Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 10 dari 10 ayat untuk Kakiku (0.000 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 94:18) (ende: kakiku gojah)

disini berarti: binasa.

(0.71) (Hab 3:16) (bis: kakiku tersandung)

Kemungkinan besar artinya: kakiku tersandung; Ibrani: aku bingung, karena.

(0.71) (Mzm 94:18) (jerusalem: Kakiku goyang) Artinya di sini: jatuh binasa, mati.
(0.57) (Mzm 73:2) (jerusalem: kakiku terpeleset) Artinya: hampir jatuh secara rohani, hampir murtad dengan memperhatikan kesejahteraan "pembual".
(0.36) (Ayb 13:27) (ende: menandai telapak kakiku)

Allah se-akan2 memberi tanda diatas telapak kaki Ijob untuk dengan lebih mudah mengikuti bekas2 kakinja karena tanda jang aneh itu. "Berdjalan" disini, seperti sering kali, berarti: berlaku, tjara hidup.

(0.13) (Kel 13:17) (sh: Dulu tiang awan dan tiap api, sekarang? (Senin, 18 April 2005))
Dulu tiang awan dan tiap api, sekarang?


Setiap orang yang berpergian biasanya selalu mencari jarak yang terdekat untuk sampai pada tujuan. Selain menghemat bahan bakar juga menghemat waktu. Namun, tidak demikian dengan pimpinan Tuhan atas bangsa Israel. Tuhan tidak menuntun bangsa Israel untuk pergi ke Kanaan melalui jalan yang paling dekat, tetapi justru melalui jalan yang berputar melewati padang gurun (ayat 18).

Tuhan memimpin bangsa Israel melalui padang gurun bukan semata-mata untuk menghindari peperangan di awal perjalanan yang dapat menyebabkan Israel menyesal ke luar dari Mesir lalu berniat untuk kembali ke sana (ayat 17b). Tuhan berkehendak melatih iman mereka untuk menerima kepemimpinan-Nya. Iman itu sudah ditunjukkan dengan kesediaan mereka keluar dari Mesir sambil membawa serta tulang-tulang Yusuf, nenek moyang mereka, agar dikuburkan di tanah perjanjian (ayat 19; Kej. 50:24-25). Jadi, mereka sudah memercayai janji Allah. Sekarang mereka belajar memercayai cara Allah memimpin mereka. Apakah cara Allah itu? Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan dengan jelas menyatakan pimpinan-Nya dengan berjalan di depan bangsa Israel. Pada siang hari Tuhan memimpin dalam tiang awan dan dalam tiang api untuk menerangi mereka pada malam hari (ayat 21-22). Pimpinan Tuhan ini tidak hanya dinyatakan pada awal perjalanan mereka, tetapi secara konsisten Tuhan memimpin langkah-langkah mereka menuju ke Tanah Kanaan.

Hari ini Tuhan memimpin Gereja dalam perjalanan mengarungi padang gurun dunia ini. Tuhan memimpin orang Kristen bukan melalui tiang awan atau tiang api, namun melalui firman Tuhan. Alkitab adalah firman Tuhan. PeMazmur menulis "Firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz. 119:105). Oleh karena itu untuk mengetahui pimpinan Tuhan dalam hidup Anda, baca dan pelajari Alkitab.

Renungkan: Pimpinan Tuhan jelas dan tegas, nyata dalam firman-Nya. Itu sebabnya anak-anak Tuhan harus membaca dan merenungkannya.

(0.13) (2Raj 14:1) (sh: Ceroboh & sombong membawa petaka (Selasa, 28 Juni 2005))
Ceroboh & sombong membawa petaka


Apakah musuh terganas yang mengintai seseorang di balik keberhasilannya? Jawabnya adalah kecerobohan dan kesombongan.

Takhta kerajaan Yehuda yang Allah berikan kepada Amazia di usianya yang ke-25 sungguh merupakan anugerah yang mulia. Apalagi Alkitab mencatat bahwa ia melakukan apa yang benar di mata Allah (ayat 1-3). Oleh karena itu, Allah memberinya kemenangan melawan Edom serta menghadiahkan kota Sela sehingga kegembiraan Yehuda menjadi lengkap (ayat 7). Ketegasannya untuk menyingkirkan pegawai-pegawai yang telah membunuh ayahnya patut diacungi jempol, apalagi hal ini dilakukan setelah kerajaannya kokoh. Kebijakan ini dapat mencegah kemungkinan terjadinya pemberontakan (ayat 5-6). Sayangnya, dia tidak sekaligus menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sehingga bangsa Yehuda tetap mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit pengorbanan (ayat 4).

Namun, siapa yang dapat menduga kesuksesan yang Allah berikan ini jutru membuat Amazia tergelincir dalam kecerobohan dan kesombongan. Kesalahan kedua yang dilakukan oleh Amazia adalah mengirim tantangan kepada Kerajaan Israel. Apa gunanya mengadu kekuatan? Sesuatu yang sebenarnya tidak boleh terjadi antar saudara kandung (ayat 8). Peringatan Tuhan melalui jawaban Yoas itu sama sekali tak dapat meredakan kesombongannya (ayat 9-11). Akhirnya bukan hanya Amazia yang harus membayar kekalahan ini, namun juga Yerusalem dengan Bait Allah serta seluruh Yehuda (ayat 12-14).

Kecerobohan dan kesombongan selalu menyebabkan umat Allah menderita. Keduanya bagaikan pintu terbuka yang di baliknya telah menunggu suatu petaka. Cara untuk menghindarinya ialah dengan mempertajam kepekaan mendengar firman-Nya bagi hidup kita.

Renungkan: Firman-Nya adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mzm. 119:105)

(0.13) (Luk 1:57) (sh: Mulutku puji nama-Nya (Jumat, 26 Desember 2003))
Mulutku puji nama-Nya

Ingat lagu sekolah minggu: “Tanganku kerja buat Tuhan, mulutku, puji nama-Nya, kakiku berjalan cari jiwa, upahku besar di Surga”? Zakharia akhirnya memperoleh kembali suara yang telah dicekal Tuhan darinya. Maka iapun “berkata-kata dan memuji Allah.”

Ketika akhirnya Elisabet melahirkan, yang bersukacita bukan hanya keluarga tetapi juga tetangga, serta sanak saudara. Mereka semua turut menyatakan syukur, merayakannya dan ikut berpartisipasi di dalam upacara keagamaan yang menjadi kewajiban keluarga (penyunatan dan pemberian nama). Namun, kesukacitaan itu bukan semata untuk merayakan kelahiran putra Zakharia dan Elisabet saja, tetapi karena peristiwa itu membuktikan betapa besar rahmat Tuhan. Masalah muncul ketika mereka hendak memberi nama si bayi. Menurut tradisi yang berlaku saat itu, nama bayi laki-laki itu harus sama dengan nama ayahnya. Namun, kali ini Elisabet dan Zakharia tidak mengikuti tradisi. Zakharia menuliskan “Yohanes” sesuai pesan malaikat kepadanya, untuk menamakan bayi itu demikian. Ketika itu juga suara Zakharia dipulihkan kembali oleh Tuhan. Ia dilepaskan dari belenggu kebisuan.

Pengakuan Zakharia terhadap kepastian nama Yohanes bagi bayinya merupakan bentuk ketaatannya kepada Allah, sesuai dengan nubuat Gabriel (lih. 1:20). Pengakuan Zakharia bahwa Allah berdaulat dan sikap menerima kehendak Allah itulah yang membukakan mulut dan membebaskan dirinya dari kebisuan beberapa saat. Kini Zakharia telah mempersiapkan hati dan mulutnya untuk menaikan puji-pujian.

Renungkan: Kapan terakhir kali Anda membisukan mulut Anda dari memuji Tuhan? Haruskah Anda menunggu perbuatan ajaib Tuhan lebih dahulu dinyatakan baru memuji Tuhan? Jangan-jangan yang diberikan Tuhan justru kebisuan-kebisuan akibat ketidakpercayaan Anda.

(0.13) (Kis 16:1) (sh: Rekan kerja dan Roh Kudus (Kamis, 26 Mei 2005))
Rekan kerja dan Roh Kudus


Kesuksesan dalam pelayanan bukan dihasilkan semata-mata oleh kemampuan diri sendiri meskipun seseorang memiliki talenta. Ada faktor-faktor lain yang berperan, misalnya rekan kerja yang sehati. Jelas, faktor yang terpenting adalah pimpinan Roh Kudus.

Perjalanan pewartaan Injil telah membawa Paulus ke Kota Listra. Itulah kota asal Timotius. Dari latar belakang dan kesaksian hidup Timotius, Paulus segera menyadari potensi anak muda itu sebagai rekan kerjanya (ayat 1-2). Paulus segera merekrut Timotius (ayat 3). Dengan rekan kerja baru, pelayanan pewartaan Injil dapat lebih diperluas. Injil segera diwartakan dari kota ke kota (ayat 4-5). Semua keberhasilan itu tentu dikarenakan kepekaan dan ketaatan Paulus dan rekan-rekannya akan pimpinan Roh Kudus. Demikian juga mereka taat ketika Roh Kudus memberikan penglihatan baru. Roh Kudus melarang mereka masuk ke Asia, sebaliknya mengarahkan mereka melihat ke daratan Eropa (ayat 6-9). Ketaatan mereka akan membawa Injil masuk ke daratan Eropa. Kelak Injil akan tiba di Kota Roma. Roma saat itu adalah pintu gerbang menuju seluruh dunia. Dengan demikian langkah ketaatan pada visi Makedonia ini adalah langkah pasti menuju ke penggenapan nubuat Tuhan Yesus, "... kamu akan menjadi saksi-Ku... sampai ke ujung bumi" (Kis. 1:8).

Panggilan untuk mengabarkan Injil sampai ke ujung bumi masih sangat relevan untuk Gereja masa kini. Masih banyak daerah, suku, bangsa, dan bahasa yang belum mendengar Injil. Tuaian masih sangat banyak sementara pekerja terlalu sedikit (Mat. 9:37). Untuk itu, kita perlu meminta kepada Tuhan rekan-rekan kerja yang sehati dan sepanggilan. Kemudian dengan berdoa sungguh-sungguh dan merenungkan firman-Nya, kita meminta pimpinan Roh yang jelas ke mana Tuhan mau utus kita pergi.

Tekadku: Aku mau menjejakkan kakiku untuk mengabarkan Injil ke tempat-tempat di mana karya salib-Mu belum didengar orang.



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA