Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 872 ayat untuk Sekarang (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.29) (Yes 32:3) (ende)

Bukan pemimpin2 sadja (Yes 32:1-2) tapi djuga rakjat akan sama sekali berubah hatinja; tidak degil dan keras kepala (mata tidak berlengket; telinga mendengar: bahasa kiasan), melainkan akan memperhatikan apa jang dikatakan nabi (jang dahulu diperlakukan sebagai orang gagap, jang tidak dapat dimengerti, tapi sekarang sebagai orang jang djelas bitjaranja).

(0.29) (Yer 51:60) (ende)

Bagian terachir ajat ini merupakan suatu tambahan untuk menggabungkan kisah Yer 51:59-64 dengan Yer 50:1-51:59. Apa jang ditjeritakan sungguh2 terdjadi, tapi bukan nubuat2 jang sekarang dimuat kitab Jeremia terdapat dalam kitab jang disebut disini.

(0.29) (Yeh 14:22) (ende)

Kaum buangan akan "dihibur", oleh karena mereka sekarang mengerti, bahwa keruntuhan Jerusjalem sungguh2 hukuman karena kesalahan penduduknja. Bila Allah jang adil menghukum orang jang salah, maka tentu sadja Ia akan menjelamatkan jang tidak bersalah. Adjaran si nabi (Yeh 14:12-20) dibenarkan kenjataan.

(0.29) (Yeh 26:2) (ende)

Tyrus pada djaman itu adalah kota pelabuhan jang kuasa dan kaja karena dagangnja. Dalam pemberontakan terhadap Babel Tyrus memang memegang peranan penting, tapi ia mengchianati Juda waktu diserang Nebukadnezar dan mereka senang ketika Jerusjalem direbut.

Djalan2 kafilah jang besar melalui Palestina. Karena itu disebut "pintu gerbang sekalian kaum." Sekarang semua dagang akan lewat Tyrus se-mata2.

(0.29) (Yl 3:9) (ende)

Hari pengadilan Jahwe digambarkan (seperti Yoe 3:2-3) sekarang dalam istilah perang.

(0.29) (Am 9:11) (ende)

Pada masa depan (al-Masih) wangsa Dawud, jang sekarang runtuh, akan dipulihkan. Keradjaan Israil dan Juda akan bersatu lagi dibawah pimpinan radja dari wangsa Dawud. Keradjaan akan dipulihkan menurut batas jang di-idam2kan (Amo9:12) dan jang kira2 terwudjud pada djaman Dawud.

(0.29) (Yoh 7:38) (ende: Berpantjaran dari batinnja)

Tidak terang batin siapakah jang dimaksudkan, batin manusia jang pertjaja atau batin Jesus. Kebanjakan penafsir sekarang berpegang pada tanggapan jang kedua. Dalam pendjelasan, mereka antara lain mengingatkan 1Ko 10:4, dimana bukit-batu jang setelah dipukul memantjarkan air minum bagi orang Israel, ditafsirkan Paulus sebagai pelambang Kristus.

(0.29) (Rm 8:24) (ende: Setjara dalam pengharapan)

Kemuliaan surgawi sudah kita punjai sebagai bagian dalam hidup Ilahi dalam kebenaran, tetapi setjara tersembunji dan belum dapat dinikmati sepenuhnja. Tetapi kita mempunjai kepertjajaan jang pasti, bahwa kita sudah mempunjai dan akan menikmatinja dengan sepenuhnja didalam surga, dan kepertjajaan (pengharapan) itu sekarang sudah membahagiakan kita.

(0.29) (Ef 1:3) (ende: Disurga)

Segala berkat dan rahmat kita ada pada Allah disurga, dan dapat dikatakan, tetap tersedia bagi kita disitu, untuk akan menikmatinja dengan sempurna dalam hidup abadi. Tetapi sekarang djuga kita sudah mempunjainja tersembunji dalam batin kita, sebagai "tjengkeram", jang kita nikmati dalam kepertjajaan dan pengharapan.

(0.29) (Kol 1:22) (ende: Dalam tubuhNja dari daging)

Paulus sengadja menambah "dari daging" untuk menekankan terhadap para pengadjar palsu bahwa Kristus bukan roh (malaekat), melainkan manusia berbadan tulen, jang dapat menderita dan mati dan karena itu dapat mendjadi penebus kita dengan sebenarnja.

(0.29) (Why 1:1) (ende)

WAHJU JOANES

KATA PENGANTAR

Tjorak chas karangan ini

Dalam ajat pertama, mengenai isinja, karangan ini disebut "Wahju Jesus Kristus". Selandjutnja diterangkan bahwa wahju ini disampaikan dengan perantaraan seorang Malaekat kepada penulis jang menamakan diri Joanes. Penulis mendapat penglihatan-penglihatan dan Malaekat memberi pendjelasan mengenai arti dan maksudnja. Djudul jang sudah terdapat pada naskah-naskah jang tertua, dalam bahasa Junani, ialah "Apokalipsis Joanes". Kita biasa menterdjemahkannja dengan "Wahju Joanes" atau Wahju kepada Joanes.

Sebagai istilah, apokalipsis berarti pembukaan raliasia, tetapi dalam bahasa ilmu Kitab Kudus chususnja digunakan untuk pernjataan-pernjataan tentang masa achir zaman dan hidup diachirat. Dan itupun tjiri wahju Joanes djuga.

Karangan ini sangat mirip dengan tulisan-tulisan para nabi Perdjandjian Lama, terutama Ezechiel dan ketiga nabi terachir, Zakarias, Joel dan Daniel, jang nubuat-nubuatnja paling bersifat apokalipsis. Nabi-nabi Perdjandjian Lama itu diutus untuk menjampaik&n pesan-pesan Allah kepada umat Israel, guna menginsafkan mereka kalau tersesat dari perdjandjian, akan "Murka Allah" jang mengantjam, tetapi lebih lagi akan kerahinian Allah, kalau mereka bertobat. Sedemikian itu Joanes pun disuruh bemubuat, guna memperingatkan umat-umatnja akan kekurangan-kekurangan dan penjelewengan mereka, dan menginsafkan mereka akan bahaja-bahaja jang mengantjam, jaitu akan pengadjaran terhadap agama jang sedang dialami dan tentu akan merighebat, supaja mereka tetap siap untuk menghadapinja dengan tabah hati dan teguh imannja, penuh kepertjajaan kepada Allah jang memelihara dan melindungi orang-orang jang setia kepadanja, dan mendjamin mereka kemenangan jang gemilang.

Bahasa nubuat-nubuat para nabi biasanja samar-samar. Joanes tidak luput. Malah ia sengadja meniru dan mengambil-alih bahasa nabi-nabi lama itu dan chususnja mereka jang tulisannja sangat bergaja apokalipsis itu. Hal itu agak wadjar, sebab ia mendapat penglihatan-penglihatan jang sering-sering sama dengan penglihatan-penglihatan mereka. Tetapi, kalau bahasa penuh chajalan mereka, mengenai keadaan zaman mereka sendiri sudah sulit untuk ditafsirkan, apalagi kalau gambaran-gambaran dan ungkapan-ungkapan mereka digunakan untuk menampung gagasan-gagasan dan kenjataan-kenjataan Perdjandjian Baru.

Pendek kata: wahju Joanes itu tidak mudah untuk dimengerti. Meskipun enak djuga untuk dibatja sebab chajalan jang aneh-aneh penuh rahasia, namun bertubi- tubi tersandung pada kesulitan penafsir dalam perintjian-perintjiannja. Kalau kita hendak mengerti segala perintjian, perlu kita membalas dengan teliti dan sampai mendalam tulisan-tulisan para nabi jang mendjadi tjontoh bagi Joanes. Tetapi tidak usah djuga kita mengerti tiap-tiap gambar dan ungkapan, sebab maksudnja jang sebenarnja ialah memberi kesan-kesan sadja, untuk ditangkap dengan daja intuisi, dan demikian merangsang hati sanubari dan kemauan. Kami akan menjadjikan sekedar pendjelasan dalam tjatatan-tjatatan pada kaki halaman- halaman, tetapi dapat sedikit sadja, sebab ruangan edisi ini sangat terbatas. Maksudnja sadja mendjadi petundjuk djalan, untuk sendiri mentjari suatu pendjelasan jang agak dapat masuk akal. Biarpun banjak perintjian tetap tinggal teka-teki bagi kita, namun gagasan umum karangan ini tjukup tegas, untuk mentjapai tudjuannja jang utama, ialah memperkuat kepertjajaan kepada penielenggaraan Allah dalam segala kesukaran pada djalan penjelamatan.

Siapa sebenarnja Joanes penulis itu

Satu setengah abad lamanja tak ada kesangsian, bahwa penulis Joanes itu ialah Rasul Joanes. Pada pertengahan abad ketiga barulah Diornsius, uskup Aleksandria, mengemukakan pendapatnja bahwa tak mungkin Rasul Joanes pengarang "Wahju" ini, sebab tjara berpikir dan gaja bahasanja terlalu berbeda dengan tjara berpikir dan gaja bahasa Indjil keempat dan surat-surat Rasul itu.

Lain dari itu ada pula jang menjangkal Rasul Joanes adalah pengarangnja, sebab didalam buku ini terdapat utjapan-utjapan dan dalil-dalil jang salah ditafsirkan dan disalahgunakan untuk mengandjurkan adjaran-adjaran palsu mazhab- mazhab tertentu.

Sedjak masa itu kesangsian bahwa Rasul Joanes betul pengarang Wahju ini dikemukakan berulang kali.

Dan memang perbedaan tjara berpikir dan berbahasa antara Indjil keempat dan wahju ini sangat menjolok. Namun dapat dirasakan sebagai wadjar djuga, sebab isi dan suasana kedua karangan itu berlainan sekali. Dalam Indjil keempat Joanes memberitakan dan menjaksikan pengadjaran-pengadjaran dan perbuatan-perbuatan Jesus jang merupakan kenjataan-kenjataan, jang bersuasana tjerah dan tenang. Dan tentu sadja Joanes berusaha sedapat-dapatnja memberitakan menurut tjara berpikir dan dengan gaja bahasa Jesus sendiri. Lain halnja dengan karangan Wahju ini. Joanes mendapat penglihatan-penglihatan jang bukan kenjataan-kenjataan djelas, melainkan lambang-lambang penuh chajalan dan bersuasana gaib dan gandjil. Tentu wadjar sekali ia menjesuaikan bahasanja dengan suasana itu. Tambah lagi, bahwa penglihatan-penglihatan jang diberikan kepadanja, mirip sekali dengan penglihatan-penglihatan nabi-nabi jang ia kenal, sehingga dengan sendirinja timbul unsur-unsur bahasa dan tjara pengungkapan mereka dalam ingatannja. Selain itu pula, kalau dikatakan bahwa bahasa Wahju Joanes adalah bahasa Ibrani dengan perkataan Junani, bukankah tjiri-tjiri itu sedikit banjak terdapat pada Indjil keempat djuga? Dewasa ini kebanjakkan para ahli mengemukakan, bahwa tak ada alasan-alasan tjukup untuk mengingkari tradisi lama, bahwa Rasul Joanes betul- betul pengarang "Apokalipsis" ini.

Alasan dan latar-belakang karangan ini

Pada masa Wahju ini ditulis, masih hidup terang dalam ingatan segala umat, luasnja dan kedjamnja pengedjaran Nero terhadap umat di Roma. Pengedjaran Nero itu dilandjutkan oleh kaisar-kaisar jang berikut, dan mendjalar kesegala pelosok kekaisaran, biarpun tidak selalu dan disegala tempat dengan sama hebatnja. Baru- baru mulai berketjamuk dipropinsi Asia, (dibawah pemerintahan kaisar Domitianus (81-96). Dia lebih keras dari pendahulunja menuntut dari tiap-tiap orang penjembahan terhadap dirinja, sebagai "dominus ac deus", artinja sebagai "Tuhan dan Allah", dengan upatjara keagamaan. Siapa tidak turut harus dihukum. Penulis Wahju ini telah dibuang kepulau Patmos, dan ada jang telah mati martir (2:15) . Ada gedjala-gedjala tjukup untuk meramalkan, bahwa pengedjaran itu akan meluas dan menghebat. Djustru itupun jang dinjatakan kepada Joanes, supa)a ia menulisnja dalam buku ini guna mempersiapkan umat-umat untuk menghadapinja.

Atjara pokok karangan ini

Gagasan utama untuk mentjapai tudjuan tersebut, ialah menginsjafkan dan mejakinkan umat-umat akan penjelenggaraan mahaberdaulat Allah, jang dapat membiarkan kedjahatan meradjalela didunia, tetapi tahu membatasinja dan melindungi terhadapnja orang-orang jang setia kepada Allah, malah menggunakan tindakan-tindakan jang djahat serta akibat-akibatnja untuk melaksanakan rentjana penjelamatannja. Gagasan itu tidak dibitjarakan, melainkan ditundiukkan kebenarannja dengan lambang-lambang jang mengesankan. Dalam penglihatan- penglihatan digambarkan bagaimana segala kedjahatan dikendalikan oleh Allah dan mendapat balasan pada waktunja. Kedjahatan, jang chusus dimaksudkan dalam buku ini, ialah pemberontakan dan penjerangan terus-menerus dari dunia kafir terhadap Keradjaan Allah seperti menjatakan diri dalam penghambatan dan pengedjaran umat- umat Kristus. Kedjahatan dilukiskan sebagai berpokok dan berpribadi dalam "naga" sebagai lambang sjaitan. Para penguasa dunia (pemerintahan kafir) dibudjuk olehnja sampai djadi kakitangannja. Ditundjukkan bagaimana mereka semua, satu demi satu, disiksakan dan dikalahkan oleh Allah, sampai nusnah. Dan achirnja sjaitan itu sendiri ditangkap dan ditjampakkan kedalam "Iautan api untuk selama- lamanja".

Dan sebagai kebalikkan dari nasib orang djahat jang ngeri itu dilukiskan tersebar dalam seluruh buku kebahagiaan dan kedjajaan mereka jang ditindas dan tetap setia kepada Allah dalam segala kesusahan.

Sudah didunia orang-orang jang setia kepada Allah tetap dipelihara dan dilindungi oleh Allah, supaja malapetaka-malapetaka jang kena dunia karena murka Allah atas kedjahatannja, djangan menimpa atau merugikan mereka. Batjalah, 7:5; 9:4; 11:1; 12:14-16. Berbabagialah mereka jang mati martir. Mereka segera dibangkitkan pula, lalu hidup berkeradjaan bersama dengan Kristus dalam kemuliaan disurga. (20:4). Dan rupanja sama kebahagiaan orang-orang, tak terbilang banjaknja, jang biarpun tidak mati martir, tetapi bertahan dalam perdjuangan, dan bertekun dalam kesetiaanja ditengah-tengah kesulitan-kesulitan karena agamanja, dan "meninggal dalam Tuhan". Itu dapat ditafsirkan dari 20:4 dan terkesan pula dalam 7:14 dan 14:12-13. Kebangkitan semua mereka itu disebut "kebangkitan jang pertama" sedangkan mereka menunggukan kebangkitan sempurna pada kedatangan Kristus diachir zaman. Dan guna mendapat kesan-kesan betapa kegemilangan kemenangan dan kebahagiaan para pemenang disurga, baik renungkanlah upatjara penjembuhan Allah dalam bab 4 dan 5, dan tersebar dalam seluruh buku, madah-madah pudjian, penuh sjukur atas kedaulatan dan keadilan Allah, lagi lukisan-lukisan surgawi, dalam 7:11-17; 11:15-18; 12:10,12; 15:3-9; 19:1-9; 21:2-7,22-24 dan 22:1-5.

(0.29) (Yeh 16:57) (endetn: ketelandjanganmu)

diperbaiki menurut kiraan (lih. aj. Yeh 16:37). Tertulis: kedjahatanmu".

(0.29) (Yes 65:20) (full: BAYI YANG HANYA HIDUP BEBERAPA HARI. )

Nas : Yes 65:20

Sekalipun di dalam kerajaan Mesias masih ada kematian, umur seseorang akan jauh lebih panjang daripada sekarang. Seorang berusia 100 tahun masih akan dianggap sebagai remaja, dan mereka yang mati sebelumnya akan dianggap terkutuk.

(0.29) (Rat 4:1) (full: PUDAR EMAS ITU! )

Nas : Rat 4:1-12

Yeremia membandingkan kemuliaan Yerusalem sebelum pengepungan dengan kerusakan sekarang bangsa itu yang terjadi karena akibat hukuman Allah.

(0.29) (Ibr 4:14) (full: KITA SEKARANG MEMPUNYAI IMAM BESAR AGUNG. )

Nas : Ibr 4:14

Lihat cat. --> Ibr 8:1

[atau ref. Ibr 8:1]

mengenai pelayanan Yesus sebagai Imam Besar.

(0.29) (Kej 10:12) (jerusalem: itulah kota besar) Kalau sisipan ini mengenai Kalah, maka ia agaknya bertanggal abad kesembilan seb. Mas. Di zaman itu Kalah (sekarang bernama Nimrud) menjadi ibu kota negeri Asyur. Kalau sisipan itu mengenai Niniwe, maka ia bertanggal zaman sesudah raja Sanherib yang menjadikan Niniwe ibu kotanya.
(0.29) (Bil 28:1) (jerusalem) Kedua bab ini kembali menyajikan penanggalan liturgi yang termaktub dalam Ima 23. Tetapi penanggalan itu sekarang ditinjau dari segi tertentu. Dengan berpegang pada tata penyelenggaraan bait Allah disusun kembali peraturan-peraturan yang disajikan dalam Ima 23:13,17-18; bdk Yeh 45:21-25; 46:11,13-15.
(0.29) (Ul 32:29) (jerusalem: hal ini) Ialah rencana Allah untuk membebaskanNya dan menghukum para lawan. Itulah yang sekarang mulai dimasyhurkan, bdk Yes 14:1-32; 47:1-15; 51:1-23 dll; nubuat-nubuat Yeremia dan Yehezkiel melawan bangsa-bangsa lain.
(0.29) (2Sam 5:17) (jerusalem) Daud yang sudah menjadi raja di Hebron, secara resmi tetap taklukkan orang Filistin, 1Sa 27:5-6. Sekarang orang Filistin menjadi kuatir melihat Daud terus bertambah kuat.
(0.29) (2Raj 3:25) (jerusalem: Kir-Hareset saja yang ditinggalkan) Kalau secara harafiah diterjemahkan, maka naskah Ibrani berbunyi: sampai di Kir-Hareset hanya tersisa batu-batunya. Tetapi ini tidak bermakna. Adapun Kir-Hareset atau Kir-Heres adalah ibu kota bangsa Moab, Yer 16:7,11; Yer 48:31,36 Tempat letaknya Kir-Hareset (Kir-Heres) sekarang disebut Kerak.


TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA