, di belakang Bait Suci, terdapat sebuah bangunan (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">12). Sayangnya tidak ada penjelasan mengenai kegunaan ruangan-ruangan ini. Mungkin ruangan di sekeliling Bait Suci digunakan untuk menyimpan perabotan Bait Suci dan benda-benda lainnya. Pada kuil-kuil di dunia kuno, kamar-kamar seperti ini digunakan untuk menyimpan harta benda hasil persembahan orang-orang yang beribadah ke kuil tersebut. Penjelasan tentang Bait Suci diakhiri dengan ukuran keseluruhannya: 100 hasta x 100 hasta untuk pelataran dalam dan untuk Bait Suci serta ruang-ruang di sampingnya (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">13-14). Bentuk bujur sangkar dan ukuran- ukuran simetris melambangkan kesempurnaan Allah.

Dinding-dinding Bait Suci didekorasi dengan ukiran-ukiran gambar kerub dan pohon kurma (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">17-20). Motif ukiran ini serupa dengan yang ada di dalam Bait Suci Salomo (ayat 1Raj. 6:29- 36). Ukiran pohon kurma telah dijumpai sejak orang masuk melalui pintu gerbang luar, hingga pada daun-daun pintu tempat mahakudus (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">25). Jelas fungsinya bukan untuk keindahan semata-mata, tetapi untuk melambangkan harapan hidup dan kemakmuran (pohon kurma) serta keamanan (kerub). Bagi umat Israel, Allah bersemayam di dalam Bait Suci adalah sumber dari dual hal ini.

Di dalam ruang besar terdapat sesuatu yang tampak seperti mezbah yang terbuat dari kayu (ayat bait+kudus+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">21-22). Malaikat pengantar Yehezkiel menyebut mezbah itu sebagai "meja yang ada di hadirat Tuhan". Mungkin ini menyerupai meja roti sajian (bdk. Kel. 25:23-30), yaitu persembahan yang bukan berupa kurban bakaran bagi Tuhan.

Menghampiri Allah yang kudus selain memang harus terlebih dulu menguduskan diri, juga harus dengan segala puji dan syukur. Kegunaan meja roti sajian adalah untuk menempatkan persembahan syukur untuk segala berkat Tuhan. Ibadah yang benar selalu berangkat dengan kegentaran akan kekudusan Tuhan, tetapi diteruskan dengan pengucapan syukur dan puji- pujian.

Renungkan: Yesus Kristus menyatakan kepada kita kekudusan Allah. Oleh karena Dia kita sekarang dapat mendekat pada Allah dan menaikkan puji-pujian serta ucapan syukur yang tiada hentinya.



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA