(1.00) | (Hak 17:6) |
(full: SETIAP ORANG BERBUAT ... MENURUT PANDANGANNYA.
) Nas : Hak 17:6 Orang yang melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri sudah pasti akan melakukan perkara yang jahat dipandangan Allah (bd. Hak 2:11; 4:1; 6:1; 10:6). Sikap yang ingkar akan hukum ini adalah sama lazim pada zaman kita ini seperti pada masa Mikha. Orang mau berbuat sekehendak hatinya sendiri dan merasa tersinggung bila diberi tahu apa yang dapat dan yang tidak dapat mereka lakukan -- bahkan oleh Allah dan Firman-Nya. Orang yang mengabaikan standar-standar mutlak Allah demi keinginan manusiawi yang subyektif akhirnya akan mengalami kekacauan rohani, moral, dan sosial. Pada pihak lain, orang percaya sejati akan dengan senang hati tunduk kepada standar-standar dan pendirian Allah sebagaimana dinyatakan dalam Firman-Nya yang tertulis. |
(0.97) | (Hak 17:1) |
(sh: Dalam lima pasal terakhir ini, (Senin, 3 November 1997)) Dalam lima pasal terakhir ini,Hakim-hakim membongkar tiga kasus yang menunjukkan kekacauan zaman itu. Dosa mencuri. Mikha mencuri uang perak ibunya. Ia sempat membuat ibunya menduga, orang lain yang mencuri. Kesalahannya jelas tidak ringan. Namun begitu ia mengaku, ibunya segera mengampuni. Sikap ibunya yang lunak itu mungkin dapat kita benarkan karena alasan sayang. Tetapi hal itu tidak mendidik. Pengampunan dan pemulihan memang harus terjadi di antara umat Tuhan, namun tidak dengan menyepelekan dosa. Dosa penyembahan berhala. Bisa dimengerti, kalau ibu itu tidak memiliki prinsip jelas tentang disiplin, karena tidak tahu tentang kebenaran. Firman Tuhan menyatakan:1) larangan penyembahan berhala, 2) hanya keturunan Harun yang boleh menjadi imam, 3) kurban harus diberikan di kemah sembahyang, 4) berkat hanya datang karena ketaatan bukan oleh upacara ibadah. Bila orang Lewi saja tidak paham aturan itu, apalagi keluarga tersebut. Tidak heran bila umat Tuhan itu hidup liar. Renungkan: Paham dan taat Firman Allah adalah prasyarat kepribadian yang berintegritas, keluarga rukun, masyarakat yang diberkati Tuhan. |
(0.97) | (Hak 17:1) |
(full: MIKHA.
) Nas : Hak 17:1 Sejarah kronologis kitab ini berakhir dengan pasal Hak 16:1-31. Mulai dengan episode Mikha, bagian terakhir kitab Hakim-Hakim (Hak 17:1-21:25) menguraikan standar-standar moral yang rendah, upacara-upacara keagamaan yang sesat, dan tatanan sosial yang kacau di Israel selama periode hakim-hakim. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa jikalau firman Allah dan prinsip-prinsip moral yang benar diabaikan, maka baik individu maupun masyarakat secara keseluruhan akan dibinasakan (bd. Ams 14:34; 21:7). Dua kali penulis mengatakan bahwa "setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Hak 17:6; 21:25; bd. Ams 14:12). Jalan Allah ditolak sehingga mengakibatkan keputusasaan, kekacauan, dan kematian. |
(0.96) | (Hak 19:1) |
(full: PADA ZAMAN ITU.
) Nas : Hak 19:1 Peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam pasal Hak 19:1-30 menunjukkan betapa buruk dan bejat beberapa orang di Israel setelah berpaling dari Allah.
|
(0.96) | (Hak 21:25) |
(full: SETIAP ORANG BERBUAT ... MENURUT PANDANGANNYA.
) Nas : Hak 21:25 Kitab ini diakhiri dengan menekankan bahwa sepanjang masa para hakim, bangsa Israel mengabaikan standar-standar Allah bagi mereka dan melakukan apa yang baik menurut pandangan mereka sendiri. Akan tetapi, sebagaimana dikemukakan Amsal, pikiran dan pendapat manusia kurang memadai dalam mempertimbangkan kebenaran (Ams 14:12; 16:25). Menjadikan pandangan kita dan bukan Firman Allah sebagai penuntun kehidupan kita merupakan pemberontakan terhadap-Nya. Nehemia menulis mengenai umat Allah, "Mereka mendurhaka dan memberontak terhadap-Mu. Mereka membelakangi hukum-Mu ... Tetapi karena kasih sayang-Mu yang besar Engkau tidak membinasakan mereka sama sekali dan tidak meninggalkan mereka, karena Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang" (Neh 9:26,31). |
(0.95) | (Hak 20:13) |
(full: BANI BENYAMIN TIDAK MAU MENDENGARKAN.
) Nas : Hak 20:13 Suku Benyamin lebih membela orang-orang jahat di antara mereka daripada korban tak bersalah yang mengalami kekejaman yang hebat itu (Hak 19:25).
|
(0.94) | (Hak 9:1) |
(sh: Anak gundik (Rabu, 15 Oktober 1997)) Anak gundikdalam bacaan hari ini merekayasa segala cara agar menjadi raja. Abimelekh bin Yerubaal (Gideon) dengan kejam dan tipu muslihat membunuh tujuh puluh saudara sedarahnya (ayat Doyan kekuasaan. Dosa pembunuhan terus menerus terjadi sesudah manusia jatuh ke dalam dosa. Mulai dari Kain (pasal Nubuat kehancuran. Yotam si anak sah Gideon berdiri bernubuat. Mula-mula ia memberi ilustrasi menarik mengenai pemilihan raja dan pengangkatan diri jadi raja. Lalu ia berkata kalau mereka dukung raja (meski ia sendiri yang doyan kuasa) akan ada sukacita. Tetapi bila tidak, penghancuran akan terjadi. Setelah "bernubuat" ia bersembunyi. Renungkan: Nubuat yang benar dan orang yang mengucapkannya selalu setia menserasikan diri dengan firman kebenaran. Doa: Hindarkan kami dari tipu muslihat. |
(0.94) | (Hak 18:1) |
(sh: Butuh tempat untuk didiami. (Selasa, 4 November 1997)) Butuh tempat untuk didiami.Betapa malang bangsa yang tidak memiliki pemimpin atau pemimpinnya tidak benar. Itulah dialami Israel di zaman Hakim-hakim. Tidak ada pemimpin yang mampu membimbing rakyat ke dalam kehidupan yang adil dan makmur. Sekelompok orang suku Dan menderita, tidak memiliki tanah. Mereka berkelana mencari tempat berdiam. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita perlu berdoa dan mengupayakan agar kepemimpinan bangsa kita dapat berkelanjutan dalam prinsip yang benar dan takut akan Tuhan. Pemimpin yang baik adalah karunia besar dari Tuhan untuk suatu bangsa. Ingin tahu kehendak Allah? Sungguhkah orang Dan itu mencari kehendak Allah? Sungguhkah jawab yang diberikan imam bayaran itu berasal dari Allah? Jawab atas kedua pertanyaan itu jelas: tidak! Kisah ini mempertegas fakta bahwa manusia memang memerlukan Tuhan. Itu sebabnya orang berdoa, beragama, dlsb. Betapa pun murtadnya manusia dari Allah, tetap hatinya memerlukan terang ilahi. Terang dan kuat ilahi itu hanya dapat ditemui manusia di dalam Yesus Kristus, Firman yang hidup. Renungkan: Jangan turuti kecenderungan hati. Hati manusia penipu adanya, condong pada dusta. |
(0.93) | (Hak 2:17) |
(full: MENYIMPANG DARI JALAN YANG DITEMPUH OLEH NENEK MOYANGNYA.
) Nas : Hak 2:17 Kunci untuk memahami sifat mendasar dari kemerosotan rohani Israel terdapat dalam ayat Hak 2:10-17.
|
(0.91) | (Hak 2:19) |
(full: LEBIH JAHAT DARI NENEK MOYANG MEREKA.
) Nas : Hak 2:19 Ayat ini menyingkapkan kemerosotan berangsur-angsur di Israel. Setiap angkatan berturut-turut berciri kemurtadan dan kemerosotan rohani yang lebih besar. Demikian pula, angkatan orang percaya kedua dan ketiga di bawah perjanjian yang baru harus menanyakan diri apakah pengabdian mereka kepada Allah sama seperti angkatan sebelum mereka. Ataukah mereka lebih menyesuaikan diri dengan cara hidup masyarakat mereka ketika menolak standar semula dari bapak-bapak mereka. |
(0.81) | (Hak 11:29) | (jerusalem) Ceritera mengenai nazar Yefta, Hak 11:30-31,34-40, ini aslinya bermaksud menjelaskan asal usul sebuah pesta tahunan yang dirayakan di Gilead, Hak 11:40; arti sebenarnya perayaan itu tidak diketahui. Isi ceritera ini jangan diperlemah: Yefta benar-benar mempersembahkan anak perempuannya sebagai korban, Hak 11:39, agar jangan mengingkari nazarnya, Hak 11:31. Umat Israel tidak pernah membenarkan korban manusia semacam itu, hal mana sudah nampak dalam Kej 22. Penulis Hakim tidak mencela kelakuan Yefta itu, tetapi sebaliknya mau menekankan bahwa orang harus menepati nazar yang diikrarkan. |
(0.66) | (Hak 8:29) |
(ende) Tjatatan ini menjediakan kisah mengenai Abimelek. |
(0.65) | (Hak 20:22) | (jerusalem) Sebaik-baiknya kedua ayat ini ditukar tempatnya. Ceriteranya lalu menjadi lancar. Agaknya kedua ayat ini berasal dari sebuah tradisi lain dari yang menjadi sumber bagi kisah ini. |
(0.65) | (Hak 15:16) |
(bis: tumpuk) tumpuk: Dalam bahasa Ibrani kata ini bunyinya seperti "keledai". |
(0.65) | (Hak 6:7) |
(ende) Bagian ini menjatakan sebab apa Israil melarat dan dianiaja. |
(0.65) | (Hak 18:14) | (jerusalem: Lais) Ini rupanya sebuah sisipan, tidak ada dalam terjemahan Yunani. |
(0.63) | (Hak 6:25) |
(ende) Berita ini menjatakan betapa merosotnja agama Jahwe jang sedjati di Israil. Rupa2nja kisah ini mengenai peristiwa2 jang ditjeritakan Hak 6:11-24 djuga. |
(0.63) | (Hak 3:22) |
(ende) Tjara Ehud melarikan diri, kurang djelas dalam ajat2 ini. Beberapa kata Hibrani tidak diketahui maknanja. |
(0.63) | (Hak 17:7) |
(ende) Levita itu bukan keturunan Juda, melainkan seorang jang diadoptir oleh sebuah marga suku ini. |
(0.63) | (Hak 18:16) |
(ende) Ajat2 ini agak katjau dan sukar untuk diartikan dengan tepat. |