Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 200 ayat untuk ajaib (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.18) (Kis 2:1) (sh: Roh Kudus tercurah (Minggu, 23 Mei 1999))
Roh Kudus tercurah

Sebelum terangkat ke sorga, Yesus berjanji akan mencurahkan Roh Kudus untuk meneruskan dan mewujudkan misi-Nya di dunia -- yaitu menelanjangi dosa, menobatkan, memeteraikan, menguduskan dan mewujudkan persatuan Kristiani. Langkah awal perwujudan misi ini nampak ketika Roh Kudus memampukan para rasul berbicara dalam berbagai bahasa bahasa yang digunakan dan dibutuhkan saat itu, sehingga setiap orang dari berbagai daerah mengerti kesaksian para rasul tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.

Salah mengartikan. Roh Kudus telah mengawali suatu pembentukan kehidupan umat Kristiani yang bersekutu dan berdoa. Bila gerak awal Roh Kudus itu diimbangi dengan aktivitas umat Kristiani secara baik dan bertanggung jawab, tentu Kristen akan merasakan suatu gerak rohani yang sangat bermanfaat dalam rangka saling menguatkan keimanan. Namun kenyataan yang ada saat ini justru muncul banyak perselihan paham yang mempertentangkan dan membatasi kehadiran Roh Kudus. Kelompok yang satu menuduh kelompok yang lain tidak memiliki Roh, sebaliknya yang satu menuduh yang lain terlalu berlebihan. Bukankah perselisihan paham ini menunjukkan bahwa kita telah menyelewengkan tujuan kehadiran Roh Kudus?

Makna Pentakosta. Dalam Perjanjian Lama, Pentakosta adalah perayaan umat Israel purba yang dirayakan pada hari ke lima puluh sesudah Paskah (Pesah = 'keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir'). Pada hari itu umat merayakan dua hal yaitu kebaikan Allah karena panen yang berhasil dan pemberian hukum Taurat kepada Musa.

Dalam Perjanjian Baru, ketika tiba hari Pentakosta Roh Kudus turun tercurah kepada para murid Yesus, yang sedang berkumpul di Yerusalem dan mengaruniakan hidup baru, kekuasaan baru, dan berkat yang disebut Petrus sebagai penggenapan nubuat nabi Yoel.

Doa: Tuhan, terima ksih untuk Roh Kudus yang Kau utus. Curahkanlah Roh Kudus-Mu ke atas kami, agar kami semakin layak menyaksikan perbuatan-perbuatan-Mu yang besar dan ajaib.

(0.18) (Kis 5:21) (sh: Tidak selalu berani tetapi tidak selalu takut (Jumat, 20 Juni 2003))
Tidak selalu berani tetapi tidak selalu takut

Corrie ten Boom memahami artinya penjara dan ketidakadilan. Beserta dengan keluarganya ia ditangkap dan dijebloskan ke tahanan Nazi karena menyembunyikan orang Yahudi. Ayah dan kakaknya meninggal di penjara, hanya ia yang lolos. Secara ajaib ia dibebaskan karena namanya tertukar dengan nama orang lain. Keluarga ten Boom berani mengambil risiko yang besar itu sebab mereka tahu bahwa mereka melakukan hal yang benar. Para murid Tuhan juga mengenal penjara dan ketidakadilan, dan mereka pun rela menerimanya karena mereka tahu untuk siapakah mereka menderita.

Saya tidak selalu berani, bahkan saya lebih sering takut. Saya takut mengungkapkan kebenaran, saya takut membela yang tertindas, saya takut menolong, saya takut dimusuhi orang, dan daripada mencari masalah, saya menghindar dari masalah. Saya lebih senang hidup tenteram tanpa ketakutan meski untuk itu saya harus membayarnya dengan mahal: saya menulikan telinga nurani saya. Pada akhirnya keberanian tersisa menjadi puing cita-cita belaka yang lebih sering tak terwujud. Keberanian tidak selalu hadir dalam satu warna; di dalam keberanian tersimpan ketakutan pula. Abraham pernah ketakutan dan dua kali ia terpaksa berbohong (Kej. 12:11- 13; 20:1-2). Elia tidak selalu berani dan pernah begitu ketakutan sampai-sampai ia harus lari dari Izebel (ayat 1Raj. 19:3). Petrus pernah ketakutan dan untuk menyelamatkan nyawanya, tiga kali ia menyangkal mengenal Tuhan (Mat. 26:69-75).

Ada tiga hal yang membantu kita untuk menjadi berani. Pertama, tanyakan pada diri kita, untuk siapakah hal ini saya lakukan? Kedua, tenangkan diri. Di dalam kepanikan, ketakutan dan kekalutan bertambah. Ketiga, berserah kepada Tuhan yang mempunyai kendali penuh atas hidup kita.

Renungkan: Ketakutan membuat kita lumpuh; keberanian membuat kita ampuh.

(0.18) (2Tes 1:6) (sh: Allah adil dan berkuasa. (Minggu, 18 Oktober 1998))
Allah adil dan berkuasa.

Paulus menghibur jemaat Tesalonika yang sedang berada di tengah-tengah penganiayaan dan kesusahan. Pertama, penghiburan bahwa Allah akan membalas orang-orang yang menentang Tuhan dan mempersulit jemaat-Nya setimpal dengan kejahatan mereka (ayat 6-9). Kedua, Dia akan datang kembali untuk menghakimi, menghukum yang jahat, dan memberi kelegaan bagi jemaat-jemaat-Nya yang percaya kepada-Nya (ayat 10). Kedatangan-Nya kelak adalah untuk memuliakan gereja-Nya yang telah teraniaya dan menderita karena Dia.

Hakikat gereja sejati. Dipandang dari berbagai sudut, gereja Tesalonika memiliki ciri-ciri sebagai gereja Tuhan sejati. Dari sudut luar tampak bahwa mereka memiliki ketabahan menghadapi aniaya dan penderitaan demi Tuhan Yesus Kritus. Dan dari sudut dalam tampak bahwa mereka memiliki iman dan kasih sebagai tanda keaslian kesetiaan mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Inilah hakikat gereja Kristus sejati. Hakikat sejati yang sesungguhnya tidak dapat diukur oleh megah dan indahnya bangunan gedung gereja, maraknya gereja dengan berbagai bentuk kegiatan dan besarnya jumlah anggota gereja. Hakikat gereja sejati akan terpancar keluar melalui iman, kasih dan kesetiaan gereja kepada Kristus.

Ketahanan dan pertumbuhan. Gereja Tesalonika kokoh berdiri karena keyakinan bahwa gereja mampu bertahan dalam kesulitan penganiayaan dan penderitaan bukan karena kekuatannya, tetapi karena Kristus dan karena pertumbuhan dalam Kristus. Istimewa bukan? Mereka bukan saja istimewa dalam ketahanannya tetapi dalam penderitaan itu mereka justru mengalami pertumbuhan. Akankah gereja-gereja di masa kini sekokoh dan setegar gereja di Tesalonika? Bercerminlah dan teladani gereja Tesalonika. Penderitaan tak akan pernah lepas dalam kehidupan Kristen. Selama kita menderita karena kebenaran, kita dapat menerima itu sebagai resiko iman. Anugerah Allah yang ajaib selalu menyertai umat-Nya di mana pun berada dan sampai kapan pun!

Doa: Terima kasih Tuhan atas keadilan dan pemeliharaan-Mu

(0.18) (2Ptr 1:16) (sh: Berani mengatakan karena menyaksikan (Selasa, 17 Oktober 2000))
Berani mengatakan karena menyaksikan

Menurut ilmu jiwa perkembangan anak, anak usia batita sampai balita belum dapat membedakan antara hitam dan putih, salah dan benar. Artinya, bila mereka melakukan kesalahan maka hal itu dapat dimengerti.

Perkembangan praktik hukum di Indonesia nampaknya memiliki kecenderungan sama seperti anak usia batita - balita. Buktinya, pada beberapa kasus tertentu, yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Keputusan tersebut selalu diambil berdasarkan pemaparan bukti oleh saksi. Ada indikasi dalam praktik hukum di Indonesia yaitu bahwa kesaksian seorang saksi tidak lagi memiliki peranan penting tetapi hanya sekadar formalitas yang mengikuti aturan prosedur saja. Artinya, kesaksian bukan lagi ajang untuk mendengar fakta yang menentukan langkah pengambilan keputusan.

Untungnya, jemaat Tuhan saat itu tidak bertindak seperti anak usia batita-balita. Mereka membutuhkan kesaksian sebagai hal yang paling menentukan untuk diterima atau tidaknya sebuah pemberitaan. Dan kesaksian tersebut harus dikisahkan oleh seseorang yang menyaksikan peristiwa tersebut dengan mata kepalanya sendiri. Petrus tahu bahwa jemaat Tuhan menuntut pembuktian untuk fakta yang dipaparkannya tentang Yesus Kristus. Sebab itu Petrus menyebut dirinya bersama dengan rasul lainnya sebagai saksi hidup terhadap perbuatan ajaib dan mulia Yesus Kristus. Pernyataan ini didukung oleh keberadaan Petrus sebagai murid yang terlibat dalam perjalanan pelayanan Yesus Kristus selama + 3 tahun. Dalam kesaksian ini, Petrus memaparkan bahwa ada dua tiang pancang yang mampu meneguhkan dan mengokohkan kehidupan rohani jemaat Tuhan. Pertama, setiap orang yang berjalan bersama Kristus dan mempercayakan seluruh hidupnya pada pemeliharaan-Nya, niscaya akan menyaksikan dan mengalami hidup dengan Tuhan secara nyata. Kedua, pengalaman-pengalaman yang dialami Petrus dan rasul lainnya merupakan penggenapan firman Allah. Firman itu sendiri adalah wahyu Illahi. Jadi dengan mempercayakan diri seutuhnya kepada kesaksian Alkitab akan Kristus, hidup jemaat Tuhan mengarah pada keteguhan dan kekokohan.

Renungkan: Jangan mudah terpengaruh pada ajaran yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Sebaliknya, percaya dan teguhlah berpegang pada ajaran Kristus, karena telah terbukti kebenarannya.

(0.15) (Yoh 2:3) (full: ANGGUR. )

Nas : Yoh 2:3

Kata "anggur" (Yun. _oinos_) dapat menunjuk kepada anggur yang difermentasi atau tidak difermentasi

(lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU (1)

lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU (2)).

Sifat dari oinos ini harus ditentukan oleh konteks dan kemungkinan moral.

(0.15) (Kis 13:2) (full: BERIBADAH ... DAN BERPUASA. )

Nas : Kis 13:2

Orang Kristen yang dipenuhi dengan Roh sangat peka terhadap komunikasi Roh ketika berdoa dan berpuasa

(lihat cat. --> Mat 6:16).

[atau ref. Mat 6:16]

Mungkin komunikasi dari Roh Kudus ini datang melalui ucapan nubuat (bd. ayat Kis 13:1).

(0.15) (Kel 7:14) (jerusalem: Berfirmanlah) Dengan ini mulailah kisah tentang apa yang lazimnya disebut sebagai "kesepuluh tulah Mesir" (Kel 6:8-13 merupakan semacam pendahuluan). Istilah "tulah" itu sebenarnya kurang tepat, kecuali untuk tulah yang kesepuluh. Kesembilan tulah lain lebih-lebih berupa keajaiban atau "tanda mujizat" yang disebut juga dalam Kel 4; 7:9. Dalam bab 4 dan Kel 7:9 "tanda mujizat" itu mesti membuktikan kepada orang Israel dan kepada Firaun bahwa Musa diutus Allah. Begitu pula "tanda-tanda mujizat" di negeri Mesir itu membuktikan kepada Firaun bahwa Tuhan adalah berkuasa. Kesembilan tulah pertama berbeda dengan yang kesepuluh oleh karena ceritera-ceriteranya tersusun secara sama dengan memakai kata-kata dan istilah yang sama juga. Seluruh kisah mengenai sembilan tulah itu berakhir dengan memberitahukan bahwa Firaun secara mutlak menolak izin kepada orang Israel untuk berangkat. Musa tidak lagi akan menghadapinya, Kel 10:28-29. Terpaksa orang Israel diam-diam melarikan diri. Lalu kisah dilanjutkan dengan ceritera tentang orang Israel yang dikejar orang Mesir dan secara ajaib menyeberang Laut Teberau, Kel 14. Inilah tradisi mengenai keluaran berupa pelarian. Aslinya tradisi ini tidak tahu-menahu tentang tulah yang kesepuluh. Sebab dalam ceritera mengenai tulah yang kesepuluh itu orang Israel diusir dari negeri Mesir, Kel 12:31-33; bdk Kel 4:21; 5:23; 11:1. Masih tersedia tradisi-tradisi lain tentang "tanda-tanda mujizat" yang dikerjakan Musa itu. Maz 78:43-51; 105:27-36, yang kemudian masih diperkembangkan dalam Wis 11:14-20; 16-18. Sama seperti nas-nas lain itu demikianpun kisah Kel 7:14-10:29 merupakan sebuah karya seni sastera yang memanfaatkan tradisi-tradisi yang tersedia. Tulah yang ketiga dan yang keenam berasal dari tradisi Para Imam, sedangkan sukar dipastikan apakah ceritera tentang tulah-tulah lain berasal dari tradisi Yahwista atau dari tradisi Elohista. Tidak ada gunanya sama sekali berusaha menjelaskan tanda-tanda mujizat itu berdasarkan ilmu perbintangan atau ilmu-ilmu lain. Di lain pihak ceritera-ceritera itu memanfaatkan gejala-gejala alam yang terjadi di negeri Mesir (air sungai Nil yang menjadi merah/darah, katak-katak, gelap gulita akibat angin dari padang pasir), tetapi tidak terjadi di Palestina; gejala-gejala alam (belalang) yang terjadi baik di Mesir maupun di Palestina: gejala-gejala (hujan es) yang terjadi di Palestina, tetapi jarang sekali di Mesir. Maksud tanda-tanda mujizat itu yang sebenarnya ialah: menyatakan kepada orang Israel dan kepada Firaun kekuasaan Tuhan.
(0.15) (1Raj 15:25) (sh: Anugerah Allah dan tanggungjawab manusia (Sabtu, 26 Februari 2000))
Anugerah Allah dan tanggungjawab manusia

Kalau Yerobeam, pegawai Salomo, bisa menjadi raja atas 11 suku Israel, semata anugerah Allah. Siapa Yerobeam, tidak ada "darah biru" mengalir dalam dia, namun Tuhan mempercayakan takhta Israel kepada dia. Konsekuensi terhadap anugerah yang ajaib ini antara lain Yerobeam seharusnya hidup dan memerintah Israel dengan penuh tanggung jawab kepada Tuhan. Tetapi Yerobeam berpaling kepada Tuhan. Ia telah mengawali dinasti Kerajaan Israel utara dengan beroposisi terhadap hukum Kerajaan Allah yakni harus mengutamakan dan beribadah kepada Allah saja. Nadab pun seperti kata pepatah "buah jatuh tak jauh dari pohonnya". Anugerah mulia yang tidak dipertanggungjawabkan hanya berlaku atas 2 generasi, selama 24 tahun, Nadab hanya diberi kesempatan yang amat singkat, 2 tahun. Akhirnya seluruh keluarga Yerobeam punah sesuai firman Tuhan.

Mencermati sejarah Israel yang ditokohkan keluarga Yerobeam, kita belajar bahwa Allah tidak membuat manusia sebagai "robot" dalam melaksanakan "skenario"-Nya. Allah memberi keleluasaan kepada manusia untuk memilih dan menentukan sikap hidupnya. Kalau manusia taat, Allah akan memberkati, kalau ia membelakangi Allah, kutuk Allah akan ada atas-Nya. Allah tidak pernah diam sepanjang masa hidup manusia. Ia senantiasa terlibat. Bila saat ini kita tidak melihat tindakan Allah, tidak berarti Ia membiarkan semua berlalu tanpa pengawasan-Nya. Pada waktu-Nya, Ia akan bertindak dan manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah. Tidak ada satu pun yang tersembunyi dari hadapan Dia dan yang tidak diperhitungkan-Nya. Allah yang telah menyatakan anugerah dan kasih setia-Nya juga adalah Allah yang adil dan murka terhadap dosa.

Renungkan: Generasi yang bagaimanakah yang akan kita bangun? Kalau kita ingin memiliki generasi yang diberkati Tuhan, kita harus mengawalinya dengan hidup sesuai kehendak dan rencana-Nya. Setiap anugerah Alllah yang memberi kita kesempatan untuk berkarya selama kita hidup hendaknya kita pertanggungjawab kan dengan penuh takut akan Dia. Seyogianya kita tidak hanya memberlakukan hal ini untuk diri kita saja, tetapi juga saat kita mempersiapkan anak-anak sebagai penerus generasi yang akan datang. Anugerah Allah telah disediakan bagi kita, hanya bagaimanakah kita mempertanggungjawabnya di hadapan-Nya.

(0.15) (1Raj 16:29) (sh: Orang jahat bertambah jahat (Selasa, 29 Februari 2000))
Orang jahat bertambah jahat

Dosa kian merajalela di kerajaan Israel. Omri melakukan kejahatan lebih daripada pendahulunya. Ahab melakukan yang lebih jahat dari pendahulu dan lebih menyakitkan hati Tuhan dari 7 raja sebelumnya. Penyembahan berhala yang merambah ke seluruh Israel, Ahab pun mendirikan kuil Baal-Melqart yang dipuja di Sidon, kerajaan Izebel istrinya. Tambah lagi Ahab mendirikan patung dewi Asyera, dewi alam dan kesuburan. Penyembahan kepada Asyera adalah agar dewi ini memberikan hujan, menyuburkan tanah, dan menghasilkan panen besar.

Baal dalam bahasa Ibrani berarti `pemilik' atau `suami', dengan menambah-nambah penyembahan kepada Baal, berarti Ahab menolak Allah dengan lebih keji. Didirikannya mezbah untuk Baal di kuil Baal di Samaria, sebagai tandingan Rumah Allah di Yerusalem. Peringatan yang paling keras dari Yosua pun sudah dilanggar dengan membangun kembali Yerikho, kota yang dikutuk Allah melalui Yosua. Kita bisa menggambarkan begitu jahatnya umat Israel terhadap Allah dan betapa murkanya Allah terhadap tingkah laku umat-Nya.

Allah Pencipta dan Penguasa alam semesta tidak berdiam diri. Bila saat itu raja dan rakyat Israel mengharapkan kesuburan dari patung Asyera, justru Allah menghukum dengan tidak ada embun dan hujan beberapa tahun. Kekeringan pasti terjadi dan selanjutnya bala kelaparan. Hukuman ini menyatakan siapakah Allah sejati yang berkuasa atas alam semesta ini. Memang untuk sementara waktu tampaknya patung Asyera memberikan hasil panen yang luar biasa, sampai pada zaman Ahab kerajaan Israel cukup besar dan kaya Tetapi sesuai waktu Tuhan, Ia pasti membuktikan siapakah sebenarnya yang paling berkuasa atas alam ini. Kenikmatan hidup yang diperoleh di luar Tuhan hanya bisa dinikmati untuk sementara saja. Karena akan tiba waktunya Tuhan menyatakan siapakah sebenarnya sumber dan pemberi berkat bagi manusia di bumi ini.

Renungkan: Di saat Israel sedang menderita karena hukuman Tuhan, nabi Elia menikmati pemeliharaan Tuhan yang ajaib. Elia dipakai Tuhan untuk menyatakan kebenaran di tengah-tengah kebengkokan dan memperlihatkan kekuasaan Tuhan di tengah-tengah penghinaan kepada Tuhan. Akhirnya umat harus kembali mengakui Allah yang hidup dan berkuasa. Itu pula panggilan dan tugas kita di tengah-tengah masyarakat.

(0.15) (Neh 9:16) (sh: Keadilan Allah (Sabtu, 25 November 2000))
Keadilan Allah

Neh. 9:6-37 memuat doa bangsa Israel setelah mengalami kebangunan rohani yang sejati. Bila kita amati secara saksama, doa mereka mengungkapkan 20 fakta tentang dosa bangsa Israel dan 76 fakta tentang Allah dan apa yang telah Ia lakukan kepada umat-Nya. Perbedaan jumlah yang mencolok antara dosa dan tindakan Allah menyatakan bahwa bangsa Israel sungguh menyadari dan meyakini bahwa anugerah Allah yang ajaib jauh lebih besar dari dosa-dosa mereka. Ini tidak menyatakan bahwa karena anugerah begitu berlimpah maka mereka menganggap sepele dosa mereka. Sebaliknya menunjukkan kesadaran dan pengakuan mereka tentang Allah yang setia kepada perjanjian-Nya dengan umat-Nya.

Bukti lain bahwa mereka tidak menganggap sepele dosa mereka dinyatakan di dalam doa mereka. Doa yang memaparkan ulang sejarah kehidupan nenek moyang mereka hingga zaman mereka. Dalam kilas balik ini mereka mengakui banyak hal. Pertama, mereka senantiasa hidup di dalam dosa. Kedua, karena dosa-dosa itu Allah menghukum mereka. Ketiga, mereka mengakui bahwa sekalipun mereka berdosa, anugerah dan kemurahan Allah tetap dicurahkan dalam hidup mereka. Pengakuan ini menyatakan bahwa di balik penghukuman yang menimpa, dan pengampunan yang mereka terima, Allah adalah adil dan benar.Pemahaman tentang keadilan Allah - komitmen untuk melakukan apa yang benar - inilah yang senantiasa diberitakan oleh Perjanjian Lama dan Baru. Kedua perjanjian ini juga melihat bahwa keadilan Allah meliputi 2 aspek, (1) Keadilan Allah dalam penghukuman menunjukkan bahwa Allah sebagai Penguasa alam semesta bertanggungjawab menjaga kehidupan moral umat sesuai standar-Nya. (2) Keadilan Allah juga sebagai pernyataan kemurahan-Nya kepada umat-Nya. Ini dinyatakan dengan menghukum dan mengampuni umat- Nya. Perjanjian Baru mengharmoniskan kedua aspek ini di dalam salib Kristus. Allah tidak memandang dosa manusia sebagai perkara yang sepele.

Renungkan: Kristus menanggung semua upah dosa yang seharusnya ditimpakan kepada manusia. Upah dosa sudah dibayar lunas oleh Yesus Kristus maka Allah mempunyai kebebasan untuk menawarkan pengampunan kepada mereka yang berespons terhadap Injil Kristus. Terpujilah Allah yang Maha Adil.

(0.15) (Mzm 44:1) (sh: Iman yang bertumbuh melampaui batas pemahaman dan pengalaman (Selasa, 14 Agustus 2001))
Iman yang bertumbuh melampaui batas pemahaman dan pengalaman

Realita kehidupan orang percaya tidaklah selalu dapat dimengerti dengan sederhana dan mudah. Adakalanya kita menemui hal-hal yang nampaknya saling bertentangan dan sulit dipahami, dimana harapan-harapan dan kebenaran-kebenaran yang kita yakini seakan-akan tidak mampu memberikan jawaban yang memadai. Konteks pergumulan seperti inilah yang mewarnai penulisan Mazmur 44.

Pada mazmur ini, umat Tuhan bergumul menghadapi krisis iman dan tekanan batin yang berat (ayat 26) ketika mereka mencoba menemukan jawaban, makna, dan rencana Tuhan di balik kesengsaraan yang mereka alami (ayat 10-17). Sulit bagi mereka untuk memahami mengapa Allah justru "meremukkan mereka di tempat serigala" dan "menyelimuti mereka dengan kekelaman" pada saat mereka tidak melupakan ataupun mengkhianati perjanjian Tuhan, dan juga tidak membangkang ataupun menyimpang dari jalan-Nya (ayat 18-20). Mereka tidak dapat mengerti: mengapa pertolongan Allah tidak mereka alami secara nyata? Mengapa Allah seolah-olah tertidur, membuang mereka, menyembunyikan wajah-Nya, dan melupakan penindasan yang menimpa mereka (ayat 23-25), padahal Dia secara nyata melakukan perbuatan- perbuatan ajaib dan memberikan kemenangan kepada nenek moyang mereka pada zaman dahulu (ayat 2-6)?

Di balik keterbatasannya untuk memahami jalan-jalan Allah yang tak terselami, pemazmur mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang lahir dari keraguan yang jujur kepada Allah. Pertanyaan seperti ini bukanlah suatu indikasi adanya dosa melainkan bagian yang wajar dari pertumbuhan iman, yang menuntun pada penghayatan akan kasih setia Tuhan yang tetap berlaku walaupun tidak dapat dirasakan secara nyata (ayat 27). Melalui pertanyaan seperti ini, iman mereka dipacu untuk terus bertumbuh melampaui batas-batas pemahaman dan pengalaman mereka, sehingga mereka dapat memiliki pengharapan dan keberanian untuk berdoa, walaupun tidak dapat mengerti mengapa Allah mengizinkan umat-Nya yang setia mengalami penderitaan (ayat 24-27).

Renungkan: Ketika kita menghadapi situasi yang tidak dapat kita mengerti, ingatlah bahwa sebenarnya itulah saatnya bagi kita untuk memperdalam akar iman kita yang terus bertumbuh melampaui pemahaman dan pengalaman kita.

(0.15) (Mzm 71:1) (sh: Tempat perlindungan yang teduh (Jumat, 19 Oktober 2001))
Tempat perlindungan yang teduh

Kesusahan dan malapetaka tidaklah akan menghancurkan kehidupan umat Tuhan, karena di balik semuanya itu, Tuhan sedang berkarya dan membalikkan keadaan umat-Nya. Demikianlah kesaksian dari mazmur ini.

Mazmur ini secara umum merupakan doa permohonan yang menegaskan bahwa mereka yang berlindung kepada Tuhan tidak akan mendapat malu, karena mereka akan senantiasa mengalami penyertaan Tuhan di sepanjang umur hidupnya (ayat 1, 13, 24). Allah ada dekat mereka sejak dalam kandungan ibunya hingga keluar dari perut ibunya (ayat 6), sejak masa kanak-kanak hingga bertumbuh menjadi seorang pemuda (ayat 5, 17). Dan kasih setia-Nya akan terus berlangsung hingga masa tuanya, ketika kekuatan mereka telah memudar dan rambutnya memutih (ayat 9, 18).

Tuhan tidak akan membiarkan mereka yang berlindung pada-Nya terus tenggelam ke dalam berbagai kesulitan yang mereka hadapi. Tuhan akan menjadi pengharapan dan kepercayaan mereka (ayat 5) di tengah berbagai ancaman, cengkeraman, dan rancangan jahat orang-orang fasik yang mengikhtiarkan kecelakaan mereka, mengincar nyawa, serta memusuhi jiwa mereka (ayat 4, 10, 13). Tuhan adalah gunung batu yang menjadi tempat perlindungan dan pertahanan yang teduh dan kuat bagi mereka (ayat 3, 4, 7). Hal seperti ini tidaklah dialami oleh orang fasik. Tuhan akan membuat mereka malu, tersipu- sipu, berselubung cela dan noda, hingga akhirnya habis lenyap (ayat 13, 24). Sebab Tuhanlah sumber keadilan (ayat 2, 19).

Respons mereka atas perlindungan dan keadilan Tuhan adalah: [1] memuji-Nya dengan sorak-sorai dan nyanyian syukur (ayat 6, 8, 22- 23); [2] menceritakan dan memberitakan keadilan, keselamatan, kuasa, keperkasaan, dan perbuatan Tuhan yang ajaib sepanjang kehidupan mereka (ayat 15-18, 24).

Renungkan: Tuhan tidak akan membiarkan kita terus tenggelam dalam problematika kehidupan. Ia akan mengangkat kita dari sana. Ia akan menghiburkan, memberikan keadilan, dan membuat kita menjadi semakin besar dan kuat melalui semuanya itu. Ia adalah tempat perlindungan yang teduh. Dasar rasa aman kita yang sejati tidaklah dibangun di atas harta, pendidikan, prestasi, relasi atau segala upaya kita, melainkan pada Tuhan yang melindungi dan memberikan keadilan.

(0.15) (Mzm 75:1) (sh: Cawan keadilan di tangan Tuhan (Selasa, 23 Oktober 2001))
Cawan keadilan di tangan Tuhan

Mazmur ini merupakan nyanyian ajakan kepada umat Tuhan agar menantikan waktu Tuhan untuk menegakkan keadilan di atas bumi yang sudah rusak. Pemazmur mengajak kita untuk menyadari peran Tuhan sebagai Hakim atas alam ini yang akan mengokohkan penghakiman, sehingga kebenaran akan ditegakkan dan kejahatan akan dihancurkan. Inilah penghiburan bagi kita yang hidup di tengah masyarakat yang mempermainkan keadilan dan membiarkan ketidakbenaran semakin merajalela.

Bumi dan penduduknya ini telah runtuh karena merebaknya ketidakbenaran. Namun Tuhan akan menegakkan kembali tiang-tiangnya yang telah roboh (ayat 4). Ia akan menentukan waktu penghakiman- Nya dan akan menyatakan kedaulatan kuasa-Nya. Ia akan melibatkan diri-Nya secara langsung dalam proses pengadilan ini (ayat 3).

Ia memperdengarkan suara-Nya, menghardik orang-orang fasik yang menolak perintah-Nya untuk tidak membual, meninggikan tanduk mereka, dan mengajak-Nya bersitegang leher (ayat 5, 6), karena tidak ada suatu kuasa pun yang mampu menahan kedaulatan penghukuman-Nya. Tangan-Nya mengatur setiap peristiwa dan Ia berdaulat melaksanakan penghakiman-Nya. Tiada seorang pun yang mampu menghalangi-Nya untuk meninggikan atau merendahkan seseorang (ayat 7-8). Ia meramu penghakiman-Nya dalam cawan murka-Nya, dan akan diminumkan-Nya kepada orang-orang fasik sampai kepada ampas- ampasnya (ayat 9). Ia tidak lagi menunda penghakiman-Nya. Ia akan melakukannya dengan tegas hingga tuntas, sehingga kekuatan orang- orang fasik akan dihancurkan dan kekuatan orang benar akan dinyatakan (ayat 11). Atas perbuatan Tuhan ini, umat Tuhan akan bersyukur kepada Tuhan, menyerukan nama-Nya, menceritakan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, bersorak-sorai, dan bermazmur selama-lamanya (ayat 2, 10).

Renungkan: Kesabaran Tuhan dan realita penderitaan manusia karena hadirnya ketidakadilan, bukanlah akhir dari kisah umat manusia di bumi. Akan tiba saatnya bagi Tuhan untuk tidak lagi bersabar terhadap kelaliman dunia ini. Akan tiba waktunya bagi hadirnya kekuasaan tanpa agresi dan kemuliaan tanpa kesombongan. Bagaimanakah Anda dapat berperan dalam perealisasian penegakan keadilan ini?

(0.15) (Mzm 96:1) (sh: Rajakanlah Tuhan (Kamis, 11 April 2002))
Rajakanlah Tuhan

Sepanjang masa manusia memimpikan adanya suatu dunia bertatanan sosial yang ideal. Namun, impian ini tidak kunjung mewujud. Dunia yang telah memberontak kepada Allah serupa rimba liar yang di dalamnya manusia menjadi serigala bagi sesamanya. Namun, orang beriman tidak beralasan untuk melepas pengharapan akan dunia yang lebih baik. Dunia ini bukan neraka, dan Allah terus melakukan perbuatan-perbuatan besar-Nya yang menyatakan bahwa Dialah yang Raja, bukan kejahatan. Orang beriman melihat bahwa Allah terus memerintah sejarah dunia ini hingga puncaknya kelak, saat segenap isi dunia mengakui dan mengalami sepenuhnya ke-Raja-an Allah.

Enam kali diserukan agar umat Tuhan menyanyi bagi Tuhan, mengabarkan keselamatan yang dari-Nya, dan menceritakan kemuliaan-Nya (ayat 1-3). Allah yang besar, dahsyat mengatasi segala allah (ayat 4), agung, kuat, dan mulia (ayat 6), yang telah melakukan perbuatan- perbuatan yang ajaib, mencipta (ayat 5), menyelamatkan umat-Nya (ayat 3), memerintah bumi dengan adil, dan menjadikan dunia ini tempat yang serasi dengan keadilan dan kemuliaan-Nya (ayat 10-13) adalah alasan dan tujuan puji-pujian tersebut. Umat Tuhan wajib menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan (ayat 1). Yang dimaksud dengan “nyanyian baru” mungkin adalah nyanyian yang mengakui pemerintahan Allah atas segala sesuatu seperti yang disenandungkan dalam mazmur ini (ayat 10), dalam kaitan dengan pekerjaan Allah dalam sejarah, dan dengan mengantisipasi apa yang akan Allah buat untuk menegakkan keadilan dan menyempurnakan ciptaan-Nya (ayat 11-13). Karena itu, seruan ini bukan hanya ditujukan bagi umat Tuhan, tetapi kepada segenap bumi (ayat 1), segala bangsa (ayat 3a), semua manusia (ayat 3b), dan segenap unsur ciptaan (ayat 11-12).

Di dalam puji-pujian kolosal kepada Allah yang mulia ini, semua kekuatan dalam semesta ini, tampak ataupun tidak tampak, alami ataupun supraalami, politis-ekonomi ataupun rohani, semuanya tunduk rendah terlucut dari pengilahian atau pemujaan diri di hadapan Allah satu-satunya, Raja yang mulia dan patut dipuji. Bumi baru yang adil dan mulia adalah bumi yang di dalamnya pemerintahan Allah diakui penuh.

Renungkan: Umat Tuhan memelopori liturgi semesta kepada Allah dengan memberitakan kabar baik tentang karya keselamatan Allah kepada sesamanya.

(0.15) (Mzm 98:1) (sh: Kasih dan keadilan Allah dinyatakan bagi seluruh bumi (Sabtu, 13 April 2002))
Kasih dan keadilan Allah dinyatakan bagi seluruh bumi

Mazmur ini mengumandangkan pokok yang terus-menerus dominan dalam mazmur-mazmur penobatan Allah sebagai Raja. Mazmur ini pun menyatakan keadilan dan kebenaran sebagai inti kebijakan Allah yang akan Allah jalankan atas seisi dunia (ayat 2,9). Kebenaran ini menjadi sumber sukacita kemenangan sebab Tuhan telah mengalahkan kejahatan. Paduan suara manusia dan seluruh alat musik yang mengiringi tidak cukup untuk memuji kasih setia dan perbuatan-perbuatan ajaib yang dikerjakan oleh Raja dan Pencipta segala sesuatu. Perlu seluruh ciptaan untuk meresponi keajaiban kasih setia Allah tersebut (ayat 7-8).

Ajakan ini secara progresif meluas cakupannya. Mulai dengan jemaat yang ada di bait Allah (ayat 1-3), kemudian meluas bagi seluruh manusia di bumi (ayat 4-6); dan kemudian mengumandang bagi seluruh ciptaan (ayat 7-8). Seperti halnya dengan mazmur pujian lainnya, mazmur ini menunjuk pada fakta konkret hal-hal yang telah Allah buat di masa lampau (ayat 1-3). Bila kita menengok ke sejarah Israel, dua perkara besar dalam kehidupan umat dalam Perjanjian Lama adalah Keluaran dan kepulangan mereka dari pembuangan. Keduanya adalah tindakan penyelamatan yang bertujuan agar Allah menjadi nyata di seluruh bumi. Karya Allah berkelanjutan ke masa kini (ayat 4-6), dan masih akan memuncak di masa yang akan datang (ayat 7-9). Oleh karena Allah memerintah seisi semesta, membentuk dan mengendalikan sejarah, maka patutlah pujian bagi-Nya pun bersifat kekal dan semesta.

Mazmur ini mempersiapkan masa penggenapan keselamatan dari Allah di dalam diri Yesus Kristus. Hanya di dalam Yesus Kristuslah semua ciri penyataan kebesaran Allah dan keluasan penyelamatan Allah terpenuhi sempurna. Demikian juga, hanya melalui Kristuslah kita dimungkinkan memuji Allah dan mengambil bagian dalam pujian kekal semesta bagi Allah.

Renungkan: Jikalau Anda sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka Anda adalah bagian dari “bangsa-bangsa” dan “ujung bumi” yang melihat karya penyelamatan Allah (ayat 2,3). Adakah Anda termasuk juga di antara paduan suara semesta yang menyembah dan memuji kasih setia Allah di antara sesama Anda?

(0.15) (Mzm 111:1) (sh: Pujian dan hikmat (Selasa, 30 April 2002))
Pujian dan hikmat

Perbuatan Allah yang penuh kuasa dan yang bersumber dari kasih setia-Nya yang kekal, membangkitkan pujian dalam diri pemazmur. Awal dan akhir Mazmur ini adalah pujian, seluruhnya berawal dari karya-karya dan sikap kasih setia kekal Allah (ayat 2-9). Tidak begitu jelas perbuatan Allah yang mana yang dimaksud oleh pemazmur. Tetapi, petunjuk di ayat 5 mungkin sekali mengacu pada kisah pemeliharaan Allah selama Israel mengembara menuju tanah perjanjian. Dari perenungan akan perbuatan-perbuatan Allah itu (ayat 2b), pemazmur beroleh pengenalan lebih dalam tentang siapa Allah sesungguhnya. Karya-karya Allah tidak saja menunjukkan kemahakuasaan Allah (ayat 3a), tetapi juga menampakkan kebenaran dan kemurahan Allah (ayat 3b,4). Perbuatan Allah di masa lalu membuat pemazmur teguh beriman bahwa karena Allah setia adanya (ayat 7), seluruh rencana dan semua pekerjaan Allah akan berlangsung terus selamanya (ayat 8a).

Pujian memang adalah perbuatan manusia beriman terhadap Allahnya. Namun demikian, perbuatan itu adalah respons atas perbuatan- perbuatan Allah yang sangat besar, baik, ajaib dan penuh kasih. Karena itu, meskipun pujian memang memperkenan hati Allah, namun demikian tidak pernah Alkitab memandang pujian sebagai hal yang mengandung nilai menghasilkan pahala dari Tuhan. Puji-pujian kita kepada Tuhan semata-mata dilandaskan atas karya dan sifat Allah yang setia dan penuh kasih kepada kita dan bukan karena mengharapkan semacam balas jasa baik berbentuk keselamatan atau berkat-berkat lain. Pujian yang benar harus dilakukan dengan segenap hati tanpa pamrih apa pun (ayat 1). Juga pujian yang benar tidak berhenti hanya pada kegiatan pribadi, tetapi mendorong orang beriman untuk memuji Allah bersama umat-Nya (ayat 1b). Di bagian akhir mazmur ini, pujian dihubungkan dengan hikmat. Pujian adalah ungkapan dari sikap meninggikan Allah, dan karena itu berhubungan sangat erat dengan takut dan taat kepada Allah. Dalam penilaian Allah, orang yang sungguh paham kebenaran dan memiliki pengertian untuk menilai dan bertindak benar adalah orang yang takut akan Allah.

Renungkan: Memupuk kebiasaan memuji Tuhan dengan segenap hati mempertajam indra iman kita di tengah dunia yang penuh kepahitan ini.

(0.15) (Yl 2:28) (sh: Di balik karya kebangkitan Kristen (Senin, 18 Juni 2001))
Di balik karya kebangkitan Kristen

Mendengar dan menyaksikan kebangkitan Kristen di beberapa bagian dunia ini, menyadarkan kita bahwa ada kuasa di balik karya kebangkitan Kristen, yakni Roh Kudus. Banyak pula hati yang dahulunya dingin terhadap Injil namun kini dikobarkan api penginjilan, karena karya Roh Kudus. Nubuatan nabi Yoel yang kita baca hari ini memaparkan bahwa janji pencurahan Roh Kudus telah dinyatakan Allah ribuan tahun lalu dan telah digenapi zaman Perjanjian Baru (Kis. 2:14-21) dan yang akan terus berkarya.

Karunia pencurahan Roh Kudus yang dalam zaman Perjanjian Lama hanya bagi segelintir orang, kini telah terbuka bagi setiap Kristen zaman Perjanjian Baru. Janji pencurahan nubuatan nabi Yoel dinyatakan bagi setiap orang: semua lapisan usia dan semua lapisan sosial (28- 29). Roh Kudus memperlengkapi Kristen menembus batas akal manusia agar menangkap visi kekal Allah bagi keselamatan umat manusia, kemudian menyatakan rencana- Nya bagi dunia yang tidak mampu mengerti dan mengimani karya-karya-Nya. Melalui berbagai cara, Roh Kudus menyatakan hal-hal dari Allah kepada umat-Nya: nubuat, mimpi, dan penglihatan. Ini merupakan pengajaran bagi Kristen bahwa Allah mencurahkan Roh-Nya kepada siapa pun dan dengan cara apa pun.

Mengiringi janji pencurahan Roh Kudus, Ia pun akan mengadakan banyak tanda mukjizat dan ajaib di langit dan bumi ciptaan-Nya, sebelum hari kedatangan-Nya (30- 31). Benarkah bahwa tanda-tanda mukjizat dalam nubuatan ini membawa malapetaka dan bukan berkat? Jawabannya: ya dan tidak. Ciptaan yang biasanya memberi manfaat dan perlindungan bagi manusia justru berfungsi terbalik: mengerikan dan membahayakan (31). Kegemparan, kekacaubalauan, dan kengerian akan meliputi seluruh alam semesta. Namun semuanya ini akan menghasilkan respons yang berbeda: ada yang berseru dan datang kepada Kristus – Sion, namun ada pula yang mencari keselamatannya sendiri (32). Respons inilah yang membedakan apakah hari Tuhan menjadi malapetaka ataukah berkat.

Renungkan: Karya Roh Kudus membuka tabir rahasia keselamatan di dalam Kristus dan memampukan Kristen yang telah berespons iman untuk mewartakan berita keselamatan ini kepada orang lain supaya bersama-sama menyambut hari kedatangan Tuhan dengan penuh kemenangan.

(0.10) (Kis 1:8) (full: KAMU AKAN MENERIMA KUASA. )

Nas : Kis 1:8

Ayat ini merupakan ayat kunci kitab ini. Tujuan utama baptisan dalam Roh ini ialah penerimaan kuasa untuk bersaksi bagi Kristus sehingga orang yang hilang dapat dimenangkan dan diajarkan untuk menaati semua yang diperintahkan-Nya. Hasilnya ialah bahwa Kristus dikenal, dikasihi, dipuji, dan dijadikan Tuhan atas umat pilihan Allah (bd. Mat 28:18-20; Luk 24:49; Yoh 5:23; 15:26-27).

  1. 1) "Kuasa" (Yun. _dunamis_) bukanlah sekadar kekuatan atau kemampuan; istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja, yang bertindak. Lukas (dalam Injilnya dan dalam Kisah Para Rasul) menekankan bahwa kuasa Roh Kudus termasuk kekuasaan untuk mengusir roh-roh jahat dan urapan untuk menyembuhkan orang sakit sebagai kedua tanda penting yang menyertai pemberitaan Kerajaan Allah (mis. Luk 4:14,18,36; 5:17; Luk 6:19; Luk 9:1-2; Kis 6:8; 8:4-8,12-13; 10:38; 14:3; 19:8-12). Baptisan dalam Roh Kudus adalah persediaan Allah untuk membebaskan kuasa dari Roh Kudus ke dalam kehidupan orang percaya

    (lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS).

  2. 2) Lukas dalam ayat ini tidak menghubungkan baptisan dalam Roh dengan keselamatan dan pembaharuan pribadi, namun kuasa ilahi di dalam orang percaya untuk bersaksi dengan keefektifan besar

    (lihat art. PEMBAHARUAN PARA MURID)

  3. 3) Karya utama Roh Kudus dalam bersaksi dan memberitakan Injil berhubungan dengan kedatangan-Nya atas orang percaya untuk kuasa dan kesaksian-Nya mengenai karya penyelamatan dan kebangkitan Kristus (bd. Kis 2:14-42). Lih. catatan berikutnya untuk ulasan bagaimana Roh bersaksi dan maknanya dalam kehidupan kita.
(0.10) (Rm 5:5) (jerusalem: Kasih Allah) Ialah kasih yang dengannya Allah mengasihi kita dan yang andalannya ialah Roh Kudus yang karena hadir dan berkarya di dalam diri kita juga menjadi saksinya: bdk Rom 8:15 dan Gal 4:6. Dalam Roh Kudus kita menghadap Allah seperti seorang anak menghadap bapanya; kasih memang timbal-balik. Dalam Roh Kudus itupun kita mengasihi para saudara dengan kasih yang dengannya Bapa mengasihi Anak dan Kita (bdk Yoh 17:26)
(0.09) (Kis 12:5) (full: JEMAAT. )

Nas : Kis 12:5

Baik dari kitab Kisah Para Rasul maupun nas lainnya dalam PB kita memperoleh pengertian mengenai norma atau patokan-patokan yang diterima gereja PB.

  1. 1) Yang pertama dan utama ialah bahwa suatu gereja akan terdiri atas orang-orang yang dibentuk dalam jemaat setempat dan dipersatukan oleh Roh Kudus, yang dengan tekun mencari suatu hubungan pribadi dengan Allah dan Tuhan Yesus Kristus (Kis 13:2; 16:5; 20:7; Rom 16:3-4; 1Kor 16:19; 2Kor 11:28;

    lihat cat. --> Ibr 11:6).

    [atau ref. Ibr 11:6]

  2. 2) Melalui kesaksiannya yang berkuasa, orang berdosa akan diselamatkan, dilahirkan kembali, dibaptiskan dalam air dan dijadikan anggota jemaat; mereka akan mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus dan menantikan kedatangan Kristus (Kis 2:41-42; 4:33; 5:14; 11:24; 1Kor 11:26).
  3. 3) Baptisan dalam Roh Kudus akan diberitakan dan disampaikan kepada orang percaya yang baru

    (lihat cat. --> Kis 2:39)

    [atau ref. Kis 2:39]

    serta kehadiran dan kuasa Roh akan dinyatakan.
  4. 4) Karunia-karunia Roh Kudus bekerja (Rom 12:6-8; 1Kor 12:4-11; Ef 4:11-12), termasuk tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat serta penyembuhan (Kis 2:18,43; 4:30; 5:12; 6:8; 14:10; 19:11; 28:8; Mr 16:18).
  5. 5) Allah memberikan kepemimpinan rangkap lima kepada gereja "untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan" (Ef 4:11-12;

    lihat art. KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN GEREJA).

  6. 6) Orang percaya akan mengusir setan (Kis 5:16; 8:7; 16:18; 19:12; Mr 16:17).
  7. 7) Akan ada kesetiaan penuh kepada Injil, yaitu, ajaran asli Tuhan Yesus dan para rasul (Kis 2:42;

    lihat cat. --> Ef 2:20).

    [atau ref. Ef 2:20]

    Umat akan dengan tekun mempelajari dan menaati Firman Allah (Kis 6:4; Kis 18:11; Rom 15:18; Kol 3:16; 2Tim 2:15).
  8. 8) Pada hari pertama dari setiap minggu (Kis 20:7; 1Kor 16:2), jemaat lokal akan bertemu untuk berbakti serta membangun diri bersama melalui Firman Allah dan penyataan-penyataan Roh (1Kor 12:7-11; 1Kor 14:26; 1Tim 5:17).
  9. 9) Gereja akan berada di hadapan Allah yang kudus dengan kerendahan hati, kegentaran, dan kekaguman (Kis 5:11). Umat akan sangat memperhatikan kesucian gereja, sambil mendisiplinkan anggota yang berdosa dan guru-guru palsu yang tidak setia kepada iman alkitabiah (Kis 20:28; 1Kor 5:1-13;

    lihat cat. --> Mat 18:15).

    [atau ref. Mat 18:15]

  10. 10) Mereka yang bertekun dalam sifat kesalehan dan patokan-patokan kebenaran yang ditetapkan para rasul akan ditahbiskan sebagai penatua untuk menilik jemaat-jemaat lokal sambil memelihara kehidupan rohani mereka

    (lihat cat. --> Mat 18:15;

    [atau ref. Mat 18:15]

    1Kor 5:1-5; 1Tim 3:1-7; Tit 1:5-9;

    lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

  11. 11) Demikian pula, gereja akan mempunyai para diaken yang bertanggung jawab atas berbagai urusan sekular dan jasmani

    (lihat cat. --> 1Tim 3:8).

    [atau ref. 1Tim 3:8]

  12. 12) Di antara anggota-anggota jemaat akan tampak kasih dan persekutuan dalam Roh (Kis 2:42,44-46;

    lihat cat. --> Yoh 13:34),

    [atau ref. Yoh 13:34]

    bukan saja dalam jemaat lokal, tetapi juga antara jemaat-jemaat lain yang percaya Alkitab (Kis 15:1-31; 2Kor 8:1-8).
  13. 13) Gereja akan menjadi gereja yang berdoa dan berpuasa (Kis 1:14; Kis 6:4; 12:5; 13:2; Rom 12:12; Kol 4:2; Ef 6:18).
  14. 14) Orang percaya akan memisahkan diri dari pendapat dunia dan roh duniawi yang berlaku dalam kebudayaan di sekitarnya (Kis 2:40; Rom 12:2; 2Kor 6:17; Gal 1:4; 1Yoh 2:15-16).
  15. 15) Akan ada penderitaan karena dunia serta cara hidupnya (Kis 4:1-3; Kis 5:40; 9:16; 14:22).
  16. 16) Gereja akan menolong secara aktif mengirim misionaris ke negara lain (Kis 2:39; 13:2-4). Tidak ada satu pun gereja lokal yang berhak menyebutkan dirinya gereja menurut norma PB kecuali ada usaha untuk menjalankan keenam belas sifat ini dalam sidangnya.

    Lihat art. GEREJA

    untuk pembahasan selanjutnya mengenai doktrin alkitabiah gereja.


TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA