Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 51 ayat untuk Terhadap semuanya itu AND book:17 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Est 10:2) (jerusalem: semuanya itu tertulis) Menurut terjemahan Yunani raja sendiri menuliskan semuanya.
(0.73) (Est 5:13) (full: SEMUANYA ITU TIDAK BERGUNA BAGIKU. )

Nas : Est 5:13

Sekalipun Haman memiliki kekayaan, kemuliaan, kuasa, dan kedudukan, dialah seorang yang tidak puas. Mordekhai, pada pihak lain, mempunyai watak kuat, keyakinan saleh, dan kepastian akan Allahnya. Haman sadar di dalam hatinya bahwa Mordekhai adalah orang yang lebih baik dari dirinya dan karena itu ia membencinya. Di mata Allah, kebesaran tidak dijumpai dalam kekayaan, kuasa, atau kedudukan, tetapi dalam kesetiaan, komitmen kepada-Nya, dan usaha mencapai sasaran-sasaran-Nya yang benar di muka bumi

(lihat cat. --> Luk 22:24-30).

[atau ref. Luk 22:24-30]

(0.69) (Est 5:1) (sh: Tuhan di balik perubahan (Senin, 25 Juni 2001))
Tuhan di balik perubahan

Pada saat negara mengalami masa kritis, kita sering mendengar suatu pernyataan: "Perkembangan politik berubah setiap satu detik". Nuansa inilah yang melatarbelakangi kisah Ester di pasal Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">5 yang dimulai dengan penegasan: "Pada hari yang ketiga" (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">5:1). Inilah hari penentuan, siapa yang akan memenangkan peperangan, Ester yang menyelubungi dirinya (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">2:10, 20), atau Haman dengan rencana terselubungnya (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">5:14)?

Ester telah mempersiapkan suatu strategi yang cermat dan penuh risiko, yang bukan sekadar mempertaruhkan nyawanya sendiri tetapi juga nyawa semua orang sebangsanya. Ia menggunakan dan memaksimalkan kesempatan sekecil apa pun, berdandan secantik mungkin, dan tidak gegabah menyampaikan maksudnya (1,4,7-8). Namun di balik semuanya itu ada sesuatu yang terjadi, yang hanya dimungkinkan karena adanya tangan Tuhan yang bekerja (Ams. 21:1) serta memberikan kasih karunia. Ester melanggar peraturan dan seharusnya menerima hukuman mati, namun sebaliknya ia justru mendapat perkenan raja (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">4:11; 5:2-3, 6, 8).

Pada hari itu juga berkumpullah dalam satu pesta ketiga orang paling penting yang menentukan nasib banyak orang dalam kerajaan Persia: Ahasyweros, Ester, dan Haman. Haman dalam kesombongannya meninggikan dirinya sendiri sementara ia tidak menyadari perubahan yang terjadi. Ia bersama istri dan sahabat-sahabatnya merancangkan hal yang jahat bagi Mordekhai (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">5:10-14), namun ia tidak menyadari bahwa dirinya sedang masuk dalam perangkap yang dibuatnya sendiri. Tuhan tidak tinggal diam, Ia mengatur perubahan, Ia Raja di atas segala raja yang memberikan kasih karunia kepada Ester — umat kepunyaan- Nya dan jerat bagi Haman -- musuh-Nya yang meninggikan diri.

Di tengah kecamuk politik Indonesia yang terus berubah, kita perlu mendukung orang Kristen yang duduk di pemerintahan agar berani menghadapi risiko serta melangkah dengan iman kepada Tuhan yang membuat perubahan. Kiranya mereka bersikap bijaksana, membuat strategi yang cermat dan tepat demi terwujudnya tujuan yang mulia.

Renungkan: Perubahan-perubahan apakah yang sedang terjadi dalam diri Anda? Apa yang menyebabkan perubahan itu, kasih karunia Tuhan atau kesalahan yang menjerat dan menumpulkan kepekaan Anda?Datanglah pada Tuhan, dan temukan jawaban atas perubahan yang terjadi!

(0.69) (Est 6:1) (sh: Tangan Tuhan yang tidak kelihatan (Selasa, 26 Juni 2001))
Tangan Tuhan yang tidak kelihatan

Hidup kita mungkin dapat diibaratkan sebagai tenunan yang terjalin dari benang-benang suram dan cerah, saling merajut membentuk suatu gambaran kehidupan. Seringkali kita tidak dapat melihat keindahan rajutan ini secara utuh, dan seringkali kita juga tidak dapat menyadari bahwa di tangan Sang Perancang, benang-benang suram adalah sama pentingnya dengan benang-benang yang cerah untuk menghasilkan tenunan yang indah. Kisah Ester yang kita baca hari ini akan membantu kita memahami karya dan rencana Tuhan yang indah di balik peristiwa-peristiwa yang kita alami.

Rentetan peristiwa kisah Ester ini tidaklah terjadi secara kebetulan, ada tangan Sang Perancang yang merajut dengan satu tujuan yang pasti di balik semuanya. Dalam pasal Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">6 ini Sang Perancang mulai merajutkan benang- benang cerah dan membuat suatu titik balik dari kekalahan (pasal Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">1-5) menuju kemenangan (pasal Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">7-10) yang ditandai dengan ketiga hal berikut: (1) Tuhan menggelisahkan hati raja (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">6:1-3); [2] Tuhan merendahkan Haman orang Amalek dan meninggikan Mordekhai (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">6:4-11); dan [3] Tuhan membuat hati Haman beserta keluarga dan sahabatnya diliputi kegentaran (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">6:12-14). Titik balik kemenangan ini semata-mata bukanlah disebabkan oleh jasa dan upaya Mordekhai, tetapi karena alasan yang sama seperti saat Musa mengangkat tangannya dan mengalahkan bangsa Amalek (bdk. Kel. 17 : 8-16). Kemenangan ini disebabkan karena ada "Tangan di atas panji-panji Tuhan!", "Tuhan berperang melawan Amalek turun-temurun". Tuhan Raja di atas segala raja dengan cara yang tidak terlihat memelihara dan memberikan kemenangan bagi umat-Nya yang menderita, dalam kesetiaan-Nya.

Mungkin kita tidak dapat mengerti ataupun melihat adanya jalan keluar bagi kemelut bangsa kita, namun kita perlu meyakini bahwa Tuhan tidak mengabaikan langkah iman yang kita ambil. Ia dengan tangan-Nya yang tak kelihatan dapat melakukan serangan terselubung dan menghancurkan sendi-sendi kekuatan mereka yang mengancam kita.

Renungkan: Pernahkah Anda mengalami peristiwa demi peristiwa yang mengarahkan Anda pada suatu titik balik yang mengubah situasi dan kehidupan Anda? Kemanakah arah pergerakan itu, seperti Haman atau Mordekhai? Bagaimana Anda meresponinya? Bercerminlah di hadapan Allah dan mohonkanlah tuntunan-Nya!

(0.59) (Est 3:10) (ende)

Isjarat itu berarti, bahwa kepada Haman diberikan kekuasaan radja dan kebebasan untuk bertindak se-wenang2 terhadap orang2 Jahudi.

(0.55) (Est 10:3) (jerusalem: Karena Mordekhai) Kata penutup naskah Ibrani ini (dan tambahan Yunani) menjadikan kitab Ester terlebih sebuah kisah Mordekhai, yang dijadikan tokoh utama, bdk Est 9:4. Mordekhailah yang tertolong oleh Allah membimbing jalannya peristiwa. Sebagaimana Yudit adalah "perempuan Yahudi" yang unggul, demikian Mordekhai menjadi "laki-laki Yahudi" yang ulung. Hari peringatan yang dalam kitab Ester ditetapkan mula-mula memang disebut "Hari Mordekhai", 2Ma 15:36
(0.55) (Est 7:1) (sh: Tuhan di balik tragedi orang fasik (Rabu, 27 Juni 2001))
Tuhan di balik tragedi orang fasik

