Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 4 dari 4 ayat untuk Kaujanjikan dengan bersumpah AND book:40 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mat 5:33) (sh: Jika ya katakan ya (Jumat, 7 Januari 2005))
Jika ya katakan ya

Di manakah kita bisa mendapatkan kebenaran? Bahkan di pengadilan pun kadang kita dapat menemukan saksi yang berbohong. Padahal ia sudah disumpah untuk hanya mengatakan kebenaran. Celakanya lagi, banyak orang yang sengaja menerima kesaksian palsu itu sebagai kebenaran.

Dalam bacaan ini kita menemukan bahwa Perjanjian Lama menekankan integritas umat untuk tidak bersumpah palsu (ayat 33). Bersumpah berarti mengikutsertakan Tuhan dalam kesepakatan bahwa apa yang dikatakan oleh orang yang bersumpah itu benar. Bersumpah palsu berarti mengklaim bahwa Tuhan akan membenarkan orang tersebut bahkan ketika ia berbohong. Dengan kata lain orang yang bersumpah palsu "menjebak" Tuhan untuk membenarkan dirinya. Itu sama saja dengan menjadikan Tuhan pembohong.

Oleh karena kenyataan banyak orang menyalahgunakan sumpah untuk membenarkan dirinya, Yesus menegaskan bahwa orang yang percaya kepada-Nya tidak perlu bersumpah. Bila dipertanyakan kebenarannya, seorang pengikut Tuhan cukup mengatakan ya bila ya dan tidak bila tidak (ayat 37). Pengikut Tuhan tidak memiliki hak untuk mengklaim Tuhan membela dirinya (ayat 34-36). Janji Tuhan untuk membela anak-anak-Nya merupakan anugerah semata. Artinya pengikut Tuhan harus hidup sedemikian sehingga kata-katanya, baik "ya" maupun "tidak" sudah cukup menjadi jaminan kebenaran.

Era ini sering disebut sebagai era informasi. Informasi dalam sekejap mata dapat beredar ke seluruh dunia. Namun, informasi yang beredar bisa sangat menyesatkan. Isinya penipuan dan kebohongan namun karena dibungkus dengan kata dan gambar yang sangat memikat akhirnya diterima sebagai kebenaran. Anak Tuhan harus memerangi kebohongan seperti itu. Caranya adalah dengan berkata benar, bersikap dan bertindak benar pula.

Renungkan: Integritas Kristen terlihat ketika mulut sepadan dengan hati, tingkah laku selaras dengan perkataan.

(0.93) (Mat 26:69) (sh: Penyangkalan Petrus. (Selasa, 7 April 1998))
Penyangkalan Petrus.

Petrus yang tegar di gelar batu karang, ternyata takluk di tangan seorang wanita (ayat 69, 70). "Aku tidak tahu apa yang engkau maksud". Penyangkalan Petrus semakin lama semakin keras dan semakin menyakitkan. Mula-mula dia hanya menyangkal, kemudian dia menyangkal dan bersumpah (ayat 72), "aku tidak kenal orang itu". Setelah itu ia bukan saja bersumpah, tetapi malahan bersumpah dan mengutuk (ayat 74). Petrus yang kokoh hancur berkeping-keping. Ia yang diajarkan untuk rendah hati dan menyangkal diri, sekarang malah menyangkal Tuhan dan Juruselamatnya. Bukankah yang seperti itu seringkali terjadi dengan kita? Dosa yang satu berkembang ke dosa lain yang semakin keras dan menyakitkan hati Tuhan.

Air mata Petrus. Inilah air mata yang tulus. Air mata tumpah, karena sadar bahwa dirinya telah mengkhianati kasih Tuhannya. Karya-karya besar serta pengalaman Petrus kelak, sebenarnya bermula dari air mata yang tumpah ini. Semua keangkuhan dan rasa percaya diri yang berlebih-lebihan hancur lebur dan yang tinggal hanyalah kerendahan hati dan penyesalan.

Renungkan: Kegagalan sedalam apapun bila diakui dengan rendah dan hancur hati, adalah kesempatan Allah yang paling besar.

Doa: Jauhkanlah dari kami bencana menyangkal Yesus.

(0.89) (Mat 5:33) (sh: Antara kata dan hati (Minggu, 4 Januari 1998))
Antara kata dan hati

Sumpah bertujuan untuk mengukuhkan kebenaran dan meneguhkan kebohongan. Manusia Yahudi menggolongkan sumpah ke dalam dua hal. Pertama, kalau menyebut nama Allah, sumpah itu mengikat dan mengharuskan orang yang bersumpah untuk menepatinya. Kedua, kalau sumpah itu tidak atas nama Yerusalem atau nama Allah -- misalnya atas nama langit dan bumi, atau atas nama kepalanya sendiri disebut tidak mengikat, sehingga orang itu tidak harus menepatinya. Tuhan Yesus menentang anggapan tersebut. Hidup tidak dapat dibagi dalam dua bagian: bagian yang di dalamnya ada Allah dan bagian yang di dalamnya tidak ada Allah. Allah selalu ada dan hadir. Bersumpah atau tidak bersumpah Allah terlibat menyaksikan semua tingkah laku manusia. Karena itu kata dan hati tidak boleh dipisah. Pengikut Kristus harus memiliki integritas hati dan kata.

Keadilan dan kasih. Kehidupan orang percaya, sering terjebak dalam dualisme, di gereja kudus dan di luar gereja boleh semaunya. Dualisme seperti ini salah total sebab manusia yang dualistis hidup dalam kepalsuan. Sikap demikian bisa jadi berhubungan erat dengan kesalahan menafsirkan arti perintah Tuhan. Hukum mata ganti mata, gigi ganti gigi seringkali ditafsirkan seolah Allah menginginkan balas membalas dalam kehidupan manusia. Tetapi maksud firman itu ialah agar orang yang bersalah diperlakukan dengan adil, tidak dijatuhi hukuman lebih berat atau lebih ringan. Di lain pihak, pengikut Kristus sadar bahwa kejahatan tidak dapat diatasi oleh kekerasan hukum tetapi oleh kekuatan kasih. Sambil berusaha menegakkan hukum, pengikut Kristus berupaya untuk mengalah menahan diri (ayat 39), bermurah hati (ayat 40-42), bergantung pada kasih karunia Allah (ayat 43-44). Kelakuan sosial Kristen adalah kelakuan yang memberlakukan sikap Kristus sendiri.

Renungkan: Bukankah kita yang telah menerima kasih Allah dalam Kristus sadar bahwa hanya kasih dapat merubah hidup?

Doa: Di tengah hidup yang penuh kepalsuan dan kekerasan, berilah kekuatan untuk hidup benar dan mengasihi.

(0.70) (Mat 5:37) (ende)

Maksud adjaran Jesus ini: seorang murid Jesus harus djudjur demikian pasti, sehingga tak ada alasan orang menuntut penjumpahan dari padanja. Jesus bukan hendak melarang bersumpah samasekali, terlebih tidak kalau dituntut oleh pihak jang resmi. Jesus sendiri pernah bersumpah. Bdl. Mat 25:16-22 dan Mat 26:65. Rom 1:5 dan 2Ko 1:23 dll.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA