Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 7 dari 7 ayat untuk aku menegaskan AND book:13 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Taw 28:1) (sh: Penugasan Salomo untuk pembangunan Bait Suci (Minggu, 24 Februari 2002))
Penugasan Salomo untuk pembangunan Bait Suci

Salomo ditunjuk sebagai penerus Daud untuk membangun Bait Suci. Hal ini menegaskan kembali janji Allah kepada Daud (ayat 1Taw. 17; lih. juga 2Sam. 7). Pertama, takhta Daud akan tetap selama-lamanya (ayat 17:14), kerajaan Daud akan kokoh seterusnya (ayat 28:7a). Kedua, Salomo menjadi anak perjanjian. "Aku telah memilih dia menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi bapanya." Bahasa yang mirip dipakai dalam perjanjian yang diadakan antara Yahweh dengan Israel (lihat Yer. 31:33; Yeh.l 36:28). Syarat yang diberikan adalah ". jika ia bertekun melakukan segala perintah dan peraturan-Ku .." (ayat 28:7b). Ketiga, Salomolah yang akan membangun rumah bagi Tuhan.

Bagaimana tindakan Daud dalam penugasan Salomo ini? Pertama, ia memperkenalkan Salomo kepada para pemimpin Israel, bawahan-bawahan Daud, sekaligus menyatakan bahwa Salomo adalah orang pilihan Allah. Tujuannya adalah agar mereka mengakui dan mendukung Salomo (ayat 2-7). Kedua, ia "menahbiskan" Salomo di depan jemaat agar Salomo sadar akan tugas dan tanggung jawabnya di hadapan Allah, juga di hadapan umat Allah (ayat 8).

Ketiga, ia menasihati Salomo agar setia kepada Allah dan menjalankan tugas pendirian rumah-Nya dengan benar (ayat 9-10). Ia juga meneguhkan Salomo agar bersandar penuh kepada Allah (ayat 20-21). Keempat, Daud telah menyediakan segala keperluan pembangunan itu terlebih dahulu. Sekarang ia menyerahkannya ke tangan Salomo untuk dipakai dalam pembangunan bait Suci tersebut (ayat 11-19).

Renungkan: Mengemban tugas suci merupakan pilihan dan panggilan Allah, bukan inisiatif sendiri. Bila Anda merasa terpanggil untuk melayani Dia, yakinkanlah bahwa itu bukan karena Anda merasa melainkan karena sadar akan anugerah dan kedaulatan-Nya.

(0.82) (1Taw 16:39) (jerusalem: Gibeon) Boleh jadi tempat kudus di Gibeon sudah mengganti tempat kudus yang lama di Silo, setelah tabut perjanjian dirampas orang Filistin. Di masa pemerintahan raja Salomo Gibeon menjadi "tempat pengorbanan yang paling besar", 1Ra 3:4-15. Si Muwarikh tahu akan keadaan nyata itu, lalu membenarkannya dengan menegaskan bahwa "Kemah Suci Tuhan" (ialah kemah Suci yang dipakai selama Israel di gurun) dipasang di situ, bdk juga 1Ta 21:29; 2Ta 1:3. Maka menurut di Muwarikh ada dua kelompok petugas ibadat: yang satu bertugas di Gibeon dan yang lain di Yerusalem, tempat tabut perjanjian disimpan.
(0.82) (1Taw 17:1) (jerusalem) Si Muwarikh secara harafiah menyalin nubuat nabi Natan yang tercantum dalam 2Samuel. Dalam pandangan Tawarikh nubuat ini amat penting sekali. Terungkap di dalamnya perjanjian Allah dengan Daud serta keturunan yang menjadi penerus janji mengenai Mesias kelak. Si Muwarikh sana sini merubah nubuat Natan itu, sehingga a.l. menegaskan bahwa janji kepada Daud pertama-tama mengenai satu orang dari keturunan raja (Salomo), 1Ta 17:11, dan ia menghilangkan bahwa keturunan Daud mungkin tidak akan tetap setia (bdk 2Sa 7:14)
(0.77) (1Taw 11:1) (sh: Allah, Rakyat, Raja (Minggu, 3 Februari 2002))
Allah, Rakyat, Raja

Ada berbagai sistem pemerintahan dalam dunia ini: sistem teokrasi, monarki, dll. Masing-masing teori melihat dirinya paling benar dan baik, namun praktiknya tak satu pun yang sempurna. Sistem teokrasi sering diperalat oleh sistem monarki karena banyak raja tidak saja menganggap dirinya utusan Allah, malah cenderung menganggap dirinya adalah jelmaan allah.

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menegaskan senada bahwa bagaimanapun sistem yang dipakai, prinsip yang harus dihayati adalah kekuasaan berasal dari Allah dan penguasa selalu harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah. Pilihan Allah tidak boleh dilihat sekadar pembenaran bagi kekuasaan, tetapi juga sebagai tuntutan untuk bertindak benar. Pilihan Allah juga tidak begitu saja meminta dukungan bulat dan keterlibatan rakyat, tetapi justru membangkitkan persatuan. Di dalam pimpinan Allah, terjadilah hubungan saling dukung dan saling cek antara nabi, rakyat dan raja, karena, demi, dan untuk Allah.

Prinsip-prinsip ini tampil dengan indah dalam bagian ini. Sebenarnya sejak akhir masa kepemimpinan Saul, Daud sudah berperanan sebagai pemimpin. Tetapi, baru sesudah sekitar 20 tahun sejak ia diurapi Samuel, pengokohan datang dari inisiatif rakyat sendiri. Daud adalah raja karena keputusan Allah yang datang dalam firman-Nya (ayat 2). Itu sebabnya rakyat Israel seluruhnya mengaku Daud sebagai saudaranya (ayat 1), dan pemilihan Allah itu telah terbukti dalam kenyataan kemampuan Daud memimpin menjadi raja-gembala (ayat 2). Pengokohan dari rakyat lalu diikuti oleh kemenangan Daud menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota.

Renungkan: Hakikat kepemimpinan bukanlah pemusatan kuasa, tetapi pembagian kuasa dari Allah melalui umat kepada pemimpin, agar pemimpin menjadi gembala dari Allah untuk umat-Nya.

(0.77) (1Taw 16:7) (sh: Allah hadir (Minggu, 10 Februari 2002))
Allah hadir

Sesudah menegaskan pengkhususan tugas penyelenggaraan ibadah hanya kepada orang Lewi, Daud sendiri memimpin arak-arakan dan puji-pujian tersebut lalu memberikan berkat. Kini kita membaca mazmur yang ditujukan kepada Yahwe yang isinya jelas didasarkan atas Mazmur 105, 95, dan 106. Secara samar terlihat kesatuan fungsi raja dan imam bahkan juga nabi yang akan digenapi secara sempurna oleh Yesus Kristus.

Mazmur Daud ini mengajar kita beberapa prinsip penting dalam ibadah yang menyenangkan hati Tuhan. Kala beribadah, memang kita bersyukur, berdoa, bernyanyi, dan bermazmur sebagaimana diungkapkan dalam panggilan untuk beribadah (ayat 8-13). Tetapi, inti dari ibadah adalah keyakinan bahwa Allah ada dan hadir dan berkenan didapati oleh mereka yang mencari dan meninggikan Dia.

Allah adalah Allah perjanjian yang setia kepada janji-janji-Nya. Tema utama mazmur ini adalah penggenapan janji Allah menjadikan Israel umat-Nya, memberi mereka tanah perjanjian, membuat mereka suatu umat yang di dalam dirinya tanda-tanda kehadiran Allah terbaca dengan jelas (ayat 14-27). Kedatangan tabut perjanjian adalah salah satu penggenapan puncak dari janji Allah. Adalah kewajiban umat Allah untuk tidak melupakan hal tersebut. Mengingat-ingat kesetiaan Allah dan penggenapan janji-janji-Nya adalah inti dari penyembahan.

Ibadah yang benar akan melahirkan semangat kesaksian. Umat yang menyembah Tuhan dan menyadari bahwa kemuliaan Allah tidak terbatas akan terdorong oleh kerinduan untuk mengajak segenap bangsa, bahasa, dan ciptaan untuk mengakui kemuliaan Allah itu (ayat 28-34).

Renungkan: Kita seringkali gagal menyembah Tuhan dengan benar dan bersaksi bagi-Nya. Namun, Ia hadir dan akan mengerjakan maksud-maksud-Nya sampai kita sungguh menjadi penyembah dan saksi bagi-Nya.

(0.77) (1Taw 3:1) (sh: Rencana yang istimewa (Kamis, 24 Januari 2002))
Rencana yang istimewa

Menyambung silsilah Ram (ayat 2:10-17), penulis Tawarikh melanjutkan dengan anak-anak Daud: yang lahir di Hebron dan Yerusalem (ayat 1-9), keturunan Salomo dari sebelum sampai tibanya pembuangan (ayat 10-16), serta keturunan Yekhonya (Yoyakhin) selama dan sesudah pembuangan (ayat 17-24).

Pertama, penulis Tawarikh mendaftarkan anak-anak Daud secara lengkap di Hebron (ayat 3:1-4a) dan Yerusalem (ayat 4b-9). Ini dimaksudkan untuk membedakan keturunan Daud secara umum dari keturunan khusus yang akan menjadi raja-raja. Kedua, Salomo difokuskan (ayat 10-16). Tidak seperti dalam kitab Raja-raja, penulis Tawarikh tidak melaporkan perselisihan antara Salomo dan Adonia (ayat 1Raj. 1-2). Dari sudut pandang penulis Tawarikh, pelimpahan takhta dari Daud kepada Salomo berjalan mulus sesuai rencana Allah.

Ketiga, anak-anak Yekhonya (ayat 17-24). Ia disebut orang kurungan karena diangkut ke Babel tahun 597 sM. Penulis Tawarikh tahu bahwa Allah telah menolak keluarga Yekhonya sebagai garis keturunan raja (Yer. 22:28-30). Nubuat ini membuat orang bertanya-tanya tentang keturunan Yekhonya setelah pembuangan. Apakah garis keturunan lain dari Daud harus mengambil alih takhta kerajaan? Dalam silsilah ini, penulis Tawarikh menegaskan bahwa Allah telah mengangkat kutuk-Nya dan menegakkan kembali garis keturunan Yekhonya sebagai sarana pengharapan kerajaan Israel. Yekhonya sendiri dilepaskan dari penjara Babel (ayat 2Raj. 25:27-30). Keturunannya, Zerubabel, adalah pemimpin komunitas pascapembuangan (Ezr. 1:1-13). Bahkan Allah menyebut dia sebagai cincin meterai (Hag. 2:24). Ini secara langsung membalikkan kutuk terhadap Yekhonya (lih. Yer. 22:24).

Zerubabel tidak pernah menjadi raja, tetapi penulis Tawarikh mengakhiri silsilah kerajaannya dengan Zerubabel sebagai fokus (ayat 19-24). Bangsa Israel harus menaati perintah Allah untuk menempatkan keturunan Daud yang diwakili keluarga Zerubabel sebagai kepala bangsa agar mendapatkan berkat (bdk. Mat. 1:12-13; Luk. 3:27).

Renungkan: Allah memiliki rencana yang istimewa untuk orang-orang pilihan-Nya. Namun demikian, Ia juga menuntut kepatuhan mereka untuk mengikuti jalan yang telah ditentukan-Nya.

(0.77) (1Taw 12:1) (sh: Dukungan dari berbagai kelompok (Selasa, 5 Februari 2002))
Dukungan dari berbagai kelompok

Dukungan bagi Daud bukan saja dari para pemimpin suku (ayat 11:1-9), dan dari para pahlawan perkasa (ayat 11:10-47), tetapi juga dari semua suku Israel dan kelompok lainnya. Semua dukungan ini berasal dari unsur-unsur yang sangat strategis dan berarti, bukan saja bagi keberhasilan Daud selanjutnya, tetapi terutama bagi wibawa Daud sebagai raja.

Dukungan datang dari suku Benyamin, suku asal raja Saul. Tentu saja ini merupakan dukungan yang amat penting bagi Daud dan bagi kesatuan Israel, sebab dengannya terjadilah penerimaan dan pengakuan terhadap kepemimpinan Daud. Dukungan itu menunjukkan bahwa mereka tidak menyimpan kebanggaan membabi buta terhadap Saul, raja mereka sebelumnya yang kepemimpinannya oleh Allah diserahkan kepada Daud. Dukungan dari orang Gad juga tidak kalah pentingnya. Gad adalah suku yang tinggal di seberang Yordan. Mereka tidak mempertahankan sikap independen mereka, namun kini menyatakan dukungan penuh dengan datang ke kubu Daud. Mereka terdiri dari orang-orang perkasa yang kemampuan fisiknya dalam peperangan luar biasa hebat.

Bahwa pengakuan dari suku Benyamin di awal bagian ini (ayat 1-7) menyangkut masalah kerukunan kini lebih ditegaskan dalam ayat 16-18. Hubungan suku Yehuda dan Benyamin potensial menimbulkan ketegangan dan disintegrasi, sebagai akibat dari kebencian Saul atas Daud. Datangnya utusan kedua suku ini bersamaan menegaskan keputusan penting yang diambil di antara kedua suku tersebut. Bukan saja dukungan sosial yang Daud terima, tetapi juga dukungan Roh Allah yang menggerakkan Amasai untuk bernubuat (ayat 18).

Dukungan lainnya datang dari tujuh pemimpin Manasye. Dukungan ini pun sangat berarti karena Manasye diam di wilayah paling jauh di utara. Selain itu pasangan Efraim-Manasye di utara sering dilihat sejajar dengan pasangan Yehuda-Benyamin di selatan. Bahwa Daud tidak jadi memerangi mereka di pihak Filistin adalah campur tangan Allah sehingga kini mereka bersatu di pihak Daud. Semua dukungan ini menyebabkan "mereka menjadi tentara besar, seperti bala tentara Allah" (ayat 22).

Renungkan: Kesatuan yang benar dalam Tuhan bukan sekadar peningkatan kekuatan, tetapi penyatuan visi dan energi untuk misi Ilahi.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA