Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 55 ayat untuk bagaimanapun juga AND book:[1 TO 39] AND book:3 (0.004 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Im 19:14) (jerusalem: tuli) Orang tuli (kata Ibrani juga berarti: bisu) tidak dapat menangkis dan mengimbangi kutukan itu dengan kutukan.
(1.00) (Im 24:4) (jerusalem: emas murni) Dapat juga diterjemahkan emas tahir. Demikian halnya dengan "emas murni" dalam Ima 24:6
(0.98) (Im 10:6) (jerusalem) Ayat-ayat ini memuat upacara perkabungan. Imam harus terpisah dari masyarakat umum dan karena itu ada aturan-aturan khusus buat para imam, bdk juga bab 21.
(0.96) (Im 19:27) (jerusalem) Ayat-ayat ini melarang adat perkabungan yang dianggap kafir; bdk juga Ima 21:5; Ula 14:1. Namun demikian ada banyak ayat yang menyatakan bahwa juga orang Israel berkabung dengan cara demikian, Yes 3:24; Yer 16:6; 41:5; 47:5; 48:37; Ams 8:10; Ayu 1:20. Bahkan Yeh 7:18 masih menyebutkan upacara perkabungan itu, sehingga ternyata orang Israel terus mengadakan upacara itu, meskipun dilarang Ima 19:27-28. Mungkin orang menganggap upacara itu sebagai upacara pertobatan juga, bdk Yes 22:12.
(0.94) (Im 12:1) (jerusalem) Persalinan sama seperti haid dan keluarnya lelehan pada laki-laki, bab 15, dianggap sebagai hilangnya daya hidup pada manusia. Maka orang yang mengalami kehilangan itu perlu memulihkan daya hidupnya melalui upacara tertentu. Dengan memulihkan daya hidupnya orang juga memulihkan hubungan dengan Allah sebagai sumber daya hidup.
(0.94) (Im 15:1) (jerusalem) Kenajisan yang dibicarakan di sini bukan hanya kenajisan yang disebabkan penyakit menular (sipilis), tetapi juga setiap pencurahan air mani laki-laki dan haid perempuan. Memang segala sesuatu yang bersangkutan dengan Kesuburan dan pembiakan mempunyai ciri rahasia, bdk Ima 12:1+.
(0.94) (Im 23:1) (jerusalem) Bab 18-20 menguraikan tentang kemurkaan akhlak yang perlu untuk mempersembahkan korban, lalu bab 21-22 menyajikan peraturan-peraturan tentang korban, akhirnya bab 23 ini menetapkan perayaan-perayaan keagamaan. Perayaan-perayaan itu juga dibicarakan dalam Kel 12:1+ dan Ima 23:14+.
(0.94) (Im 23:39) (jerusalem) Bagian ini berupa sisipan yang ditambahkan sesudah masa pembuangan. Ditekankan bahwa hari raya Pondok Daun adalah hari suka cita, seperti juga dikemukakan dalam Ula 16:13-16. Hari raya itu merupakan peringatan akan zaman Israel mengembara di gurun, Ima 23:43.
(0.94) (Im 27:28) (jerusalem) Dengan memperluas arti sebuah istilah yang berasal dari peristilahan perang suci, Yos 6:17+, orang "mengharamkan" (mengkhususkan bagi Tuhan) apa yang mau dijadikan milik Allah semata-mata. Pemakaian barang itu diberikan kepada para imam menurut Ima 27:21; Bil 18:14; Yeh 44:29. Begitu juga "diharamkan" (dikhususkan) apa yang dilarang oleh Allah, Ula 7:26.
(0.93) (Im 1:4) (full: MELETAKKAN TANGANNYA KE ATAS KEPALA. )

Nas : Im 1:4

Seorang Israel yang mempersembahkan seekor binatang meletakkan tangannya ke atas binatang itu, yang menunjukkan bahwa ia menyatukan diri dengan binatang yang mewakilinya. Tindakan ini mengungkapkan ide penggantian (bd. Im 16:21-22; 24:14). Ketika binatang itu mati, seakan-akan orang yang mempersembahkannya juga ikut mati, namun juga tetap hidup untuk melayani Allah. Demikian pula, orang Kristen mempercayakan diri kepada Kristus dan menjadi satu dalam kematian-Nya (Rom 6:3-11; bd. 2Kor 5:21; Ibr 9:14). Dengan demikian mereka dipanggil untuk hidup sebagai umat yang bangkit dari kematian dan mempersembahkan diri sebagai persembahan yang hidup kepada Allah (Rom 12:1; Ibr 13:15).

(0.93) (Im 23:15) (full: GENAP TUJUH MINGGU. )

Nas : Im 23:15

Hari Raya Tujuh Minggu (bd. Ul 16:10), juga dikenal dengan Hari Raya Pentakosta, dirayakan pada akhir panen gandum, 50 hari ("Pentakosta" artinya "lima puluh") setelah Hari Raya Buah Sulung (ayat Im 23:16). Pada hari ini umat Allah bersyukur atas berkat makanan berkelimpahan dan segala sesuatu yang menopang mereka. Pada hari raya Pentakosta itulah Allah mencurahkan Roh Kudus atas murid-murid Yesus (Kis 2:1-4).

(0.93) (Im 1:9) (jerusalem: korban api-apian) Ungkapan ini tidak hanya dipakai sehubungan dengan korban bakaran, tetapi juga sehubungan dengan bagian korban manapun yang dibakar bagi Tuhan. Persembahan tidak dianggap sebagai makanan jasmaniah yang dihidangkan kepada Allah, lalu dimakan olehNya bersama dengan manusia, bdk Ula 18:1+. Sebaliknya, persembahan itu disamakan dengan asap korban bakaran dan ukupan, yang "baunya menyenangkan bagi Tuhan", bdk Kel 29:18+.
(0.93) (Im 16:22) (jerusalem: dilepaskan di padang gurun) Kambing jantan itu tidak dipersembahkan sebagai korban kepada Azazel. Tetapi kambing itu membawa kesalahan umat Israel ke padang gurun, tempat kediaman roh jahat itu. Pengalihan kesalahan kepada binatang itu dan juga pendamaian di adakan "di hadapan Tuhan", Ima 16:10, dengan perantaraan seorang imam, Ima 16:21. Begitu ibadat kepada Tuan memungut dan menyesusaikan adat kerakyatan yang kunci itu.
(0.93) (Im 26:3) (jerusalem) Sama seperti hukum kitab Ulangan, Ula 28 begitu pula Hukum Kekudusan diakhiri dengan serangkaian berkat dan kutuk. tetapi istilah-istilah, kata-kata dan isi Ima 26 berbeda sekali dengan yang terjumpai dalam Ula 28. Jelaslah kedua nas tsb tidak bergantung satu sama lain. Naskah-naskah dari kawasan timur di zaman dahulu, yang berisikan perjanjian juga berakhir dengan berkat dan kutuk semacam itu.
(0.93) (Im 5:14) (sh: Antara kekudusan dan kepemilikan (Minggu, 8 September 2002))
Antara kekudusan dan kepemilikan

Selain kurban penghapus dosa, ada pula kurban penebus salah. Kurban itu juga harus dibawa kehadapan Allah apabila seseorang bersalah karena melakukan sesuatu yang keliru dengan tidak terlalu yakin, atau melakukan dosa, namun tidak sadar kemudian bahwa ia telah bersalah (ayat bagaimanapun+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">17-19)

Selain itu, ada pula kesalahan karena pengambilan harta, yang berkaitan dengan besumpah palsu dalam masalah kepemilikan sesamnya. Ada orang yang bersalah karena tidak bertanggung jawab terhadap harta yang dipercayakan kepadanya, ada pula yang menipu, dan ada juga kesalahan tidak bisa mengganti barang hilang yang sebelumnya ia telah temukan. Kita melihat bahwa kesalahan disini adalah kesalahan yang disengaja!

Sumpah palsu langsung akan melibatkan Allah yang namaNya disebut secara sia-sia. Orang yang bersalah tidak dilepaskan dari tanggung jawab untuk mengembalikan harta sesamanya, namun ia harus membayar secara penuh kerugian yang telah disebabkannya. Bahkan ia juga di denda 20% dadri nilai yang hilang.

Dalam Mazmur 7:1-17, kita melihat bahwa cara kurban disajikan telah ditentukan. kulit dari kurban bisa disimpan, tidak seperti dalam kasus kurban penghapus dosa. Kurban sajian lebih lanjut disyaratkan (ayat bagaimanapun+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A3&tab=notes" vsf="TB" ver="">9).

Renungkan: Kekudusan berkaitan dengan masalah materiil. Bagaimana cara anda mendapatkan kebutuhan harta benda Anda? Singkirkan mental atau kecenderungan untuk korupsi jauh-jauh ! Itu akan menyelamatkan banyak orang, dan terutama diri anda sendiri.

(0.92) (Im 17:1) (sh: Cara yang kudus sebagai cerminan kekudusan Allah (Rabu, 18 September 2002))
Cara yang kudus sebagai cerminan kekudusan Allah

Permainan politik yang kotor ternyata bukan hanya monopoli politikus negara, karena sering kali juga menjadi bagian dari kehidupan gereja dan pelayanan Kristen. Memang kedengarannya ganjil, namun sudah dimaklumi selama ribuan tahun sejarah gereja.

Tuhan memanggil Israel untuk mencerminkan kekudusan Allah pada setiap aspekdan kebiasaan hidup mereka sehari-hari. Gaya hidup Israel bukanlah ditentukan oleh selera dan keinginan mereka masing-masing, melainkan ditetapkan, diatur dan disesuaikan dengan hukum Tuhan. Tuhan menetapkan waktu dan tempat yang spesifik bagi perngorbanan, serta mengatur tata cara penyembelihan hewan selama mereka dipadang gurun. Baik untuk keperluan kurban ataupun konsumsi ruma tangga, Israel hanya diperbolehkan menyembelih hewan di kemah suci. Tujuan dari semuanya ini adalah untuk menghindarkan Israel dari praktek –praktek penyembahan dan pengobarnan yang dilakukan bagi dewa-dewa asing dengan cara yang tersembunyi (ayat bagaimanapun+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">7).

Melalui pemahaman diatas, kita dapat mempelajari bahwa untuk mencerminkan kehidupan yang kudus di hadapan Allah, maka motivasi yang baik saja belumlah mencukupi. Tidaklah cukup jikalau seseorang dengan motivasi yang baik mencurahkan darah korban di luar Kemah suci, karena hal ini bukannya membuktikan penghormatan kepada Tuhan melainkan sebaiknya suatu perzinahan rohani. Itu merupakan suatu pelanggaran yang menyedihkan, karena selain diperhitungkan sebagai hutang darah (ayat bagaimanapun+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">4), juga memiliki konsekwensi yang berat yaitu hukuman mati (ayat bagaimanapun+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">9).

Tuhan menuntut kita untuk mencerminkan kekudusanNya dalam kehidupan sehari, bukan hanya melalui motivasi yang kudus, melainkan juga melalui cara yang kudus. Di hadapan Tuhan, tidak ada motivasi yang kudus tanpa penerapan cara-cara yang kudus.

Renungkan: Untuk membangun jemaatNya yang kudus, Tuhan tidak membutuhkan intrik-intrik dan cara-cara cemar. Singkirkanlah berbagai strategi kotor, kehidupan yang tidak sepadan dengan Tuhan dan penggunaan uang haram dari gereja dan pelayanan Anda !

(0.92) (Im 24:1) (sh: Ibadah orang biasa? (Kamis, 26 September 2002))
Ibadah orang biasa?

Jika dibaca sekilas, bagian ini seolah-olah murni berbicara mengenai apa yang Harun – sebagai Imam Besar yang Allah sendiri pilih, urapi dan kuduskan – harus lakukan di dalam kemah Pertemuan di hadapan Allah. Padahal, yang kita baca ini baru separuh dari apa yang disampaikan oleh nas ini. Perintah-perintah ini juga menggarisbawahi peranan umat Israel (baca= orang biasa aja) dalam ibadah di hadapan Tuhan, dan juga menunjukkan arti penting peran umat (sekali lagi baca= orang biasa) dalam kekudusan seluruh bangsa.

Peraturan pertama dalam nas ini berkenaan dengan minyak untuk lampu, yang dipasang di depan tabir yang menutupi tabut perjanjian di dalam Kemah Pertemuan (ayat bagaimanapun+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">3). Dalam peraturan itu dikatakan bahwa lampu itu harus tetap menyala, tiap hari dari petang sampai pagi (ayat bagaimanapun+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">2-3), dengan bahan baker minyak zaitun tumbuk yang – berdasarkan perintah langsung dari Allah – harus dibawa oleh umat (ayat bagaimanapun+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">1).Artinya, umat punya peran langsung untuk menjaga lampu agar lampu itu tetap menyala. Bahkan, seorang penafsir menyatakan bahwa Israel adalah umat yang terangnya memancar kepada bangsa-bangsa. Keduanya menonjolkan peran seluruh Israel (termasuk orang biasa) di hadapan Allah, tidak hanya Harun.

Peraturan kedua, yang berkenaan dengan roti sajian, juga mengarah pada hal yang sama. Dua belas roti itu menunjuk kepada bilangan suku-suku Israel (ayat bagaimanapun+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">5). Sementara tepung gandum yang menjadi adonan bagi roti tersebut menunjuk kepada hasil dan pekerjaan utama bangsa itu. Karena itu, persembahan, yang adalah kewajiban perjanjian Israel untuk ‘selama-lamanya’ (ayat bagaimanapun+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">8), merupakan symbol dari kewajiban perjanjian umat (baca= orang biasa) untuk memuliakan Allah melalui hasil keringat mereka sehari-hari secara rutin.

Renungkan: Tindakan-tindakan ibadah yang dilakukan orang-orang Kristen, seharusnya terus menjadi cermin dari tindakan kehidupan dirinya sehari-hari. Jika tidak, maka sama seperti kata Yakobus: “Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak. 3:36).

(0.92) (Im 1:3) (full: KORBAN BAKARAN. )

Nas : Im 1:3

Istilah Ibrani untuk korban bakaran berarti "yang naik ke atas" kepada Allah. Seluruh korban dibakar habis, yang menunjukkan bahwa penyerahan menyeluruh kepada Allah diperlukan dalam ibadah yang sejati. Pada saat bersama, terliput juga pengampunan (ayat Im 1:4), menekankan bahwa sebelum para penyembah dapat mengabdikan diri kepada Allah, mereka harus disucikan dari dosa (bd. Mat 5:23-24). Menurut penulis surat Ibrani, Yesus adalah penggenapan sempurna dari korban bakaran (Ibr 10:5-10).

(0.92) (Im 5:15) (full: KORBAN PENEBUS SALAH. )

Nas : Im 5:15

Korban penebus salah dituntut apabila seseorang secara sengaja atau tidak sengaja melalaikan hak milik orang lain (Im 5:14-6:7; Yos 7:1; Yos 22:20). Korban ini juga diperlukan ketika salah satu perintah Tuhan dilanggar dengan tidak sengaja (ayat Im 5:17). Korban harus dipersembahkan bersama dengan membayar gantinya sepenuhnya, ditambah denda dua puluh persen (ayat Im 5:16; 6:5).

(0.92) (Im 7:2) (full: DISIRAMKAN PADA MEZBAH. )

Nas : Im 7:2

Di dalam PL, bentuk-bentuk upacara penyembahan menjadi sarana komunikasi di antara Allah dengan umat-Nya. Upacara itu melakonkan doa-doa yang mengungkapkan pertobatan umat dan permohonan mereka untuk diampuni dan didamaikan kembali. Upacara itu juga menyampaikan rasa syukur dan pengabdian Israel kepada Allah. Dari pihak Allah upacara tersebut melakonkan janji-janji, peringatan-peringatan, dan ajaran-ajaran ilahi yang menyatakan sikap Allah terhadap umat-Nya dan apa yang diharapkan oleh-Nya dari mereka

(lihat cat. --> Im 1:2).

[atau ref. Im 1:2]



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA