Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 38 ayat untuk Oleh sebab AND book:[40 TO 66] AND book:58 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ibr 2:1) (ende: Oleh sebab itu)

Sebab Kristus demikian Agung kedudukanNja.

(0.99) (Ibr 3:3) (ende: Pembangun rumah)

Umat Israel dibangunkan oleh Allah dan Putera Allah turut serta, sebab itu Kristus lebih agung dari umat itu dan Moses sendiri.

(0.96) (Ibr 6:1) (ende: Perbuatan-perbuatan mati)

ialah jang dilakukan dalam keadaan mati karena dosa, sebelum dibenarkan oleh Allah dalam permandian dan mempunjai hidup abadi. Sebab itu perbuatan-perbuatan itu biarpun baik, tidak berguna untuk hidup abadi.

(0.96) (Ibr 7:1) (ende)

Tentang pertemuan Abraham dengan Melkisedek lih. I Mos. (Kej 14:20) dsl. Pengarang memandang peristiwa Melkisedek semata-mata sebagai suatu nubuat (pelambang) tentang Kristus. Disini kita harus memperhatikan pula bahwa tafsiran itu benar sebab diilham oleh Roh Kudus.

(0.91) (Ibr 6:1) (jerusalem: sebab itu) Kendati kelambanan sidang pembacanya pengarang mau menyajikan kepada mereka seluruh "ajaran sukar" yang disebutkan dalam Ibr 5:11, dengan maksud mengajak mereka
(0.91) (Ibr 13:15) (jerusalem: Sebab itu marilah kita) Var: Marilah kita...
(0.91) (Ibr 5:7) (jerusalem: kesalehanNya) Istilah Yunani (eulabeis) mengandung rasa hormat dan ketaatan, sehingga searti dengan sungguh-sungguh menjalankan agama, sikap keagamaan yang mendalam. Doa Yesus waktu maut mendekat dijiwai seluruhnya oleh ketaatan kepada kehendak Bapa, bdk Mat 26:39,42. Itulah sebabnya Ia didengar dan doaNya dikabulkan
(0.90) (Ibr 10:26) (sh: Terus maju atau binasa (Kamis, 4 Mei 2000))
Terus maju atau binasa

Kembali ke Yudaisme dan seluruh sistem persembahannya, bagi jemaat Ibrani, adalah suatu tindakan yang dipikirkan pun jangan. Mereka harus membuang jauh-jauh pilihan itu. Penulis surat ini bukanlah seorang yang tidak mau menyadari keadaan yang dihadapi jemaat Ibrani. Dia tahu penganiayaan dan tekanan yang harus dialami oleh jemaat Ibrani sejak mereka percaya kepada Kristus. Dia tahu bagaimana fakta bahwa Kristus tidak segera datang kembali, telah menggoncangkan iman mereka. Dia tahu bahwa argumentasi teman-teman jemaat Ibrani yang mengatakan bahwa Yesus adalah pembohong, cukup menggoyahkan keyakinan mereka. Bahkan Dia pun tahu bagaimana kuatnya godaan yang mereka rasakan untuk kembali kepada keyakinannya yang semula bahwa Yudaisme adalah ajaran yang benar. Namun ia tetap dengan keras memperingatkan mereka untuk tidak mengambil tindakan itu, apa pun yang terjadi. Menolak hukum Musa saja hukumannya dirajam batu hingga mati, apalagi mengingkari karya penebusan Allah di dalam Yesus Kristus setelah mereka pernah mempercayai dan hidup di dalamnya, konsekuensinya sungguh mengerikan. Sebab itu sama dengan menginjak-injak Anak Allah, menganggap najis darah Kristus dan menghina Roh Kudus.

Mereka harus tetap bertekun apa pun yang terjadi, sebab mereka meyakini suatu pengharapan yang jauh lebih mulia dan berharga (32-35). Kenapa sekarang mau mundur lagi? Suatu hal yang sangat disayangkan sebab tinggal sedikit lagi bahkan sangat sedikit waktu Yesus akan datang lagi. Artinya jika ia kembali kepada Yudaisme, ini merupakan kerugian yang berlipat ganda dan sia-sialah segala penderitaan-Nya. Di satu sisi, ini merupakan penghiburan karena tidak selama-lamanya mereka akan mengalami penderitaan. Di sisi lain, ini juga menekankan tidak ada alternatif lain buat mereka.

Terus bertekun atau mati. Namun demikian penulis Ibrani mempunyai keyakinan bahwa walaupun mereka sedang goyah, mereka adalah orang kristen sejati yang tidak akan pernah mundur dan binasa (39). Seperti Petrus, mereka akan kembali kuat dan teguh, akan kembali hidup dan bersaksi dengan berani.

Renungkan: Kristen sejati adalah Kristen yang tidak pernah mundur walau apa pun yang terjadi. Karena alternatif lain yang tersedia hanyalah kebinasaan kekal. Anda mau terus atau mundur?

(0.90) (Ibr 9:15) (sh: Keajaiban dan misteri anugerah Ilahi (Senin, 1 Mei 2000))
Keajaiban dan misteri anugerah Ilahi

Yesus Kristus adalah satu-satunya Pengantara dari suatu perjanjian baru. Sebab hanya darah dan kematian-Nya yang telah berhasil mengerjakan apa yang tidak mampu dikerjakan oleh para imam dan korban persembahan di dalam perjanjian lama (14). Walaupun bukan suatu hal baru bagi Allah, bagi manusia merupakan perjanjian baru. Dalam sejarah manusia, perjanjian baru menggantikan dan melebihi perjanjian lama yang diberikan melalui perantaraan Musa. Transisi dari Musa kepada Yesus menandai transisi dari prinsip usaha manusia ke prinsip anugerah.

Ada 2 berkat yang diberikan oleh perjanjian baru. Pertama, membebaskan manusia dari penghukuman akibat pelanggaran hukum Allah. Ini tidak dapat dilakukan secara sempurna oleh persembahan korban hewan. Dengan demikian, perjanjian yang baru memberikan penawar racun ampuh bagi dosa manusia. Keampuhan berkat ini juga mengatasi dimensi waktu. Sebab mereka yang hidup sebelum Yesus namun percaya kepada janji Allah, akan menerima berkat yang sama. Kedua, perjanjian ini memberikan bagian yang kekal yang dijanjikan yaitu tanah surgawi. Ini diperuntukkan khusus kepada orang-orang yang sudah dipanggil. Melalui perjanjian ini, tujuan Illahi atas seluruh ciptaan dibawa kepada penggenapannya secara sempurna (lih. Why. 7:9). Apa yang membuat pengorbanan Kristus demikian sempurna dan ajaib? Bukankah perjanjian baru juga mempersembahkan korban tebusan dan penghapusan dosa bagi banyak orang (17-22)? Inilah keajaiban dan misteri anugerah Ilahi. Anak Allah yang seharusnya tidak mengalami kematian, harus mengalami kematian. Sebagai korban bagi sesama-Nya, bangkit, dan menyatukan manusia dengan diri-Nya sendiri, agar mereka dapat menikmati berkat yang kekal. Karena itu pula Ia hanya perlu menghadap Allah dan mempersembahkan diri-Nya satu kali. Ini juga bersesuaian dengan 'nasib' akhir manusia yaitu diadili oleh Hakim Agung setelah kematiannya. Setelah itu Ia akan datang kedua kalinya untuk menjemput umat-Nya dan membawanya kepada keselamatan kekal (28).

Renungkan: Tidak ada yang dapat dilakukan manusia untuk membalas anugerah-Nya ajaib dan penuh misteri. Namun hal terkecil yang bisa kita lakukan adalah membuka 'misteri' kehidupan kita di hadapan-Nya dan menjalani hidup yang sesuai dengan keajaiban anugerah-Nya.

(0.89) (Ibr 6:9) (sh: Sauh bagi jiwa kita (Sabtu, 9 Oktober 1999))
Sauh bagi jiwa kita

Jikalau saudara merasa kuatir atau gelisah mengenai apa yang dibaca dalam pasal Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">6:4-8 kemarin, maka firman Tuhan hari ini diberikan juga oleh Tuhan kepada Saudara! Peganglah sesuatu yang tidak dapat diubah atau digeser! Kalau memang janji keselamatan yang diberikan oleh Allah menjadi sauh kita, maka kita sepenuhnya selamat. Keselamatan memiliki dua dimensi: kini dan kelak. Dalam perjalanan hidup Kristen, masih banyak menghadapi tantangan dan pencobaan. Kita harus terus bertumbuh dan mengembangkan diri dalam kerja dan pelayanan kita

Janji kepada Abraham dan kita. Setelah Allah memberi perintah kepada Abraham untuk jangan membunuh anaknya Ishak dan sebagai penggantinya menyediakan seekor domba jantan (Kej. 22:11-14), maka Allah memberi janji kepada hamba-Nya yang dikutip dalam ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">14 ini, yang berarti bahwa keturunan Abraham akan menerima dan membagi berkat keselamatan. Supaya janji tersebut diperkuat dua kali lipat, Allah tidak hanya bersumpah, tetapi bersumpah demi diri-Nya sendiri, Allah yang kekal dan yang tidak mungkin berubah!

Renungkan: Banyak orang berusaha mendapat jaminan bagi hidupnya, jangan cari di tempat lain. Sebab janji dan firman Allah dapat

(0.89) (Ibr 11:16) (sh: Iman modal utama Kristen (Jumat, 5 Mei 2000))
Iman modal utama Kristen

Bagi masyarakat umum, iman nampak sebagai sesuatu yang tidak nyata atau suatu khayalan yang tidak dapat dibuktikan. Tapi firman Tuhan menyatakan bahwa iman adalah sesuatu yang nyata. Inilah kebenaran kristen yang hakiki. Bagi Kristen, iman adalah pengharapan yang pasti sehingga apa yang tidak dapat kita lihat bisa kita katakan 'lebih teguh dan nyata' dibandingkan seluruh ciptaan yang ada. Mengapa demikian? Sebab akar dari iman yang demikian adalah suatu keyakinan bahwa seluruh alam semesta ini diciptakan dan dipelihara oleh Allah. Karena itu Allah melebihi segala sesuatu yang dapat kita raba, kita pegang, kita lihat, dan kita rasa. Allah lebih nyata dari semua itu karena Ia adalah Sumber dari keberadaan semua yang ada di alam semesta ini. Orang percaya zaman purba yang dimulai dari Habel hingga Abraham dan Sarah dituntut untuk mempunyai iman yang demikian. Karena iman Habel, ia harus mengalami kematian yang tragis yaitu dibunuh oleh kakaknya sendiri. Walaupun dia sudah mati menurut dunia, namun karena iman ia masih berbicara sesudah ia mati. Dengan kata lain, iman Habel telah membawa dia kepada kehidupan kekal.

Karena iman, Henokh mempunyai kehidupan yang berkenan dan dekat kepada Allah. Sebab tidak mungkin orang dapat menghampiri Allah tanpa iman. Karena iman, Nuh menyaksikan karya Allah yang menyatakan penghukuman dan anugerah Allah pada saat yang sama. Karena iman, Abraham berani melangkah menuju negeri yang belum pernah dikenal. Karena iman pula, maka para nenek moyang bangsa Israel menganggap bahwa mereka hanyalah pendatang dan orang asing di bumi, karena itu mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu sorgawi.

Renungkan: Ketika kita memahami bahwa Allah adalah sebuah realita yang mutlak dan bertindak berdasarkan keyakinan ini, maka kita mempunyai iman yang akan membuat hidup kita berbeda dan memampukan kita memperoleh kemenangan. Iman itu akan membawa kita kepada keselamatan kekal, kepada kehidupan yang berkenan kepada Allah, kepada keberanian untuk tetap melangkah meskipun masa depan tidak menentu, kepada pemahaman bahwa apa pun yang kita miliki tidak akan memuaskan kebutuhan kita yang paling dalam. Inilah kekuatan dinamika dari sebuah iman. Masa depan Anda adalah kenyataan Anda.

(0.89) (Ibr 4:14) (sh: Apakah hari ini saudara merasa sangat sedih? (Kamis, 7 Oktober 1999))
Apakah hari ini saudara merasa sangat sedih?

Yesus pernah merasakannya, bahkan "seperti mau mati rasanya" (Mat. 26:38).

Keagungan. Yesus disebut "Imam Besar Agung" karena Ia adalah adalah Imam yang telah terlebih dahulu menyelami dan mengalami pergumulan kita. Ia mengalami pencobaan, kesakitan, kesedihan, pengkhianatan, dan penderitaan yang amat sangat, khususnya di taman Getsemani dan Golgota. Puncak pergumulan-Nya di Getsemani menunjukkan betapa ngerinya kematian yang akan ditanggung-Nya di kayu salib bagi dosa manusia. Ia "merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati" (Flp. 2:8). Inilah keagungan Iman Besar kita! Yesus melebihi imam Harun dan Lewi, sebab Ia tidak pernah menyimpang dari kehendak Allah (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">4:15, 5:8). Ia melebihi semua, karena melalui-Nya manusia diperdamaikan dengan Allah.

Hubungan kemanusiaan

Yesus dan keimaman-Nya. Kemanusia-an Yesus membuat Ia dapat mengerti keadaan, penderitaan, dan kelemahan kita; Ia terlebih dahulu menerima penghinaan dan mengalami penderitaan yang jauh melampaui apa yang kita alami; sehingga ketika Ia berperan sebagai Imam, peran-Nya menjadi sempurna. Yesuslah satu-satunya yang mencapai kesempurnaan, oleh karena itu Ialah pokok keselamatan yang abadi bagi kita yang taat kepada-Nya.

(0.89) (Ibr 10:1) (sh: Karya Kristus bagi masa lalu dan masa depan Anda (Selasa, 2 Mei 2000))
Karya Kristus bagi masa lalu dan masa depan Anda

Sebuah pertanyaan kritis dan menentukan bagi sebuah agama adalah bukan apa yang diminta oleh agama dari pengikutnya, tapi apa yang diberikan oleh agama bagi pengikutnya. Bahkan Hukum Taurat dengan segala korban yang diminta, justru lebih mengungkapkan dosa mereka yang memberikan persembahan. Korban yang berulang-ulang dilakukan tidak membuat seorang pun sempurna di hadapan Allah. Itulah sebabnya Allah mengatakan bahwa Aku tidak berkenan kepada persembahan manusia (1-8). Hanya korban persembahan yang dikerjakan oleh Kristus dengan tubuh dan darah-Nya yang dapat menyempurnakan dan menguduskan manusia berdosa, sekali untuk selama-lamanya (9-10).

Kekudusan yang dikerjakan oleh Kristus (10) bukanlah konsep kekudusan yang menyeramkan atau berbau mistis. Namun kekudusan di sini adalah Allah di dalam Kristus telah memisahkan manusia untuk menjadi milik-Nya. Menjadi milik Allah berarti menjadi kudus dan memanifestasikan kualitas moral yang merupakan karakteristik Allah sendiri. Ini berarti kekudusan yang aktif bukan 'sekadar' pantang terhadap perbuatan jahat, namun juga mengekspresikan secara aktif kepada dunia belas kasihan dan kasih yang menjadi karakter utama Yesus.

Tidak seperti para imam yang tetap berdiri setelah mempersembahkan korban, Yesus, setelah mempersembahkan korban, duduk di sebelah kanan Allah. Ini menandakan bahwa karya-Nya sudah sempurna, tidak perlu lagi ada korban sebab Allah tidak hanya mengampuni namun juga tidak lagi mengingat dosa dan kesalahan manusia (17). Inilah kemenangan yang sejati karena merupakan kemenangan yang mempunyai dampak ganda. Pertama, karya Kristus membawa orang-orang tebusan-Nya ke dalam proses menjadi manusia sejati seperti Dia (17). Kedua, karya Kristus juga mengalahkan musuh-musuh-Nya yaitu Setan, sekaligus menjadi tumpuan kaki-Nya (13).

Renungkan: Semua itu bukanlah hasil khayalan manusia karena diteguhkan dengan kesaksian yang sempurna dan benar-benar valid yaitu Roh Kudus, berdasarkan apa yang pernah dikatakan oleh Perjanjian Lama. Itulah yang diberikan Kekristenan yang dibangun di atas dasar yang teguh, yaitu karya keselamatan Kristus. Anda dapat melupakan apa pun masa lalu Anda dan mendedikasikan masa depan Anda untuk melayani Allah.

(0.89) (Ibr 2:10) (sh: Imam Besar yang menang dan berhasil (Rabu, 20 Juli 2005))
Imam Besar yang menang dan berhasil

Apakah salah satu hal yang paling ditakuti manusia? Kematian. Manusia takut mati karena dosa-dosanya menghantuinya. Manusia takut mati karena ia menyadari bahwa kematian fisik bukan akhir segala-galanya. Sebagai makhluk rohani, manusia sadar rohnya yang kekal masih menghadapi kemungkinan maut kekal, yaitu hukuman kekal yang diberikan Allah atas semua perbuatan dosanya selama hidupnya di dunia ini.

Oleh kehendak Allah, Tuhan Yesus menderita untuk membebaskan manusia dari hukuman kekal tersebut. Ia menderita bahkan sampai mati, supaya melalui kematian-Nya Ia mengalahkan dan memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">14-15). Tuhan Yesus datang sebagai manusia supaya Ia boleh mewakili manusia dalam menghadapi maut. Kemanusiaan Tuhan Yesus adalah riil. Ia benar-benar menghayati kemanusiaan-Nya sehingga Ia bisa menyebut manusia sebagai sesama-Nya, sebagai saudara-Nya (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">11-13). Oleh sebab itu, Tuhan Yesus dapat mengerti dan menghayati pergumulan manusia melawan dosa. Bahkan Ia telah menghadapi pencobaan yang membawa-Nya mengalami penderitaan. Hanya satu yang membedakan diri-Nya dari manusia lain. Ia tidak berbuat dosa. Dengan demikian, Tuhan Yesus bisa menjadi Imam Besar yang mewakili umat manusia memohonkan belas kasih dan pengampunan Allah (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">16-18). Inilah dua kemenangan Tuhan Yesus: menang terhadap kuasa maut dan menang dalam mendamaikan manusia dengan Allah.

Di dalam Tuhan Yesus, setiap orang percaya tidak lagi menghadapi maut kekal. Orang Kristen tidak perlu lagi takut menghadapi kematian fisik karena ia sudah diperdamaikan dengan Allah. Bahkan kita bisa dengan bebas dan berani menghampiri Allah di dalam Tuhan Yesus untuk segala keluhan dan pergumulan kita karena Dia mengerti dan peduli akan penderitaan kita.

Renungkan: Bersama Tuhan Yesus kita berani menjalani hidup ini dan siap menghadapi kematian.

(0.89) (Ibr 7:11) (sh: Keunggulan imamat Yesus (Minggu, 30 Oktober 2005))
Keunggulan imamat Yesus

Penulis Ibrani sekarang meneruskan argumentasinya bahwa imamat Melkisedek lebih tinggi daripada imamat Lewi. Secara logika, digantikannya imamat Lewi dengan imamat Melkisedek membuktikan bahwa imamat Lewi tidak sempurna (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">11-12).

Secara sejarah, Melkisedek ada lebih dahulu daripada suku Lewi. Berarti, Melkisedek menjadi imam yang member-kati Abraham jauh sebelum Hukum Taurat diberikan pada zaman Musa. Jadi, imamat Melkisedek tidak mengacu kepada peraturan Hukum Taurat maupun terikat kepadanya (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">13, Melkisedek bukan keturunan Israel; band. dengan ay. Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">3 mengenai keunikan silsilah Melkisedek). Sama seperti Melkisedek menjadi imam bukan berdasarkan Hukum Taurat, demikianlah pula dengan Tuhan Yesus. Menurut Taurat seorang imam harus berasal dari suku Lewi sedangkan Yesus berasal dari suku Yehuda (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">14). Keimaman Tuhan Yesus bukan berdasarkan peraturan yang dibuat untuk manusia melainkan berdasar kepada keilahian yang ada pada diri Yesus (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">16-17).

Secara teologis, Hukum Taurat tidak membawa umat Allah pada kesempurnaan pengampunan dosa (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">18-19). Kalau imamat Melkisedek bisa menggantikan imamat Lewi yang diatur oleh Hukum Taurat, itu berarti Hukum Taurat pun bisa diubah. Jadi, Hukum Taurat belum menyelesaikan masalah dosa secara tuntas. Oleh sebab itu, penulis Ibrani mengajak para pembacanya untuk jangan terpaku kepada Hukum Taurat, tetapi melihat ke depan kepada janji pendamaian Allah melalui Imam Besar Yesus Kristus.

Fungsi Hukum Taurat dengan imamat Lewi adalah menolong umat Israel menyadari seriusnya dosa dan mencari pertolongan sungguh-sungguh kepada Allah sendiri. Demi-kian pula kita belajar dari Perjanjian Lama untuk menyadari betapa seriusnya dosa itu sehingga mata kita tertuju kepada Tuhan Yesus, satu-satunya Juruselamat kita.

Doaku: Terimakasih Tuhan karena Perjanjian Lama menunjuk kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat satu-satunya.

(0.88) (Ibr 2:1) (sh: Peringatan penting (Sabtu, 2 Oktober 1999))
Peringatan penting

Peringatan ini diberikan kepada orang beriman, yang maknanya masih berkaitan erat dengan keutamaan Yesus. Firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat akan mendatangkan sangsi bagi mereka yang melanggarnya. Jika demikian, terlebih lagi mereka tak akan luput bila menyia-nyiakan keselamatan di dalam pengorbanan Yesus Kristus. Mereka yang menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu pasti tak dapat menghindar dari hukuman dan murka Allah. Keselamatan di dalam Yesus tidak dapat dianggap murah atau disia-siakan. Ini adalah salah satu implikasi dari keutamaan Yesus dibandingkan malaikat.

Allah meneguhkan kesaksian. Hal ini membuktikan betapa pentingnya kesaksian tentang berita keselamatan, sehingga Allah sendiri yang bertindak meneguhkan kesaksian anak-anak-Nya dan mengutus Roh Kudus untuk memeteraikan kesaksian tersebut. Tak ada kebutuhan yang terutama bagi manusia selain keselamatan di dalam Yesus Kristus. Berita keselamatan ini mempunyai dua sisi yang merupakan inti utama yaitu keselamatan dan kematian. Beritakanlah terus di dalam penyataan kekuasaan-Nya, agar orang lain tidak menyia-nyiakan keselamatan yang besar ini dan mengalami kematian. Doa: Keutamaan-Mu sungguh nyata di dalam anugerah keselamatan bagiku. Terpujilah Engkau.

Kesaksian Pribadi Saya sudah tiga tahun menerapkan metode Baca Gali Alkitab seperti yang dicanangkan oleh PPA. Melalui metode itu, saya mendapat berkat-berkat yang saya uraikan sebagai berikut:

1. Berkat Rohani Dalam metode ini, bagian penerapan/aplikasi mendapat penekanan. Hal ini penting, sebab pembaca didorong bertumbuh dalam menerapkan firman Tuhan. Saya mengalami dampak rohani yang cukup besar, tidak hanya dalam pembaharuan karakter, tetapi dipersiapkan menghadapi tantangan hidup dan pelayanan

2. Berkat Melalui metode ini, saya dapat menggali Alkitab, mengeksposisikan secara benar/tepat. Hal ini sangat menolong, ketika saya mencoba mengeksegese teks Alkitab. (Selain menggunakan langkah-langkah lain yang diatur dalam ilmu hermeneutik) Sisipan artikel dengan topik-topik teologis yang cukup menarik, telah banyak menolong kami dalam study di teologi. Selamat HUT 30 PPA. (Fauziduhu -- Mahasiswa STTEIA)

(0.88) (Ibr 6:9) (sh: Kepastian keselamatan (Jumat, 28 Oktober 2005))
Kepastian keselamatan

Iman yang sejati pasti terwujud melalui ketekunan kasih dan kepastian pengharapan. Walaupun surat Ibrani berisikan teguran keras bagi para pembacanya karena kedangkalan iman mereka, penulis surat ini tetap yakin bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan sejati (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">9). Dasarnya bukan perbuatan-perbuatan baik yang mereka perbuat melainkan karena keadilan Allah (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">10). Penerima surat Ibrani sudah mengalami pengampunan dosa karena Kristus dan tinggal di dalam Dia maka menurut keadilan Allah mereka adalah anak-anak Allah. Dengan demikian, pekerjaan kasih yang mereka telah lakukan dan terus mereka lanjutkan bagi umat Tuhan adalah bukti mereka sudah diselamatkan.

Kini, penulis surat Ibrani mendorong pembaca suratnya untuk mewujudkan kehidupan Kristen secara nyata dengan lebih sungguh. Mereka harus bertahan terhadap penganiayaan yang sedang menimpa mereka, dengan cara memandang akan pengharapan dari janji-janji ilahi yang kelak akan digenapi-Nya (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">11-12). Selain itu, mereka harus ingat bahwa para pendahulu mereka sudah memperoleh penggenapan janji tersebut. Sebenarnya, janji Allah itu sudah diberikan-Nya sejak Ia memanggil Abraham, leluhur Israel (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">13-15). Sama seperti Abraham percaya dan menaruh harapannya kepada Allah, demikianlah pembaca surat Ibrani harus memercayakan diri kepada-Nya. Kepastian akan penggenapan janji itu menjadi makin teguh sebab Allah sendiri yang menjadi penjaminnya dan Yesus jaminannya (ayat Oleh+sebab+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">17-20).

Keselamatan sudah dijamin oleh Allah di dalam Kristus Yesus bagi kita. Keselamatan yang Ia berikan itu menyebabkan orang Kristen menjadi pewaris janji Allah. Perbuatan yang harus kita lakukan adalah mempraktikkan perbuatan kasih dalam hidup sehari-hari kepada sesama, bahkan meluas kepada orang-orang yang memusuhi Injil sebagai wujud ungkapan syukur kita akan anugerah-Nya itu.

Renungkan: Buktikan iman Anda dengan perbuatan kasih dan kepercayaan penuh kepada-Nya.

(0.88) (Ibr 13:20) (sh: Maha Karya Kristus (Sabtu, 13 Mei 2000))
Maha Karya Kristus

Penutupan surat Ibrani ini mengandung makna yang indah dan dalam tentang iman dan kehidupan kristen. Di dalamnya, penulis mengingatkan kita sekali lagi apa yang sudah dilakukan oleh komitmen Allah untuk kekudusan kita. Jika kita harus dikuduskan maka kita membutuhkan Seorang Gembala Agung yang sudah bangkit dari kematian, untuk menuntun langkah kita di jalan kebenaran. Dengan demikian kita dapat yakin sepenuhnya bahwa melalui-Nya, Allah akan memenuhi setiap janji yang pernah diucapkan.

Penulis juga berpesan kepada jemaat bahwa Timotius 'saudara kita' akan datang. Menarik sekali untuk disimak perkataan 'Timotius saudara kita'. Timotius sudah menjadi seorang saudara bagi jemaat Ibrani dan penulis surat. Tidak perlu diragukan lagi, mereka sudah memperlakukan pelayanan Timotius sebagai pelayanan mereka sendiri. Mereka tentunya berdoa senantiasa untuknya. Kedatangannya merupakan sumber kesukacitaan mereka. Ini semua membuktikan bahwa iman yang benar di dalam Kristus memperluas wawasan Kristen. Iman yang benar akan mengangkat Kristen keluar dari perhatiannya terhadap masalah yang sempit, pribadi, dan egois atau keluar dari masalah nasional sekalipun. Iman yang benar akan membawa Kristen memperhatikan masalah internasional yang berhubungan dengan pelayanan Kristus dan para pekerja-Nya di seluruh dunia. Pada akhirnya semua ini akan memampukan kita untuk melihat bagian-bagian yang tak dapat dipisahkan dari 'perusahaan raksasa-Nya'.

Tidak hanya itu, iman yang benar akan memimpin Kristen kepada suatu realita yang sangat mengagumkan dari keluarga Allah (24). Sebab selain mungkin terjadinya percekcokan dalam keluarga itu, Kristen akan mengalami dan merasakan kasih yang nyata lahir dari Roh Allah yang akan mempersatukan Kristen di dalam Kristus - Kristen di seluruh dunia dan Kristen di sepanjang segala abad.

Renungkan: Karya keselamatan Kristus adalah sebuah Maha Karya. Karena Maha Karya ini tidak hanya menebus dan menguduskan individu namun juga mempersatukan seluruh umat tebusan-Nya. Tidak hanya mereka yang berasal dari satu bangsa atau satu generasi, tetapi dari berbagai bangsa dan sepanjang zaman. Maha Karya itu mampu menembus ras, ruang, dan waktu.

(0.88) (Ibr 12:18) (sh: Mengapa tuntutan hidup sebagai umat Allah berat? (Rabu, 10 Mei 2000))
Mengapa tuntutan hidup sebagai umat Allah berat?

Ketika bangsa Israel berkumpul di gunung Sinai untuk menerima 10 Hukum Taurat, kilat dan petir menyambar-nyambar dan bunyi guntur berguruh secara mengerikan. Bangsa Israel segera mundur dan tidak mampu menghampiri hadirat-Nya karena ketakutan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak mampu dan takut? Dosa merekakah yang telah membuat mereka tidak mampu dan takut akan hadirat Allah?

Betapa berbedanya keadaan di Bukit Zion, gunung anugerah Allah dimana umat manusia dipanggil untuk datang ke hadirat Allah dengan penuh keberanian. Namun penerima surat Ibrani sedang dalam bahaya karena mereka berkeinginan untuk kembali ke Sinai. Mereka memilih sistem pengorbanan yang tidak sempurna daripada pengorbanan Kristus yang sekali dan untuk selamanya, memilih legalisme yang sia-sia daripada Injil kasih karunia. Di Bukit Zion, Kristen bertemu dengan Yesus sang Pengantara. Melalui-Nya Kristen dimampukan untuk mendatangi hadirat Allah dan mengalami hubungan yang akrab dan intim. Kristen tidak tiba pada perbatasan waktu dan kekekalan. Di dalam Yesus kekekalan sudah menginvasi waktu. Kristen telah tiba pada tujuan hidup yang kekal dan penuh kemuliaan. Itu semua hanyalah 'impian' dari bangsa Israel yang hidup pada masa Perjanjian Lama.

Namun ada tuntutan yang harus dibayar oleh Kristen yang sudah mendapatkan anugerah yang luar biasa. Yaitu janganlah kita menolak Dia yang berbicara langsung dari surga, karena mereka yang menolak Allah yang berbicara dari bumi saja menerima hukuman yang mengerikan. Jika kita tidak mau mengikuti-Nya, jika kita tidak mengasihi-Nya, dan jika kita tidak berserah kepada-Nya, apa artinya? Tidak ada kesempatan emas untuk kedua kali. Kelak Allah akan menggoncangkan langit dan bumi hingga musnah, sebab seluruh alam semesta ini bukanlah realita yang sesungguhnya. Hanya kerajaan-Nya dimana Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, terdapat realita yang sesungguhnya.

Renungkan: Karena itu hai Kristen berhati-hatilah, jangan sampai Anda 'menolak' Dia yang Anda begitu kenal ketika Ia berbicara melalui firman-Nya. Jika mereka yang tidak begitu mengenal Dia dihukum karena menolak firmanNya, betapa penghukuman yang lebih besar akan menimpa Anda, karena Anda mengenal Dia begitu akrab dan intim.

(0.85) (Ibr 2:11) (ende: Saudara)

Sebab kita diangkat mendjadi anak Allah maka kita mendjadi "saudara" Putera Allah.



TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA