Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 35 ayat untuk Serahkanlah dengan rela hati AND book:[1 TO 39] AND book:12 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Raj 16:1) (sh: Ahas berpaling dari Tuhan (Sabtu, 2 Juli 2005))
Ahas berpaling dari Tuhan

Iman sejati selalu mengakui bahwa Tuhanlah sumber pertolongan satu-satunya dan bahwa Tuhan juga dapat menggunakan orang lain sebagai agen pertolongan-Nya. Orang yang memiliki iman seperti itu seharusnya tidak mengandalkan apa pun selain Tuhan.

Sayang sekali, Raja Ahas, putra Yotam, tidak memiliki iman seperti ayah dan leluhurnya (ayat 2). Raja Ahas hidup seperti para raja Israel yang menyembah berhala bahkan ia juga melakukan ritual jahat mereka (ayat 3-4). Namun, karena Ahas keturunan Daud, Tuhan tetap menyatakan anugerah-Nya. Tuhan melepaskan Ahas dari para musuh yang mengepung-nya (ayat 5). Bukannya mengakui pertolongan Tuhan dan menaikkan syukur kepada-Nya, Ahas justru menambah dosa, yaitu bersekutu dengan Asyur. Daftar dosa yang lain adalah mengambil harta milik Bait Allah untuk dijadikan upeti bagi raja Asyur (ayat 7-9); mendirikan mezbah kurban yang meniru bentuk mezbah di Damsyik, untuk mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa yang disembah orang-orang Asyur. Demi menyembah dewa-dewa Asyur ini, ia rela menyingkirkan mezbah ibadah kepada Tuhan (ayat 10-14). Tindakan Ahas ini sangat jahat karena dengan sengaja menolak mengakui kedaulatan Tuhan atas dirinya maupun bangsanya. Dengan bersikap seperti itu ia telah menyangkali Tuhannya.

Banyak orang yang mengaku beriman, namun bertindak sebaliknya. Seperti Ahas, mereka menolak mengakui pertolongan Tuhan atas diri mereka. Mereka justru mengandalkan diri sendiri, orang lain, atau bahkan ilah-ilah dunia seperti harta dan kuasa. Pada akhirnya mereka akan menyingkirkan Tuhan sebagai Pemimpin hidup mereka dan berpaling menyembah Iblis. Tindakan mereka ini bukan hanya mendukacitakan hati Tuhan. Mereka juga dapat menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang hendak setia mengikut Tuhan.

Camkan: Barang siapa memilih untuk menyembah uang, harta dan takhta berarti ia telah menolak Tuhan.

(0.76) (2Raj 19:1) (sh: Harta dan kemuliaan Allah (Selasa, 11 Juli 2000))
Harta dan kemuliaan Allah

Ingatkah Anda akan salah satu ucapan Yesus: di mana hartamu berada di situ hatimu berada? Harta adalah segala sesuatu yang dianggap paling bernilai bagi manusia sedangkan hati adalah pusat dari segala pikiran, kehendak, dan tindakan manusia. Manusia akan mencurahkan segenap pikiran, perhatian, dan tindakan hanya kepada apa yang dianggap paling bernilai.

Inilah yang ditampakkan oleh raja Yehuda yang dihargai oleh Allah sehingga walaupun kondisi ekonomi, sosial, dan politik negaranya sedang terpuruk karena serangan Asyur, namanya disebutkan secara lengkap tidak seperti raja Asyur (1, 6). Itulah tanda bahwa ia dihargai. Bagi Hizkia harta yang paling bernilai di dalam kehidupannya adalah nama Allah yang dimuliakan dan ditinggikan. Karena itu, ia berkabung bukan karena emas dan peraknya habis sementara Asyur terus menekan, melainkan karena nama Allah dicela oleh bangsa kafir (4). Hatinya berada pada Allah, bukan pada harta. Ia pun tidak dapat duduk berpangku tangan ketika harta yang paling indah itu dirusak oleh manusia lain. Ia bertindak. Namun tindakan apa yang paling tepat agar nama Allah tidak diinjak-injak oleh manusia? Sebab di satu sisi, ia tidak mempunyai kekuatan yang memadai untuk memerangi musuh yang menghujat nama Allah. Di sisi lain, ia tidak rela jika nama Allah diinjak-injak. Karena itulah ia berdoa. Ia menyampaikan tantangan dan hujatan raja Asyur kepada Allah dan mohon supaya Allah bertindak demi nama-Nya (3-5). Inilah tindakan yang paling tepat.

Di samping itu, ia juga meminta pertolongan Yesaya sang nabi Allah untuk berdoa. Ia sungguh-sungguh rindu agar Allah segera bertindak. Apa yang terjadi selanjutnya? Allah bertindak segera setelah Ia memberikan penghiburan dan jaminan bahwa doa Hizkia didengar dan Ia akan bertindak (6-9). Peristiwa ini bukan semata-mata pelajaran tentang fondasi doa yang kokoh dan doa yang dijawab, namun lebih kepada pelajaran tentang sebuah kehidupan yang menempatkan dan menghargai Allah di atas segala sesuatu yang dianggap bernilai oleh manusia, serta menempatkan dirinya di bawah kemuliaan-Nya.

Renungkan: Ketika sebuah gedung gereja yang megah dibakar habis, ketika yayasan kristen yang besar dibumihanguskan, apa yang membuat Anda bersedih? Apa yang Anda lakukan sebagai respons yang paling tepat karena Anda rindu nama-Nya semakin dipermuliakan?

(0.76) (2Raj 14:1) (full: AMAZIA. )

Nas : 2Raj 14:1

Raja ini mulai dengan baik, tetapi kemudian terjerumus dalam penyembahan berhala (2Taw 25:14), karena dia tidak bertindak "tidak dengan segenap hati" (2Taw 25:2); yaitu, tidak memutuskan untuk melakukan kehendak Allah apapun harganya. Yang penting untuk bertekun di dalam iman ialah keputusan yang kokoh untuk tetap setia kepada Allah dan perintah-perintah-Nya hingga akhir hayat kita di bumi ini, terlepas dari apa yang mungkin menimpa kita (Fili 3:8-16).

(0.75) (2Raj 4:8) (sh: Peka terhadap kebutuhan orang lain (Jumat, 6 Mei 2005))
Peka terhadap kebutuhan orang lain


Orang sering silau oleh hal-hal yang spektakuler. Baik yang bersifat jasmani, seperti kekayaan dan kuasa, maupun yang supranatural, seperti mukjizat. Ada hal lain yang jauh lebih penting, yaitu hati yang penuh kasih dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Hati seperti ini menjadi syarat Tuhan memakai kita menjadi berkat untuk orang lain.

Perempuan Sunem ini peka akan kebutuhan Elisa, nabi yang kerap singgah di rumahnya. Wanita ini membangun sebuah bilik untuk tempat istirahat Elisa. Semua ini dilakukannya bukan atas dasar pamrih, tetapi wujud ungkapan kasih kepada Allah yang kudus (ayat 9). Itulah sebabnya, keinginannya untuk mendapatkan seorang anak tidak dia ungkapkan (ayat 12-14).

Elisa juga peka akan kebutuhan keluarga Sunem ini (ayat 16). Kerinduan mereka akan anak dikabulkan Tuhan (ayat 17). Namun, Elisa belajar pula bahwa kepekaan kepada sesama manusia saja tidak cukup tanpa pimpinan Tuhan (ayat 18-28). Tuhan membimbing anak-anak-Nya dengan cara yang unik. Keluarga Sunem itu harus mengalami tragedi kehilangan anak terlebih dahulu sebelum mereka mendapatkan kembali anaknya (ayat 32,36-37). Melalui penderitaan itu mereka sungguh-sungguh merasakan anugeah Tuhan. Kepekaan Elisa lebih lanjut ditunjukkan dengan kepeduliannya memenuhi kebutuhan hidup para nabi yang dipimpinnya (ayat 38-44).

Apa yang dilakukan perempuan Sunem dan Elisa tersebut menunjukkan sikap saling peduli. Dibutuhkan kepekaan dari Tuhan untuk mewujudkan sikap peduli tersebut. Teladan Elisa dan perempuan Sunem menunjukkan bahwa sikap saling peduli mereka adalah kepedulian antara umat dan hamba Tuhan, bukan hanya pada tingkatan umat. Ketika umat Tuhan mewujudkan sikap saling peduli tersebut, Gereja menyaksikan kasih dan kepedulian Tuhan kepada dunia.

Renungkan: Buka hati kepada Tuhan maka Dia akan membuka hati Anda kepada orang-orang di sekeliling Anda yang membutuhkan Dia!

(0.75) (2Raj 19:15) (full: HIZKIA BERDOA. )

Nas : 2Raj 19:15

Hizkia membawa surat tantangan yang menuntut penyerahan Yerusalem, membentangkannya di hadapan Tuhan dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Ketika kesulitan melanda kehidupan kita dan situasi tampaknya tidak terkendalikan lagi, kita harus bertindak seperti yang dilakukan Hizkia -- menghampiri Allah di dalam doa yang sungguh-sungguh dan penuh kepercayaan. Allah telah berjanji untuk membebaskan umat-Nya dari tangan musuh-musuh mereka dan tidak membiarkan terjadinya sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya (Mat 6:25-34); dengan berpegang erat-erat kepada Allah dalam iman dan kepercayaan, kita akan memiliki damai sejahtera-Nya yang memelihara hati dan pikiran kita (Fili 4:6-7).

(0.75) (2Raj 5:10) (full: MANDI ... DALAM SUNGAI YORDAN. )

Nas : 2Raj 5:10

Elisa menyuruh Naaman mandi dalam air sungai Yordan yang keruh sebagai cara sederhana untuk menunjukkan kerendahan hati dan ketaatan. Lagi pula, dengan menaati perintah itu, Naaman mustahil mengatakan bahwa dia sembuh karena manusia atau secara alami; baik orang Israel maupun orang Aram tahu bahwa Sungai Yordan tidak dapat menyembuhkan penyakit kusta. Naaman perlu tahu bahwa kesembuhannya terjadi secara ajaib oleh kasih karunia dan kuasa Allah melalui sabda nabi-Nya.

(0.75) (2Raj 6:5) (full: MATA KAPAKNYA. )

Nas : 2Raj 6:5

Kisah ini menggambarkan bahwa Allah memperhatikan hal-hal kecil yang tampaknya remeh. Sebuah mata kapak besi ketika itu sangat mahal, dan jelas orang miskin itu merasa sangat bertanggung jawab atas mata kapak pinjaman itu. Mukjizat ini bermaksud

  1. (1) menyatakan hati Allah yang penuh belas kasihan bagi orang yang sedang kesusahan,
  2. (2) menunjukkan kuasa Allah yang bekerja melalui sang nabi sehingga menegaskan lagi pelayanan dan kekuasaan Elisa, dan
  3. (3) meningkatkan iman nabi-nabi yang lebih muda yang bersama dengan Elisa (bd. ayat 2Raj 6:1-7).
(0.74) (2Raj 1:1) (sh: Akibat bersandar pada yang bukan Tuhan (Minggu, 1 Mei 2005))
Akibat bersandar pada yang bukan Tuhan


Tuhan tak henti-hentinya mengasihi Israel. Melalui Elia, hamba-Nya Tuhan mengingatkan dan menegur berbagai dosa yang dilakukan umat-Nya. Namun, umat Tuhan tetap tidak mau berpaling pada-Nya bahkan semakin tenggelam dalam dosa yang justru dipimpin oleh para raja yang tidak takut akan Tuhan.

Ahazia adalah raja yang tidak takut akan Tuhan. Ia hidup dalam dosa penyembahan berhala dan berbagai tindakan lain yang mendukakan hati Tuhan seperti yang diperbuat orangtuanya Ahab dan Izebel (ayat 1Raj. 22:52-54). Ia menolak beribadah kepada Tuhan Allah Israel meski ia mengenal Elia, hamba Allah. Ahazia pasti mengenal Elia dari kisah kemenangannya melawan 450 nabi Baal pendukung Izebel di Gunung Karmel (ayat 18:20-46).

Hati Ahazia yang tidak mengandalkan Tuhan, Allah Israel ditunjukkan melalui perbuatannya meminta petunjuk kepada Baal-Zebub ketika ia sakit (ayat 2Raj. 1:2). Dengan berbuat begitu, Ahazia menganggap hanya Baal-Zebub saja yang sanggup menyembuhkan penyakitnya. Sikap Ahazia ini menunjukkan: Pertama, tidak setia kepada Allah dengan menyembah ilah lain. Kedua, tidak menghormati-Nya karena lebih memilih petunjuk Baal-Zebub tentang masa depannya (ayat 3,6,16). Ketiga, tidak mau merendahkan diri mencari petunjuk-Nya melalui hamba-Nya sebaliknya ia mengirim pasukan mencari Elia (ayat 9-14). Sikap sama ditunjukkan oleh anak buahnya yang dengan angkuh memerintah Elia untuk menghadap raja (ayat 9-12). Akibat sikap Ahazia ini, Tuhan menghukumnya dengan kematian (ayat 17).

Sikap seperti Ahazia ini banyak ditunjukkan oleh orang Kristen. Saat kesulitan datang kita mengandalkan akal kita sendiri untuk menyelesaikannya, atau bahkan mencari petunjuk pada orang pintar. Sikap demikian adalah pengkhianatan terhadap Tuhan dan akan menuai murka-Nya.

Camkan: Mencari pertolongan di luar Tuhan sebagai sumber hidup, sama dengan menolak kehidupan itu sendiri.

(0.74) (2Raj 13:14) (sh: Perjalanan hidup yang tidak sia-sia (Senin, 27 Juni 2005))
Perjalanan hidup yang tidak sia-sia


Membaca biografi seorang pendeta yang dipakai Tuhan semasa hidupnya pasti menimbulkan sukacita. Melihat perbuatan Tuhan yang menyertai hidupnya akan membuat kita mendapatkan penghiburan rohani.

Bagian ini istimewa sebab mengisahkan akhir hidup Elisa yang terkesan "diselipkan" di antara cerita para Raja Yehuda dan Israel. Pelayanan Elisa dimulai ketika ia menggantikan Elia (Lihat 2Raj. 2:1-18). Elisa dikenal di Israel sebab ia sering menubuatkan jalannya politik negara Israel (Lihat 2Raj. 3; 5; 6:8-7:19; 8:7-15). Di sini pun, Elisa tetap menubuatkan tindakan Allah yang menolong Raja Yoas dari penindasan raja Aram (ayat 2Raj. 13:15-18).

Di akhir hidupnya, Elisa tidak menolak kedatangan Yoas meski ia tahu Yoas tidak takut pada Tuhan. Ia justru bernubuat sebab ia berharap agar dengan jalan ini Yoas berpaling pada Allah. Itu sebabnya, tindakan Yoas yang melakukan petunjuk Elisa dengan setengah hati membuatnya gusar (ayat 19,22,24-25). Kehidupan, integritas, kesetiaan, dan pelayanan Elisa kepada Allah Israel tak berubah sampai akhir hidupnya. Elisa mengakhiri hidupnya dengan baik dan benar sampai-sampai kuasa Allah tetap dinyatakan setelah kematiannya (ayat 20-21). Seumur hidupnya Nabi Elisa tetap melayani Israel sebab ia tahu Allah mengasihi mereka (ayat 23). Sayang sekali, sampai Elisa meninggal pun Raja Yoas tak kunjung berpaling kepada Allah Israel.

Melayani mereka yang tersesat tidak selalu memberikan hasil seperti yang kita harapkan, yaitu melihat pertobatan mereka. Apakah hal ini berarti para hamba Tuhan tidak usah melayani umat-Nya lagi? Apakah berarti kita tidak perlu lagi menjaga integritas diri sesuai dengan firman-Nya? Jawabnya tidak! Sebab upah kita bukan dari manusia melainkan dari Allah yang melihat semua jerih-payah kita.

Renungkan: Pertahankanlah panggilan Allah untuk melayani-Nya! Akhirilah perjuangan pelayanan dengan hati yang tetap tertuju pada-Nya.

(0.74) (2Raj 10:31) (full: TIDAK TETAP HIDUP MENURUT HUKUM TUHAN. )

Nas : 2Raj 10:31

Yehu, sekalipun bersemangat bagi Allah, tidak hidup bagi-Nya dengan sepenuh hati. Ia mengizinkan penyembahan anak lembu emas karena alasan-alasan politik (ayat 2Raj 10:29) dan hampir tidak memperhatikan hukum Allah. Jadi, pembaharuan rohani yang direncanakan Allah bagi Israel terhalang karena kegagalan para pemimpin yang dikuasai ambisi pribadi dan cinta akan kuasa. Kebangunan rohani dan pembaharuan besar mati ketika kepentingan diri sendiri diprioritaskan daripada maksud Allah. Karena Yehu melayani Allah dengan motivasi yang tercemar oleh sifat mementingkan diri yang duniawi dan bukan karena perhatian yang sungguh-sungguh terhadap kebenaran dan kekudusan, di kemudian hari Allah menghukum keluarganya (bd. Hos 1:4).

(0.74) (2Raj 23:1) (sh: Pertobatan sejati atau semu? (Kamis, 14 Juli 2005))
Pertobatan sejati atau semu?

Sejak permulaan menjadi raja, Yosia melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Catatan kitab Raja-raja mengenai dia sangat jelas, "ia berbalik kepada Tuhan dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa" (ayat 25). Pekerjaan Yosia mentahirkan Yehuda memakan waktu sedikitnya enam tahun dengan menghancurkan semua patung berhala, imam-imam dewa asing, pelacur bakti, penenun sarung Asyera, bukit-bukit pengorbanan, dll. (ayat 4-20, 24). Semua kejijikan itu adalah hasil karya bersama mulai dari Salomo sampai hampir semua raja di Yehuda. Sulit dibayangkan kejahatan apa saja yang sudah dilakukan Yehuda. Semua kota di Yehuda penuh sesak dengan berhala, bukit pengorbanan, dan darah anak-anak dan orang-orang yang tidak bersalah. Yosia membacakan kitab Taurat bagi rakyat Yehuda; mengadakan perjanjian dengan Tuhan untuk menuruti perintah-perintah-Nya dengan segenap hati dan jiwa (ayat 2-3). Lalu, Raja Yosia merayakan Paskah bersama seluruh umat (ayat 21-23).

Ayat 26 memberikan catatan penting bahwa Tuhan pada akhirnya tetap akan menghukum Yehuda sama seperti Ia telah menghukum Israel. Mengapa demikian? Karena dosa-dosa yang sangat keji yang telah dilakukan nenek moyang Yosia. Juga karena pertobatan rakyat Yehuda rupanya hanya sementara. Segera sesudah masa Yosia, Yehuda kembali dipimpin oleh raja yang jahat dan seluruh rakyat hidup berdosa lagi. Mereka kembali melakukan semua kejahatan yang telah susah payah dibersihkan oleh Yosia.

Pertobatan sejati selalu menghasilkan buah-buah perubahan hidup semakin mencintai Tuhan dan meninggalkan kejahatan. Sebaliknya, pertobatan semu bersifat sementara dan lahiriah semata. Pada akhirnya petobat palsu akan kembali kepada dosa-dosanya.

Camkan: Suatu saat, seseorang yang hanya pura-pura bertobat akan terbongkar kedoknya. Saat itu penghakiman Allah yang berakibat fatal tidak bisa dihindarkan!

(0.74) (2Raj 23:31) (sh: Mereka memilih jalan berdosa (Jumat, 15 Juli 2005))
Mereka memilih jalan berdosa

Anugerah Tuhan selalu dicurahkan dengan melimpah kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Setiap orang harus merespons anugerah itu dengan syukur dan ketaatan. Bila mereka menolak anugerah dan memilih hidup dalam dosa maka mereka akan menerima konsekuensinya.

Yoahas dan Elyakim adalah anak-anak Raja Yosia. Mereka telah menyaksikan bagaimana salehnya ayah mereka. Mereka dapat puas menikmati Kitab Taurat. Sepanjang ayah mereka masih hidup, mereka hidup beribadah mengikut Allah nenek moyang mereka (lih. 2Taw. 34:33). Namun, setelah ayah mereka mati mereka memilih untuk hidup berdosa (2Raj. 23:32, 37).

Pada masa Raja Yoahas yang jahat berkuasa, Allah mulai menghukum Yehuda dengan menyerahkan bangsa itu ke tangan Firaun Nekho (ayat 33). Nekho memecat Raja Yoahas dan mengangkat Elyakim (Yoyakim) sebagai raja Yehuda (ayat 34). Raja Yoyakim ternyata sama jahat dengan Yoahas. Tuhan menghukum Yehuda melalui Nebukadnezar, raja Babel dan gerombolan penyamun dari bangsa Kasdim, Aram, Moab, dan Amon (ayat 24:1-2). Raja Yoyakim sendiri tidak luput dari penderitaan. Raja Nebukadnezar membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel. Kematiannya mengerikan. Ia diseret dan dilemparkan keluar dari pintu gerbang Yerusalem, lalu dikuburkan dengan tidak hormat dan tidak ada yang meratapi kematiannya (lih. Yer 22:18-19). Berbagai hukuman ini adil karena dosa-dosa yang telah dilakukan Yehuda pada masa lampau dan yang terulang pada masa Yoahas dan Yoyakim (2Raj. 24:3-4).

Tuhan membenci dosa. Dia tidak kompromi terhadap orang yang berdosa. Namun, dalam kasih dan kesabaran-Nya Tuhan selalu menegur dan mengingatkan kita agar bertobat. Kita bebas memilih untuk mendengar teguran Tuhan dan berbalik kepada-Nya atau mengeraskan hati dengan akibat menghadapi hukuman Tuhan.

Camkan: Jangan salah pilih! Jalan berdosa ujungnya maut.

(0.73) (2Raj 1:1) (sh: Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup (Minggu, 14 Mei 2000))
Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup

Karena begitu besar kasih Allah akan umat manusia baik sebagai individu maupun kelompok, maka Ia akan menggunakan berbagai cara dan media untuk menegur, memperingatkan, dan menyadarkan seorang manusia agar ia bertobat. Selain keberagaman cara dan media, Allah juga menggunakan keberagaman intensitas dalam menggunakan cara dan media. Itu semua disesuaikan dengan kondisi dan situasi seseorang, khususnya disesuaikan dengan berapa lama lagi manusia itu masih mempunyai kesempatan untuk hidup.

Pemahaman ini tergambar jelas dalam kisah Ahazia. Sebagai pengganti Ahab - ayahnya, ia hanya memerintah selama 2 tahun. Waktu yang singkat itu dipenuhi oleh perbuatan jahat, sehingga menimbulkan sakit hati Allah (1Raj. 22:54). Di dalam waktu yang singkat itu pula, terjadi beraneka ragam bencana, baik yang nampaknya alamiah maupun supranatural yang harus ditanggung oleh Ahazia. Di dalam bidang politik, terjadi pemberontakan oleh Moab setelah Ahaz meninggal. Peristiwa ini pasti mempengaruhi kondisi, sosial, ekonomi, dan keamanan negara Israel. Dalam bidang ekonomi, Allah menggagalkan kerjasama ekonominya dengan Yosafat (2Taw. 20:36-37). Hukuman ini adalah cara Allah memperingatkan Ahazia agar bertobat.

Ketika Ahazia 'meniadakan' Allah dengan cara mencari petunjuk dari Baal-Zebub dan dilanjutkan dengan rencananya menangkap Elia, Allah masih mau memberikan peringatan yang lebih jelas dan keras melalui hukuman api yang menimpa 2 orang perwira Ahazia dan 50 bawahannya. Hukuman ini dimaksudkan untuk menyatakan dengan lebih tegas lagi bahwa Ia ada dan jauh lebih berkuasa dari Baal.

Renungkan: Begitu besar kasih Allah kepada manusia. Itulah sebabnya Allah tetap selalu memperingatkan dosa-dosa kita lebih dari cukup.

Bacaan untuk Minggu Paskah 4:

Kisah Para Rasul 2:36-41 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis2.htm#2:36 1Petrus 2:19-25 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe2.htm#2:19 Yohanes 10:1-10 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh10.htm#10:1 Mazmur 23 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz23.htm

Lagu: Kidung Jemaat 157

(0.73) (2Raj 11:21) (sh: Ikut Dia sampai akhir hidup (Sabtu, 25 Juni 2005))
Ikut Dia sampai akhir hidup


Keadaan hidup yang menyenangkan dapat membuat seseorang melupakan Tuhan. Pada saat situasi genting, ia cenderung mempertahankan kedudukan, harta, dan kekuasaannya lebih daripada mencari Tuhan.

Alkitab mencatat Yoas sebagai raja yang takut akan Tuhan selama 40 tahun ia berkuasa (ayat 12:1-2). Ia banyak melakukan hal baik semasa pemerintahannya. Salah satunya adalah upayanya merenovasi rumah Tuhan yang sudah rusak (ayat 4-5). Mula-mula ia memercayakannya kepada para imam. Namun, kemungkinan praktik korupsi terjadi di antara mereka sehingga renovasi rumah Tuhan terabaikan! (ayat 6-8). Akhirnya Raja Yoas dan Imam Yoyada sendiri yang menangani pengaturan untuk mengumpulkan uang persembahan rakyat dan kemudian memperbaiki rumah Tuhan (ayat 9-15). Perbuatan berhikmat Yoas juga terlihat pada ayat 16, yaitu bagaimana ia mengatur uang persembahan. Uang bagi renovasi diberikan kepada para pekerja, sedangkan bagian para imam tetap diserahkan kepada mereka.

Sayang, ketaatan Yoas tidak utuh. Ia masih membiarkan umat Tuhan beribadah di bukit-bukit pengurbanan (ayat 3). Ia juga tidak bersandar kepada Tuhan ketika Yerusalem menghadapi penyerbuan Hazael, raja Aram. Raja Yoas menyogok Hazael dengan harta dari bait Allah dan istananya agar Hazael tidak menyerang Yerusalem (ayat 17-18). Akhir hidup Raja Yoas tidak menyenangkan, ia dibunuh oleh para pegawainya sendiri (ayat 19-21). Yoas memulai pemerintahannya dengan benar, tetapi tidak menyelesaikannya dengan baik.

Permulaan yang benar tidak menjamin akhir yang baik. Oleh karena itu, kita harus terus menerus menjaga diri untuk tetap setia sampai akhir. Dengan penuh kerendahan hati, kita bersandar pada Tuhan dalam doa, disertai dengan ketaatan melakukan firman-Nya.

Renungkan: Kapal memerlukan nakhoda yang andal agar sampai ke pelabuhan. Kita membutuhkan Tuhan agar dapat mengakhiri hidup ini dengan baik.

(0.73) (2Raj 5:20) (full: AKU ... AKAN MENERIMA SESUATU DARI PADANYA. )

Nas : 2Raj 5:20

Hamba Elisa, Gehazi, memiliki hati yang serakah dan oleh karena itu berusaha untuk mencemarkan tindakan kemurahan Allah untuk keuntungan materiel. Pelanggaran Gehazi termasuk mengkhianati Elisa, berdusta kepada Naaman dan Elisa, dan mencemarkan nama Allah. Demikian pula, PB mengacu kepada orang-orang yang mencari keuntungan dari firman Allah (2Kor 2:17). Malangnya, ada hamba-hamba Tuhan yang berusaha untuk memperkaya diri dan mengumpulkan banyak harta dengan memberitakan darah Kristus yang tercurah, menawarkan keselamatan kepada yang terhilang, menyembuhkan orang sakit, atau memberi bimbingan kepada mereka yang sedang dalam kesusahan. Mereka ini menggunakan Firman Allah dan memperdagangkan kemurahan Allah; mereka mengubah "kekayaan Kristus" (Ef 3:8) menjadi "harta Mesir" (Ibr 11:26).

(0.73) (2Raj 22:1) (sh: Apa yang dibutuhkan bangsa ini (Minggu, 16 Juli 2000))
Apa yang dibutuhkan bangsa ini

Komitmen awal Yosia untuk pembaharuan rohani bangsa Yehuda diperlihatkan melalui usaha kerasnya memperbaiki bait Allah (3-7). Tindakan itu dapat dikatakan kurang tepat dan hasilnya kurang efektif, sebab 2 raja sebelum Yosia sudah terlanjur merusak moral, akhlak, dan kerohanian bangsa Yehuda. Untuk memperbaiki keadaan ini dibutuhkan usaha yang lebih dari sekadar memperbaiki bait Allah.

Sesungguhnya Yosia tidak mempunyai penuntun, karena pada zaman raja Manasye, hampir seluruh salinan kitab Taurat Musa sudah dimusnahkannya. Namun Allah tidak membiarkan kerinduannya yang tulus menjadi padam. Ia memberkati usaha Yosia. Perbaikan bait Allah memang tidak membawa kepada pembaharuan rohani namun memimpin kepada ditemukannya kitab Taurat -- yang akan memberi arah dan petunjuk bagi Yosia.

Setelah kitab itu dibacakan, hati Yosia tergoncang karena ia menyadari betapa bangsa Yehuda sudah menjadi umat Allah yang sangat murtad. Begitu murtadnya sehingga hukuman Allah yang sudah direncanakan-Nya tidak dapat dibatalkan lagi (14-17). Yosia menanggapi berita yang menggoncangkan itu dengan sikap terbuka dan rendah hati (11-13). Karena itulah Allah menjanjikan berkat kepada Yosia dan menunda penghukuman bangsa Yehuda hingga kematiannya (20). Kitab Taurat yang ditemukan dan yang menghasilkan penundaan hukuman merupakan anugerah Allah yang besar. Karena berarti bangsa Yehuda masih mempunyai waktu untuk bertobat berdasarkan firman Allah. Pertobatan mereka akan mendatangkan berkat dari Allah, walaupun penghukuman atas bangsa dan negara Yehuda secara keseluruhan tetap akan terjadi.

Renungkan: Jadilah seperti Yosia yang dengan tulus mereformasi bangsa ini dan yang tergoncang hatinya karena melihat betapa bangsa ini sudah meninggalkan kekudusan dan keadilan yang berdasarkan firman-Nya.

Bacaan untuk Minggu ke-5 sesudah Pentakosta

Yeremia 20:10-13 Roma 5:12-15 Matius 10:26-33 Mazmur 69:1-18, 34-36

Lagu: Kidung Jemaat 425

Pemahaman Alkitab 3 -- 2Raja-raja 21:1-18

"Like father, like son". Pepatah ini ternyata tidak berlaku bagi Hizkia dan anaknya, Manasye. Bila Hizkia berperilaku taat, setia kepada Tuhan dan ketetapan-ketetapan-Nya, Manasye melakukan kebalikannya. Perhatikan hal-hal yang dilakukan Manasye, semuanya sangat bertentangan dengan yang dilakukan Hizkia, antara lain dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dengan mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah Hizkia musnahkan. Dan Yehuda mengalami kebobrokan seorang pemimpin dalam kebijakan-kebijakannya selama 55 tahun.

Selama 32 tahun bangsa Indonesia pun mengalami hal yang sama. Penindasan terhadap orang-orang miskin, praktek KKN, ataupun praktek-praktek ketidakadilan sosial merebak di mana-mana. Beginilah bila suatu bangsa dipimpin oleh seorang yang kehidupan moral dan spiritualnya bobrok, rakyat pun akan terperosok dalam kebobrokan yang sama.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Seandainya Hizkia tidak meminta Tuhan memberinya umur panjang, dan Tuhan tidak mengabulkan permintaan tersebut, Manasye tidak akan lahir. Mungkinkah pengandaian ini akan menghindarkan Yehuda dari kehancuran? Jelaskan pendapat Anda!

2. Untuk menegaskan perbedaan sikap antara Hizkia dan Manasye, buatlah perbandingan sejajar terhadap hal-hal yang mereka lakukan! (18:3-6 dan 21:3-7). Dari perbandingan itu di manakah letak perbedaan hakiki antar keduanya? Mengapa dalam diri Hizkia mengalir kesetiaan kepada Allah, dan sebaliknya Manasye tidak? Jelaskan!

3. Hal apakah yang Allah pertimbangkan ketika menunda penghukuman-Nya atas Yehuda? (8). Didasarkan pada pertimbangan apakah bila akhirnya Allah menjatuhkan hukuman? (12-14). Dalam penghukuman tersebut dimanakah letak konsistensi Allah pada janji-Nya? (8) Jelaskan!

4. Saat ini bangsa Indonesia telah mempercayai arah bangsa ini kepada pemimpin yang baru. Dari kacamata Kristen, kriteria apakah yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin bangsa? Bila ternyata syarat-syarat yang ditetapkan tak terpenuhi, mampukah Kristen tampil dan menyuarakan kebenaran?

(0.73) (2Raj 20:12) (sh: Ketika harta menjadi yang utama (Senin, 11 Juli 2005))
Ketika harta menjadi yang utama

Orang yang bijaksana menaruh pengharapannya pada hal-hal yang bernilai kekekalan. Baginya, hal-hal yang sementara seperti: kekayaan, kesehatan, kepandaian, dan kekuasaan walaupun penting, bukan hal yang utama. Ia tidak akan menjadikan hal-hal tersebut sebagai alat pengukur kebahagiaan. Sebab kebahagiaan adalah anugerah Tuhan yang membuat seseorang beroleh persekutuan dengan-Nya dan dapat menikmati kebaikan-Nya.

Sebagai seorang raja, Hizkia tentu tidak kekurangan apa-apa bahkan berlimpah dalam segala sesuatu. Kekayaannya pasti signifikan sehingga ia dengan bangga memperlihatkannya kepada para utusan raja Babel (ayat 13). Sebenarnya untuk apa Hizkia pamer kekayaan? Sangat mungkin untuk menimbulkan kesan pada raja Babel bahwa Yehuda berjaya dan rajanya perkasa. Atau untuk menunjukkan bahwa Hizkia dapat membayar (upeti) kepada Babel demi keamanan bangsanya, Yehuda. Tanpa disadari, Hizkia sudah terjebak oleh ukuran dunia tentang jaminan hidup, yaitu kekayaan, kekuasaan, dan hikmat. Padahal peringatan Allah kepada raja Israel akan godaan kekayaan sudah disampaikan di dalam kitab Ulangan (Ul. 17:17b). Itu sebabnya, Nabi Yesaya mengingatkan Raja Hizkia bahwa semua kekayaan itu kelak akan diangkut ke Babel termasuk keturunan Hizkia juga akan ditawan di tanah pembuangan (2Raj. 20:17-18). Respons Hizkia menunjukkan ketidakpekaannya bahwa sikap menggantungkan diri pada kekayaan adalah dosa. Bagi Hizkia kekayaannya sekarang menjamin hidup damai dan keamanan (ayat 19b).

Ajaran Tuhan Yesus mengenai hidup ini adalah "carilah dahulu kerajaan Allah, maka semua (kebutuhan hidup) akan ditambahkan kepadamu." Waktu kita belajar mengutamakan Tuhan, bukan harta dan takhta, Dia akan melimpahkan hal-hal itu sesuai dengan kehendak-Nya.

Renungkan: Hanya dengan sepenuhnya mendudukkan Tuhan Yesus di singgasana hati Anda, semua harta dunia ini beroleh posisinya yang tepat.

(0.73) (2Raj 15:32) (sh: Yang penting reformasi bukan renovasi (Jumat, 9 Juni 2000))
Yang penting reformasi bukan renovasi

George Santayana mengatakan bahwa 'seseorang yang tidak mau belajar dari sejarah akan terhukum untuk mengulanginya'. Kebenaran dari perkataan ini terbukti dalam pemerintahan Yotam. Sebelum diangkat menjadi raja, ia sudah ditunjuk untuk mengepalai istana dan menjalankan pemerintahan mewakili ayahnya yang berada dalam pengasingan (2Raj. 15:5).

Ia tentunya sudah melihat bagaimana tragis akhir hidup ayahnya karena dosa yang dilakukan. Yotam tentunya juga sudah melihat bahwa walaupun secara pribadi melakukan apa yang benar di mata Tuhan, namun ayahnya tidak melakukan reformasi rohani di dalam masyarakat Yehuda. Tindakan Yotam yang nampaknya cukup memberi arti dalam pemerintahannya adalah mengadakan renovasi Pintu Gerbang Bait Allah dan mendirikan banyak bangunan (2Taw. 27:4). Memperbaiki dan mempercantik Bait Allah adalah baik sebagai wujud penghargaan terhadap 'kediaman' Allah. Membangun kota di pegunungan berarti pemerataan pembangunan ekonomi rakyat di seluruh daerah. Benteng dan menara di hutan dibangun untuk memperkuat pertahanan dan mengantisipasi secara dini invasi dari bangsa lain.

Namun faktor religius, ekonomi, pertahanan, dan politik yang dikerjakan Yotam tidak mampu menciptakan masyarakat Yehuda yang lebih baik dan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Buktinya sejak zaman itu Allah mendatangkan invasi dari Aram dan Israel sebagai hukuman Allah. Mengapa demikian? Sebab reformasi yang dilakukan oleh Yotam tidak mampu dan tidak mungkin menyentuh bagian yang paling hakiki dalam kehidupan masyarakat yaitu hati manusia. Reformasi Yotam lebih mengarah kepada reformasi fisik, sehingga tidak mampu mengembalikan bangsa Yehuda kepada identitas dan panggilannya sebagai sebuah umat pilihan Allah. Karena itulah penghukuman akan segera dijatuhkan. Bagaimana seandainya ia mau belajar dari sejarah? Bangsa Yehuda akan kembali menemukan identitasnya dan dapat mengaktualisasikannya, sehingga menjadi berkat bagi banyak bangsa.

Renungkan: Fisik gedung gereja yang indah, megah, dan besar yang mampu menampung sekian juta orang tidak akan pernah menjadikan sekian juta orang itu menjadi Kristen, sebab identitas Kristen tidak melekat pada fisik namun hati.

(0.73) (2Raj 22:19) (full: ENGKAU MERENDAHKAN DIRI. )

Nas : 2Raj 22:19

Yosia berkenan kepada Allah karena ia merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Merendahkan diri di hadapan Allah adalah syarat utama untuk mengalami pembaharuan dan menerima kasih karunia Allah. Merendahkan diri mencakup:

  1. (1) percaya bahwa hukuman Allah atas kita itu tepat dan adil, sesuai dengan apa yang patut kita terima (ayat 2Raj 22:13);
  2. (2) sadar bahwa kita, tanpa kasih karunia-Nya, menjadi tawanan dosa dan kejahatan sehingga kita bergantung kepada-Nya untuk segala yang baik (bd. Ams 3:7; Rom 12:3; 1Kor 1:4);
  3. (3) merasa sedih dan menyesal di hadapan Allah karena keadaan rohani kita malang (Mazm 51:19; bd. Im 26:40-41; Bil 12:3; 2Taw 12:5-6; Ams 22:4);
  4. (4) takut akan Firman Allah dengan kesungguhan hati yang mendalam (ayat 2Raj 22:11; 2Taw 34:18-19).
(0.72) (2Raj 8:1) (sh: Respons terhadap nubuat (Kamis, 12 Mei 2005))
Respons terhadap nubuat


Respons seseorang yang tepat terhadap firman Tuhan akan menghasilkan sukacita dan damai sejahtera. Respons yang tepat akan muncul dari sikap hati yang benar di hadapan-Nya.

Perempuan Sunem adalah contoh orang yang merespons nubuat Elisa dengan percaya dan taat. Oleh karena itu, ia diluputkan dari bahaya kelaparan yang menimpa Israel selama tujuh tahun (ayat 1-2). Imannya diakui bahkan dihormati oleh Yoram, raja Israel sehingga perempuan Sunem itu mendapatkan kembali rumah dan ladangnya yang sudah diserobot orang lain ketika ia mengungsi ke Negeri Filistin (ayat 6).

Sebaliknya, respons Hazael menunjukkan kepalsuannya. Panglima perang Aram ini dinubuatkan Elisa bahwa dirinya akan menjadi pembunuh umat Allah dan juga akan mengudeta rajanya sendiri, Benhadad (ayat 10-12). Respons Hazael dalam ayat 13 ini menunjukkan kerendahan hatinya yang munafik. Ayat ini bisa diterjemahkan, "Anjingkah aku, sehingga aku akan melakukan perbuatan besar itu?" Hazael berlaku seolah-olah menolak nubuat Elisa bahwa dirinya akan melakukan perbuatan keji itu. Akan tetapi, tindakan Hazael kemudian yang membunuh Raja Benhadad jelas menunjukkan ambisinya untuk menjadi raja Aram (ayat 15). Kelak terbukti bahwa Hazael akan menjadi perongrong wilayah Israel yang akhirnya menaklukkan Israel (ayat 10:32-33).

Persoalan yang biasanya mengganggu banyak gereja di Indonesia adalah sikap para pemimpin yang tidak tulus dalam menggembalakan domba Allah. Akibatnya muncul kekisruhan yang menjurus pada perpecahan gereja. Betapa ironis, mereka yang seharusnya memberitakan firman Tuhan dengan benar justru memutarbalikkannya menurut kepentingan diri mereka sendiri. Akibatnya gereja tidak bertumbuh secara rohani.

Camkan: Banyak membaca firman Tuhan tanpa merespons dengan ketulusan, akan menjadikan Anda batu sandungan buat sesama anak Tuhan!



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA