Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 5 dari 5 ayat untuk Lebih mudah AND book:10 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Sam 5:6) (ende)

Perebutan Jerusjalem adalah peristiwa jang mahapenting serta menjatakan ketangkasan kenegaraan Dawud. Ia membuatnja mendjadi ibu-kota keradjaannja, sebuah kota jang tidak termasuk suku2 Israil maupun suku Juda, sehingga persaingan antara suku ditjegah dan persatuan lebih mudah dapat dipertahankan. Dawudpun sudah berusaha membuat Jerusalem mendjadi pusat agama Jahwe, usaha mana lama-kelamaan diselesaikan.

(0.96) (2Sam 15:20) (jerusalem: mudah-mudahan TUHAN menunjukkan) Ini ditambahkan menurut terjemahan Yunani, sebab hilang dari naskah Ibrani.
(0.77) (2Sam 19:9) (sh: Strategi Daud. (Sabtu, 11 Juli 1998))
Strategi Daud.

Meski Daud telah memperoleh kemenangan dalam menumpas pemberontakan Absalom, tetapi untuk memimpin kembali rakyat yang pernah menolaknya bukanlah perkara mudah. Daud harus bijak supaya ia bisa diterima secara aklamasi, baik oleh kaum Israel, yang semula menyulut pemberontakan, maupun oleh kaum Yehuda.

Keberanian mengakui, keberanian mengampuni. Tidak setiap orang mampu melakukan seperti yang Daud lakukan terhadap Simei, menghapuskan begitu saja perbuatannya yang tak terpuji, walaupun sebenarnya Daud tidak dengan mudah melupakan perbuatan Simei itu (lih. Lebih+mudah+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">2:8,9">1Raj. 2:8,9). Daud mengambil langkah itu karena tahu bahwa saat itu adalah saat untuk membangun dan memulihkan bukan untuk membalas dendam. Sikap yang sulit ditemukan dalam kepemimpinan dewasa ini.

Pengampunan Kristus. Peristiwa dramatis di kayu salib mengingatkan kita bahwa Kristus memberikan pengampunan dengan memperhitungkan tindakan manusia yang berdosa ke atas diri-Nya sendiri. Hanya pengampunan dari Tuhan yang sungguh membebaskan kita dari tuduhan dan tuntutan dosa akibat dosa.

Renungkan: Melalui ketaatan, disiplin dan latihan, manusia ciptaan yang fana ini tumbuh menuju gambar dan rupa Allah yang kekal (Ireneus).

(0.77) (2Sam 22:1) (sh: Ketika diambang maut. (Jumat, 17 Juli 1998))
Ketika diambang maut.

Perjalanan hidup Daud bagaikan berjalan ditepi jurang maut. Beberapa kali nyawanya terancam. Betapa tak enaknya kehilangan rasa aman seperti itu. Mengapa Tuhan tak memberikan jalan mudah baginya Bukankah Daud mengemban tugas dari Tuhan? Pertanyaan seperti itu mungkin tak akan pernah terjawab. Tetapi Daud tetap berseru kepada Tuhan. Hal ini mengungkapkan dua dimensi iman: percaya tetapi juga mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Pernyataan ini mungkin sudah sedemikian sering kita dengar, namun tak mudah bukan? Kita sering terlalu yakin bahwa Tuhan akan mampu melindungi kita, lalu kita mencari jalan keluar dengan cara kita sendiri. Tak sepenuhnya bergantung kepada Tuhan.

Semakin kenal semakin mantap. Semakin berat perjalanan, semakin bertubi-tubi penderitaan. Hal ini membuat Daud semakin yakin bahwa sesungguhnya hanya Tuhan yang membuatnya bertahan. "Tuhan adalah sandaran bagiku", begitulah ungkapan imannya. Bila Tuhan mengizinkan ada kerikil-kerikil tajam di perjalanan hidup kita, tak lain agar kita makin erat menyerahkan tangan kita dalam genggaman tangan Tuhan supaya langkah ini tidak tergelincir.

Doa: Tolonglah kami terus memandang Engkau ditengah kekelaman hidup sekalipun

(0.74) (2Sam 18:19) (sh: Pilihan yang sukar. (Kamis, 09 Juli 1998))
Pilihan yang sukar.

Mengambil keputusan apalagi membuat pilihan yang paling tepat, tidaklah mudah. Tindakan Yoab membunuh Absalom di satu sisi telah mengakhiri peperangan, tetapi di sisi lain dia tidak mematuhi perintah atasan. Kini dia harus memilih utusan yang akan mengabarkan kedua hal ini, Ahimaaskah atau orang Etiopia? Pilihannya tidak pasti karena akhirnya ia membiarkan mereka berdua menyampaikan berita itu kepada Daud. Ia mendua mungkin karena bingung bagaimana menyampaikan kabar baik dan buruk akibat ketidaktaatannya itu.

Menyampaikan berita secara benar. Antara keinginan dan kenyataan itu terkadang tidak seirama. Banyak orang yang pada awalnya tersentuh hati nurani untuk menegakkan kebenaran, menjunjung tinggi kejujuran, tetapi hanya sampai pada keinginan saja tanpa berusaha untuk merealisasikannya.Itulah yang terjadi pada Ahimaas. Ketika dia berhadapan dengan Daud, semangat menyatakan yang benar menjadi luntur bahkan akhirnya dia berbohong (ayat Lebih+mudah+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">29). Berbeda dengan orang Etiopia, dia menyampaikan berita apa adanya, tanpa dikurang dan tanpa diberi bumbu penyedap. Menurut kita mana yang baik?

Doa: Oh, Tuhan, jauhkan kami dari keinginan berkata dusta. Memang seringkali kami tidak tahu bagaimana menyatakan kebenaran. Jangan biarkan kami sendiri tanpa bimbingan-Mu.



TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA