Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 3470 ayat untuk bagian maha kudus (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.09) (1Kor 13:4) (full: KASIH ITU SABAR. )

Nas : 1Kor 13:4-7

Bagian ini menggambarkan kasih sebagai suatu kegiatan dan kelakuan, bukan sekadar suatu perasaan batin atau motivasi. Segi-segi kasih yang beraneka ragam dalam ayat-ayat ini menunjukkan sifat Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Setiap orang percaya harus berusaha untuk berkembang dalam kasih semacam ini.

(0.09) (Kel 27:2) (jerusalem: tanduk-tanduknya) Tanduk itu ialah jorokan pada keempat sudut mezbah, yang berupa tanduk. Tanduk-tanduk itulah bagian mezbah yang paling kudus. Darah korban dilumaskan padanya, Kel 29:12, dan juga pada tanduk-tanduk yang ada pada mezbah pembakaran ukupan Kel 30:10. Seorang penjahat dapat memegang tanduk-tanduk itu untuk meloloskan diri dari hukuman, 1Ra 1:50; 2:28.
(0.09) (Dan 11:30) (jerusalem: orang Kitim) Orang Kitim aselinya penduduk pulau Siprus. tetapi kemudian, juga dalam Kitab Suci, nama itu dipakai untuk menyebut seluruh penduduk pantai bagian barat Laut Tengah. Bdk Yeh 27:6+; Yes 23:1+; Yer 2:10+. Di sini "orang Kitim" pasti orang Roma
(0.09) (Rm 5:1) (jerusalem) Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk Rom 1-4, mendapat dalam kasih Allah dan karunia Roh Kudus suatu jaminan keselamatan. Pokok ini diuraikan dalam Rom 5:1-11 dan diuraikan kembali dalam bab 8, sedangkan dalam Rom 5:12-7:25 diperlawankan dengan kebalikannya (dosa, maut, hukum Taurat).
(0.09) (Luk 3:22) (full: TURUNLAH ROH KUDUS ... KE ATAS-NYA. )

Nas : Luk 3:22

Yesus, yang sejak awal telah dikandung dan didiami oleh Roh Kudus (Luk 1:35), sekarang secara pribadi diurapi dan diberi kuasa oleh Roh Kudus bagi pelayanan-Nya. Untuk keterangan lebih lanjut tentang pentingnya baptisan Yesus dalam Roh Kudus,

lihat art. YESUS DAN ROH KUDUS.

(0.09) (1Tes 4:8) (jerusalem: RohNya yang kudus) Nabi Yehezkiel menubuatkan bahwa Roh Kudus akan diberikan kepada umat di zaman Mesias, Yeh 36:27; 37:14. Dengan menyinggung Roh Kudus itu ditekankanlah kesinambungan antara jemaat di Tesalonika dan jemaat purba yang telah menerima Roh Kudus itu, Kis 2:16 dst, Kis 2:33,38, dll. Mengenai Roh Kudus yang diberikan kepada orang Kristen masing-masing, bdk Rom 5:5+.
(0.09) (2Raj 18:1) (sh: Hizkia kudus dalam lingkungan berdosa (Rabu, 6 Juli 2005))
Hizkia kudus dalam lingkungan berdosa

Betapa sulit menjaga hidup kudus di lingkungan yang tidak mengenal Tuhan. Apalagi bila keluarga juga tidak seiman. Namun, itulah risiko hidup di dunia modern.

Ternyata keadaan tersebut bukan hanya terjadi di dunia modern. Sejak zaman dulu anak-anak Tuhan sudah mengalami hal yang sama, yaitu tantangan dan godaan untuk kom-promi dengan dosa. Hizkia menjadi raja di tengah-tengah lingkungan yang jahat baik lingkungan di negaranya sendiri maupun di kerajaan Israel. Ahas, ayah Hizkia adalah raja yang tidak takut akan Tuhan. Pada masa pemerintahannya, Yehuda menyembah berhala. Sedangkan di bagian utara, kerajaan Israel dipimpin oleh Raja Hosea yang berlaku jahat sebagai penguasa terakhir. Tentu Hizkia menyaksikan kejatuhan Israel di tangan Asyur. Pada saat itu, ia belajar bahwa dosa harus dihukum. Israel berdosa besar terhadap Allah maka mereka harus menerima hukuman-Nya yang dahsyat.

Hizkia menyadari dosa tersebut maka ia tidak mau mengulang dosa yang dilakukan ayahnya dan bangsanya. Hizkia memutuskan untuk hidup kudus dan setia beribadah kepada Allah Israel (ayat 3-6). Penulis 2Raja memberikan komentar yang sangat positif terhadap Hizkia, "di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia" (ayat 5). Kesetiaannya dihargai oleh Allah dengan memberikan kepadanya kemenangan terhadap para musuh Yehuda. Pada masanya tidak ada musuh yang bertahan melawannya.

Sikap yang benar di tengah-tengah kedurjanaan adalah tetap percaya kepada Yesus, satu-satunya Allah yang layak disembah, dan setia mempertahankan hidup kudus. Biarpun orang lain menjalani hidup yang najis dan mengolok-olok cara hidup kudus kita sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak boleh menyerah apalagi kompromi. Tuhan akan menyertai kita seperti Ia menyertai Hizkia.

Camkan: Kita bisa melawan arus kejahatan dunia jika kita hidup dalam hadirat-Nya.

(0.09) (Im 8:1) (sh: Melayani Allah yang kudus (Selasa, 10 September 2002))
Melayani Allah yang kudus

Pasal ini dimulai dengan memberikan garis besar dari bagian bagian selanjutnya (ayat 1-5). Pendahuluan ini berfungsi untuk menegaskan bahwa perintah ini memang berasal dari Allah. Kita memperhatikan adanya pengulangan frasa, “seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa” berkali-kali (ayat 9,13,17,dst.). Hal ini ingin menunjukan bahwa Musa, Harun dan keturunannya taat kepada Allah, dan ingin menyatakan kepada Israel bahwa asal mula ibadah mereka buan dari tradisi manusia, namun dari Allah.

Kemudian kita melihat 2 upacara yang berbeda, namun terkait. Pertama, pengudusan mezbah dan kemah pertemuan, serta pengudusan Harun sebagai imam besar (ayat 6-12). Umat mula-mula dikumpulkan “didepan pintu kemah pertemuan”. Lalu Harun dan anak-anaknya dibasuh dengan air, sebagai pembasuhan secara fisikal, juga sebagai pemurnian. Musa mengenakan pakaian imam untuk anak-anak Harun, dan pakaian imam besar untuk Harun yang mencakup hal-hal seperti tercatat dalam Kel. 28 dan 39.

Kedua,penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam-imam, yang dilakukan dengan rangkaian persembahan kurban dan upacara pemurnian, dilakukan selama 7 hari (ayat 13-36). Penahbisan merupakan pengalihan atau transfer status/jabatan. Darah kurban menyucikan Harun dan anak-anaknya, serta mengikat mereka dalam perjajian untuk melayani Allah dalam kemahNya. Selanjutnya persembahan unjukan diserahkan di telapak tangan Harun untuk dipersembahkan kekpada Tuhan karena persembahan itu adalah untuk kepentingannya dan anak-anaknya (ayat 27). Terakhir Musa menyelesaikan penahbisan itu dengan minyak urapan (ayat 30).

Melalui perikop ini kita belajar bahwa seseorang yang telah dipilih Allah menjadi pelayanNya, tidak otomatis dapat menjalankan tugas tersebut sebab orang tersebut harus terlebih dahulu dikuduskan, dan menjadi kudus.

Renungkan: Ingat bahwa sebeum anda melayani, memimpin, bersaksi, berbagi, anda perlu menguduskan diri anda, dan seterusnya hidup kudus karena Allah yang anda layani adalh kudus.

(0.09) (Im 17:1) (ende)

Bagian ini lazimnja disebut "Taurat Kesutjian" dan merupakan sekumpulan undang dan hukum jang bermaksud melindungi kesutjian Umat Jahwe jang kudus, dari pelbagai segi. Bagian ini djauh lebih mendalam adjarannja daripada pasal 1-16 jang lebih memperhatikan segi lahiriah dan rituil sadja. Kekudusan Tuhan Israil menuntut dari umatNja kesutjian jang tidak terdiri atas ketahiran lahiriah dan rituil semata-mata, tetapi djuga dan terutama atas kesutjian moril dan batiniah. Pasal #TB Ima 1-16 memperbintjangkan segala sesuatu jang menghalang umat berhadapan Allah dalam ibadah; pasal #TB Ima 17-26 mengutarakan apa jang dituntut dari orang jang hendak menghubungi Jahwe.

(0.09) (Rm 8:29) (ende: Dikenal oleh Allah)

Ungkapan ini dalam bahasa Kitab Kudus selalu mengandung arti "ditjintai oleh Allah".

(0.09) (Yes 29:1) (jerusalem) Nubuat ini rupanya diucapkan di masa sebelum Yerusalem dikepung pada th 701. Nama Ariel (yang merupakan lambang) tidak jelas artinya (bdk Yes 33:7+). Biasanya para ahli menghubungkan nama itu dengan kata har el atau ari eyl, ialah kata yang dipakai nabi Yehezkiel untuk menyebut bagian atas mezbah, tempat api dan pembakaran korban. Kalau demikian maka nama Ariel mengucapkan ciri kudus kota Yerusalem. Tafsir ini mungkin didukung oleh bagian akhir Yes 29:1 yang menyinggung ibadat yang secara teratur diselenggarakan dalam bait Allah di Yerusalem.
(0.09) (Yeh 44:6) (jerusalem) Bagian ini mengenai para petugas bait Allah dan merupakan sebuah sisipan. Tetapi sisipan itu mungkin sekali berasal dari masa pembuangan juga. Bagian ini meresmikan perbedaan yang pada kenyataannya sudah ada sejak pembaharuan agama yang dilancarkan raja Yosia berdasarkan kitab hukum Ulangan, yaitu perbedaan antara orang-orang Lewi yang dahulu bertugas pada tempat-tempat kudus di daerah, dengan para imam keturunan Zadok yang menjabat di Yerusalem. Orang-orang Lewi tsb dijadikan petugas rendahan. Kedudukan rendah orang Lewi itu kiranya menjelaskan mengapa mereka kurang berhasrat kembali dari pembuangan, Ezr 2:40; 8:18-19.
(0.09) (Im 7:20) (full: NAJIS, HARUSLAH NYAWA ORANG ITU DILENYAPKAN. )

Nas : Im 7:20

Orang yang menurut tata cara ibadah tidak tahir, namun ikut mengambil bagian dalam upacara korban dan persembahan harus dihukum Allah dengan keras. Peraturan ini dibuat untuk mengajarkan betapa kejinya bagi seorang yang mengakui berhubungan baik dengan Allah, tetapi secara sengaja dan sadar tetap berpaut pada dosa. Lih. 1Kor 11:27-30, di mana Paulus mengingatkan bahwa semua orang yang mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus dengan cara yang tidak layak akan menerima murka dan hukuman Allah.

(0.09) (Ibr 12:7) (sh: Di balik sebuah penderitaan (Senin, 8 Mei 2000))
Di balik sebuah penderitaan

Sepanjang sejarah dunia, Kristen selalu mengalami penindasan yang semakin berat dan jahat. Ada tekanan yang datang dari para tetangga maupun pemerintahan setempat. Ada penganiayaan terjadi dalam lingkup lokal maupun nasional. Bagaimana Kristen seharusnya menyikapi keadaan ini? Kristen harus menyikapi penderitaan dan penganiayaan yang dialaminya dari 2 sudut pandang. Pertama, Kristen harus memandang kesulitan dan penderitaan sebagai sebuah disiplin. Allah tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya. Walaupun Allah tidak memberikan alasan mengapa harus mengalami sebuah penderitaan tertentu, namun Allah menjelaskan secara rinci dan hati-hati tentang apa yang Ia lakukan. Yaitu Allah memperlakukan Kristen seperti seorang ayah yang bijaksana memperlakukan anak-anak-Nya. Allah mendisiplin Kristen demi kebaikannya dan supaya beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Perspektif ini membuat penderitaan yang Kristen alami terasa jauh lebih ringan. Kristen tidak perlu lagi bertanya-tanya apa yang sudah ia lakukan sehingga Allah menghukumnya.

Kristen dapat bertahan dan melewati penderitaannya dan keluar sebagai pemenang, karena ia yakin bahwa penderitaannya juga merupakan bentuk ekspresi kasih Allah. Kedua, jika kita meragukan apakah mungkin Allah tega membiarkan anak-anak yang dikasihi-Nya menderita, lihatlah Yesus. Ia telah menderita terlebih dahulu. Yang memimpin dan membawa iman kita kepada kesempurnaan, Yesus Kristus, telah mengalami sebuah penderitaan yang maha dahsyat, walaupun Dia adalah Anak Tunggal Allah.

Renungkan: Keyakinan bahwa Allah tetap mengasihi Anda dan mempunyai tujuan yang baik di balik penderitaan itu, merupakan sumber kekuatan untuk terus bertahan di dalam penderitaan. Hanya jangan pernah berharap keuntungan secara ekonomi jika Anda harus kehilangan sebuah pekerjaan. Jangan pernah berharap keuntungan secara kesehatan jika Anda menderita penyakit yang berat. Namun berharaplah keuntungan rohani dari penderitaan yang dialami. Jika kita berserah kepada Allah, Dia akan bekerja di dalam hidup kita dan melalui penderitaan ini kita akan bertumbuh di dalam kekudusan. Bahkan kita akan menuai kebenaran dan damai sejahtera yang sudah disediakan bagi anak-anak-Nya yang sedang mengalami penderitaan.

(0.09) (Neh 8:10) (full: MAKANLAH SEDAP-SEDAPAN DAN MINUMLAH MINUMAN MANIS. )

Nas : Neh 8:11

Orang Yahudi amat menikmati makanan yang banyak lemak dan minuman yang manis. Banyak anggur kuno dididihkan hingga menjadi sangat manis dan kental seperti madu. Cairan ini harus dicampur dengan banyak air sebelum bisa diminum

(lihat cat. --> Neh 5:18).

[atau ref. Neh 5:18]

(0.09) (Yl 2:28) (sh: Di balik karya kebangkitan Kristen (Senin, 18 Juni 2001))
Di balik karya kebangkitan Kristen

Mendengar dan menyaksikan kebangkitan Kristen di beberapa bagian dunia ini, menyadarkan kita bahwa ada kuasa di balik karya kebangkitan Kristen, yakni Roh Kudus. Banyak pula hati yang dahulunya dingin terhadap Injil namun kini dikobarkan api penginjilan, karena karya Roh Kudus. Nubuatan nabi Yoel yang kita baca hari ini memaparkan bahwa janji pencurahan Roh Kudus telah dinyatakan Allah ribuan tahun lalu dan telah digenapi zaman Perjanjian Baru (Kis. 2:14-21) dan yang akan terus berkarya.

Karunia pencurahan Roh Kudus yang dalam zaman Perjanjian Lama hanya bagi segelintir orang, kini telah terbuka bagi setiap Kristen zaman Perjanjian Baru. Janji pencurahan nubuatan nabi Yoel dinyatakan bagi setiap orang: semua lapisan usia dan semua lapisan sosial (28- 29). Roh Kudus memperlengkapi Kristen menembus batas akal manusia agar menangkap visi kekal Allah bagi keselamatan umat manusia, kemudian menyatakan rencana- Nya bagi dunia yang tidak mampu mengerti dan mengimani karya-karya-Nya. Melalui berbagai cara, Roh Kudus menyatakan hal-hal dari Allah kepada umat-Nya: nubuat, mimpi, dan penglihatan. Ini merupakan pengajaran bagi Kristen bahwa Allah mencurahkan Roh-Nya kepada siapa pun dan dengan cara apa pun.

Mengiringi janji pencurahan Roh Kudus, Ia pun akan mengadakan banyak tanda mukjizat dan ajaib di langit dan bumi ciptaan-Nya, sebelum hari kedatangan-Nya (30- 31). Benarkah bahwa tanda-tanda mukjizat dalam nubuatan ini membawa malapetaka dan bukan berkat? Jawabannya: ya dan tidak. Ciptaan yang biasanya memberi manfaat dan perlindungan bagi manusia justru berfungsi terbalik: mengerikan dan membahayakan (31). Kegemparan, kekacaubalauan, dan kengerian akan meliputi seluruh alam semesta. Namun semuanya ini akan menghasilkan respons yang berbeda: ada yang berseru dan datang kepada Kristus – Sion, namun ada pula yang mencari keselamatannya sendiri (32). Respons inilah yang membedakan apakah hari Tuhan menjadi malapetaka ataukah berkat.

Renungkan: Karya Roh Kudus membuka tabir rahasia keselamatan di dalam Kristus dan memampukan Kristen yang telah berespons iman untuk mewartakan berita keselamatan ini kepada orang lain supaya bersama-sama menyambut hari kedatangan Tuhan dengan penuh kemenangan.

(0.09) (Yoh 14:26) (full: ROH KUDUS. )

Nas : Yoh 14:26

Penghibur di sini disamakan dengan Roh Kudus. Bagi orang Kristen PB hal yang terpenting tentang Roh Kudus bukanlah kebesaran dan kuasa-Nya (Kis 1:8), tetapi bahwa Dia adalah "Kudus". Tabiat-Nya yang kudus, bersamaan dengan manifestasi tabiat yang kudus itu dalam kehidupan orang-orang percaya itulah yang paling penting (bd. Rom 1:4; Gal 5:22-26).

(0.09) (Mzm 104:1) (sh: Allah penguasa alam semesta (Selasa, 18 Oktober 2005))
Allah penguasa alam semesta

Sama seperti otoritas seorang raja yang memberi perintah bawahannya untuk mengelola harta miliknya, maka Allah menyatakan otoritas-Nya atas alam semesta supaya umat-Nya mengetahui siapa Dia. Allah adalah penguasa sejati alam semesta. Allah jauh lebih besar daripada alam semesta ciptaannya, sedangkan manusia jauh lebih kecil daripada alam semesta.

Alam semesta yang begitu besar tidak mampu menampung keagungan Allah yang jauh lebih besar (ayat 1). Ketika Allah hadir di alam semesta, semua unsurnya menjadi fasilitas yang melayani-Nya. Langit yang luas menjadi atap istananya, lautan menjadi kamar-kamarnya, awan sebagai kendaraan Allah, angin dan api sebagai pengawal-pengawal-Nya, dan bumi sebagai tumpuan kaki-Nya (ayat 2-5). Dari gambaran maha dahsyat di atas, kendali Allah ditujukan sekarang ke bumi. Dalam kemahakuasaan-Nya Ia membatasi samudera raya yang begitu menakutkan manusia, pada tempat-tempat yang sudah ditentukan-Nya di bumi (ayat 7-9). Ini gambaran perlindungan Allah atas makhluk ciptaan-Nya. Lebih heran lagi, kemahakuasaan Allah itu digunakan-Nya untuk memenuhi kebutuhan segenap ciptaan-Nya sehingga tidak ada satu pun makhluk yang akan punah dalam pemeliharaan-Nya (ayat 10-18). Allah yang Maha Besar dan Maha Kuasa adalah Allah yang peduli kepada setiap ciptaan-Nya.

Di hadapan Pencipta dan Penguasa satu-satunya alam semesta dan segala isinya, manusia adalah kecil, tak berdaya, dan fana. Namun, betapa si kecil ini sering tidak tahu diri menantang dan melawan-Nya. Hanya oleh anugerah-Nya kita tidak diganjar kebinasaan. Hanya karena kasih-Nya, Ia mengampuni kita dalam Tuhan Yesus. Biarlah kita hidup untuk menyenangkan Dia, memuliakan dan memuji nama-Nya, dan bersama dengan alam semesta menyaksikan kedahsyatan-Nya kepada setiap umat ciptaan-Nya.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.09) (Yeh 27:1) (sh: Elegi untuk sebuah kapal yang maha indah (Minggu, 16 September 2001))
Elegi untuk sebuah kapal yang maha indah

Sungguh ironis bila sebuah kapal yang maha indah diratapi. Namun kenyataannya memang demikian karena Yehezkiel mendapat mandat langsung dari Allah untuk menyanyikan sebuah elegi kepada Tirus. Kota yang terletak di pintu gerbang lautan ini telah dihadang oleh sebuah malapetaka yang dahsyat hingga layak untuk diratapi (ayat 1-3).

Kota Tirus pasti tidak pernah menyangka bahwa riwayatnya akan berakhir mengenaskan. Dalam perspektif dirinya, ia adalah sebuah kapal yang bertubuh sempurna di dalam keindahan (ayat 4). Bahan dasarnya adalah kayu pilihan (ayat 5). Papan dayungnya pun disiapkan dengan baik (ayat 6). Layarnya dan tendanya indah berwarna-warni menggambarkan keagungan. Kru pendayung dan kelasinya adalah orang Sidon (kota pelabuhan 25 mil dari utara Tirus) dan Arwad (tanah orang Fenisia, pesisir mediterian dan utara Sidon) (ayat 8). Para montirnya adalah tua-tua Gebal (kota diantara Sidon dan Arwad) beserta segenap kapal yang berlabuh hendak menjadi mitra dagangnya (ayat 9). Para prajurit militernya adalah orang-orang pilihan dari Persia, Lud (Lidya, di Asia kecil), dan Put (Libya, di utara Afrika) yang mengenakan perisai serta ketopong yang menambah semarak penampilannya (ayat 10). Keindahan Tirus sebagai sebuah kota dilukiskan semakin sempurna ketika orang Arwad dan tentaranya memanjat di atas sekeliling temboknya dan orang Gamad (utara dari Asia kecil) di atas menara- menaranya (ayat 11).

Renungkan: Allah Sang Pencipta setiap insan dan alam semesta ini tidak membenci kecantikan atau keindahan. Ia justru menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-Nya. Yang dibenci Allah adalah apabila kecantikan hanya penampilan luar padahal di dalam kebusukan semata. Ingatlah bahwa kecantikan dari dalamlah yang akan terpancar keluar.

Bacaan untuk Minggu ke-15 sesudah Pentakosta

Ulangan 4:1-8

Yakobus 1:19-25

Markus 7:1-8, 14-15, 21-23

Mazmur 15

Lagu: Kidung Jemaat 408

PA 2 Yehezkiel 22

Pembuangan yang dialami oleh bangsa Yehuda membuat kita bertanya mengapa Allah tega membuang umat-Nya sendiri? Tidak maukah Allah memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki kesalahannya? Memang bila kita tidak melihat secara seksama apa yang dilakukan oleh bangsa Yehuda, kita akan berpikir demikian. PA kita hari ini akan memperlihatkan kepada kita mengapa Allah harus membuang bangsa Yehuda sebagai bentuk penghukuman-Nya kepada umat- Nya sendiri.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Apa 2 dosa kota Yerusalem yang dicela oleh Allah (ayat 1-3)? Apa dampak perbuatan mereka terhadap diri mereka di hadapan Allah dan terhadap kelangsungan hidup mereka sebagai bangsa (ayat 4)? Menurut Anda apakah 2 dosa itu saling memperburuk satu dengan yang lain? Jelaskan!

2. Dosa-dosa Yerusalem dijabarkan lebih detil oleh Allah. Bagaimana hubungan orang-tua dan anak dalam masyarakat Yehuda, apakah otoritas orang-tua masih ditaati oleh para anak (ayat 7a)? Bagaimanakah keadilan yang berlaku khususnya bagi orang-orang lemah (ayat 7b, 29)? Lalu bagaimana dengan para pemimpin, apa yang mereka lakukan dan yang mereka cari (ayat 8, 9-12, 25-28)? Bagaimanakah tindakan-tindakan di atas berhubungan dengan penyembahan berhala mereka?

3. Jika demikian halnya, apa pendapat Anda tentang tindakan Allah kepada mereka (ayat 13-16a, 17-22a, 30)? Namun apakah penghukuman Allah semata-mata dijatuhkan demi kepuasaan amarah Allah (ayat 16b, 22b)? Lalu sebenarnya apakah tujuan penghukuman Allah? Apa yang Anda pelajari tentang Allah?

4. Berdasarkan pertanyaan no 2, tepatkah bila dikatakan bahwa tatanan sosial masyarakat Yehuda sudah terjungkirbalik? Jelaskan! Evaluasilah tatanan sosial masyarakat kita saat ini berdasarkan kriteria Yehezkiel. Seberapa dekatkah masyarakat kita menuju akhir (ayat 4)? Apa yang dapat Anda dan gereja Anda lakukan untuk memulihkan tatanan masyarakat kita? Pikirkan tindakan konkrit yang tidak terlalu ideal, agar dapat dilakukan mulai sekarang!

(0.09) (Im 17:1) (jerusalem) Bab Ima 17:1-27:34 kitab Imamat ini lazimnya diberi judul: "Hukum Kekudusan". Bagian ini memang berasal dari tradisi Para Imam, tetapi bagian inti tampaknya terbentuk pada akhir zaman para raja dan memuat adat kebiasaan yang ditepati dalam bait Allah di Yerusalem. Dalam "Hukum Kekudusan" itu tampaklah dengan jelas sejumlah besar dengan ajaran nabi Yehezkiel. Ini berarti bahwa ajaran nabi itu tidak lain kecuali suatu perkembangan dari apa yang sudah ada sebelum masa pembuangan Israel ke Babel. Adapun kekudusan ialah sebuah sifat hakiki Allah Israel, bdk Ima 11:44-45; 19:2; 20:7,26; 21:8; 22:23 dst. Arti pertama kata "Kudus" ialah: yang terpisah yang transenden dan tidak terhampiri, sehingga menimbulkan rasa takut keagamaan, Kel 33:20+. Kekudusan Allah itu meliputi juga segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah atau diserahkan kepadaNya, yaitu: tempat, Kel 19:12+, masa dan waktu, Kel 16:23; Ima 23:4+, tabut perjanjian, 2Sa 6:7+, manusia, Kel 19:6+, khususnya para imam, Ima 21:6, benda-benda, Kel 30:29; Bil 18:9, dll. Mengingat hubungannya dengan ibadat maka "kudus" berdekatan dengan "tahir". Sejauh itu "Hukum Kekudusan" dapat juga disebut "Hukum Ketahiran". Akan tetapi sifat moril Allahnya Israel merohanikan pandangan primitip itu. "Kudus" tidak hanya berarti: dipisahkan dari apa yang profan (teruntuk bagi keperluan manusia), tetapi terutama: dipisahkan dari dosa: ketahiran lahiriah bergabung dengan kesucian hati manusia, bdk penglihatan nabi Yesaya, Yes 6:3+.


TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA