(sh: Pembalasan Tuhan atas orang jahat (Senin, 30 Agustus 2004)) Pembalasan Tuhan atas orang jahat
Anak Tuhan yang meminta Tuhan membela perkaranya atas orang
jahat terkadang kecewa karena sepertinya pembalasan Tuhan kepada
orang jahat itu lama terjadi. Karenanya, tidak jarang
mengakibatkan anak Tuhan itu mundur dari persekutuannya dengan
Tuhan.
Perikop ini menggambarkan nubuat Yesaya tentang pembalasan Tuhan
kepada raja Babel yang selama ini menjajah bangsa Israel. Hal
ini dilakukan karena Tuhan menyayangi Yakub dan keturunannya
(ay. 1) dan membuat bangsa lain menjadi hamba laki-laki dan
perempuan (ayat 2-4) dari Israel. Tuhan membalas perbuatan raja
Babel dengan menyebabkannya jatuh sampai ke dunia orang mati. Ia
membalikkan kemegahan Babel dengan kehinaan menjadikan ulat dan
cacing sebagai alas tidur dan selimut (ayat 5-11). Tuhan
memperlakukan raja Babel yang sombong seperti taruk (= tunas
tumbuhan) yang menjijikkan dan bangkai yang terinjak-injak.
Bahkan di dalam kuburpun tempatnya tidak bersama-sama arwah
bekas raja (ayat 12-20a).
Mengapa Tuhan membalas perbuatan raja Babel sedemikian dashyat?
Pertama, karena raja Babel telah merusak negeri dan membunuh
rakyat (ayat 20b). Ini menyatakan raja Babel adalah seorang raja
yang diktator, bertindak kejam dan tidak takut kepada Tuhan.
Kedua, agar ia dan keturunannya jangan kembali memerintah bumi
(ayat 21-23). Maksudnya kesempatan yang diberikan Tuhan kepada
raja Babel dan keturunannya ada akhirnya.
Jika kita berada dalam penindasan dalam keluarga, pekerjaan, dan
lingkungan tetaplah berharap kepada-Nya sebab orang yang
mengandalkan Tuhan dalam hidupnya tak pernah kecewa. Tuhan akan
membalas perbuatan setiap orang setimpal dengan perbuatannya.
Renungan:
Jangan menganggap Tuhan tidak melihat dan tidak menghukum
perbuatan orang jahat. Ia pasti menghukum orang jahat.
Penghukuman-Nya tidak terlambat atau terlalu awal melainkan
tepat pada waktu-Nya.
|