Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 4134 ayat untuk Obaja; Wahyu 9 (0.024 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.28) (Why 22:6) (sh: Setia sampai akhir (Sabtu, 23 November 2002))
Setia sampai akhir

Kehidupan iman bagaikan sebuah perjalanan yang panjang dan penuh tantangan. Menyelesaikan sebuah perjalanan tidak semudah yang kita kira. Mengakhiri dengan baik menuntut konsistensi dan kewaspadaan penuh agar apa yang selama ini telah kita upayakan tidak luput justru menjelang garis finis.Masih ada peringatan terakhir yang harus kita hayati di bagian penutup kitab Wahyu ini. Peringatan tersebut berkenaan dengan penerimaan seluruh pesan yang selama ini sudah kita terima. Kita diminta untuk tidak menambah ataupun mengurangi apa yang tertulis di dalam kitab ini (ayat 18-19)! Ucapan dalam ayat 18-19 kelihatannya mengacu ke Ulangan 4 dan 29:19-20. Bagian dalam Wahyu dan Ulangan ini sejajar karena sama-sama berbicara mengenai penyembahan berhala, ganjaran yang setimpal untuk ketaatan/ketidaktaatan, juga ancaman "tulah" kepada mereka yang tidak setia.

Kita melihat bahwa bagian dalam Ulangan berbicara mengenai ajaran- ajaran palsu. Maka, dalam bacaan kita hari ini, "mengambil" dan "mengurangi" kata-kata sama-sama mengacu ke penerimaan ajaran sesat yang tidak sesuai dengan iman kepada Kristus. Hukuman terhadap orang-orang yang melakukan ini disampaikan dengan ironis: kepada yang menambahkan perkataan kepada buku ini, akan ditambahkan tulah yang ada dalam buku ini. Kepada yang mengambil perkataan dari buku ini, akan diambil berkat yang dijanjikan dalam buku ini. Inti peringatan ini adalah panggilan untuk ketaatan mutlak kepada kebenaran Allah bagi mereka yang sedang dianiaya.

Peringatan itu juga perlu dipatuhi karena Yesus akan segera datang. Dengan kedatangan Kristus yang mulia, seluruh rencana Allah digenapi. Kitab Wahyu bukan hanya berbicara mengenai pentingnya orang-orang percaya bertahan untuk setia, namun terlebih berbicara tentang kemuliaan Allah dan Kristus yang telah menang. Kemuliaan itulah yang perlu terus ditatap oleh orang-orang percaya. Kasih karunia Tuhan Yesus pasti menyertai semua yang berharap kepada-Nya!

Renungkan:
Jangan berhenti di tengah jalan. Selesaikan pertandingan iman sampai akhirnya. Jadilah seorang penakluk kehidupan!

(0.28) (Mzm 137:1) (sh: Merespons krisis (Kamis, 28 November 2002))
Merespons krisis

Reaksi pertama seseorang yang sedang berada di dalam penderitaan dan krisis adalah mengasihani diri sendiri. Benarkah seharusnya demikian? Melalui mazmur ini kita melihat suatu keadaan yang menyedihkan dari orang-orang Israel yang ada di dalam pembuangan. Mereka menangis di tepi sungai-sungai Babel. Tiada sukacita, tiada musik dan tari-tarian di sana. Bahkan penderitaan semakin bertambah selain karena memori mereka tentang Sion, para penyiksa mereka memaksa agar mereka menyanyikan lagu dari tanah mereka. Itu membuat mereka berhadapan muka dengan muka dengan krisis yang menyengat. Bagaimana mereka bisa menyanyikan nyanyian iman dan sukacita ketika mereka berada dalam keterpurukan seperti itu? Jika mereka menyanyi pun, itu hanyalah melintas di bibir semata. Krisis ini menimbulkan dua respons. Pertama, Yerusalem kembali ditegaskan sebagai pusat untuk kehidupan orang beriman (ayat 5-6). Ini adalah sebuah pengharapan akan kembalinya sukacita. Pengharapan ini dinyatakan dalam bentuk sumpah khidmat: Yerusalem tidak akan dapat dilupakan. Kedua, suatu respons pahit (ayat 7-9). Kalau sebelumnya bangsa Israel menyatakan akan mengingat Yerusalem maka di sini Allah diminta untuk mengingat akan penghakiman yang adil bagi mereka yang menghancurkan tempat kediaman Allah. Ayat 7 memusatkan perhatian kepada orang-orang Edom yang di dalam kitab Obaja jelas sekali dinyatakan ikut terlibat dalam pengepungan Yerusalem. Allah diharapkan akan membalaskan perbuatan mereka. Ayat 8-9 berbicara tentang Babel, sang perusak, yang diharapkan akan memperoleh malapetaka sebagaimana mereka telah bertindak kejam terhadap bangsa Israel.

Kelihatannya ada sesuatu yang janggal ketika kita melihat bahwa dalam ayat 9, kita diajak berbahagia kala musuh kita dihantam dengan sedemikian kejam. Bagaimana kita menjelaskan hal ini? Ini merupakan satu kejujuran diri dan kemarahan yang kudus karena keadilan harus ditegakkan dan kejahatan harus dihukum.

Renungkan:
Dalam krisis, jangan terjebak oleh perasaan Anda. Jadilah tuan atas diri Anda sendiri!

(0.28) (Luk 5:27) (ende: Levi)

Dalam Mat 9:9 ia menamakan diri Mateus

(0.28) (Mzm 60:1) (jerusalem: Doa memohon kemenangan) Latar belakang historis ratapan nasional ini ialah: Umat Israel dikalahkan musuh dan sekarang dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Hanya sukar dikatakan kejadian historis manakah yang tersinggung dalam mazmur ini. Dalam hal latar belakang historisnya Maz 60 berdekatan dengan Maz 44 dan Maz 80. Mula-mula pesajak melukiskan bagaimana umat Allah dikalahkan. Kekalahan itu dibandingkan dengan gempa bumi yang merusak segala sesuatunya, Maz 60:3-7. Kemudian ratapan umat itu ditanggapi (oleh seorang imam atau nabi dalam ibadat?) dengan mengingatkan janji Allah dahulu yang memberikan dasar kepada pengharapan untuk masa mendatang yang akan memulihkan persatuan bangsa dan kejayaan zaman raja Daud, Maz 60:8-10. Bagian ini mengingatkan nabi Obaja dan Yes 11:13-14. akhirnya raja tampil untuk memohon pertolongan Allah dalam mengalahkan musuh, Maz 60:9-12. Maz 60:7-12 adalah sama dengan Maz 108:6-13.
(0.27) (Luk 17:33) (ende)

Bdl. Luk 9:24.

(0.27) (Rat 3:37) (jerusalem) Bdk Maz 33:9.
(0.27) (Hos 1:2) (jerusalem: kawinlah seorang perempuan) Seperti nabi-nabi lain melakukan tindakan-tindakan yang merupakan lambang dan nubuat, bdk Yer 18:1+, demikian hidup nabi Hosea menjadi lambang yang menyingkapkan rahasia rencana Allah. Hosea sampai dua kali mencintai seorang perempuan yang hanya menanggapi cinta kasih nabi dengan ketidaksetiaan. Begitu juga Tuhan terus mengasihi umatNya, Israel, isteriNya yang tidak setia. Tuhan mencobai Israel, tetapi kemudian menganugerahkan kepadanya kebahagiaan kasih pertama itu dam membuat kasih isteriNya menjadi bertahan tak tergoncang lagi (bab 1-3). Agaknya di masa sebelum nabi Hosea orang sudah menyebut ibadat kepada dewa-dewa yang diadakan penduduk negeri Kanaan sebagai "persundalan", oleh karena memang dalam ibadat itu persundalan bakti dipraktekkan (Kel 34:15). Dengan meniru ibadat penduduk Kanaan Israelpun bersundal (Kel 34:16). Tetapi nabi Hosea adalah nabi pertama yang membandingkan persatuan Allah dengan Israel berdasarkan perjanjian yang diikat di gunung Sinai, dengan perkawinan. Karena itu nabi Hosea tidak hanya menyebut pemujaan dewa-dewa sebagai persundalan, tetapi sebagai zinah. Dengan mengikuti nabi Hosea nabi-nabi lain juga berkata demikian, Yes 1:21; Yer 2:2; 3:1; 3:6-12. Nabi Yehezkiel sampai dua kali mengutarakan pikiran itu dalam kiasan yang panjang terperinci, Yeh 16:23. Kitab Deutero-yesaya membandingkan pemulihan umat Israel di masa sesudah pembuangan dengan rujuk isteri yang tidak setia, Yes 50:1; 54:6-7; bdk Yes 62:4-5. Kidung Agung barangkali juga menggambarkan hubungan Allah dengan Israel sebagai hubungan suami-isteri. Dalam Perjanjian Baru Yesus membandingkan kebahagiaan di zaman Mesias dengan pernikahan, Mat 22:1-14; 25:1-13. Ia sendiri adalah mempelai-suami, Mat 9:15; bdk Yoh 3:29. Dengan jalan itu Yesus mengajar bahwa di dalam diriNya sendiri terikatlah perjanjian nikah, Pulau juga memanfaatkan lambang itu, 2Ko 11:2; Efe 5:25-33; bdk 1Ko 6:15-17. Akhirnya kitab Wahyu berkata tentang pernikahan Yerusalem sorgawi, Wah 21:2. - Bab 1-3 kitab Hosea merupakan suatu kesatuan tersendiri. Bab-bab ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing terdiri atas sejumlah ayat yang mengenai mata sekarang di mana Allah mengecam Israel oleh karena dosanya, dan sejumlah ayat yang mengenai masa depan yang bahagia, Hos 1:2-9,10-11; 2:1-12; 2:13-22; 3:1-4; 3:5
(0.24) (Why 4:1) (sh: Menyembah Allah yang berdaulat (Rabu, 30 Oktober 2002))
Menyembah Allah yang berdaulat

Wahyu 4-5 menghubungkan surat untuk ketujuh gereja (pasal 1-3) dengan pemaparan tentang tindakan-tindakan Allah terhadap dunia (pasal 6 dst.). Wahyu 4 berisikan penglihatan tentang Allah atas segenap isi kosmos.

Penglihatan dahsyat ini terjadi sesudah Yohanes diundang masuk (ayat 1), dan melihat secara rohani (ayat 2). Pusat dari adegan yang dilihatnya adalah yang terpenting, yaitu Allah sendiri. Sosok seperti halnya di seluruh isi Alkitab tidak pernah mungkin dilihat oleh manusia. Yang dilihat oleh Yohanes adalah simbol-simbol tentang sifat Allah. Pertama, takhta melambangkan kedaulatan Allah (ayat 2). Kedua, tiga hal lain dilihat Yohanes sehubungan dengan keadaan Dia yang bertakhta itu. Ia mulia dan indah, semulia-indah permata yaspis dan zamrud (ayat 3). Ia penuh anugerah, di sekitar takhta-Nya memancar pelangi yang di zaman Nuh menandai perjanjian rahmat Allah untuk dunia. Ia dahsyat menaklukkan, menghakimi, sedahsyat kilat dan guruh yang keluar dari takhta-Nya (ayat 5). Laut yang dalam dunia Alkitab dipandang sebagai sumber pemberontakan dan kekacauan telah takluk, tenang sebening kristal di hadapan-Nya (ayat 6).

Adegan berikutnya merupakan puncak pemaparan simbolis yang ditujukan untuk membangkitkan tindakan dan harapan sama dengan yang Yohanes lihat. Penglihatan ini bersifat eskatologis yaitu yang senantiasa terjadi dalam realita kekal kelak dan mewujud penuh dalam realita waktuwi kita. Seluruh isi surga diwakili oleh keduapuluh empat takhta dan seluruh ciptaan diwakili oleh empat makhluk (ayat 7,8,10) tersungkur menyembah dan menaikkan puji-pujian mereka. Pujian dari segala makhluk mengakui kekudusan, kekuasaan, kekekalan Allah (ayat 8). Pujian dari seisi surga mengakui kedahsyatan Allah dilihat dari sudut pandang penciptaan (ayat 11). Seiring dengan sikap menyembah adalah merendahkan diri sampai melemparkan mahkota-mahkota mereka di hadapan Allah.

Renungkan: Pandang dan nilailah segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini kini dari titik tolak Allah adalah Pencipta yang berdaulat; ini akan memampukan kita meninggikan Allah selalu.

(0.24) (Ams 29:18) (full: BILA TIDAK ADA WAHYU. )

Nas : Ams 29:18

Ketika tidak ada penyataan jelas dan pernyataan tegas tentang kehendak dan standar Allah, umat Allah kehilangan keyakinan alkitabiah mereka, membuang pengekangan moral mereka dan akhirnya musnah (bd. Kel 32:25). Kehendak Allah yang dinyatakan dan perintah-Nya yang benar sebagaimana diungkapkan dalam Alkitab harus senantiasa dihadapkan kepada jemaat, jika tidak banyak akan mulai menjadi serupa dengan dunia (bd. Rom 12:1-2) dan melanggar hukum Allah.

(0.24) (Yeh 5:17) (full: AKU, TUHAN YANG MENGATAKANNYA. )

Nas : Yeh 5:17

Pernyataan tentang tekad Allah untuk melaksanakan hukuman atas Yehuda muncul sekitar enam puluh kali di dalam kitab Yehezkiel. Kita tidak boleh berpikir bahwa Allah Bapa tidak mau menghukum mereka yang menajiskan gereja-Nya

(lihat cat. --> Yeh 5:11 sebelumnya)

[atau ref. Yeh 5:11]

atau menolak jalan-jalan-Nya. Allah menepati firman-Nya, dan ancaman hukuman-Nya akan digenapi. Untuk pemahaman yang lebih lengkap tentang pencurahan murka Allah di masa yang akan datang, bacalah kitab Wahyu.

(0.24) (Mal 4:5) (full: MENGUTUS NABI ELIA KEPADAMU. )

Nas : Mal 4:5

Maleakhi menubuatkan bahwa Elia akan datang dan melayani sebelum hari Tuhan tiba; PB mengungkapkan bahwa nubuat ini mengacu kepada Yohanes Pembaptis (Mat 11:7-14), yang "dalam roh dan kuasa Elia"

(lihat cat. --> Luk 1:17),

[atau ref. Luk 1:17]

mempersiapkan jalan bagi Mesias. Beberapa orang juga percaya bahwa Elia akan datang kembali selama masa kesengsaraan dan akan menjadi salah satu dari dua saksi yang disebutkan dalam Wahyu

(lihat cat. --> Wahy 11:3).

[atau ref. Wahy 11:3]

(0.24) (Why 1:19) (full: APA YANG TELAH KAU LIHAT, BAIK YANG TERJADI SEKARANG MAUPUN YANG AKAN TERJADI SESUDAH INI. )

Nas : Wahy 1:19

Di sini kita mempunyai garis besar dari kitab Wahyu:

  1. (1) hal-hal yang dilihat Yohanes (pasal Wahy 1:1-20);
  2. (2) hal-hal yang sedang terjadi sekarang (pasal Wahy 2:1-3:22);
  3. (3) hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah kedatangan Kristus ke bumi (pasal Wahy 4:1-22:21).
(0.24) (Why 13:18) (full: BILANGANNYA IALAH ENAM RATUS ENAM PULUH ENAM. )

Nas : Wahy 13:18

Sekalipun antikristus itu disebut "binatang" dalam seluruh kitab Wahyu, bilangannya ialah 666. Banyak penafsir percaya bahwa angka enam merupakan angka manusia dalam Alkitab dan angka tiga merupakan angka bagi Allah. Oleh karena itu, tiga angka enam yang berjajar itu barangkali melambangkan seorang manusia yang telah menjadikan dirinya sendiri allah. Seperti para kaisar Roma dan banyak orang lain sebelum dan sesudah mereka, ia percaya bahwa ia adalah allah

(lihat cat. --> Wahy 13:8;

[atau ref. Wahy 13:8]

2Tes 2:4).

(0.24) (Why 9:3) (jerusalem: belalang-belalang) Penyerbuan belalang-belalang ini diinspirasikan Yoe 1-2. Orang-orang Yahudi sudah mengetrapkan Yoe 1-2 pada kejadian-kejadian historis (menurut Hieronimus). Empat rombongan belalang itu mengibaratkan (menurut orang-orang Yahudi) empat penyerbuan berturut-turut yaitu: penyerbuan dari pihak Asyur, dari pihak orang Parsi, orang Yunani dan orang Romawi, bdk Yer 51:27. Dalam Wahyu penyerbuan belalang-belalang menyiksa manusia tetapi tidak mematikannya, maka penyerbuannya kadang-kadang diartikan sebagai lambang siksaan rohani yang didatangkan setan-setan.
(0.24) (Mat 11:20) (sh: Yang dihukum dan yang diterima (Selasa, 30 Januari 2001))
Yang dihukum dan yang diterima

Respons Yesus terhadap mereka yang tidak percaya kepada-Nya semakin tajam. Jika sebelumnya Ia hanya memperingatkan, kini Yesus mengecam dengan keras bahkan mengutuk. Mengapa? Sebab mukjizat-mukjizat sudah banyak didemonstrasikan di hadapan mereka (ayat 20-24). Namun itu tidak memuaskan dan memimpin mereka kepada iman kepada Yesus karena mereka tidak menilai pengharapan mereka di dalam terang Yesus namun sebaliknya justru menggunakan ukuran pengharapannya untuk menilai dan kemudian menolak Yesus. Karena itu kecaman dan kutukan Yesus adalah wajar sebab mereka menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada mereka.

Sebaliknya terhadap mereka yang percaya kepada-Nya, Yesus menaikkan syukur-Nya kepada Allah. Mengapa? Yesus ingin menegaskan kepada setiap orang percaya bahwa jika mereka dapat percaya kepada Yesus bukan karena lebih suci dan berharga di hadapan Allah, namun ada 3 faktor yang memampukan dan memungkinkan mereka percaya.

Faktor pertama, adalah Allah sendiri yang menyatakan makna mukjizat Yesus, Kemesiasan Yesus Kristus, dan makna pengajaran Yesus kepada orang kecil yaitu orang-orang yang dengan rendah hati dan terbuka menerima penyataan Allah (ayat 25-26).

Faktor kedua, adalah peran Yesus dalam pewahyuan Allah. Wahyu khusus Allah tidak dapat secara langsung dinyatakan kepada manusia karena dosa. Manusia membutuhkan perantara yang menjembatani antara dirinya dengan Allah. Allah menyatakannya di dalam Yesus Kristus (ayat 27). Seluruh wahyu khusus Allah yang dinyatakan kepada manusia ada di dalam-Nya. Karena Yesus, manusia dimungkinkan untuk mengenal Allah.

Faktor ketiga, adalah undangan lemah-lembut dari Yesus sendiri (ayat 28-30). Yesus tidak hanya menjadi perantara namun Ia sendiri yang memanggil orang- orang untuk percaya kepada-Nya. Ia tidak menawarkan beban tapi menawarkan ketenangan bagi jiwa.

Renungkan: Inilah anugerah Allah yang luar biasa sebab selain Allah mengaruniakan Anak Tunggal-Nya, Ia juga memberikan wahyu-Nya, memberikan perantara agar wahyu-Nya dipahami manusia dan Ia sendiri juga yang mengadakan pemanggilan. Marilah kita panjatkan syukur atas anugerah-Nya yang tak terkira ini.

(0.24) (1Sam 9:8) (endetn)

Ajat 1Sa 9:9 dipindahkan kesesudah ajat 1Sa 9:11.

(0.23) (Ayb 26:12) (bis: Rahab)

Rahab: Lihat Ayu 9:13.

(0.23) (Dan 12:11) (bis)

Lihat Dan 9:27.

(0.23) (1Sam 17:7) (ende)

enam ratus misjkal ialah Lk.9 kilo.

(0.23) (Kis 2:15) (ende: Pukul ketiga)

sama dengan djam 9 pagi.



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.13 detik
dipersembahkan oleh YLSA