(0.15) |
(Ams
4:1)
|
(sh: Hati sebagai pusat pengendalian sikap (Sabtu, 22 November 2003)) Hati sebagai pusat pengendalian sikap
Tubuh manusia memuat sekitar 100.000 gen. Uniknya, setiap gen
memiliki fungsi sebagai mengendali semua aktivitas yang
dilakukan oleh setiap sel di tubuh kita. Gen bekerja tanpa henti
setiap detik memberi instruksi kepada sel untuk memproduksi
zat-zat yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia. Akan
tetapi, ada unsur lain dalam diri manusia yang juga bekerja
tanpa henti, memberi instruksi kepada kita tentang bagaimana
seharusnya kita bersikap. Unsur itu adalah hati manusia. Hati
manusia adalah pusat pengendalian sikap dan darinyalah keluar
instruksi yang biasanya kita jalani dengan patuh. Hati adalah
saripati manusia, hati mencerminkan siapa kita sesungguhnya.
Hati tidak berbohong, namun hati dapat memerintahkan kita untuk
berbohong. Hati tidak bisa membunuh, tetapi hati sanggup
menyuruh tangan untuk membunuh. Hati adalah perangkat lunak
dalam komputer otak manusia yang dapat memprogramkan kita
berbuat seturut kehendaknya. Betapa berkuasanya hati! Itu
sebabnya firman Tuhan mengingatkan, “Jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan “
(ayat 4:23). Hati adalah sumber mata air, bila sumbernya kotor,
maka kotorlah airnya, namun bila sumbernya bersih, maka
bersihlah airnya. Rupanya hati tidak dengan sendirinya bersih,
kita harus menjaganya dengan seksama. Kita harus selalu
melindunginya agar tidak tercemari. Bill Bright (alm.), pendiri
Campus Crusade for Christ, menawarkan resep untuk menjaga
kebersihan hati yaitu dengan cara “bernapas” secara rohani. Jika
kita mendukakan Roh Kudus, akuilah dosa; dengan kata lain,
“hembuskan napas.” Setelah itu, dengan iman, “tariklah napas”,
terimalah kuasa Roh Kudus kembali. Hanya Roh Kuduslah yang dapat
menolong kita menjaga hati agar tetap bersih.
Renungkan:
Hati yang tak terjaga adalah hati yang terbuka untuk dimasuki
siapa pun dan apa pun.
|