Inilah suatu kisah tragis berawal dari "datanglah raja dan Haman untuk dijamu oleh Ester" (1) dan diakhiri dengan "Haman disulakan pada tiang yang didirikannya bagi Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja" (8). Kisah ini berangkat dari permohonan dan pengaduan Ester kepada raja (2-6a) menuju percakapan raja dan Harbona tentang penyulaan Haman (8c-9b), memanas pada saat raja keluar ke taman istana dan menjadi semakin panas pada saat raja kembali ke dalam ruangan minum anggur (7a, 8a). Puncak kisah ini adalah: Haman yang sangat ketakutan berlutut pada katil tempat Ester berbaring untuk mengemis nyawanya (6b, 8b, 7b).

Inilah suatu ironi yang tak mudah dipahami oleh Haman orang Amalek musuh orang Yahudi. Sama seperti rencana terselubungnya berbalik menimpa dirinya, demikian pula permohonan nyawa Ester berbalik menjadi permohonan nyawanya (3-4; 7-8). Berbeda dengan Ester yang mendapat kasih dan pembelaan Raja, dia mendapat tuduhan melecehkan ratu di hadapan raja (5, 8). Sama seperti kegeraman murka raja yang bernyala-nyala terhadap Wasti (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">1:12; 2:1), demikian pula panas hati Raja terhadap diri Haman. Ia yang ingin membinasakan semua orang Yahudi karena satu diantaranya tidak mau berlutut di hadapannya (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">3:5-7), kini harus berlutut di hadapan seorang wanita Yahudi (8). Semula ia mendongakkan kepalanya (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">3:1-2), tak lama kemudian ia harus menyelubungi mukanya karena malu (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">6:12), dan kini terpaksa diselubungi mukanya karena menanti hukuman mati (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">7:8). Ia ingin menyulakan Mordekhai (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">5:14) tapi raja menyulakan dirinya (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">7:8). Tuhan, Raja segala raja dengan cara yang tak terlihat membuka selubung rencana jahat Haman dan menjatuhkan kejahatan ke atas kepalanya sendiri. Inilah penggenapan nubuat Bileam bin Beor "Yang pertama di antara bangsa-bangsa ialah Amalek, tetapi akhirnya ia akan sampai kepada kebinasaan" (Bil. 24:20). Inilah suatu kisah tentang "siapa menggali lobang akan jatuh kedalamnya, dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia" (Ams. 26:27). Inilah suatu pengharapan bagi kita orang percaya untuk menantikan saat dimana Tuhan menyatakan pembelaan-Nya melalui kemenangan orang benar atas orang fasik.

Renungkan: Bagaimana kesadaran tentang keadilan Allah menolong Anda melewati hari-hari ini?

(0.55) (Est 8:1) (sh: Tuhan di balik sukacita dan sorak-sorai umat-Nya (Kamis, 28 Juni 2001))
Tuhan di balik sukacita dan sorak-sorai umat-Nya

Tuhan yang mencintai dan turut merasakan penderitaan umat-Nya membangkitkan pemimpin yang memiliki kepekaan dan kepedulian yang mendalam untuk menyelamatkan umat- Nya, Mordekhai, dan Ester. Mereka adalah pemimpin yang menyadari bahwa sukacita dan kemenangan yang Tuhan berikan, bukan hanya ditujukan bagi kepuasan diri mereka, tetapi sekaligus merupakan suatu panggilan untuk menjadi berkat yang mendatangkan keselamatan bagi bangsanya dan penghukuman bagi Amalek.

Tuhan meninggikan Ester gadis malang yang menjadi ratu, mendapat kasih yang berlimpah-limpah dan dicintai banyak orang (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">2:15, 17), hidup tentram dalam istana dan tidak kekurangan suatu apa pun, namun berkali-kali ia mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan orang-orang sebangsanya (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">5:2; 8:3-6). Tuhan mengangkat Mordekhai yang melolong-lolong dengan nyaring dan pedih, mengoyakkan pakaiannya dan mengenakan kain kabung serta abu di atas kepalanya (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">4:1) menjadi seseorang yang keluar dari hadapan raja memakai pakaian kerajaan dengan tajuk emas yang mengagumkan (15). Ia dulu ditindas melalui cincin meterai raja, kini menyelamatkan rakyatnya dengan cincin meterai raja (9- 14). Melalui pemimpin seperti inilah Tuhan mengubahkan kegentaran dan ratap tangis di bawah kekuasaan Haman menjadi tempik sorak-sorai di bawah kekuasaan Mordekhai (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">3:15; 8:15), sehingga mereka yang dulu tertekan, menderita, tersingkir, dan terhina, kini mendapatkan kelapangan hati, sukacita, kegirangan, dan kehormatan (16). Dulu mereka menyembunyikan identitas dirinya, kini banyak orang dari bangsa-bangsa lain mengaku dirinya Yahudi (17). Tuhan Raja segala raja mengubah ratap tangis umat-Nya menjadi sukacita. Inilah sukacita kita di tengah ratap tangis bangsa "melalui kemenangan orang benar, Tuhan akan membangkitkan semangat umat- Nya"

Renungkan: Apakah Anda memiliki iman dan pengharapan kepada Allah yang mengubah ratap tangis menjadi sukacita? Bagaimana Anda berespons terhadap kemenangan dan sukacita yang sudah Tuhan berikan, bukan berdasarkan kemenangan secara fisik namun memandang kepada Dia yang memungkinkan kemenangan itu terjadi? Sadari dan akuilah bahwa Dia ada di balik sorak-sorai dan sukacita umat- Nya.

(0.55) (Est 9:1) (sh: Tuhan di balik penghukuman (Jumat, 29 Juni 2001))
Tuhan di balik penghukuman

Kisah ini merupakan suatu kisah yang mengerikan, penuh dengan darah dan pembunuhan. Jumlah musuh orang Yahudi yang terbunuh dalam benteng Susan pada hari pertama 500 jiwa (6) dan pada hari kedua bertambah sebanyak 300 jiwa (15). Sedangkan di daerah kerajaan yang lain tercatat 75.000 jiwa (16).

Mengapa Tuhan mengizinkan pembantaian seperti ini? Apa yang sesungguhnya terjadi? Untuk dapat menjawab hal ini marilah kita memperhatikan pengulangan kata berikut: "memukulnya dengan pedang", "membunuh", "dibunuh", "terbunuh" (5, 6, 10, 11, 12, 15, 16) yang juga memiliki konotasi penghukuman Tuhan atas musuh- musuh-Nya seperti terdapat dalam Kel. 13:15 "Tuhan membunuh semua anak-anak sulung di Mesir". Bagian ini menegaskan kepada kita bahwa sebagaimana Tuhan dulu membunuh anak-anak sulung Mesir (Kel. 13:15), demikian pula pada masa pemerintahan Ahasyweros Ia membunuh orang-orang Amalek -- musuh-Nya melalui tangan orang Yahudi dalam pertempuran yang tak terelakkan lagi. Kisah Ester ini mencatat kisah pengadilan Tuhan, dimana Tuhan Raja segala raja membangkitkan orang-orang Yahudi untuk menjatuhkan hukuman atas orang-orang Amalek.

Bagian ini tidaklah berbicara tentang kejahatan perang dan pelanggaran hak azasi manusia yang diprakarsai Ester dan Mordekhai, tetapi suatu tekad dan kebulatan hati untuk menyelesaikan tanggung jawab yang telah mereka terima. Ester dan Mordekhai mengerti untuk apa mereka ditempatkan pada posisi seperti sekarang ini. Mereka bertanggungjawab untuk menyelesaikan perintah Allah yang diabaikan oleh raja Saul (bdk. 1Sam 15:1-3, 7-9, 17-19). Karena alasan inilah maka orang Yahudi tidak mengulurkan tangan terhadap barang-barang rampasan (10, 15, 16) walaupun hal itu adalah hak mereka yang sah secara hukum Persia (Terhadap+semuanya+itu+AND+book%3A17&tab=notes" ver="">8:11). Orang Yahudi tidak mengulang ketidaksetiaan raja Saul yang mengambil dan tidak membinasakan segala harta milik bangsa Amalek (bdk. 1Sam 15:9, 19).

Renungkan: Apakah Anda memiliki sikap hidup yang takut akan Tuhan dan hidup dalam kebenaran? Jangan anggap enteng pengadilan Tuhan! Kiranya kesadaran akan keadilan dan penghakiman Allah mendorong kita untuk senantiasa mengintrospeksi diri, hidup dalam kebenaran, dan terus- menerus bertekad memperjuangkan keadilan.

(0.46) (Est 1:5) (ende)

Penggambaran kemewahan perdjamuan itu memang sedikit banjak chajalan sadja.

(0.46) (Est 1:2) (ende: puri Susa)

adalah sebagian dari kota Susa itu, sebangsa benteng, kemana radja dan tentara dapat mengungsi dalam keadaan darurat. Disini rupa2nja adalah istana itu sendiri.

(0.46) (Est 7:9) (jerusalem: dalam bulan yang ketiga...) Dalam terjemahan Yunani terbaca: dalam bulan yang pertama pada tahun itu juga, yaitu bulan Nisan, pada tanggal dua puluh tiga bulan itu.
(0.45) (Est 2:21) (jerusalem: pintu gerbang istana) Ungkapan itu berarti: segala jabatan dan pelayanan di istana. Terkadang-kadang ungkapan itu juga berarti: seluruh kompleks istana. Duduk di pintu gerbang istana berarti: sedang bertugas sebagai pegawai istana.
(0.45) (Est 5:14) (ende)

Angka itu (lk.25 m) memang suatu keterlaluan, jang maksudnja menitikberatkan besarnja kebentjian Haman dan besarnja djatuhnja nanti

(0.45) (Est 3:2) (ende)

Mordekai enggan bersudjud didepan Haman bukannja oleh sebab itu berlawanan dengan kejakinannja dibidang keigamaan, sebab tanda hormat itu djuga berlaku pada radja2 Israil, tetapi lebih2 karena kebanggaan nasional, jang tidak mau menghormati musuh bangsanja.

Terdjemahan Junani memberikan tafsiran keagamaan kepada kelakuan Mordekai itu (lih. Est 13:14g).

(0.45) (Est 9:31) (jerusalem: mengenai hal berpuasa dan meratap-ratap) Penetapan-penetapan itu tentu saja di sini tidak tersangka-sangka. Penetapan-penetapan itu menyinggung Est 4:16; puasa itu memperoleh keselamatan. Mulai Est 9:20 naskah Ibrani terasa agak majemuk dan tidak keruan. Tercampur dalam bagian ini berbagai dokumen yang bermacam-macam asal usulnya.
(0.45) (Est 5:1) (endetn)

Ajat2 ini dalam naskah Hibrani berbunji: "Pada hari ketiga Ester mengenakan dandanan keradjaan dan berdiri dipelataran-dalam istana, jang berhadapan dengan rumah radja.

(0.45) (Est 3:8) (jerusalem) Kecaman Haman atas orang Yahudi itu agak laku di zaman Yunani. Hal yang sama terdapat dalam tulisan yang berasal dari zaman itu, bdk tambahan tulisan yang berasal dari zaman itu, bdk tambahan Yunani, Est 3:2; Dan 1:8; 3:8-12; Jdt 12:2; Est 4:12 dst Wis 2:14 dst dan dalam kitab (apokrip) 3Mak.
(0.45) (Est 1:22) (ende)

Keradjaan Parsi waktu Xerxes sebenarnja terdiri atas banjak bangsa dan suku jang berlainan. Naskah penetapan pemerintah dari djaman itu djuga memakai beberapa bahasa.

(0.45) (Est 7:10) (ende)

Berulang kali dalam Perdjandjian Lama dikatakan bahwa si djahat dihukum dengan apa jang direntjanakan untuk sesama manusia. Nasib Haman terang2 membuktikan kebenaran itu.



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA