Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 10 dari 10 ayat untuk aku dapat memberi kesaksian AND book:[40 TO 66] AND book:42 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 13:34) (full: KESEDIHAN YANG DALAM DARI TUHAN. )

Nas : Luk 13:34

Air mata Tuhan kita (bd. Luk 19:41) atas sikap keras kepala Yerusalem, memberi kesaksian tentang kebebasan kehendak manusia untuk menolak kasih karunia dan kehendak Allah

(lihat cat. --> Luk 19:41;

[atau ref. Luk 19:41]

Kis 7:51; Rom 1:18-32; 2:5).

(0.97) (Luk 23:56) (sh: Yesus bangkit! (Minggu, 11 April 2004))
Yesus bangkit!

Pagi-pagi benar pada hari Minggu perempuan-perempuan dengan rempah-rempah bergegas ke kuburan (ayat 1). Siapa mereka? Nama-nama mereka: Maria dari Magdala, Yohana dan Maria ibu Yakobus dan beberapa perempuan lain (ayat 10). Perempuan-perempuan itu ingin memberi rempah-rempah pada mayat Yesus. Ketika tiba di kuburan, ternyata mayat Yesus sudah tidak ada. Apakah mayat Yesus sudah dicuri? Adakah orang yang sudah mengambil mayat Yesus. Tentu ini pikiran-pikiran yang muncul dalam benak mereka. Mereka sama sekali tidak mengharapkan Yesus bangkit.

Ketika sedang bingung, tiba-tiba malaikat muncul. Malaikat-malaikat tersebut menyatakan bahwa Yesus telah bangkit. Dua malaikat memberi kesaksian Yesus bangkit agar tuntutan kesaksian dalam Ulangan 19:15 terpenuhi.

Dengan perkataan lain, kebangkitan Yesus bukanlah peristiwa yang mendadak dan mengejutkan. Kebangkitan-Nya telah dinyatakan sebelumnya. Teringat pada perkataan Yesus, perempuan-perempuan sadar bahwa Yesus bangkit (ayat 8). Berita kebangkitan Yesus mereka saksikan kepada murid-murid Yesus (ayat 9). Apa reaksi murid-murid? Percaya? Ternyata tidak!. Justru mereka menganggap bahwa kesaksian perempuan-perempuan tersebut adalah omong kosong (ayat 11). Memang sulit menerima fakta bahwa Yesus telah bangkit, kecuali dengan iman.

Renungkan: Hanya dalam iman kita dimampukan untuk menerima dan percaya kepada pemberitaan kebangkitan Yesus.

(0.95) (Luk 24:13) (sh: Kesaksian kebangkitan (Senin, 12 April 2004))
Kesaksian kebangkitan

Dua murid Yesus sedang berjalan ke sebuah desa bernama Emaus. Dalam perjalanan tersebut mereka memperbincangkan peristiwa yang baru terjadi di Yerusalem yaitu bahwa Yesus telah bangkit (ayat 14-15)! Mereka telah mendengar kesaksian perempuan-perempuan yang menyatakan Yesus telah bangkit. Tetapi, seperti murid lainnya, mereka tidak dapat menerima begitu saja kesaksian yang menyatakan bahwa Yesus telah bangkit (ayat 22-24). Bahkan mereka sama sekali tidak mengharapkan Yesus akan bangkit. Ini adalah pengharapan yang sia-sia karena terkubur bersama kematian Yesus. Bahkan ketika Yesus yang bangkit itu menghampiri, mereka tidak mengenali Yesus (ayat 16).

Bagaimana Yesus menyaksikan kebangkitan-Nya kepada mereka? Pertama, Yesus menegur mereka (ayat 25). Yesus mengingatkan mereka bahwa penderitaan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam hidup-Nya (ayat 26).

Kedua, Yesus menunjuk pada kesaksian kitab suci tentang diri-Nya (ayat 27). Secara perlahan Yesus membawa mereka kepada pengenalan akan diri-Nya. Apa yang sedang terjadi di Yerusalem merupakan penggenapan terhadap isi Alkitab. Dengan demikian semua peristiwa yang sedang terjadi harus dipahami dari sudut pandang Kristus. Yesus membimbing mereka ke dalam pengenalan sejati tentang Yesus, bahwa Yesus lebih daripada sekadar nabi Allah. Bagaimana reaksi keduanya? Hati mereka berkobar-kobar (ayat 32).

Ketiga, Yesus duduk dalam perjamuan dengan kedua murid tersebut. Ketika Yesus mengambil roti dan memberkatinya, terbukalah mata rohani kedua murid tersebut. Sekarang mereka melihat Yesus dengan jelas. Mereka segera bergegas kembali ke Yerusalem menyaksikan kebangkitan Yesus (ayat 35).

Untuk dipahami: Kebangkitan Yesus adalah peristiwa dan kenyataan sejarah. Namun, hanya kekuatan Allah yang dapat mencelikkan mata rohani kita agar kita dapat mempercayai fakta ini.

(0.88) (Luk 24:36) (sh: Tugas pengikut Yesus (Selasa, 13 April 2004))
Tugas pengikut Yesus

Ketika murid-murid sedang mendiskusikan berita kebangkitan Yesus, tiba-tiba Yesus berada di tengah-tengah mereka (ayat 36). Sulit bagi mereka menerima kenyataan bahwa Yesus yang telah bangkit berada di depan mereka. Yesus pun menegaskan bahwa diri-Nya bukan hantu (ayat 39). Untuk membuktikannya Yesus meminta makanan dan memakannya (ayat 43). Yesus kemudian membimbing mereka ke dalam Kitab Suci dan mendorong mereka untuk membaca Kitab Suci dari sudut pandang Yesus karena Yesus adalah kunci untuk membuka kesaksian kitab suci.

Namun ada satu kesaksian Kitab Suci yang belum lagi digenapi secara penuh yakni bahwa berita pengampunan dosa telah berlaku bagi segala suku bangsa (ayat 47). Untuk menjadikan berita ini digenapi, para murid diberi tugas untuk melakukannya (ayat 48). Berita kebangkitan Yesus bukan berita yang harus dirahasiakan atau disembunyikan melainkan haruslah disaksikan ke seluruh suku bangsa. Kebangkitan Yesus tidak hanya mensahkan fakta bahwa pengampunan dosa berlaku bagi semua suku bangsa, tetapi juga mengarahkan umat percaya pada pertobatan.

Dosa tidak lagi menjadi penghalang persekutuan manusia dan Allah. Kebangkitan Yesus menjadi bukti bahwa utang dosa telah dibayar lunas oleh Yesus. Inilah tugas semua murid Yesus. Namun Yesus tidak hanya sekadar memberi tugas. Kepada saksi-saksi itu diberi-Nya kuasa Roh Kudus. Murid-murid harus menunggu di Yerusalem untuk menantikan datangnya Roh Kudus. Yesus akan mengutus Roh Kudus kepada murid-murid (ayat 49). Pencurahan Roh Kudus digenapi dalam Kisah Para Rasul 2. Dengan taat murid-murid menanti di Yerusalem datangnya Roh Kudus, sesuai dengan yang dijanjikan oleh Yesus Kristus (ayat 52).

Renungkan: Kebangkitan Yesus membawa pengharapan dan sukacita di hati orang percaya untuk pergi dengan kuasa Roh memberitakan kabar baik itu kepada orang lain.

(0.86) (Luk 1:18) (sh: Ketika tidak mengerti, harusnya tetap percaya (Selasa, 23 Desember 2003))
Ketika tidak mengerti, harusnya tetap percaya

Ketika ragu, nyatakan imanmu dengan mempercayakan diri kepada Tuhan. Sering kita tidak dapat mengerti bagaimana mungkin janji Tuhan dapat digenapi dalam hidup kita, terutama bila kita melihat situasi yang sama sekali tidak berpengharapan. Rasa pesimis ini justru memacu kita untuk menolak mempercayai kebenaran. Seperti halnya Zakharia, seorang imam yang menolak untuk percaya pada kebenaran Allah. Akibatnya, ia dihukum menjadi bisu!

Mengapa bisu? Tentu banyak alasan bisa diberikan. Tetapi satu alasan yang jelas, Zakharia sebagai imam, dipakai oleh Tuhan untuk membawakan doa-doa umat kepada-Nya. Mulut yang biasa dipakai untuk melantunkan doa, kali ini dibungkamkan oleh ketidakpercayaannya kepada pernyataan hamba Tuhan, malaikat Gabriel. Bisu adalah hukuman atas ketidakpercayaan Zakharia. Bisu juga adalah alat untuk mencegah Zakharia bertindak munafik, dengan tetap melantunkan doa permohonan ampun umat kepada Allah, mencegahnya kepada dosa yang lebih berat! Akan tetapi, respons Zakharia berbeda dengan respons Elisabet. Ketika mengetahui dirinya mengandung, ia memuji Tuhan. Ia langsung mengenali perbuatan tangan Tuhan yang baik telah berlaku atasnya. Perhatikan ucapan Elisabet, “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.” Ucapan ini mengandung kesaksian atas apa yang Tuhan sudah lakukan pada dirinya. Tuhan dipermuliakan melalui kesaksian atas apa yang terjadi dalam hidupnya.

Zakharia dicegah dari kemungkinan “memalukan” Tuhan, sementara Elisabet diberi kebebasan untuk “memuliakan” Tuhan. Zakharia mungkin tidak perlu “ditutup” mulutnya oleh malaikat, andaikata dalam keraguan ia bersikap seperti nantinya, Maria (bdk. 1:38), “Jadilah kehendak-Mu atasku.”

Renungkan: Waktu Anda menghadapi kemustahilan dalam hidup Anda, apakah menurut Anda hal itu mustahil juga bagi Tuhan?

(0.85) (Luk 23:50) (sh: Tindakan sederhana mempunyai makna besar. (Sabtu, 22 April 2000))
Tindakan sederhana mempunyai makna besar.

Yusuf dari Arimatea jarang disebut-sebut dalam Alkitab. Perannya baru    nampak pada waktu penguburan Yesus. Dia adalah anggota Majelis    Besar yang baik dan benar, dan yang menanti-nantikan Kerajaan    Allah. Dia adalah seorang yang tidak setuju dengan keputusan    Majelis untuk menyalibkan Yesus, tetapi dia tidak dapat berbuat    apa-apa untuk menentang keputusan tersebut. Yang bisa dilakukan    oleh Yusuf adalah meminta mayat Yesus kepada Pilatus untuk    dikuburkan di makam yang masih baru.

Dalam kesibukan masa pra Paskah, Yusuf masih menyempatkan diri    untuk mempersiapkan dan menguburkan Yesus. Walaupun peristiwa    penguburan orang mati merupakan peristiwa biasa, namun    sesungguhnya peristiwa ini penting untuk menegaskan bahwa Yesus    sungguh mati   dan bukan hanya pingsan atau mati suri. Ini    adalah fakta sejarah manusia.  Tindakan Yusuf yang sederhana itu    sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan satu penghargaan    terhadap Yesus. Dalam tangan Yesus tindakan sederhana itu    menjadi kesaksian yang memperkokoh iman Kristen di sepanjang    sejarah manusia dan menggenapkan rencana-Nya bagi umat manusia    yaitu Yesus mati, dikuburkan, dan bangkit.

Apa yang akan terjadi seandainya Yesus dikuburkan dalam kuburan    masal? Apakah Kristen nantinya bisa menyebut kubur yang kosong    sebagai bukti kebangkitan-Nya? Ini bukan suatu kebetulan bahwa    Yusuf mempersembahkan kubur yang masih kosong bagi Yesus, namun    Allah turut berkarya. Kristen masa kini dapat meneladani Yusuf    dalam hal melakukan pelayanan, pekerjaan ataupun tugas lainnya    baik itu hal yang besar ataupun kecil, lakukan itu bagi    kemuliaan Allah. Niscaya Allah akan mempergunakannya untuk    menjadi berkat bagi banyak orang dan menjadi kesaksian yang    kokoh bagi Injil Kristus. Yang menghalangi Kristen untuk berbuat    sesuatu adalah pemikiran bahwa tindakan mereka tidak dapat    memberikan dampak yang menyeluruh bagi masyarakat. Karena itu    percuma saja melakukannya. Namun bagaimana seandainya Yusuf    berpikir bahwa memberikan kubur baru tidak dapat membangkitkan    Yesus dan karena itu percuma saja melakukannya?

Renungkan: Lakukan semua perkara, baik kecil maupun besar bagi    kemuliaan-Nya, maka Dia yang akan menggenapkan rencana-Nya di    dalam dan melalui diri kita.

(0.83) (Luk 9:5) (ende: Tanda kesaksian)

jaitu bahwa mereka bersalah sehingga diputuskan segala hubungan dengan kota itu.

(0.81) (Luk 12:13) (sh: Murid dan hartanya bag. I (Rabu, 25 Februari 2004))
Murid dan hartanya bag. I

Sebagai Kristen, kita semua adalah murid Yesus. Kita bukan murid-muridnya Fransiskus dari Asisi yang dengan sengaja hidup dalam kemiskinan, walaupun banyak yang dapat dan layak kita pelajari darinya. Akan tetapi, kini, seperti juga dulu, pertanyaan ini masih terus relevan untuk ditanyakan: bagaimana sikap seorang murid terhadap harta kekayaan?

Sebenarnya, nas bacaan hari ini dan kemarin (juga nas besok) dipersatukan oleh satu pokok pikiran, yaitu aplikasi doktrin kemahakuasaan Allah, yang berkuasa atas seekor burung pipit dan juga atas jiwa manusia (ayat 5,20, 23-24) dalam bidang-bidang kehidupan. Dalam nas ini, kita melihat bagaimana Yesus memanfaatkan pertanyaan seorang Yahudi (ayat 13) sebagai batu loncatan untuk mengaplikasikan kemahakuasaan Allah di dalam sikap seseorang terhadap kekayaan dan harta milik.

Melalui perumpamaan pada ayat 16-21 Yesus ingin menyampaikan bahwa kepenuhan hidup manusia tidak terletak pada kelimpahan harta yang dimilikinya; tidak “tergantung” pada kekayaan seseorang. Mereka yang menyandarkan kebahagiaan serta kepenuhan makna hidupnya pada kekayaan - dan bukan kepada Tuhan—adalah orang-orang bodoh (ayat 20, bdk. 8:14), karena pertama, kekayaan tidak memperpanjang umur—Tuhanlah yang menentukannya dan kedua, dengan demikian seseorang justru tidak menjadi kaya di hadapan Allah (bdk. a.l. Luk. 1:53, 6:24, 21:1-4 dll.). Peringatan ini penting untuk kita camkan , Kristen di Indonesia, karena sikap terhadap kekayaan seringkali justru menjadi batu sandungan bagi kesaksian kita sebagai murid Kristus.

Renungkan: Jangan biarkan harta membodohi Anda! Biarlah kemuliaan Tuhan melalui kehidupan dan pekerjaan Anda menjadi tujuan utama Anda bangun setiap pagi, dan bukan mencari kekayaan.

(0.58) (Luk 24:6) (full: IA TELAH BANGKIT. )

Nas : Luk 24:6

Kebangkitan Yesus

(lihat cat. --> Mat 28:6)

[atau ref. Mat 28:6]

diperkuat oleh kenyataan berikut ini.

  1. 1) Kubur yang kosong. Jikalau musuh Yesus telah mencuri mayat-Nya, mereka pasti memperlihatkan-Nya untuk membuktikan bahwa Ia tidak bangkit. Jikalau murid telah mencuri mayat-Nya, mereka pasti tidak akan pernah mau mengorbankan nyawa dan harta milik mereka untuk apa yang mereka ketahui sebagai kebohongan. Kubur yang kosong menyatakan bahwa Yesus telah bangkit dan benar-benar Anak Allah.
  2. 2) Keberadaan, kuasa, sukacita, dan pengabdian gereja yang mula-mula. Jikalau Yesus tidak bangkit dan menampakkan diri kepada mereka, mereka tidak akan pernah berubah dari kemurungan kepada sukacita, semangat, dan pengharapan yang luar biasa (ayat Luk 24:52-53).
  3. 3) Penulisan PB. PB ditulis oleh orang yang memberikan nyawanya bagi kebenaran dan keadilan yang diajarkan oleh Yesus. Mereka pasti tidak akan pernah mau bersusah payah untuk menulis tentang seorang Mesias dan pengajaran-Nya jikalau pelayanan-Nya berakhir dalam kematian dan kekecewaan (lih. 1Kor 15:12-19).
  4. 4) Baptisan dalam Roh Kudus dan penyataan-penyataan yang menyertainya di dalam gereja. Fakta bahwa Roh Kudus telah dicurahkan pada hari Pentakosta sebagai suatu kenyataan yang dialami oleh orang merupakan bukti bahwa Yesus telah bangkit dan ditinggikan di sebelah kanan Allah (bd. Kis 1:3-5; 2:33). Jika Kristus tidak bangkit, tidak akan pernah ada pengalaman baptisan dalam Roh Kudus (bd. Yoh 16:7).
  5. 5) Berjuta-juta manusia sepanjang 2000 tahun terakhir yang telah mengalami kehadiran Yesus dan kesaksian Roh Kudus di dalam hati dan kehidupan mereka sendiri.
(0.58) (Luk 17:11) (sh: Bukti iman sejati (Jumat, 12 Maret 2004))
Bukti iman sejati

Orang yang benar-benar telah diselamatkan pasti menunjukkan kepekaan akan hal-hal rohani. Salah satunya adalah kepekaan akan anugerah yang sudah terjadi dalam hidupnya. Hidupnya akan penuh ucapan syukur. Kesaksian-kesaksiannya bukan berpusatkan kepada dirinya sendiri dan apa yang sudah terjadi pada dirinya, tetapi kepada Allah dan apa yang Allah sudah lakukan atas dirinya.

Dari kisah ini jelas kita melihat siapa yang sungguh-sungguh beriman dan diselamatkan dan siapa yang tidak. Sepuluh orang kusta itu memang percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan mereka. Keyakinan mereka akan Yesus sungguh besar. Terbukti, bahwa ketika Yesus tidak secara langsung menyembuhkan mereka, melainkan menyuruh mereka memperlihatkan tubuh mereka ke imam-imam, mereka tanpa ragu segera pergi mencari imam-imam. Saat itulah mukjizat terjadi, tubuh mereka menjadi tahir (ayat 14).

Namun, di sini ceritanya terpecah. Hanya satu orang, yaitu orang Samaria (sembilan lainnya mungkin sekali orang Yahudi), yang setelah melihat dirinya sembuh memuliakan Allah dan kembali kepada Yesus untuk menyembah Dia. Orang Samaria ini kembali karena dia bukan hanya merasakan dan mengalami jamahan kuasa Tuhan tetapi menyadari akan anugerah-Nya. Oleh karena itu ia kembali untuk mengucap syukur. Yesus menegaskan kepada orang tersebut bahwa imannya sudah menyelamatkannya (ayat 19)!

Bagaimana dengan kesembilan orang lainnya? Rupanya bagi mereka yang penting adalah kesembuhan itu, bukan Tuhan yang menyembuhkan. Mereka merasakan mukjizat ilahi tetapi tidak merasakan jamahan anugerah ilahi. Sentuhan kasih ilahi tidak mereka sadari, oleh sebab itu respons mereka pun tidak ada.

Renungkan: Orang yang telah mengalami sentuhan anugerah Allah pasti penuh pengucapan syukur. Itu adalah bukti nyata bahwa ia sudah menjadi milik Tuhan.



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA